Flashback On
SMA Tunas Bangsa
Triiing!!!
Bel jam pulang sekolah akhirnya berbunyi. Hampir semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing, kecuali Alya beserta dua sahabatnya, Dhea dan July, yang selalu memilih untuk keluar kelas paling terakhir dibandingkan teman-teman mereka yang lain.
"Eh, lo berdua mampir ke rumah gue, ya? Hari ini bang Jay lagi ulang tahun, dan nyokap gue bikin acara kecil-kecilan gitu terus nyuruh gue buat ngajak kalian berdua buat datang ke rumah," kata Dhea pada Alya dan July.
"Oke sip," jawab Alya dan July bersamaan.
"Ah, gue tuh ya, paling seneng kalo ada ajakan makan-makan begini ke rumah Dhea, selain masakan nyokapnya enak banget, bang Jay juga cakep banget."
"Idih ... abang gue udah punya pacar kali," ucap Dhea.
"Ya gak apa-apa. Kan pacar bang Jay bisa gue tikung," kata July dengan PD-nya.
"Coba aja kalo lo gak takut nangeees," ledek Dhea.
"Siapa takut?" balas July.
"Sudah, sudah. Lo berdua tuh, ya, hobby banget adu mulut," kata Alya menengahi kedua sahabatnya tersebut.
Saat ketiga gadis berseragam putih abu-abu tersebut melewati lorong dekat parkiran, mereka secara tidak sengaja mendengar dua orang menyebut-nyebut nama Alya.
"Bro, share dong videonya si Alya, gue juga pengen liat. Penasaran gue," kata seorang siswa laki-laki pada temannya.
"Oh, gak bisa, Bro. Gue yang udah capek-capek manjat tembok buat ngintip dia ganti baju di toilet, masa lo mau enaknya sih tinggal ambil aja. Usaha dong," kata siswa laki-laki yang memiliki postur lebih besar dan lebih tinggi dari temannya tersebut.
"What? Gue gak salah denger, 'kan?" tanya Dhea sembari menarik tangan Alya dan July agar kedua sahabatnya itu juga ikut berhenti di tempat bersamanya.
"Iya, iya, kita juga denger kok," jawab July.
Sementara itu, Alya yang disebut-sebut namanya hanya bisa memutar bola matanya dengan malas. Tanpa melihat orangnya pun, dia sudah tahu siapa yang sedang membicarakannya tersebut.
"Gila ya tuh anak, gak ada bosan-bosannya cari masalah sama gue." Seketika Alya mendadak emosi. Siapa lagi yang berani mengganggunya di sekolah kalau bukan Adam, kakak kelasnya yang resek yang dulunya pernah Alya tolak pernyataan cintanya sebanyak 3 kali.
"Jangan mentang-mentang orang tuanya yang paling kaya di banding semua siswa yang ada di sekolahan ini, dia jadi mau seenaknya mengganggu gue. Dia pikir gue gak bisa bales. Liat aja, kali ini gue gak bakalan tinggal diam, gue bakalan ngasih dia pelajaran, berani-beraninya dia ngintip gue di kamar mandi."
Alya berjalan cepat penuh amarah ke arah Adam dan temannya, dan tentunya kedatangannya tidak disadari oleh kedua kakak kelasnya tersebut. Dengan cepat Alya langsung merampas ponsel yang ada di tangan Adam. Mata Alya langsung membelalak saat melihat gambar dirinya pada layar ponsel Adam yang hanya mengenakan tank top tali spaghetti berwarna hitam. Setelah itu, Alya juga masih menemukan video berdurasi pendek saat dirinya tengah mengganti pakaian olahraganya dengan seragam putih abu-abu yang sekarang ini dia kenakan. Melihat video tersebut, Alya sangat yakin bahwa Adam mengambil gambar dan video dirinya tersebut tadi pagi.
"Alya, balikin handphone gue," kata Adam, tapi Alya justru menatapnya dengan tajam disertai mata merah yang sudah berkaca-kaca. Terlihat jelas bahwa gadis itu sangat marah padanya.
Plak!
Saking emosinya, Alya langsung mendaratkan tamparan di pipi mulus Adam.
"Bang sad lo ya! Kurang ajar!"
Plak!
Sekali lagi Alya mendaratkan tamparan di sisi lain pipi Adam.
Sementara itu, Adam yang mendapat dua kali tamparan dari Alya merasa dirinya seperti terkena mental. Seumur-umur, ini pertama kalinya ada orang yang berani memukulnya, tapi menyadari kesalahan besar yang sudah dia perbuat, Adam tentu saja tidak bisa melawan apalagi melakukan pembelaan atas perbuatannya, karena bukti kejahatannya jelas-jelas sudah ada di tangan Alya. Dan juga, dia memang pantas mendapatkan tamparan dari gadis tersebut.
"Adam Al-Farizi! Gue salah apa sama lo, hah?! Tega-teganya lo mau mempermalukan gue kayak gini!" Alya mencengkeram kerah seragam Adam yang jauh lebih tinggi darinya. Meski pun badan Alya kecil, tapi gadis itu memang terkenal galak dan pemberani. Tidak ada satu orang pun yang berani mengusiknya di sekolah selain Adam, karena dia tidak akan segan-segan untuk melawan jika ada yang berani mengganggunya.
Jika sebelum-sebelumnya Alya lebih memilih untuk bersikap abai jika Adam selalu berusaha untuk mengganggunya, lain halnya dengan sekarang, Alya tidak akan diam lagi karena perbuatan kakak kelasnya itu sungguh sudah sangat keterlaluan, sehingga membuat Alya sakit hati dan semakin membenci Adam.
"Alya, gue-"
"Sst, diam. Gue masih punya satu hadiah buat lo, Adam Al-Farizi." Alya melepas cengkeraman tangannya pada kerah seragam Adam. Lalu mengedarkan pandangannya ke tanah. Begitu melihat sebuah batu besar, Alya segera mengambilnya lalu menumbuk ponsel Adam menggunakan batu besar tersebut hingga hancur.
Tak!
Tak!
Tak!
Mata Adam, Dhea, Mona, beserta teman Adam hanya bisa membulat terkejut saat mereka semua menyaksikan Alya menghancurkan ponsel mahal Adam yang seharga motor itu dengan batu besar hingga membuat layarnya pecah, hancur tak berbentuk.
Setelah menghancurkan ponsel milik Adam, Alya pun pergi dari sana disusul oleh kedua sahabatnya.
B e r s a m b u n g ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sweet Girl
Yaaa sayang sekali Alya...
mending di ambil Bawak pulang...
sekalian minta tu charger nya.
2023-10-29
0
Afternoon Honey
ini pertama kalinya baca karya mu author 💐
2023-10-25
0
X
bang sa dar
2023-03-07
1