Back To Mantan

Back To Mantan

Bab 1 BTM

Assalamualaikum readers tersayang, selamat berjumpa kembali dikarya othor yang baru ini.

Sebelumnya othor minta favoritkan dulu ya sebelum dibaca, dan jangan lupa like dan komentar. Rating bintang lima juga sangat othor harapkan.

Perkenalkan nih tokoh kita yang cantik dan ganteng.

Ms. Vanilla Granola. Guru Bimbingan dan Konseling SMP. Tunas Bangsa.

Dan ini dia, si tampan tapi arogan. CEO kita, Hazel Almondo.

Kelas VII.A SMP Tunas Bangsa di jam istirahat.

Keributan sedang terjadi di dalam kelas yang berpenghuni sebanyak 32 orang itu. Bunyi sorak maupun teriakan beberapa siswa membuat suasana kelas bagai akan pecah dan menambah suasana semakin panas.

"Ayo pukul!"

"Hentikan! Awas!"

"Kurang ajar!"

Bugh

"Aaaaaa! Yoga wajahmu berdarah!"

Bugh

"Tarik bajunya Tri! Lepaskan mereka berdua!' teriak Gea histeris.

"Ayo Win, kamu bisa!" teriak yang lain memberi semangat.

Bugh

Bugh

Yoga dan Darwin saling menendang dan memukul sampai wajah mereka benar-benar sudah babak belur.

"Kalian ini gimana sih? kok dibiarkan aja!" tegur sang ketua kelas dengan wajah kesal. Ia berusaha menerobos kerumunan di dalam kelas itu. Tetapi tidak ada yang memberinya jalan.

Semua siswa penasaran dan saling mendorong untuk melihat apa yang terjadi. Suara-suara ribut di dalam kelas itu semakin menambah keriuhan di dalam kelas.

Pergumulan antara Darwin dan juga Yoga tak bisa dihentikan hanya dengan suara teriakan siswa-siswi yang sangat heboh itu.

Bukannya mengamankan perkelahian, mereka malah membuat suasana semakin panas seolah mereka sedang menonton pertandingan tinju di sebuah ring.

Plak!

Vanilla Granola, wali kelas VII.A sekaligus adalah guru BP sudah berada di ruangan atas laporan salah satu siswi di kelas itu.

Plak!

Sekali lagi guru cantik berhijab itu memukul meja dengan menggunakan sebuah penggaris yang terbuat dari kayu untuk menghentikan perkelahian siswanya.

Seketika ruang kelas langsung sepi. Mereka baru sadar kalau bunyi pukulan di meja itu adalah pukulan mistar sang wali kelas.

Darwin dan Yoga belum saling melepaskan. Mereka masih saking mencengkeramkan kerah kemeja putih mereka masing-masing.

"Darwin dan Yoga ke ruangan ibu sekarang!" Vanila Granola menunjuk dua pelaku perkelahian itu dengan ujung mistarnya kemudian meninggalkan ruang kelas itu diikuti tarikan nafas semua siswa.

Darwin Atmaja dan Yoga Putra saling melepaskan cengkraman tangan mereka kemudian mengikuti Vanilla Granola sang wali kelas sekaligus guru BP di sekolah itu.

"Duduk dan tulis nama orang tua atau wali yang bisa saya hubungi!" titah guru cantik berhijab itu dengan suara tegasnya.

"Baik Bu!" jawab Darwin dan Yoga patuh. Mereka berdua meraih kertas dan sebatang pena yang sudah disiapkan oleh guru muda itu.

Setelah menulis nama dan nomor handphone wali atau orang tua mereka, Vanilla Granola memulai tugasnya sebagai guru Bimbingan konseling bagi anak yang sedang bermasalah seperti kedua anak yang ada di hadapannya ini.

"Katakan pada ibu, kenapa kalian berkelahi?!"

"Yoga Bu."

"Darwin yang mulai Bu."

"Bukan saya Bu tapi Darwin."

"Yoga yang mencoret seragam saya Bu."

Kedua siswa berusia sekitar 12 tahun itu saling menunjuk dan tidak mau mengakui siapa yang memulai perkelahian itu hingga Vanilla Granolla merasakan emosinya memuncak karena kesal.

"Baiklah, kalau kalian berdua tidak ada yang mengaku terlebih dahulu. Nah sekarang lihat ini," Vanilla Granola menunjuk sebuah kaca besar yang ada di samping tempatnya duduk.

"Lihat wajah kalian yang sudah hancur seperti itu." Yoga Putra dan Darwin Atmaja mengikuti arah pandang ibu guru cantik yang ada dihadapan mereka.

Kedua siswa itu bisa melihat wajah mereka nampak sangat kacau dengan bekas darah dan lebam di hampir seluruh permukaan wajah mereka.

"Gimana? masih tampan?" tanyanya pada kedua siswanya itu yang lama terdiam dengan wajah menunduk.

"Pernah tidak kalian mikir bagaimana perasaan orang tua, Mama dan Papa saat lihat wajah kalian seperti ini?"

"Mereka melepas kalian kesekolah setiap pagi dengan senyum dan harapan yang sederhana, yaitu kalian kembali ke rumah dengan membawa ilmu pengetahuan."

"Papa dan Mama banting tulang cari nafkah untuk bisa menyekolahkan kalian di sekolah mahal ini untuk apa?"

"Supaya kalian bisa mendapatkan yang terbaik seperti anak-anak yang lainnya."

"Mengerti kalian?"

"Mengerti Bu."

"Nah bagus, tapi ibu lihat dicatatan buku ini. Dalam setahun ini kalian sudah 3 kali lho masuk kesini dengan kasus yang sama." Vanilla Granola memandang dua siswa itu intens.

Kedua siswa itu semakin menundukkan kepalanya karena merasa bersalah.

"Surat-surat peringatan saat kalian melanggar sampai gak nih kepada Mama dan Papa kalian?"

"Sampai Bu." jawab Darwin dengan cepat. Yoga tidak menjawab. Anak itu hanya menjalin jari-jarinya dibawah meja.

"Yoga?" Vanila Granola memanggil nama siswa tampan dan terkenal dari keluarga kaya itu.

"Surat-surat itu tidak pernah sampai Bu. Papa selalu sibuk dan Mama sudah lama gak ada." guru BP cantik itu menarik nafas berat.

Broken home, kasihan sekali. ujarnya membatin.

"Kalau begitu kalian tulis janji ini sampai orang tua kalian datang ke sekolah ini!" Vanilla Granola menyerahkan satu buah buku baru berisikan 50 lembar kepada kedua anak didik yang bermasalah tersebut.

"Sampai datang Bu?" tanya Yoga dengan pandangan mata tak percaya.

"Iya kenapa?"

"Tapi Papa saya biasanya sangat sibuk dan mungkin akan memakan waktu lama untuk sampai ke sekolah ini Bu."

"Tidak apa Yoga, ibu akan tetap menunggu."

"Meskipun sampai malam atau sampai jam kerja di Perusahaannya selesai?"

"Yoga!, kerjakan cepat tugasmu dan tidak perlu banyak bertanya. Ibu akan pastikan papamu datang hari ini!" ujar Vanilla Granolla dengan tatapan tajam pada siswanya itu.

"Iya ibu. Saya harap demikian." ujar siswa berusia 12 tahun itu kemudian segera menulis kata-kata perjanjian untuk tidak mengulangi perkelahian itu lagi.

Drrrt

Drrrt

Hazel Almondo menatap layar handphonenya dengan tatapan tak terbaca. Ia mengabaikan panggilan itu dengan langsung mematikan sambungan telepon itu.

Pengusaha muda itu sangat tidak menyukai kalau ada gangguan berupa telepon yang masuk saat ia sedang meeting atau sibuk bekerja.

Pukul lima sore saat pekerjaannya sudah selesai, pimpinan perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa travel itu baru mengaktifkan handphonenya.

Rentetan notifikasi laporan panggilan dan pesan berebut berbunyi meminta perhatiannya. Hazel Almondo biasanya hanya ingin membuka nomor yang ia kenal.

Tetapi perhatiannya kini tertuju pada satu nomor baru yang melakukan panggilan sebanyak puluhan kali. Diikuti satu pesan yang membuatnya terhenyak.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Kepada bapak wali / orang tua atas nama Yoga Putra Almondo.

Saya adalah guru BP putra anda yang sedang terlibat masalah di sekolah. Mohon itikad baik anda untuk datang ke sekolah saat ini juga untuk membebaskan nya dari bermalam di tempat ini bersama nyamuk yang sedang kelaparan.

Mohon maaf, saya juga mempunyai urusan pribadi.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

TTD

Ms. Vanilla Granola

Guru BP yang unik, tetapi nama itu? ah tidak mungkin.

Dia tidak mungkin menjadi seorang guru.

Ujarnya membatin. Hazel Almondo tersenyum samar.

*Bersambung

Hai jumpa lagi ya para readers tersayangnya othor. Ingat memberi like dan komentar ya😍

Terpopuler

Comments

Tebe'e

Tebe'e

Aku sudah mampir, Thor. Ceritanya bagus ⭐⭐⭐⭐

2022-11-24

1

Bhebz

Bhebz

makasih banyak akak

2022-11-23

1

UQies (IG: bulqies_uqies)

UQies (IG: bulqies_uqies)

Aku mampir kak 😊

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!