"Aku gak mau ketemu Hazel Bu, dia menyebalkan. Dan aku benci padanya." ujar Vanilla saat sang ibu mengajaknya ke rumah Hazel Almondo sang suami.
Kesepakatan kedua orangtua pasangan itu adalah saat selesai Ujian Nasional pasangan itu bisa hidup bersama layaknya suami istri. Jadi sekarang waktunya Vanilla Granola diantar oleh ibu dan ayahnya untuk mempersatukan mereka lagi.
"Jangan bicara seperti itu Van, gak baik lho sama suami sendiri juga." ujar Linda sang ibu dengan berusaha untuk memberikan nasehatnya pada putrinya.
"Pokoknya aku gak mau ibu, biar kita berdua pisah aja." ucap Vanilla Granola dengan nada kesal. Gadis itu merasa sangat sakit hati dengan kata-kata yang diucapkan oleh pria itu padanya.
"Astaghfirullah, ngomongnya kok gitu Van. Pernikahan itu bukan permainan. Yang gampang diucapkan kemudian gampang juga diputuskan begitu saja." Linda menatap putrinya itu dengan senyum diwajahnya.
Ia sangat paham dengan perasaan putrinya karena usianya saja saat ini masih sekitar 17 tahun. Usia yang masih sangat labil.
"Ayahmu sudah siap tuh. Ayo cepat kami antar kamu ke rumah suamimu." lanjutnya kemudian menarik tangan putrinya yang sangat cantik itu. Dengan bersungut-sungut tak rela Vanilla pun bersiap dengan pakaian kasual seadanya.
"Vanny, pakaian kamu tidak sopan nak. Masak mau ketemu mertua kamu malah tampil seperti ini?" Linda menatap tak percaya penampilan putrinya yang nampak sangat santai seperti akan bermain dengan teman sekolahnya.
"Ya ampun ibu, kita tidak akan menghadiri pesta juga. Ngapain pakai pakaian yang ribet segala." bibir Vanilla mengerucut karena kesal.
"Pribadi seseorang itu dinilai dari penampilannya sayang, kalau kamu sudah berani tampil acak-acakan seperti ini, ibu yakin keluarga suamimu pasti tidak akan suka melihatnya."
"Iya ibu, aku akan ganti pakaianku." gadis itu pun kembali ke kamarnya dan mengganti lagi pakaiannya menjadi sebuah gaun sederhana namun elegan sepanjang lututnya. Rambutnya juga sudah ia ikat ekor kuda agar lebih rapih.
"Gini sudah bagus Bu?"
"Nah gitu dong, Itu kan gak malu-maluin." jawab Linda kemudian segera membawa kue-kue kering yang sudah ia buat untuk besannya yang juga merupakan sahabat dari suaminya.
Mereka berangkat dengan membawa satu koper kecil berisi pakaian Vanilla dan juga perlengkapan lainnya. Bagaimanapun juga hubungan yang sudah terjalin atas nama Allah ini harus tetap berlanjut.
Sesampainya mereka di rumah Hazel Almondo mereka mendapati rumah keluarga besannya justru sangat sepi.
"Pak Andrian kemana ya?" tanya Ibrahim pada security yang sedang berjaga di gerbang rumah besar itu.
"Semua orang mengantar tuan Hazel ke Bandara Pak."
"Memangnya mau kemana si Hazel,?" tanyanya lagi dengan wajah penasaran.
"Tuan Hazel. katanya akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Pak " jawab security itu sembari menundukkan wajahnya.
"Kita susul mereka Yah," ujar Linda pada suaminya yang nampak terdiam.
"Mereka kok gini sih, masak meninggalkan putri kita tanpa pamit atau apa? Mereka anggap apa hubungan ini?!" Linda meradang dengan emosi di dadanya.
"Kita pulang saja Bu, Ayah. Aku tidak apa-apa. Biarkan saja Hazel pergi."
"Tidak Van, kita tetap akan meminta pertanggungjawaban mereka nak. ini sungguh tidak benar. Ayo Yah. Kita segera menyusul mereka ke Bandara." ujar Linda dengan dada turun naik emosi.
Vanilla Granola hanya bisa terdiam. Ia juga sangat kasihan pada kedua orangtuanya yang diperlakukan tidak manusiawi seperti ini dari keluarga Hazel.
Meskipun ia tidak diinginkan setidaknya mereka harus meminta izin terlebih dahulu karena bagaimanapun juga hubungan mereka sekarang adalah besanan.
Setelah sampai di Bandara. Vanilla pun berusaha mencari dimana pria yang telah menikahinya dan ingin mencampakkannya begitu saja.
"Haze!" panggilnya pada pria yang baru turun dari mobil kedua orangtuanya itu.
"Vani? ngapain kamu kesini?" tanyanya pada gadis yang sudah dinikahinya itu. Vanilla Granola jadi canggung sendiri. Ia tidak tahu untuk apa ia datang karena pria itu sudah jelas-jelas mengatakan tidak mau bertemu dengannya.
"Kalian berdua masuk ke mobil dan bicara baik-baik." ujar Karina sembari meminta dua orang itu untuk duduk di dalam mobil mereka.
"Iya Ma," jawab Hazel kemudian menarik tangan Vanilla ke dalam mobil itu. Sedangkan Karina dan Andrian Almondo turun dari kendaraan itu agar pasangan itu segera menyelesaikan masalah mereka berdua.
"Kita pisah saja. Aku membebaskanmu Vanilla Granola." ucap Hazel Almondo saat mereka berdua baru saja duduk di dalam jok mobil itu. Gadis itu terdiam kemudian menarik nafasnya dalam-dalam. Ia tahu inilah yang seharusnya terjadi.
"Aku terima Haze. Terima kasih banyak." jawab Vanilla kemudian keluar dari mobil itu dengan berusaha menahan air mata yang ingin tumpah dari kelopak matanya.
"Apa kata suamimu Van?" tanya Linda yang menyambutnya beberapa meter dari mobil itu.
"Dia bukan lagi suamiku ibu, aku kembali jadi milik kalian, hiks."
"Biar ibu yang bicara padanya Van." Linda, sang ibu ikut menangis dan berusaha untuk menemui Hazel Almondo.
"Sudahlah ibu, aku tidak apa-apa. Dan mari kita pulang." ajak Vanilla sembari menarik tangan ibunya.
Ibrahim dan Almondo sekali lagi saling bertatapan. Mereka adalah teman lama tetapi tidak menyangka kalau putra-putri mereka akan berakhir seperti ini.
"Aku akan bicarakan dengan Hazel saat situasi sudah lebih tenang, Ibra. Saat ini ia sedang terpukul dengan berita-berita di sekolahnya. Dan aku mohon maafkan putraku. Ia sungguh belum dewasa."
Ibrahim mengangguk setuju dan menepuk bahu sahabatnya.
"Tidak apa. Mungkin lebih baik kalau mereka seperti ini. Jodoh mereka mungkin cuma beberapa hari. Aku akan mengambil kembali putriku." Jawab Ibrahim dengan perasaan yang sangat hancur.
Pria itu tak menyangka kalau putrinya akan secepat ini menjadi seorang janda. Ibrahim segera meraih Vanilla dalam pelukannya. Pria itu berusaha untuk tidak bersedih agar putrinya kuat.
"Tidak apa, kamu tetap akan menjadi putri ayah. Selamanya akan menjadi putri ayah. Ayo kita pulang ke rumah." Ibrahim merangkul dua perempuan kesayangannya itu dan melangkah menuju mobil mereka.
Hubungan ini tumbuh dan selesai dengan sangat cepat. Mereka bertiga tidak ingin menyalahkan keadaan. Mungkin nasib buruk memang milik Vanilla Granola. menjadi janda diwaktu yang sangat muda.
Linda terus menerus menyusut airmatanya. Ia hanya berharap putrinya itu masih suci dan belum dirusak samasekali oleh seorang Hazel Almondo.
Sementara itu, pesawat yang membawa Hazel Almondo ke Amerika sudah mulai terbang di angkasa. Pria itu akan melanjutkan kuliahnya di negeri Paman Sam dimana sang kakak tinggal bersama dengan keluarga kecilnya.
Andrian Almondo dan Karina saling bertatapan dengan perasaan campur aduk. Mereka merasa sangat bersalah pada keluarga Ibrahim sang sahabat.
*Bersambung
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Lee
gasskeun thor...💪💪😆
2022-11-23
1
tris tanto
mengntr thor
2022-11-18
1
Isss
ceritanya seru. ayo lanjutkan cepet Thor, siapa tahu beneran CLBK mereka 😂
2022-11-04
3