Pria tampan itu segera melajukan mobilnya ke arah sekolah Yoga Putra Almondo.
"Apa ibu tidak ingin pulang? ini sudah sangat sore." Yoga menekuk wajahnya karena sudah mulai bosan dan lelah. Buku tulis berisi 50 lembar itu sudah penuh dengan tulisan tangannya tetapi ia belum juga bisa keluar dari ruangan guru BP itu.
"Kita akan menginap di sini sampai Papamu datang dan menemui ibu di sini."
"Tapi, Bu." Yoga yakin papanya tidak mungkin datang. Siswa berusia 12 tahun itu ragu kalau usaha Ibu Vanilla Granolla akan berhasil.
Tok
Tok
Tok
"Semoga yang datang itu Papa, biar saya yang buka pintunya ibu." Yoga Putra Almondo segera berdiri dari duduknya dan membuka pintu ruangan itu.
"Yoga?"
"Syukurlah Papa datang. Ibu Vani ingin bicara sama Papa." anak itu membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan pria tampan berusia 30 tahun itu masuk dan duduk di depan seorang guru cantik berhijab itu.
"Maafkan saya ibu, karena datang terlambat." ucap Hazel Almondo dengan nada sopan, meskipun itu bukan sifat aslinya. Ia adalah salah satu pengusaha muda arogan di Dunia ini.
Vanilla Granola yang sejak tadi menyusun beberapa buku album hasil rekaman data siswa bermasalah segera menghentikan kegiatannya. Ia menoleh dan memandang wajah pria yang sedang duduk di depan mejanya itu.
Deg
Dadanya tiba-tiba berdebar keras. Mata mereka berdua tak sengaja terpaut satu sama lainnya.
"Vanilla?" Hazel Almondo dengan spontan menyebutkan namanya.
"Selamat sore Pak Hazel Almondo. Anda pasti sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk putra anda." Vanilla Granola berusaha menguasai perasaannya. Gadis itu berusaha mengabaikan panggilan pria dihadapannya.
"Ah iya. Maafkan saya Bu guru." ucap Hazel Almondo dengan nada kikuk. Entah kenapa ia begitu terpaku dengan sekap dewasa seorang Vanilla Granolla padanya.
"Tidak perlu minta maaf pada saya Pak. Cukup berikan waktu yang cukup pada Yoga. Jangan sampai anda menyesal karena menyia-nyiakan waktu berharga dimasa pertumbuhannya." jawab guru cantik itu sembari berpura-pura mengatur beberapa buku di atas mejanya.
"Uang bisa dicari Pak. Tetapi hubungan dan kedekatan dengannya jangan sampai hilang karena kesibukan."
"Tolong Pak. Luangkan waktu anda untuknya. Pantau kegiatannya di rumah maupun di luar. Sesungguhnya Yoga hanya butuh perhatian lebih dari anda sebagai orang tuanya." Vanilla Granola terus berbicara tanpa mau membalas tatapan pria yang pernah hidup bersamanya itu.
"Iya Bu Guru. Mulai saat ini saya akan memberikan waktu terbaik saya untuknya." Yoga yang menyimak pembicaraan mereka berdua langsung tersenyum senang. Itu artinya usahanya menjadi anak nakal berhasil dan akhirnya mendapatkan perhatian dari papanya.
"Nah, itu bagus Pak. Saya yakin dengan keterlibatan anda dalam mendidik Yoga maka bisa dipastikan kegiatannya yang selama ini membawa pengaruh buruk bisa segera dikurangi bahkan dihentikan." jelas guru bimbingan dan konseling itu sembari menatap penanda waktu di tangannya.
Hampir Magrib
Gadis itu segera berdiri dari duduknya karena ia merasa permasalahan siswanya itu sudah selesai kemudian berucap,
"Mohon maaf pak Almondo, bukan maksud saya untuk meminta anda dan nak Yoga pulang. Tetapi ini sudah sangat sore. Anda mengerti 'kan?"
"Ah iya terimakasih banyak Bu Guru." ucap Hazel Almondo dengan ekspresi tak terbaca. Ia sungguh merasa terpesona dengan penampilan Vanilla Granolla saat ini.
Cantik dan cerdas!
Pria itu membatin kemudian ikut berdiri. Ia ingin sekali berbicara santai dengan mantan istrinya itu tetapi entah kenapa perempuan itu seolah-olah berusaha untuk menghindarinya.
"Van!" panggilnya saat mereka bertiga sedang berjalan keluar dari lingkungan sekolah itu menuju tempat parkir.
Vanilla Granola menghentikan langkahnya kemudian berbalik.
"Maaf Pak, saya sedang terburu-buru sekarang, ini sudah sangat sore." ujarnya sembari melipat tangannya di depan dadanya. Hazel Almondo tersenyum.
"Baiklah, lain kali kita pasti akan bertemu." balas pria itu berusaha mengerti. Mereka berdua pun menaiki mobil masing-masing dengan perasaan yang sama-sama kacau balau.
"Papa kenal ya sama Bu Vani?" tanya Yoga saat Hazel Almondo mulai menjalankan mobilnya.
"Kenal." jawab Hazel singkat. Ia terus memperhatikan kaca spionnya memantau arah perginya mobil Vanilla Granolla, sang mantan istri yang tiba-tiba saja sangat menarik dimatanya.
"Teman kuliah ya Pa?"
"Tidak."
"Teman sekolah?" tanya Yoga lagi berusaha mengajak pria yang disampingnya untuk berbicara lebih banyak tentang guru favoritnya itu.
"Iya, dan mantan istri." jawab Hazel Almondo yang langsung membuat seorang Yoga langsung tercekat.
"Wahhhh, dekat banget Pa,"
"Ngak juga."
"Lho?" Hazel Almondo tidak lagi mau menjawab pertanyaan putranya. Ia lebih memilih fokus ke jalanan di hadapannya dimana mobil mantan istri yang juga merupakan guru Bimbingan dan konseling Yoga itu sedang berjalan lebih cepat.
Sementara itu Vanilla Granolla berusaha untuk tidak terpengaruh dengan pertemuan yang cukup membuat hatinya berdebar keras itu. Ia tak menyangka kalau Yoga Putra Almondo adalah putra mantan suaminya.
Glek glek glek
Perempuan cantik itu meminum air mineral dari dalam botolnya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa sangat kering.
Hazel Almondo berati sudah menikah lagi setelah perceraian kami dulu.
Yoga berusia 12 tahun
Dan kami berpisah saat itu.
Tega sekali dia
Huffft
Perempuan itu menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya pelan.
Sudahlah, jodoh kita memang beberapa saat saja. Tapi pengalaman yang aku dapatkan dengan pernikahan singkat itu sangat banyak Hazel.
Bagaimanapun juga Terimakasih banyak atas segalanya.
Perempuan itu terus mengemudikan mobilnya tanpa sadar kalau ia sedang diikuti oleh mantan suaminya itu.
"Pa, kita kok gak pulang ke rumah?" tanya Yoga lagi saat merasa jalur yang diambil Papanya sudah terlalu jauh melewati jalur yang biasa mereka lewati.
"Aku ingin tahu dimana rumah ibu guru Vani, Ga."
"Oh gitu ya? untuk apa Pa?"
"Untuk konsultasi pribadi. Aku rasa ia sangat mengerti tentang psikologi."
"Ah iya Pa, Bu Vani itu sangat pintar dan baik hati. Ia sering mengundang kami ke rumahnya kalau seandainya butuh teman untuk membicarakan permasalahan kami."
"Oh ya?" Hazel Almondo tersenyum samar dengan kepribadian mantan istrinya itu. Ia sungguh tidak menyangka kalau istrinya yang dulu sangat terkenal nakal dan Badung di sekolah ternyata bisa menjadi guru Bimbingan dan konseling.
Ciiiiiit
Hazel Almondo menghentikan laju mobilnya agak jauh dari tempat berhentinya mobil di hadapannya. Dan entah kenapa hatinya merasa sangat tidak nyaman saat melihat seorang pria muda sedang berdiri di depan sebuah rumah minimalis yang ia curigai sebagai rumah Perempuan itu.
Nampak sekali kalau hubungan keduanya bukanlah hubungan biasa.
"Kamu kenal pria itu Ga?" Yoga mengikuti arah tunjuk sang Papa ke arah depan.
"Kenal Pa, kayaknya calon suami Bu Vani deh."
Deg
Seketika tubuh Hazel Almondo merasa kaku.
*Bersambung
Hai readers tersayangnya othor, sehat hari ini?
Like dan komentarnya dong, kasih bunga atau apa gitu yang penting othor semangat updatenya.
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Tebe'e
Seru juga. Anakku didik oleh mantan istriku 😍
2022-11-25
2
Susilawati Rela
aku agak bingung ini apa mereka menikah diusia muda ??? sekitar 18 thnan kayaknya...brarti yoga bukan anaknya hazel....🤔
2022-11-07
4
ris123
😱😱😱😱
2022-11-05
4