Bab 15 BTM

Hazel Almondo kembali ke dalam kamarnya setelah berbasa-basi sedikit dengan Mama dan Papanya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan bahu menurun. Ia merasakan dirinya sangat tidak bersemangat.

Baru kali ini ia merasakan sudah sangat tua dan tak punya energi. Sepertinya ia memang sudah membutuhkan seorang istri yang akan merawatnya.

"Seharusnya aku tidak menghadiri acara itu jadi aku tidak perlu melihat Vanilla menerima lamaran seorang Rifqy." ujarnya sembari membuka pintu kamarnya.

Tetapi ia mengurungkan langkahnya untuk masuk karena Yoga tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya.

"Pa, boleh bicara tidak?" tanya Yoga sembari menatapnya intens.

"Tentu saja Ga, mau bicara dimana? di dalam kamar Papa atau dimana?"

"Terserah Papa."

"Kalau begitu di dalam kamar saja ya, soalnya Papa lagi pengen santai nih.

"Iya Pa," Yoga pun mengikuti langkah Papanya ke dalam kamar.

"Nah, sekarang ayo cerita, Papa sudah siap mendengarkan." ujar Hazel Almondo setelah mengganti setelan jasnya dan kini sudah berpakaian santai.

Yoga tersenyum kemudian mulai membuka mulutnya.

"Akan ada pemilihan ketua OSIS di sekolah Pa, dan teman-teman kelas Yoga minta aku ikut daftar. Tapi masih malu gitu."

"Kata nenek, Papa dulu selalu jadi ketua OSIS sewaktu masih di sekolah. Boleh cerita gak pengalamannya Papa?" Hazel Almondo tersenyum kemudian mengangguk.

Pria itu cukup senang karena Yoga mau terlibat dalam kegiatan positif di sekolahnya. Ia pun mulai menceritakan banyak hal. Termasuk awal mula ia mendaftarkan diri menjadi calon dan akhirnya terpilih.

"Pokoknya kamu harus semangat Ga. Niatkan kalau mau jadi ketua atau pengurus OSIS itu untuk belajar dan bekerja."

"Iya Pa." jawab Yoga dengan wajah semangat.

"Nah gitu dong."

"Tapi Pa, boleh gak Yoga pacaran?" pertanyaan putranya itu bagaikan suara petir disiang hari. Mata Hazel Almondo langsung membelalak mendengar pertanyaan dari seorang anak berusia 12 tahun itu.

Ia dulunya baru mengenal pacaran setelah kelas 12 itu pun karena sangat kesal dengan Vanilla Granola.

Eh

Kenapa ia jadi teringat dengan perempuan pembuat onar dalam hidupnya itu ya? seketika bayangan senyum mengejek dari mantan istrinya itu terbayang lagi ketika ia berhasil putus hubungan dengan Sari Mawangi.

Vanilla Granola, sejak dulu kamu membuat hidupku hancur dan sekarang kamu hadir lagi dan membuatku hampir gila.

Errrr

Hazel Almondo meraup wajahnya kasar dengan mengerang kesal.

"Pa, papa baik-baik saja 'kan?" tanya Yoga khawatir. Wajah papanya ia lihat tampak sedang memikirkan hal yang berat.

"Ah eh iya. Aku baik-baik aja kok." jawab pria itu dengan berusaha untuk tersenyum.

"Jadi, boleh gak Yoga pacaran?" tanya sang putra lagi dan berhasil membawanya ke dunia nyata.

"Eh, tidak boleh Yoga. Kamu masih 12 tahun, masih kecil banget. Dan juga usiamu paling cocok kalau jadi siswa dan calon ketua OSIS yang baik saja." Yoga tersenyum meringis.

"Kamu sebenarnya mau jadi ketua OSIS atau mau pacaran sih?"

"Mau jadi ketua OSIS Pa."

"Nah, kalau begitu kamu harus serius belajar supaya nanti terpilih, okey?"

"Okey Pa."

"Nah, sekarang kamu bisa kembali ke kamarmu dan cepat tidur. Besok hari Senin 'kan?"

"Iya Pa. Selamat malam." ucap Yoga dan mulai beranjak dari tempatnya. Tetapi tangannya tiba-tiba ditarik oleh sang Papa.

"Bu Vani bilang, kamu cocok ikut lomba pidato bahasa Inggris. Belajar yang baik ya. Tunjukkan padanya kalau kamu putra papa yang hebat."

"Oh iya Pa. Insyaallah. Eh tapi ngomong-ngomong. Ketemu dimana sama Bu Vany?" Yoga menatapnya penasaran.

"Di pesta ultah teman Papa tadi. Ya udah kamu segera tidur. Selamat malam." Hazel Almondo membuka pintu kamarnya dan mendorong putranya itu untuk keluar.

Pria itu menutup pintunya dan kembali ke dalam kamarnya. Seketika ingatannya kembali lagi ke Vanilla Granola yang akan segera menikah dengan Rifqy.

"Enak banget dia bisa membuka lembaran baru sedangkan aku masih gini-gini aja, gak pernah dapat calon yang cocok sampai sekarang." gerutunya kesal. Lama ia duduk di atas ranjangnya dan memperhatikan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Tangannya segera meraih handphonenya dan membuka galerinya. Didalamnya hanya ada gambar Vanilla Granola yang ambil diam-diam sewaktu di restoran itu.

"Vanilla, kenapa aku terlambat menyadari kalau kamu sangat menarik hah?! andaikan dulu aku tidak menceraikanmu mungkin kita sudah punya 3 atau 4 anak." ujarnya kemudian tersenyum penuh arti.

"Aku tidak bisa tidur lagi Van, ya Allah. Ampuni aku yang sangat menginginkannya kembali. Tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang putus dimasa lalu itu."

Lama ia terdiam kemudian tanpa sadar mencari nomor handphone perempuan itu. Ia ingat kalau guru BP cantik itu pernah menghubunginya sewaktu Yoga terlibat masalah.

"Assalamualaikum Bu Van," salamnya saat panggilan terhubung dan diterima oleh perempuan cantik yang sedang mengacaukan pikirannya saat ini.

"Waalaikumussalam, Pak Hazel? malam-malam begini menelpon, ada apa?" tanya Vanilla dari seberang sana.

"Bu Van maaf ya kalau aku menggangu." ujar Hazel berpura-pura meminta maaf padahal sebenarnya ia sangat sengaja mengganggu perempuan cantik itu.

"Eh, tidak apa Pak Hazel. Ini juga baru mau tidur."

"Oh maaf ya Bu."

"Apa ada masalah dengan Yoga Pak? soalnya aku lihat Status Whats app-nya katanya lagi galau dan harus memilih gitu. Apa karena itu Pak Hazel menelpon?" tanya Vanilla berubah khawatir.

"Ah eh iya Bu. Kami berdua sedang dalam masalah yang sama. Kalau boleh ada waktu, boleh gak aku Konsultasi tentang masalah pribadi? Bu Vani ambil jurusan psikologi kan?" Hazel Almondo bertanya dengan pelan dan takut-takut. Ia khawatir Vanilla bisa menebak jalan pikirannya.

"Eh iya, tapi aku cuma melayani siswa saja lho pak. Untuk masalah orang tua itu diluar dari tugas aku, maaf ya pak Hazel."

"Hum sayang sekali ya," ujar Hazel Almondo dengan tarikan nafas berat. Ia berusaha memperdengarkan suara nafasnya agar nampak kalau ia sedang sangat bermasalah saat ini.

"Pak Hazel, anda tidak apa-apa 'kan?" tanya Vanilla dari ujung sana setelah merasakan tak ada lagi suara dari lawan bicaranya.

"Bu Van, entah kenapa dadaku sangat sakit saat ini, " ujarnya tiba-tiba dan membuat Vanilla Granola panik dan merubah panggilan telepon menjadi panggilan Video.

"Pak Haze, dibagian mana yang sakit?" tanyanya saat berhasil memandang wajah pria itu lewat kamera handphone nya.

"Dadaku Bu Van, ini." Hazel membuka kaos yang sedang dipakainya dan memperlihatkan otot-ototnya yang sangat menarik perhatian itu di depan layar Kamera.

Klik

Vanilla Granola langsung menyudahi panggilan Video itu dengan dada berdebar tidak karuan. Perempuan cantik itu merasakan pipinya menghangat.

"Astagfirullah, apa itu tadi?" ujarnya pelan kemudian melempar handphonenya ke atas ranjangnya. Sedangkan Hazel Almondo tersenyum senang dengan apa yang sudah terjadi.

"Aku pastikan kamu tidak akan bisa tidur malam ini Vanilla Granola!"

🍀

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Susilawati Rela

Susilawati Rela

modus modus modus....😁😁😁

2022-11-09

2

yuuuu123

yuuuu123

wahhh bang Hazel nakal ya

2022-11-08

2

Isss

Isss

mungkin yoga mau keduanya🤭🤭

2022-11-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!