"Assalamualaikum. Selamat pagi semuanya !"
"Selamat pagi Bu!" siswa kelas VII.A kompak menjawab salam dari Ibu Vanilla Granola sang wali kelas.
"Gimana nih kabarnya pagi ini?"
"Baik Bu!"
"Syukur Alhamdulillah kalau kalian semua sehat. Sebelumnya Ibu mau minta maaf ya pada kalian karena mengambil jam pelajaran Bahasa Inggris untuk saat ini selama beberapa menit."
"Iya Bu. Tidak apa-apa." mereka lagi-lagi menjawab dengan kompak.
"Dua Minggu lagi, sekolah kita akan mengadakan PORSENI antar kelas dengan banyak cabang lomba. Untuk itu kalian harus mempersiapkan diri dengan baik agar bisa membawa nama baik kelas ini ya."
"Lomba apa saja Bu?" tanya Darwin dengan antusias.
"Cabang lombanya banyak dan sudah ditempel di papan pengumuman. Jadi, saat istirahat kalian bisa lihat nanti."
"Baik Bu."
"Untuk pendaftaran peserta lomba kalian bisa melapor sama ketua kelas. Nanti dia yang akan melaporkannya kepada ibu." kasak-kusuk mulai terjadi di dalam ruang kelas itu.
"Okey, kalau tidak ada pertanyaan, ibu pamit permisi karena Miss. Rere akan segera masuk. Selamat pagi wasallamu Alaikum warahmatullahi wabarokatuh."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh Bu!" Vanilla Granola segera keluar dari ruang kelas itu dan menuju ke ruangannya. Di sana Tora, guru Penjaskes di sekolah itu tenyata sudah menunggunya.
"Darimana Bu Van?" tanya Tora sembari bergeser dari pintu agar rekannya itu bisa masuk.
"Dari kelas VII. A pak. kasih tahu mereka soal acara Porseni nanti. Aku minta jam pelajaran Bahasa Inggris sekitar 10 menit karena saat istirahat siang aku ada keperluan di luar." jawab Vanilla kemudian duduk di kursinya.
Tora ikut duduk di sebuah kursi di hadapannya dan mulai memandang sang guru BP itu intens.
"Orang tuaku sudah meminta aku melamarmu Van. Boleh gak mereka datang?"
Deg
Vanilla Granola langsung merasa tidak nyaman dengan kata-kata Tora yang ia rasakan terlalu to the point. Ia sungguh tidak pernah punya perasaan pada rekan kerjanya ini. Dan lagipula, hari ini ia akan bertemu dengan seorang teman kantor kakak iparnya yang bernama Rifqy itu.
"Waduh maaf ya Pak Tora, aku sebenarnya belum memikirkan untuk kesana. Maaf ya," Vanilla menutup matanya kemudian melipat tangannya di depan dadanya.
"Vanny, aku sudah cerita sama orangtuaku kalau kamu adalah calon istriku. Tolong mengerti aku ya?"
"Maaf pak Tora. Hal seperti ini bukan main-main Pak. Perlu persetujuan dua belah pihak agar hubungan seperti ini bisa lancar dan langgeng." Vanilla Granola tersenyum meringis. Ia benar-benar tidak nyaman dengan keadaan seperti ini.
Entah kenapa ia paling anti menjalin hubungan dengan seorang rekan kerja. Bawaannya bisa merusak professional kerja, begitulah menurutnya.
"Kamu kok jual mahal sekali sih Van? apa kamu tidak tahu kalau selama ini aku itu suka sama kamu?" Tora nampaknya sedang tersinggung. Pria itu langsung berdiri dari duduknya dan memukul pintu ruangan BP di sekolah itu.
Eh?
Yoga Putra Almondo yang kebetulan diminta oleh Miss Rere untuk ke ruangan Bu Vanilla tak sengaja melihat kemarahan guru penjaskes itu pada wali kelasnya itu.
"Kamu sok suci tahu gak?" Tora ternyata belum juga paham dengan apa yang ia katakan.
"Perempuan itu gak baik menikah kalau terlalu tua, dagingnya nanti alot." ujar Tora dan langsung membanting pintu ruangan kerja guru BP itu. Nampak sekali kalau pria itu sangat marah saat itu.
Vanilla Granola menyentuh dadanya karena sangat kaget melihat sisi lain dari Tora Bima yang selama ini begitu baik dan juga sangat sopan padanya.
"Apa mungkin Pak Tora tidak sarapan pagi ini? kok bisa jadi kasar begitu sih?"
Tok
Tok
Tok
Vanilla Granola segera berdiri dari duduknya dan membuka pintu yang baru saja dibanting oleh rekan kerjanya itu.
"Yoga? ada perlu apa nak?" tanyanya pada siswanya yang nampak bingung dan takut itu.
"Miss. Rere meminta saya memberikan ini, katanya punya ibu ketinggalan di meja tadi." Yoga menyerahkan sebuah bolpoin dan juga buku agenda kecil padanya.
"Oh iya, Terimakasih Yoga. Kamu anak baik." ucap Vanilla Granola kemudian menyentuh kepala putra mantan suaminya itu.
"Kakek dan nenek sehat sayang?" Yoga tersenyum kemudian menjawab,
"Iya Bu Van. Ibu tidak kenapa-kenapa 'kan?"
"Iya. Ibu baik dan sehat. Nah sekarang kamu balik ke kelas nanti ketinggalan penjelasan Miss. Rere."
"Ah iya ibu." Yoga segera pergi dari sana dengan tatapan senang seorang Vanilla Granolla.
"Hazel punya putra yang baik. Selamat ya." ujarnya kemudian kembali masuk ke ruangannya dan mengambil tasnya.
"Aku juga akan membuka lembaran baru. Semoga mas Rifqy itu cocok denganku." ucapnya kemudian segera menuju tempat parkir. Ia mengambil mobilnya dan membawanya ke arah restoran tempat mereka janjian ketemu.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Susilawati Rela
oh jadi Tora selama ini bersikap baik karena pencitraan toh...🤔 atau jangan jangan abis keselek kulib biji nangka...😆😆😆
2022-11-07
3
Isss
Vani kangen mantan mertua kyknya hehee
2022-11-06
2
yuuuu123
Cinta...hmmmm....
2022-11-06
2