Sore itu Andre pulang ke rumahnya dengan pikiran kusut. Ia masih terbayang-bayang akan kata-kata Hazel Almondo sang CEO di Perusahaan tempatnya bekerja.
Dan sekarang ia begitu penasaran dengan peristiwa pernikahan sang adik ipar dengan pria itu yang katanya terjadi saat masih sangat muda itu.
Apa mungkin waktu itu Vanilla sedang...
Ah sudahlah, aku akan tanyakan pada Grinty saja. ujarnya membatin.
"Mas, kok gak mandi padahal udah mau Magrib?" tanya sang istri yang baru memasuki kamar setelah memandikan Sisil sang putri.
"Eh iya. Ini juga baru mau mandi." jawab Andre sembari berdiri dari duduknya. Pria itu melangkah ke arah lemari dan mengambil handuk yang baru kemudian masuk ke kamar mandi.
Ia mengurungkan niatnya untuk menanyakan status Vanilla karena waktu sudah sangat sore untuk mengorek rahasia adik iparnya itu.
Setelah sholat Magrib dan bertemu dengan semua anggota keluarganya di Meja makan barulah pria itu mulai memancing pembicaraan dengan sang adik ipar.
"Van, kamu kenal gak sama Pimpinan aku di Perusahaan?" tanya Andre saat makan malam telah usai Dan dua perempuan dewasa yang ada di dalam rumah itu sibuk membersihkan meja makan.
Vanilla Granola menghentikan aktivitasnya, ia memandang wajah sang kakak ipar dengan senyum diwajahnya.
"Memangnya siapa nama pimpinan mas Andre?" gadis itu balik bertanya.
"Pak Hazel Almondo." jawab Andre singkat dan langsung membuat gadis itu bergerak gelisah.
"Oh Iya mas. Ia teman aku sewaktu SMA. Memangnya ada apa ya?"
"Tidak apa-apa sih. Beliau titip salam sama kamu."
"Oh iya Mas, sampaikan saja kalau salamnya aku Terima." jawab gadis itu kemudian membawa piring-piring kotor ke tempat pencucian piring.
"Mas," Grinty langsung memanggil nama suaminya dengan suara pelan.
"Ya, ada apa?" tanya Andre dengan suara pelan pula.
"Kita bicara di dalam kamar saja mas," jawab sang istri kemudian menarik tangan suaminya untuk menuju ke dalam kamar.
"Mama sama Papa mau kemana?" tanya Sisil sang putri yang tiba-tiba saja ditinggalkan oleh semua orang.
"Sisil, maaf ya. Ada yang mau mama omongin sama Papa. Kamu bisa nonton Televisi atau bermain dulu." jawab Grinty sembari mengelus lembut kepala putrinya.
"Iya deh Ma." jawab anak itu kemudian turun dari kursi menuju ruang keluarga untuk menonton siaran favoritnya Upin dan Ipin.
"Mas, apa bener kalau Hazel Almondo itu CEO di Perusahaan kamu?" tanya Grinty sembari memandang wajah sang suami.
"Iya, baru sih sekitar 2 tahun ini menggantikan pak Andrian Almondo. Eh, kamu kenal juga sama beliau?" Grinty terdiam kemudian menjawab,
"Kenal nama aja, tapi gak kenal muka. Aku dengar dari almarhum ayah dan ibu kalau pria itu pernah menikahi Vanilla."
"Oh jadi beneran cerita dia? tapi kok kamu gak kenal sih padahal dia adalah adik ipar kamu."
"Waktu itu pernikahan mereka berdua sangat singkat. Dan aku juga sedang tidak berada di rumah karena sedang kuliah di Yogyakarta bersama kamu."
"Kamu tahu apa penyebabnya mereka menikah dan berpisah?"
"Ih gak tahu deh mas. Memangnya kenapa sih jadi kepo banget." ujar Grinty sembari mengibaskan tangannya dan duduk di atas ranjangnya.
"Karena Pak Hazel Almondo meminta aku untuk membantunya agar bisa balikan dengan Vanilla." jawab Andre sembari memandang wajah istrinya.
"Hah? serius? Pak Hazel Almondo itu mau balikan sama Vani? Trus keadaan keluarga pria itu bagaimana? dia kan punya anak mas?" mau menjadikan adikku istri ketiga?" Grinty membordir suaminya dengan banyak pertanyaan.
"Yah, gitu sih ngomongnya ke aku. Meskipun sebenarnya sampai sekarang aku juga tidak pernah bertemu dengan pendamping hidup pria itu."
Grinty dan Andre saling bertatapan kemudian menarik nafas panjang.
"Aku gak enak hati lho sama Rifqy dan juga Pak Hazel. Sepertinya aku yang berada dalam dilema ini." ujar Andre setelah lama terdiam.
"Iya ya, apa kita tanyakan sama Vanilla aja dia mau gak balikan sama mantan suaminya." usul Grinty pada suaminya.
"Eh jangan ah mas, gak usah biar Hazel Almondo saja yang usaha sendiri. Gak enak nanti sama Vanilla nanti dikirain kita terlalu suka ikut campur pada urusan pribadinya." Grinty meralat sendiri usulannya meskipun begitu ia jadi kepikiran juga.
"Udah ah, kita temani Sisil aja main. Atau kita bikin teman untuk main Sisil gimana?" tanya Andre sembari meraih tangan istrinya dan menciumnya.
"Eh maksudnya apa nih mas? mau bikin teman untuk Sisil?" tanya Grinty pura-pura tidak paham.
"Iya," jawab Andre sembari mendekatkan wajahnya pada istrinya. Ia mulai menyentuh bibir tipis sang istri dengan bibirnya.
"Mas, nanti dicariin sama Sisil nih," ujar Grinty setelah tautan bibir mereka terlepas.
"Titip sama Vanilla dulu, supaya gak ganggu. Aku lagi pengen banget nih sayang."
"Astagfirullah mas, kita kan belum sholat isya. ini masih sore banget hahahaha." Grinty tertawa ngakak kemudian lari keluar dari kamar itu.
Andre hanya bisa menarik nafas panjang sembari menggerutu. Ia melihat jam dinding di kamarnya.
Sisa lima menit sholat isya, sabar...bentar lagi buka puasa. ujar Andre membatin.
Sementara itu Vanilla sedang sibuk menemani Sisil bermain.
"Onty, handphone tuh terus berbunyi." ujar Sisil saat melihat alat komunikasi Vanilla sedari tadi berbunyi tetapi tidak kedengaran bagi yang punya.
"Oh iya ya, makasih ya Sil," jawab Vanilla kemudian meraih handphone itu yang ia taruh di atas Meja di ruangan itu.
Vanilla Granola menatap layar handphonenya dan melihat panggilan dari nomor Hazel Almondo tetapi ia merejectnya kemudian menyimpan kembali handphone itu ke tempatnya semula.
Ngapain sih nelpon-nelpon terus, udah punya istri juga, errr.
Vanilla Granola membatin dengan wajah kesal. Ia berjanji tidak akan menerima lagi panggilan dari mantan suaminya itu atau ia akan berakhir Baper dan menggangu keluarga orang.
Grinty, sang kakak yang memperhatikan adiknya itu sudah mulai mencurigai sesuatu. Ia mendekati adik satu-satunya itu kemudian bertanya,
"Dari siapa sih? kok ditolak?" tanya Grinty penasaran.
"Dari orang aneh Mbak." jawab Vanilla dengan suara ketus.
"Orang aneh? Emangnya kamu punya teman orang aneh ya Van?" tanya Grinty lagi berusaha mengorek informasi yang lebih dalam tentang urusan pribadi adiknya.
"Ya orang yang menjengkelkan Mbak, dan suka gangguin. Jadi kan sebel."
"Hahahaha, kali aja orang anehnya pengen dekat sama kamu Van." Vanilla nampak bergidik ngeri dan membuat Grinty semakin tertawa.
Sementara itu diujung sana, Hazel Almondo mengerang kesal karena Vanilla menolak panggilannya.
Awas kamu Van!
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Isss
hahahha bener banget
2022-11-11
0
Susilawati Rela
Vani kagak received ya, kan yoga pernah bilang kalo mamanya dah lama ga ada...kayaknya dia ga ngeh deh....🤔
2022-11-09
2
ZidniNeve IG : @irmayanti_816
bener tuh. hahah
2022-11-09
2