Flashback off
Hazel Almondo menarik nafas panjang. Pria itu kini merasa sangat bersalah karena telah bersalah pada Vanilla Granola dan juga keluarganya.
Apa mungkin Vani akan memaafkan aku?
"Aaaaargh!" pria itu mengerang kesal karena hatinya kini dipenuhi oleh perasaan bersalah. Tiba-tiba rasa percaya dirinya yang sangat tinggi kini menciut.
*Pantas saja ia seperti tidak mengenalku dan mungkin sudah menganggap aku sudah mati.
Vani pasti masih menyimpan sakit hati yang teramat dalam padaku*.
"Aaaargh!" lagi-lagi pria itu mengerang kesal sembari meraup wajahnya kasar.
"Aku tidak akan punya kesempatan lagi," gumamnya semakin kesal dengan rasa sesak di dadanya. Akhirnya ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur berharap bisa pulas malam ini. Tetapi bayangan Vanilla Granola tadi sore saat memberinya nasehat karena kenakalan Yoga membuat hatinya semakin berdebar keras.
"Aaaargh!" ia bangun dan berteriak keras. Berharap bayangan wajah cantik itu bisa segera pergi malam itu agar ia bisa tidur.
Pukul 2 dini hari ia masih duduk sendiri di depan laptopnya. Hazel pikir dengan bekerja, ia akan bisa melupakan gadis itu, tetapi ternyata tidak.
Bahkan di dalam Layar benda elektronik itu pun ia bisa melihat wajah Vanilla Granola. Gadis itu tidak lagi tersenyum padanya tetapi sedang mencibir.
"Ya Allah, astagfirullah. Apa yang terjadi padaku?" ucapnya dengan perasaan tak nyaman.
"Apa mungkin gadis itu sekarang sedang menertawaiku karena belum juga menikah sampai sekarang?"
"Dan ia sekarang akan menikah dengan guru olahraga di sekolahnya itu?"
"Aaaaargh!" Hazel Almondo memukul mejanya dengan keras kemudian berdiri dari duduknya. Ia pun keluar dari kamarnya menuju ke dapur. Perasaan lapar tiba-tiba ikut menambah kekesalan hatinya saat ini.
Pria itu mulai mencari bahan yang bisa dimakan dalam kabinet.
"Mie instan sepertinya cocok malam ini." ucapnya tersenyum.
"Haze? tumben makan tengah malam. Gak takut merusak diet sehatmu tuh?!" tanya Kirana sang mama yang kebetulan muncul di dapur itu juga.
"Gak bisa tidur Ma." jawabnya singkat kemudian mulai menyalakan kompor.
"Gitu kalo bawa pekerjaan yang banyak pulang ke rumah. Jadinya begini kan? Begadang dan akhirnya kelaparan." ucap sang Mama tersenyum, lalu melanjutkan.
"Kalo begadang sama istri sih bagus dapat banyak pahala, hehehehe." Kirana terkekeh sendiri dengan kata-katanya yang sengaja ia ucapkan. Hazel cuma bisa memutar bola matanya.
"Mama juga lapar ya? Kok ada di dapur." pria itu mulai menuangkan adonan mie instan ke dalam mangkuknya.
"Papamu mau sahur katanya jadi mama mau buatin makanan."
"Oh gitu ya, kalau begitu aku temenin Mama aja di sini sambil menghabiskan mie instan ini."
"Ya, bagus juga. Tapi Mama gak bercanda lho tadi "
"Soal apa Ma?" tanya Hazel kemudian menikmati mie instan rasa Coto Makassar yang cukup bisa menggoyang lidahnya karena rasa pedasnya yang sangat mantap.
"Ya itu tadi kelaparan karena begadang dengan pasangan itu bagus Haze, dapat pahala dan menyenangkan."
"Uhukkkk uhukkkk uhukkkk," Hazel langsung tersedak makanan karena tiba-tiba saja otaknya membayangkan Vanilla Granola yang akan ia temani begadang seperti ini.
"Innalilahi. Haze minum dulu," Kirana segera menyodorkan segelas air pintu kepada putranya itu dengan wajah khawatir.
"Makasih Ma."
"Kalau makan jangan mikirin yang tidak-tidak ya, bahaya itu. Apalagi makanan dengan rasa pedas seperti itu. Ih ngeri Mama." Hazel hanya bisa tersenyum. Karena sebenarnya mamanya lah yang mulai memancing lagi di air keruh. Dan sekarang ia malah teringat lagi pada mantan istrinya itu.
"Haze,"
"Iya Ma."
"Ingat untuk menemui Marissa ya, jangan sampai Mama malu lagi ya nak." Kirana mendekati Hazel dan duduk disamping putranya itu.
"Mama benar-benar berharap kamu mau membuka hati. Meskipun kita sudah punya Yoga sebagai keturunan pertama dari keluarga Almondo tetapi kamu juga harus punya keturunan sayang."
"Iya Ma, InsyaAllah hari ini aku akan berkenalan dengan Marissa. Kalau kami jodoh pasti jalannya akan mudah." jawab Hazel setelah lama terdiam.
"Aku mau tidur dulu ya Ma, tuh Papa sudah ada." pria itu pun berdiri dari duduknya dan menyapa Papanya kemudian meninggalkan dapur itu.
"Mau sahur juga ya si Hazel?" tanya Andrian pada istrinya yang mulai menata makanan di atas meja.
"Gak Pa, cuma kelaparan di tengah malam."
"Oh,"
🍀
Pagi pun menjelang, Hazel Almondo yang kurang menikmati tidurnya semalam tetap berusaha tampil prima untuk melakukan banyak jadwal hari ini.
"Pa, Yoga bisa numpang gak ke sekolah?" pinta Yoga pagi itu saat mereka berdua sudah selesai sarapan pagi.
Hazel Almondo menatap penanda waktu di pergelangan tangannya kemudian menjawab.
"Boleh, emangnya Mang Koko gak masuk hari ini?"
"Katanya lagi kurang sehat Pa."
"Hem, baiklah. Kamu sudah siap 'kan? soalnya Papa gak bisa telat nih."
"Iya Pa, Yoga udah siap." jawab Yoga kemudian segera mengikuti langkah Pria itu keluar rumah menuju ke mobil Papanya.
Di dalam mobil, mereka berdua tidak ada lagi yang mengobrol. Hazel Almondo kalau sudah berpakaian kerja seperti itu maka otaknya sudah terinstall untuk bekerja. Tak ada lagi hal yang bisa menarik perhatiannya kecuali time schedule yang akan ia kerjakan di Perusahaan.
"Makasih Pa," ucap Yoga saat mereka berdua sudah sampai di depan gerbang sekolah putranya itu.
"Hum Ya, jangan membuat ulah lagi ya."
"Iya Pa, Yoga janji gak akan bikin masalah di sekolah lagi dan membuat Papa meninggalkan pekerjaan untuk mengurus Yoga." balas anak itu sembari mencium punggung tangan Papanya.
"Salam sama Bu Vanilla ya," ucap Hazel Almondo dengan mata memandang ke arah pintu gerbang dimana banyak guru di sana sedang menjemput siswa. Dan diantaranya adalah seorang mantan yang cukup membuatnya tersiksa semalaman.
"Iya Pa, nanti Yoga sampaikan." ucap Yoga tersenyum. Anak itu pun melambaikan tangannya dengan hati senang.
Hatinya berbunga-bunga karena Papanya jadi lebih banyak berinteraksi dengannya setelah sekian lama sibuk dengan pekerjaan. Ia pun masuk ke gerbang sekolah yang dijemput oleh beberapa guru yang sedang bertugas setiap harinya.
"Assalamualaikum ibu Van." salam Yoga sembari mencium punggung tangan guru cantik itu.
"Waalaikumussalam Yoga." jawab Vanilla Granola dengan senyum cerah diwajahnya. Nampak ia juga sangat senang hari ini karena Yoga Putra Almondo datang lebih cepat dan juga diantar oleh Papanya.
"Bu Van, Papa titip salam sama ibu." ujar Yoga sebelum berlalu dari hadapan semua orang di sana.
Deg
Wajah cantik Vanilla Granolla tiba-tiba ia rasakan menghangat, apalagi semua rekan guru disampingnya menatapnya dengan pandangan curiga.
"Hah? eh iya. Katakan padanya salam kembali.". ucapnya cepat.
🍀
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk , karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak, okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Susilawati Rela
salam kembali.... asyiiik... jadi kayak lagu ya...mau makan ingat kamu, mau tidur ingat kamu, mau mandi ingat kamu mau ngapain juga ingat kamu.. asyiiik...🥰
2022-11-07
3
Isss
ihhiyyyy ihhiy yuhuuuuu
2022-11-06
1
Isss
ada hikmahnya juga ketemu sama mantan istri🤣🤣🤣
2022-11-06
1