Happy Reading 🌹🌹
Sinar mentari berjalan masuk melalui celah-celah ventilasi dan gorden yang tidak sepenuhnya menutup dengan sempurna.
Terlihat Ken dan Alice menggeliat dan saling mengeratkan pelukan masing-masing, Wajah Alice meringsek ke dalam dada bidang Ken namun kening Alice mengkerut karena mendengarkan detak jantung manusia.
Tangannya meraba dengan mata yang masih terpejam hingga menemukan bongkahan daging di bawah dan merematnya.
Ken yang merasa pantatnya di remat segera memindahkan tangan Alice, "Sayang diamlah." Ucao Ken serak.
Hening.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Kedua mata Ken dan Alice terbuka, "Aaaa!"
Baik Kenan maupun Alice langsung duduk di atas kasur dan mengusap tubuh mereka bagaikan terkena kuman dan virus.
"Kau! Apa yang kamu lakukan kepadaku!" Seru Alice dengan wajah kesalnya.
"Hey! Yang ada kamu menodaiku, kau... kau mere*mat pantatku!" Jawab Kenan terbata dengan kedua mata melotot.
"Cih, kamu yang memelukku lebih dulu!" Ucap Alice tidak terima.
"Kenapa kau tidur sekasur denganku hah! Dasar mesum, kamu ingin memanfaat aku yang sedang sakit." Lanjut Alice menudu Ken.
"Jangan bicara sembaranga! Aku sudah memperingatkamu semalam, huh kamu yang tidur seperti kerbau!" Omel Kenan kepada Alice.
"Apa! Kamu mengataiku kerbau, kau dasar pria mesum!" Alice melempar bantal ke arah Kenan dengan penuh rasa kesal.
"Aku tidak mesum, justru kamu yang mesum!" Bantah Kenan.
"Huh! Aku harus mandi tujuh kali karena bersentuhan denganmu." Ucap Alice yang sudah beranjak dari kasur berjalan ke arah kamar mandi.
"Hey! Apa kamu pikir aku ini najis!" Seru Ken kepada Alice dari luar kamar mandi.
Alice mengunci kamar mandi dengan rapat, terlihat wajah masam dan dengan terus mengusap tubuhnya.
"Hih, dasar pria mesum." Ucap Alice sembari menyalakan air untuk memenuhi bath up.
Kenan berdiri dengan frustasi, "Si*al bagaimana bisa aku tidur dengan memeluknya. Huh, tapi kenapa dia harum sekali terlebih wajah bantalnya itu."
Sesuatu dalam diri Ken terbangun membuat Ken semakin tersiksa, "Kenapa juga kamu bangun huh! Padahal tidak pernah bangun juga kenapa tiba-tiba bangun." Omel Ken pada adik kecilnya.
Alice terlihat berendam di dalam bath up tanpa menghiraukan Kenan yang tengah tersiksa di luar kamar.
"Hari ini aku harus berbicara dengan Kakek Wijaya, meminta pekerjaan untukku. Kemudian berbicara kepada pria mesum itu untuk perjalanan rumah tangga selanjutnya."
Alice mendesah pasrah, karena banyak hal yang harus dia kerjakan satu per satu, belum lagi Citra sang mertua.
Alice membilas tubuhnya di bawahbguyuran air shower, Ken yang mendengarkan suara gemericik air terhenti bernafas lega karena waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.
Tiga puluh menit berlalu, Alice belum keluar dari dalam kamar mandi. Kening Ken mengkerut karena hari makin siang.
Dor
Dor
Dor
"Hey! Apa kau bunuh diri di dalam!" Seru Ken dengan menggedor pintu kamar mandi.
Alice yang mendengar ucapan Ken dari dalam menendang angin dengan kesal, "Hais! Apa aku harus keluar hanya dengan bathdrop ini." Gumam Alice gelisah.
Ya, Alice baru sadar jika saat ini tengah berada di dalam kamar mandi Ken. Pakaian Alice berada di kamar kecil san pengap di bawah sana.
"Hey!"
Ken ingin kembali mengetuk namun gerakan tangannya terhenti di udara, melihat pintu terbuka.
"Cepat keluar aku juga ingin mandi." Kesal Ken kepada Alice.
Tidak ada tanda-tanda Alice ingin keluar dari dalam kamar mandi.
"Bisakah kamu keluar kamar sebentar." Pinta Alice.
Alis Ken naik sebelah, "Kenapa? Ini kamarku lagi pula aku juga tidak bernafsu dengan tubuh kurusmu itu." Jawab Ken ketus.
Alice mnecebikkan bibirnya dari balik pintu, "Cih, bukan kau yang bernafsu tapi aku yang tidak tertarik denganmu." Gerutu Alice dari balik pintu kamar mandi.
Ken mendorong pintu kamar mandi membuat Alice tersentak kaget, terjadi aksi dorong mendoring pintu kamar mandi hingga pintu terbuka lebar membuat Alice mundur beberapa langkah ke belakang.
Ken terpaku menatap rambut panjang alice yang basah dan juga bathdrop yang sedikit terkoyak bagian atas hingga menyingkap bagian pundak Alice.
"Aaa! Mesum!" Teriak Alice saat sadar bathdropnya memamerkan pundak mulus.
Alice melempar pasta gigi, sikat gigu, botol sampo, apapun yang dapat di jangkau oleh Alice ke arah Kenan.
"Berheti! Ya, aku bilang berhenti."
Kenan berteriak dengan memiringkan tubuhnya serta kedua tangannya menghalau barang-barang yang di lemparkan ke arahnya.
"Kau gila! Kau mau membunuhku, cepat keluar!" Seru Ken setelah Alice tidak melempari barang ke arahnya.
"Aku tidak membawa baju." Cicit Alice menunduk dengan menggenggam erat bathdrop yang dia kenakan.
Ken menghela nafasnya kasar, "Aku panggilkan maid dulu." Jawab Ken cepat.
Ken segera berjalan keluar dari dalam kamar mandi, Alice menyembulkan kepalanya memastikan jika Ken benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan.
Ken berjalan dengan wajah merengut masam, membuat Kakek Wijaya dan lainnya bertanya-tanya.
"Mau kemana Ken?" Tanya Kakek Wijaya.
"Kakek sudah pulang?" Tanya Kenan.
"Ken." Ucap Kakek Wijaya.
"Mau kebelakang sebentar." Jawab Ken singkat.
Ken segera berjalan ke belakang, bagian kamar para maid.
"Dimana kamar Alice." Tanya Ken kepada salah satu maid yang lewat.
"Bangunan paling belakang tuan." Jawab maid.
Ken memasang wajah bingung, maid segera menunjukkan kamar Alice kepada majikannya.
Ken berdiri dan menatap pintu usang, ruangan yang dekat dengan gudang. Hatinya merasakan sesuatu yang entah sulit untuk di jabarkan.
Maid membuka pintu kamar Alice, "Apa tuan ingin mengambil pakaian untuk Nona Alice?" Tanyanya.
"O-oh, ya." Jawab Ken terbata.
Tanpa rasa sungkan, maid segera menyiapkan pakaian Alice beberapa stel dan di masukkan ke dalam plastik hitam. Mengingat jika Kakek Wijaya suda kembali ke mansion otomatis membuat Alice akan tidur di kamar Kenan.
"Ini tuan, pakaian Nona Alice." Maid menyodorkan sekantong plastik ke arah Kenan.
Ken melihat kantong pastik hitam yang berada di depannya, "Kenapa bukan kopernya?" Tanya Ken bodoh.
"Maaf tuan, setahu saya Nona Alice hanya akan tidur di kamar anda saat Tuan Wijaya berada di dalam mansion." Jawab maid sopan.
"Pindahkan semuanya nanti ke dalam kamarku."
Ken seakan lupa apa yang dia katakan hari lalu kepada Alice, segera Ken meninggalkan kamar pengap dan kecil Alice.
Tidak membutuhkan waktu lama, Ken telah sampai di dalam kamarnya dan segera berjalan ke arah kamar mandi.
"Ini pakaianmu." Ucap Ken dari luar kamar mandi.
Pintu kamar mandi terbuka terlihat satu tangan Alice keluar menandakan siap menerima pakaian tersebut, Ken segera menyerakan satu kantong plastik berisi pakaian Alice.
Ken mendudukkan dirinya di pinggir kasur sembari menunggu Alice berganti pakaian, dengan bersedekap dada Ken menatap pintu kamar dengan pandangan yang sulit di artikan.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Ita rahmawati
dh mulai dag dig dug kn kmu ken 😅
2023-04-11
1
Yulia Bunyamin
iya betul alice bilang sama kakek minta kerjaan biar si kenan ga nyepelein lagi
2023-01-06
2
Rapa Rasha
lanjut kak
2022-12-10
0