Happy Reading 🌹🌹
"Mau kemana kamu?" Tanya Citra pada seorang maid yang membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Nona Alice sejak semalam belum makan Nyonya." Jawab maid dengan menundukkan kepalanya.
"Bawa kembali ke belakang." Ucap Citra dengan tegas.
"Tapi Nyonya...."
"Apa kamu tuli huh! Aku katakan cepat bawa kembali kebelakang dan ingat, jangan ada di antara kalian yang membawakan makanan ke gudang atau aku akan memecat kalian."
Citra berkata dengan keras dan arogant kepada maid yang terlihat cukup berusia tersebut, segera Citra merebut dan membawanya ke dapur menumpahkan semuanya di dalam wastafel.
Bagaimana Citra bisa tahu jika Alice di kurung di dalam gudang, tentu saja karena Kenan menyeretnya ke belakang mansion bukan menuju lantai dua.
Para maid tidak ada yang berani kepada Citra karena tidak ada Kakek Wijaya maupun Kalevi di mansion. Segera maid yang lainnya masuk ke dalam kamar mengambil sesuatu.
Dengan berjalan mengendap-ngendap dan kepala selalu di tolehkan ke kanan dan kekiri, maid tersebut akhirnya sampai di depan gudang dimana Alice di kurung.
Sialnya kunci gudang hanya satu dan sudah tidak ada di tempatnya, pekerja kebun yang melihat maid di depan gudang segera membawa kursi usang yang tidak jauh dari tempatnya.
Berlari sebelum majikan mengetahui aksi mereka, "Sstt , cepat naik." Ucapnya.
Terdengar bunyi decitan kursi yang sudah koyak tersebut karena maid menaikinya, memasukkan dua bungkus kue kering melalui jendela fentilasi.
Tok! Tok!
Maid mengetuk pintu gudang dengan pelan agar tidak menarik perhatian yang lain.
"Nona, makanlah kue untuk mengganjal perutmu. Kami akan berusaha mengeluarkanmu." Ucap maid.
"Cepat pergi, kita akan ketahuan." Ucap tukang kebun.
Segera maid bangkit dari duduknya dan berlari masuk kedalam mansion sedangkan tukang kebun menaruh kursi besi sembarangan.
Alice yang mendengar sayup-sayup suara wanita dan pria di depan pintu juga suara benda jatuh namun entah dimana gerangan merasa ingin menangis.
Jika memang sampai hari ini kehidupan Alice di dunia, Alice berharap akan di lahirkan kembali menjadi keluarga William sebagai anak mereka. Alice juga berharap pengorbanan yang dia lakukan tidak menjadi beban untuk kedua orang tuanya.
Setitik air mata luruh dari kedua mata bening Alice, dirinya sudah tidak memiliki tenaga lagi menahan rasa sakit yang semakin mendera hanya mampu menunggu seseorang datang menyelamatkannya.
Membutuhkan waktu cukup lama, Alice kembali mendengar suara dua pria yang menggedor dan berusaha membuka pintu gudang. Bahkan mendobrak beberapa kali pintu kokoh itu.
Alice hanya mampu menggerakan bibirnya pelan tanpa suara, hingga cahaya matahari masuk karena pintu sudah bisa di buka.
Bersamaan dengan terbukanya pintu kesadaran Alice benar-benar hilang.
...***...
Terlihat mobil dengan kecepatan tinggi memasuki mansion dan menghentikannya di belakang mobil lainnya, seorang pria dengan mengenakan jas putih juga tas di tangan kanannya berjalan keluar menuju mansion Wijaya.
Maid yang melihat kedatangan dokter keluarga segera menunjukkan kamar dimana Alice tengah terbaring tidak sadarkan diri.
Terlihat dua pria yang tengah berdiri di luar pintu kamar dengan wajah yang khawatir namun bersemu merah, entah apa yang ada di otak mereka.
"Minggir." Ucap dokter Rasyah.
"Tunggu dulu, mereka sedang mengganti pakaian Alice." Cegah Kenan kepada dokter muda.
Rasyah menaikkan sebelah alisnya, siapa Alice? Apakah adik dari Ken atau Ferdy?
Perlu di garis bawahi, jika pernikahan Kenan dan Alice hanya kalangan pembisnis yang tahu semua tamu undangan dari Kakek Wijaya tidak ada dari pihak Kenan maupun Alice.
Hingga terdengar knop pintu di putar, terlihat dua orang maid dengan membawa baskom dan juga pakaian kotor di tangan mereka undur diri.
Segera Ken dan Rasya masuk ke dalam kamar, terlihat seorang wanita yang sangat pucat tergolek di atas kasur king size tersebut.
Dengan cepat Rasya menghampiri Alice dan membuka tas kerja yang berisi peralatan kesehatan di atas nakas.
Memasang stetoskop tangan kanan Rasya mulai memeriksa detak jantung bahkan sudah masuk ke dalam pakaian Alice, Ken yang melihat kelakuan Rasya menatap tidak suka, otak Ken teringat bagaimana pundak Alice yang dia lihat beberapa detik saja.
Ferdy yang melihat Kenan berawajah kesal, menahan senyumnya.
"Aku yakin kau akan bucin se bucin-bucinnya kepada Alice, Ken." Gumam Ferdy dalam hati.
"Kenapa lama sekali, bagaimana keadaannya!" Kesal Kenan
Ken keaal karena melihat Rasya menyibak pakaian sehingga memperlihatkan perut Alice yang rata dan putih tersebut.
Rasya kembali menutup dan memberikan Alice selimut, mengambil jarum suntik dan juga peralatan infus yang dia bawa untuk melakukan perawatan Alice.
Menusukkan jarum khusus untuk infus dan memasangkan perekat agar jarum tidak terkoyak saat pasien melakukan gerakan. Rasya juga mengatur laju cairan infus untuk tubuh Alice.
"Siapa gadis ini?" Tanya Rasya tanpa menatap Kenan maupun Ferdy.
Kenan tidak mampu menjawab jika dia adalah istrinya, Ferdy yang melihat Kenan hanya diam saja mulai melakukan serangan.
"Dia istriku dokter." Jawab Ferdy lembut.
Kenan menolehkan kepalanya begitu juga Rasya, Ferdy hanya tersenyum lebar mendapatkan tatapan horor dari Kenan.
"Kapan kamu menikah?" Tanya Rasya yang begitu penasaran.
"Dia istriku!" Potong Kenan sebelum Ferdy kembali bersuara.
Rasya melihat ke arah Kenan, terlihat kilatan amarah di kedua matanya kepada Ferdy.
"Jadi kamu suaminya, pantas saja keadaannya seperti ini." Ucap Rasya acuh.
"Kenapa jika aku suaminya, huh!" Seru Kenan pada Rasya karena merasa tidak terima.
"Sejak kapan istrimu tidak makan? Apakah dia melakukan diet ekstream. Kamu tahu keadaannya hampir kritis tidak ada cairan yang masuk ketubuhnya terlebih lagi dia memiliki sakit lambung yang tidak biasa, jika sampai prediksiku benar maka akan bertambah parah."
Rasya menjawab ucapan Ken dengan panjang kebar mengenai kondisi Alice yang sebenarnya.
"Hanya sakit lambung tidak perlu mendramatisir seperti itu?" Kata Kenan acuh.
"Benar itu hanya sakit lambung, mungkin bagimu dan orang awam yang menyepelekan sakit lambung tidak akan pernah memikirkannya, istrimu memiliki sakit lambung yang tidak biasa dan jika kamu ingin tahu kematia yang di akibatkan oleh sakit lambung lebih besar karena memicu penyakit dalam yang lainnya." Jawab Rasya lagi.
"Apakah kita perlu membawanya ke Rumah Sakit, dok?" Tanya Ferdy kepada Rasya.
"Untuk hari ini tidak perlu, karena aku sudah memberikannya obat. Tidak tahu jika waktu kedepan dia akan seperti ini lagi mungkin akan menjalani pengobatan yang lama." Jelas Rasya kepada Ferdy.
"Aku harap kamu lebih memperhatikan kondisi istrimu, karena aku lihat dia hanya pasrah saja jika dilihat dari kondisinya." Ucap Rasya kepada Kenan.
Kenan hanya diam terpaku di tempatnya berdiri menatap nanar ke arah Alice yang terpejam dengan punggung kanan menancap jarum suntik.
"Baiklah, jika begitu aku akan kembali ke Rumah sakit. Istrimu sangat cantik, jika kamu menyia-nyiakannya aku siap mengejarnya."
Rasya berkata pelan di kalimat akhir kepada Kenan dan langsung saja Rasya melangkahkan kakinya pegi meninggalkan ketiga orang tersebut didalam kamar.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Aku harap kak author bisa menghadirkan sosok yg bisa mencintai Alice agar si tuan sombong itu menyesal 🥰
2024-09-25
0
Siti Farida
,😆😆😆😆awas aja kenan klo Alice pergi
2023-11-02
0
Yulia Bunyamin
kenan jangan sok perhatian di depan. orang lain
2023-01-05
1