Happy Reading 🌹🌹
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, sesuai perintah Kakek Wijaya. Ken pulang dari kantor lebih awal untuk mengantarkan Alice pulang ke mansion keluarga William.
Terlihat Ken dan Alice hanya duduk diam dan saling berjauhan bagaikan dua maghnet beda kutub yang saling menolak.
Ferdy yang menyetir di depan hanya mendesah pasrah karena mobil sangat sunyi bagaikan kiburan di malam hari, masih beruntung jangkrik yang bersuara.
Mobil BMW hitam memasuki pintu gerbang setelah membunyikan klakson dua kali, kini mobil berhenti di depan pintu utama.
Segera Alice membuka pintu tanpa berkata apapun kepada Ken maupun Ferdy, meninggalkan kedua pria dengan usia matang tersebut di dalam mobil.
"Lihatlah, betapa tidak sopannya dia." Omel Kenan melihat Alice yang berlari masuk kedalam mansion.
"Bukankah dia sangat lucu." Jawab Ferdy.
Ken menatap kesal wajah Ferdy sang asisten dari samping dan menukul kepala Ferdy dengan keras.
"Aduh! Apa kau gila!" Seru Ferdy seraya mengelus kepala belakangnya.
"Kau yang gila, aku rasa otakmu sudah rusak." Jawab Kenan kesal dan langsung keluar dari dalam mobil.
"Ck, si*al aku hanya menjawab apa adanya. Dasar pria gila tidak mengaku gila." Oceh Ferdy di dalam mobil.
Alice yang berlari masuk ke dalam mansion mengagetkan para maid.
"Ayah dan Mama kemana Bi?" Tanya Alice.
"Di taman belakang Non." Jawab maid.
Segera Alice berlari menuju taman belakang melalui pintu samping sedangkan maid melihat kedatangan Kenan menunduk hormat.
"Nona Alice ke taman belakang Tuan." Ucapnya memberitahukan.
Seperti biasa, Ken hanya mengangguk pelan dan melangkahkan kakinya terus kedepan. Ken tidak tahu dimana pintu menuju taman belakang dirinya memutuskan hanya berkeliling di dalam mansion William.
"Ayah! Mama!"
William dan Elizabet yang tengah duduk di gazebo menolehkan kepalanya, terlihat Alice berlari dengan senyum lebarnya hingga membuat matanya seakan terpejam.
"Alice." Elizabet langsung berdiri dan berjalan menuju ke arah Alice.
Grep
Alice langsung memeluk tubuh Elizabet dengan erat, "Alice kangen." Ucapnya pelan.
"Mama jiga kangen, ah. Anak Mama." Jawab Elizabet dengan menghujani pucuk kepala Alice dengan kecupan-kecupan kecil.
William yang melihat kedua bidadarinya berpelikan tersenyum bahagia, "Jangan panas-panasan." Seru William.
Alice melerai pelukannya dan mengerucutkan bibirnya sebal, "Sudah sore Ayah mana ada panas." Jawabnya dengan berjalan menuju William.
William hanya tertawa, "Panasnya di sini." Tunjuknya di dalam hati.
Alice segera memeluk tubuh sang Ayah yang tengah duduk, seperti remaja yang bermanja dengan Ayah ketika masih sekolah.
"Kenapa kamu semakim kurus?" Tanya William dengan menekan-nekan lengan Alice.
"Tidak mungkin Ayah, Alice bahkan makan dua kali lebih banyak di sana." Jawab Alice dengan wajah yang meyakinkan.
"Apakah benar?" Tanya Elizabet memastikan.
"Benar Mah." Jawab Alice.
"Bagaimana dengan Kenan, apakah dia baik kepadamu sayang?" Tanya William dengan wajah kawatir.
Alice menggeleng cepat dengan tersenyum, "Tidak Ayah, Ken baik selama menjadi suami Alice. Bahkan Ken sangat overprotektif kepada Alice hingga mengurung Alice di dalam kamar saja dan besok Alice menjadi sekertaris Kenan di kantor." Jawab Alice menyisipkan pesan secara tersirat kepada kedua orang tuanya
"Kenapa tidak bekerja di perusahaan keluarga kita saja, Alice?" Tanya William lembut.
Alice menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak Ayah, Alice saat ini sudah menikah jadi Alice menurut saja apa yang di inginkan oleh Kenan."
Alice sengaja menghindar dari keluarganya karena tidak ingin kedua orang tuanya tahu bagaimana perilaku Ken dan Citra kepadanya, Alice akan memantau perusahaan keluarganya dari prusahaan Wijaya.
"Jangan terlalu lelah sayang." Kata Elizabet mengelus surai hitam Alice.
Kenan di dalam mansiom terlihat berjalan pelan dengan menatap deretan foto yang terpajang di dinding maupun meja yang berada di dalam mansion William.
Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah foto gadis remaja dengan rambut berkucir kuda, dengan tersenyum lebar menggunakan seragam olah raga membuat matanya seakan terpejam.
Sudut bibir Ken terangkat sedikit melihat deretan foto Alice masa SMA yang tertata apic di atas meja.
Hingga seseorang memanggil dirinya, membuat Ken gelagapan.
"Ken." Panggil William.
"Kenapa tidak menyusul ke belakang?" Tanya William lagi.
"Emmm."
"Tadi Alice meninggalkan Ken sendirian Ayah, mungkin dia masih bingung karena belum tahu mansion ini." Sela Alice karena melihat Ken yang bingung menjawab.
"Oh, ayo duduk." Ajak William dengan menepuk pundak Ken pelan.
Ken dan William duduk di ruang televisi dan seorang maid datang menyajikan minuman untuk majikannya. Sedangkan Alice dan Elizabet naik ke lantai dua menuju kamar pribadi Alice.
"Alice apa kamu sudah yakin akan bekerja dengan Kenan?" Tanya Elizabet dengan wajah kawatir.
"Benar Ma, Ken akan menjaga Alice." Jawab Alice seraya mengeluarkan pakaian kantor yang sejak awal sudah dia beli saat pulang ke Indonesia.
"Mama hanya kawatir saja." Elizabet mengeluarkan uneg-unegnya.
Alice tersenyum lembut, "Terima kasih sudah memgkhawatirkan Alice Ma. Mama tenang saja Alice dapat menjaga diri." Ucapnya.
"Bagaimana dengan Ibu Mertuamu?" Tanya Elizabet menghentikan gerakan Alice.
Alice menghirup dan membuang udara panjang, "Baik Ma." Jawab Alice singkat.
"Benarkah? Lihat Mama." Elizabet tidak percaya dengan ucapan sang putri.
Pundak Alice merasa di sentuh oleh Elizabet menghentikan gerakannya memasukkan pakaian ke dalam koper kecil miliknya.
"Tentu saja Ma, kapan Alice berbohong kepada Mama."
Alice menoleh ke arah Elizabet dengan tersenyum, suara lembut untuk meyakinkan sang Mama agar tidak khawatir.
"Mama takut dia jahat kepadamu, Alice. Mama tidak ingin kamu di sakiti oleh mereka." Elizabet berkata dengan wajah sendu.
Alice menutup koper dan berdiri untuk duduk di depan Elizabet, memeluk tubuh wanita yang sudah melahirkannya keduania dengan sayang.
"Jika mereka jahat kepada Alice maka Alice akan membalasnya dan mengadu kepada Mama." Jawab Alice dengan air mata yang menetes tanpa suara.
Elizabet mengangguk dan menepuk punggung sang putri, mengatakan bahwa dia tidak sendiri.
"Kamu harus mengatakannya kepada kami, karena kamu masih memiliki kedua orang tua yang akan selalu menyayangimu." Kata Elizabet.
Alice menggangguk cepat dengan tersenyum namun air mata masih menetes di balik punggung Elizabet. Dengan cepat Alice menyeka air matanya agar tidak ketahuan oleh Elisabet mengatur deru nafasnya.
"Kamu hari ini menginapkan sayang?" Tanya Elizabet yang sudah melepaskan pelukan Alice.
"Sepertinya tidak Ma, karena besok Alice sudah mulai bekerja menjadi sekertaris Kenan." Jawab Alice.
Raut wajah sedih tergambar jelas pada Elizabet, "Tapi kita makan malam dulu ya, Mama akan memasakkan makanan kesukaanmu." Ucap Elizabet.
"Baik Ma."
Sedangkan Ken dan William terlihat saling diam karena mereka belum pernah bertemu maupun mengobrol.
"Bagaimana kabar keluargamu, apakah sehat?" Tanya William.
"Sehat." Jawab Ken singkat.
"Ekm, begitu. Syukurlah."
Kembali suasana hening karena baik William maupun Kenan bingung ingin membicarakan apa, William selalu berurusan dengan Kakek Wijaya dibandingkan dengan Kenan maupun asistennya.
Hingga suara wanita paruh baya membuyarkan suasana hening cipta tersebut, "Ayah antarkan Mama sebentar ke supermarket." Ucap Elizabet.
Ken dan William menolehkan kepalanya kepda kedua wanita yang tengah berdiri dengan satu koper kecil di antara mereka.
"Mau beli apa Ma?" Tanya William.
"Alice tidak bisa menginap di sini, Mama ingin memasakkan Alice udang balado." Jawab Elizabet.
Ken menatap Alice yang di balas oleh Alice, namun segera Alice memutuskan tatapan tersebut karena takut jika menyinggung Kenan.
"Kalian tidak menginap di sini?" Tanya William baik kepada Ken maupun Alice.
Ken melihat ke arah Alice agar menyingkrinkan jawaban karena ini di luar ekspestasi mereka.
"Tidak Ayah, Ken dan Alice harus berangkat pagi ke perusahaan." Jawab Alice cepat.
"Benar, tidak mungkin atasan akan terlambat datang ke kantor. Karena atasan adalah panutan yang harus di contoh oleh karyawan mereka." Timpal Kenan.
...🐾🐾...
...Autor membawakan rekomendasi novel yang menarik dan seru untuk kalian 🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Ita rahmawati
suka sm sikap alice ke ortuny 🤗🤗
2023-04-12
1
Rapa Rasha
hebat kamu Alice lanjut kak
2022-12-10
0
Zainab ddi
sabar Alice akan ada bahagia nanti
2022-12-09
0