Happy Reading 🌹🌹
Setelah Citra membuang makanan untuk Alice ke dalam wastafel segera dirinya melangkah pergi, "Ingat ya, jangan sampai ada yang berani memberi makan kepada wanita itu. Dia hanya wanita mata duitan yang memanfaatkan keluarga Wijaya untuk kepentingan pribadi. Satu lagi, jangan sampai Tuan Kalevi tahu tentang ini."
Citra berbicara penuh dengan penekanan dan emosi kepada para maid, memperingatkan mereka agar tidak melapor kepada suaminya. Bisa gawat jika Kalevi tahu pikir Citra.
Maid hanya dapat mengangguk dan memandang kepergian Citra yang sudah berjalan jauh menuju kamarnya, Citra hari ini berencana pergi kepertemuan arisan sosialita yang tiap bulan di gelar.
Terlihat Citra mengeluarkas barang-barang bermerk keliaran terbaru untuk pertemuan arisan hari ini, mengingat jika dia adalah menantu keluarga Wijaya sehingga harus selalu upgrade penampilannya.
Dengan mengenakan kacamata hitam, Citra berjalan keluar menuju mobil dimana sopir sudah menunggunya. Tanpa banyak membuang waktu mobil mewah keluarga Wijaya meninggalkan mansion.
Saat Citra pergi barulah maid dan tukang kebun melancarkan aksinya untuk memberi kue kepada Alice.
Di perjalanan terlihat Citra sesekali tersenyum dan tertawa dengan benda pipihnya, sang sopir hanya diam seakan sudah tahu kebiasaan sang majikan.
Hingga, mobil mewah keluarga Wijaya memasuki area hotel mewah dengan banyak satpam juga para tamu yang bergilir untuk menurunkan majikan mereka.
Terlihat banyak ibu-ibu sosialita turun dari mobil mereka dengan penampilan yang mewah, barang yang melekat di tubuh mereka bukan jutaan lagi namun puluhan hingga ratusan juta.
Kini giliram Citra yang turun, dengan memasukkan ponsel ke dalam tas mewahnya. Citra menunggu penjaga membukakan pintu untuknya.
"Nanti jemput di jam biasa." Ucap Citra kepada sang sopir.
"Baik Nyonya." Jawab sang sopir sopan.
Segera Citra berjalan masuk kedalam hotel mewah dimana banyak teman arisan sosialita sudah berada disana.
Terlihat interior yang mewah dengan ukiran bergaya Eropa, lampu-lampu kristal menghiasi setiap sudut ruangan. Citra berjalan ke arah cafe VIP dimana hanya para sosialita yang memiliki kartu akses dengan pengeluaran belanja minimal lima ratus juta tiap bulan yang dapat memasukinya.
"Halo jeng." Sapa Mira kepada Citra.
"Hay jeng, apa kabar." Jawab Citra dengan cipika-cipiki dengan Mira.
"Baik, eh kenalin ini anak saya baru pupang dari London." Kata Mira dengan memperkenalkan seorang gadis.
"Wah, anakmu cantik dan berkelas sekali jeng." Jawab Citra yang menerima salam dari anak gadis Mira.
"Uh, tentu saja. Anakku sebentar lagi akan bergelar docktor jeng." Mira membanggakan anak gadisnya kepada Citra.
"Wah cocok tuh jeng Citra, jika anak jeng Mira jadi mantu." Timpal teman arisan yang lain.
"Benar, tapi jeng Citra sudah punya mantu anak dari pengusaha juga. Dia sangat cantik." Timpal rekan Citra yang lain.
"Ah, yang benar kamu. Benar jeng, kamu sudah punya mantu. Ajak gabung sama kita-kita dong." Ucapnya.
"Mantumu lulusan mana jeng Citra, anak dari pengusaha siapa?" Tanya Mira yang sangat kepo.
"Itu loh, perusahaan yang hampir gulung tikar pemiliknya Willian." Timpal rekan lain.
"What!" Ucap Mira yang kaget.
"Iya, aku dengar dari suamiku Willian kena tipu dari rekan bisnisnya, membawa kabur uang investasi. Wah, beruntung banget Willian jadi mantu keluarga Wijaya." Ucapnya dengan tersenyum.
"Citra hati-hati, pasti mantumu hanya ingin uangmu kalau Kenan sudah jatuh cinta dengan mantumu bisa semuanya dia berikan."
Mira memprovokasi Citra, Mira tahu jika Citra mudah termakan omongan orang lain.
"Benar tante apa yang di katakan Mama, semoga menantu tante tidak jahat." Timpan Mourin.
Mourin wanita berusia 28 tahun dengan segudang prestasi, wanita dari kalangan jenzet tidak mengenal barang murah. Mourin sangat berambisi untuk bersanding dengan Kenan karena keluarga mereka lebih kaya, namun berita tidak mengenakkan keluarga Mourin dengar jika Ken menggelar pernikahan karena di jodohkan oleh Kakek Wijaya.
Kini Mourin dan Mira mendekati Citra agar dapat masuk ke dalam kehidupan Wijaya, tidak masalah jika Mourin jadi istri kedua maupun selingkuhan Kenan. Yang pasti Mourin akan mendepak istri sah dari tahtanya.
"Sudah ayo jeng di mulai saja arisannya, tidak apa-apa jeng Citra. Aku dengar menantu jeng Citra ini lulusan dari Amerika dan baru pulang eh tiba-tiba menikah." Ucap rekan yang menenangkan hati Citra.
"Tapi kita tidak tahu jeng apakah mantu jeng Citra beneran kuliah atau tidak bisa jadi hanya bersenang-senang saja di sana dan menjadi salah satu faktor bangkrutnya perusahaan keluarganya." Timpal Mirna yang tetap berusaha mencoreng nama baik Alice meskipun belum kenal.
"Jangan begitu jeng, aku kenal sama Elizabet setiap kami berkumpul anaknya selalu menyempatkan VC bersama kami. Dia benar-benar kuliah, bahkan aku yakin jika Kenan sebenarnya bukan type anak jeng Elizabet."
"Benar-benar, disana banyak cogann!"
Kedua wanita yang mengenal Elizabet terlihat heboh sendiri, bukan mereka tidak suka kepada Mira hanya saja mereka kenal Alice dan keluarga William jadi sebisa mungkin membantu Alice agar tidak terlihat jelek di mata Citra.
"Ya ampun! Sekelas Ken saja bukan type anak William. Lalu typenya seperti apa, aduhh aku gak bisa bayangin bagaimana perasaan Kenan jika tahu." Ucap Mira dengan memasang wajah kasihan ke arah Citra.
"Jelas type pengusaha yang lebih terkenal dari Kenan, kita semua tahu jika anak jeng Citra meneruskan perusahaan keluarga saja. Sedangkan menantu jeng Citra ini wanita yang mandiri bukan wanita yang kemana saja pergi bersama Mamanya." Ucapnya seraya menyindir Mourin dan Mira.
"Kamu menyindir saya jeng!" Ucap Mira marah.
"Tidak, aku hanya mengatakan apa yang ada di pikiranku. Memang jeng Mira merasa jika Mourin lebih suka kumpul dengan ibu-ibu di banding anak seusianya yang menata karir mereka." Jawab rekan Elizabet telak.
"Anak saya baru pulang dari London ya biasa jeng jika masih kangen dengan Mamanya." Dengus Mira kesal.
"Duh jeng, Mourin sudah enam bulan pulang. Jeng Mira selain pertemuan hari ini selalu membawanya." Kata rekan Elizabet membeberkan fakta.
Citra yang mendengarnya merasa pening kepalanya, dia tidak ambil pusing jika Mourin pulang sejak kapan hanya saja ucapan tentang Alice dan Kenan membuat darah tingginya naik.
"Oh ayolah jeng, kita hanya berkumpul sebulan sekali. Lebih baik kita putar arisan saja daripada membicarakan anak-anak muda." Ucap ketua arisan.
"Benar, yasudah cepat sini membayar uang arisan." Kata bendahara yang sudah mengeluarkan buku catatan.
Bukan uang yang mereka gunakan namun selembar cek bernominal milyaran rupiah, mereka tidak segan-segan dalam nominal karena ini dapat menjadi tabungan mereka jika nama mereka keluar untuk mendapatkan arisan.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Yulia Bunyamin
citra mendapatkan kekayaan nya instan jadi sombong
2023-01-05
2
Rapa Rasha
lanjut
2022-12-10
0
Zainab ddi
arisan pamer citra anda akan menyesal bila tahu tentang alice
2022-12-08
0