Happy Reading 🌹🌹
"Alice, batalkan niatanmu itu nak. Ayah dan Mama tidak mau kamu menderita. Ayah akan mencoba meminta tolong kepada rekan Ayah yang lain."
William dan Elizabet membawa Alice pergi dari hadapan Kakek Wijaya, mereka tetap kekeh menolak permintaan Alice yang konyol ini.
"Tidak Ayah, Alice sudah menyanggupinya. Alice tidak ingin melihat ayah bersujud kepada orang lain untuk kedua kalinya."
Air mata Alice menetes tanpa aba-aba, hatinya begitu sesak melihat orang tuanya merendahkan diri mereka kepada orang lain demi perusahaan.
"Alice, biarkan perusahaan bangkut. Mama tidak ingin menjualmu demi uang." Kata Elizabet lembut dengan kedua mata yang sudah menganak sungai.
"Tidak Ma, Alice tidak merasa dijual oleh kalian. Ini keinginan Alice, bayangkan ayah. Karyawan di perusahaan akan mencari pekerjaan karena perusahaa tempat mereka mencari rezeki sudah tidak ada. Biarkan Alice menjadi anak yang berbakti untuk kalian, Alice akan menjaga diri Alice."
Alice menjawab ucapan sang mama dan memberi pengertian kepada kedua orang tuanya, benar bukan masalah Alice takut jatuh miskin. Melainkan perusahaan yang sang ayah jalankan memiliki cukup banyak karyawan.
"Alice mohon."
William dan Elizabet yang melihat keseriusan dari wajah sang putri saling menatap, Elizabet mengangguk seraya menggenggam tangan sang suami.
"Baiklah, Alice. Ingat ayah dan mama tidak ingin melihatmu menangis dan menderita." Tegas William.
Alice memeluk kedua tubuh orang tuanya, William dan Elizabet meneluk tubuh kecil sang putri. Ketiganya menangis dalam diam dengan pikiran yang berkecamuk dalam otak dan perasaan yang tidak menentu.
Alice segera membersihkan diri dan bersiap untuk menemui cucu dari Kakek Wijaya. Meski merasakan tubuhnya sangat lelah karena baru saja mendarat tidak Alice rasakan karena tujuannya saat ini adalah membuat perusahaan tetap berdiri.
Kakek Wijaya segera menghubungi Ferdy asisten dari sang cucu Kenan. Tanpa mengatakan kepentingannya Kakek Wijaya tahu jika Kenan pasti sudah paham.
Cukup lama menunggu Alice hingga seorang wanita yang tadi memakai pakaian sederhana namun elegan kini berubah menjadi sangat cantik, tidak ada niatan agar sang cucu menilainya wanita yang jelek.
Kakek Wijaya segera berdiri begitu Alice berjalan mendekatinya dengan wajah datar dan dinginnya, pria tua itu tahu jika caranya salah. Namun, tetap dilakukan agar sang cucu segera menikah.
"Ayo kita pergi."
Kakek Wijaya lebih dulu berjalan meninggalkan Alice yang tengah berpamitan kepada orang tuanya, William dan Elizabet melepas kepergian Alice dengan berat hati.
Mobil Rolls-Royce meninggalkan kediaman William, Alice duduk di kursi belakang dengan Kakek Wijaya. Entah kemana dirinya akan dibawa yang jelas Alice harus menuelamatkan perusahaan untuk kedua orang tuanya.
Alice bisa saja menolak dan hidup sederhana dengan orang tuanya, namun Alice ingat jika banyak karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan sang Ayah.
Mobil mewah keluarga Wijaya memasuki restoran mewah bergaya Eropa klasik, terlihat banyak patung dewa dewi yang mudah di temu jika berkunjung ke negara tersebut.
Sang sopir segera membukakan pintu untuk Kakek Wijaya sedangkan Alice membukanya sendiri, "Ayo kita masuk."
Kakek Wijaya dan Alice berjalan masuk ke dalam restoran dan disambut ramah oleh para pelayan. Keduanya berjalan di salah satu meja dekat jendela besar.
Jika biasanya Kakek Wijaya menyewa ruanga VIP kali ini tidak, dia sudah merencanakan sesuatu jika perjodohan kali ini gagal untuk kesekian kalinya.
Kakek Wijaya dan Alice duduk bersampingan dengan menunggu Kenan cucunya.
"Ini buku menunya tuan." Ucap pelayan ramah.
"Kamu ingin minum apa Alice?" Tanya Kakek Wijaya.
"Terserah anda tuan." Jawab Alice sopan.
"Orange juice empat dan untuk makannya siapkan steak yang terbaik seperti biasanya." Kakek Wijaya berkata ramah kepada pelayan restoran.
Pelayan segera mencatat dan undur diri dari meja pengusaha terkenal tersebut, dalam hati bertanya-tanya siapa gerangan wanita cantik yang duduk di sampingnya. Tidak mungkin simpanannya, karena selisih usia mereka sangat jauh.
Kenan dan Ferdy masuk bersamaan kedalam reatoran, terlihat Kenan berjalan selangkah di depan Ferdy dengan memasukkan satu tangan kedalam saku celana panjangnya dan Ferdy berjalan dengan gagah di belakang Kenan.
"Akhirnya kamu datang juga." Kata Kakek Wijaya tanpa melihat siapa yang sudah berdiri di sisi meja.
Kenan menatap datar sedangkan Alice enggan untuk melihat calon suaminya, Ferdy yang melihat sikap acuh Alice sedikit heran.
Dari seluruh wanita yang di jodohkan oleh Kenan selalu terpana menatap wajah sahabat sekaligus atasannya itu, namun kini wanita cantik yang duduk di sebelah Kakek Wijaya seakan acuh dan tidak tertarik.
Kenan tidak menjawab ucapan sang kakek, dirinya mendudukkan dirinya bersebrangan dengan Alice sedangkan Ferdy duduk di depan Kakek Wijaya.
Ken menelisik wanita yang sedang meminum jusnya tanpa berniat menyapa kedatangannya, sungguh tidak sopan. Gumam Ken dalam hati.
"Tanpa basa basi, kakek ingin kamu menikah dengan Alice."
Kakek Wijaya berkata to the point tanpa memberi pendahuluan terlebih dahulu.
Ken menyunggingkan senyum miring, "Berapa yang di berikan kakekku kepadamu?" Tanya Ken dingin.
Alice menghentikan gerakan tangannya dan mengangkat wajah hingga keduanya bertatapan. Terlihat wajah tegas yang tampan, pahatan Tuhan yang sangat indah.
"Aku tidak di beli oleh kakekmu." Jawab Alice dengan wajah datar.
"Apa kamu pikir aku percaya." Ken berkata dengan tajam.
"Aku hanya menerima tawaran kakekmu, tanya saja kepadanya. Lagipula dirinya berada di depanmu dan masih bernafas."
Ferdi dan Ken melebarkan kedua matanya, kaget tentu saja. Bagaimana bisa ada wanita selancang itu berkata demikian kepada Kakek Wijaya.
"Benar, kakek yang menawarinya untuk menjadi istrimu." Timpal Kakek Wijaya dengan tenang.
"Tidak! Apa kakek pikir Ken akan menikah dengan wanita yang tidak berpendidikan seperti dia, tidak memiliki tata krama." Tolak Ken dengan tegas dan seru.
"Kakek tidak menerima penolakan, jika kamu bersikukuh bahkan melakukan hal yang selalu kalian lakukan untuk menggagalkan pernikahan ini. Maka, turun dari jabatanmu."
Kakek Wijaya berkata dengan tegas kepada Kenan, membuat Kenan mengepalkan kedua tangan yang berada di atas pahanya dan menatap tajam ke arah Alice, sedangkan Ferdy hanya diam tidak berani berkata apapun untuk membantu Kenan.
Kenan langsung berdiri dari duduknya dengan kasar dan melangkah meninggalkan meja di ikuti oleh Ferdy yang sebelumnya sudah berpamitan kepada Kakek Wijaya.
"Aku sudah menuruti kemauan anda tuan, tolong tepati janji anda kepada Ayahku. Bantu perusahaan keluargaku semaksimal mungkin." Ucap Alice yang menoleh ke arah Kakek Wijaya.
Kakek Wijaya menatap wanita muda yang duduk di depannya, terlihat gurat kesedihan jelas tergambar di wajah cantik yang berusaha ditutupi dengan wajah dingin dan ucapan tajamnya. Sebagai manusia yang sudah hidup lebih lama dari Alice Kakek Wijaya lebih tahu.
...🐾🐾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Garena4 Free fire
seru banget
2023-10-14
1
Siti Zulaikha
alice keren ...
2023-03-06
0
Yulia Bunyamin
👏👏👏 bagus alice.. biar kenan nanti yg mengejarmu..
2023-01-04
2