"Apa saya bilang kamu tidak akan bisa kabur lagi kan dariku !"
Deg!
"Tristan," batin Bintang tatapannya yang terlihat terkejut. Dan mencoba untuk kembali berdiri dan kabur kembali.
"Tangkap dia!" perintah Tristan tak terbantahkan.
"Jauhi aku!" teriak Bintang memandang sinis orang-orang di sekelilingnya itu.
Tristan yang sudah tidak tahan lagi ia lantas menarik dan menjambak rambut Bintang. Dan dengan kasarnya ia menyeretnya tanpa memperdulikan rintihan sakit yang dirasakan Bintang saat ini.
Bintang yang tidak tahan lagi ia berusaha untuk berdiri tapi apa daya tenaga yang dimiliki Tristan terlalu kuat yang membuatnya sulit untuk berdiri dengan sendirinya.
"Ingat biar pun kamu adalah Istriku jangan berharap kalau aku akan bersimpati atau pun merasa kasihan padamu karena itu tidak akan pernah terjadi apa kamu mengerti?"
"Lepaskan aku Tristan lepaskan aku! Lepaskan aku ...sakit ... Lepaskan aku! Lepaskan aku!"
"Aku paling tidak suka dengan orang yang dengan beraninya menantang ku. Dan kamu? Aku sudah memberimu waktu satu hari tapi apa yang kamu lakukan? Kamu dengan berani telah menentang ku jadi rasakan semua ini karena semua ini pantas untuk kamu dapatkan ayo berdiri!"
Mendorong tubuh Bintang didalam ruangan yang sangat sepi dan hanya bertikar selimut kecil, Tristan menguncinya dari dalam sana tanpa memberikan ampunan lagi.
"Kamu sekarang paham kan siapa Tristan? Kamu pastinya sudah mengerti kan dengan resiko besar apa yang akan terjadi jika kamu sampai berani menantang ku seperti sekarang ini?"
"Sekarang apa yang ingin kamu lakukan apa kamu ingin menghukum-ku atas perbuatan ku ini? Apa kamu ingin membunuhku sekarang apa kamu belum merasa puas?" tanya Bintang dengan suaranya yang terdengar tersengal-sengal.
"Membunuh itu bagiku akan terlihat biasa karena kamu tidak akan merasa kesakitan lebih lama. Sedangkan menghukum bagiku cara itulah yang tepat untuk kamu dapatkan. Dan kelihatanya itu memang harus aku lakukan."
Menyeret tubuh Bintang secara paksa dan tanpa memperdulikan teriakan yang dilakukan oleh Bintang. Dengan kasar Tristan pun membawa Bintang masuk kedalam tempat persembunyian mereka.
"Tuan apa yang terjadi kenapa Tuan pembawanya kesini?" tanya Gibran.
"Aku tidak bisa menjelaskan semuanya ke kalian. Yang aku mau sekarang, kalian siksa wanita ini dan terserah kalian mau menyiksanya seperti apa karena aku tidak akan perduli lagi dengannya sekarang."
"Tapi Tuan, dia kan sekarang sudah jadi Istri tuan apa tuan yakin?"
"Gibran apa kamu sudah bosan hidup, jika kamu memang sudah bosan aku sendiri yang akan terlebih dulu menghabisi-mu, apa kamu mau?" ancam Tristan dengan tegas.
"Ba ...baik Tuan kita bakal melakukannya.
" Kalian semua manusia kejam dan biad*p apa kalian pikir dengan apa yang kalian lakukan ini, kalian akan menjadi manusia terhormat dan menjadi manusia yang tidak akan tertandingi?" gertak Bintang.
Belum juga perkataan yang diucapkan oleh Bintang selesai, satu tembakan yang terlepas dan tepat mengenai perut Bintang. Dar*h yang mengalir dengan deras membuat kelima pria bertubuh kekar yang melihatnya. Mereka hanya melihat dengan tatapan yang kosong, tidak ada langkah dari kelima pria itu untuk bersimpati mau menolong wanita yang sudah tidak berdaya dihadapannya itu.
Rasa lemas telah dirasa olehnya. Tubuhnya yang seketika merosot kebawah yang akhirnya membuatnya tak tahan lagi, dengan bersimbah banyak dar*h akhirnya Bintang pun jatuh tersungkur dan tidak sadarkan diri dilantai.
"Cepat buang dikejalanan,"pintanya.
"Tapi Tuan?"
"Sekali kamu berani membantah aku akan sama membuatmu merasakan rasa sakit yang ia derita apa kamu mau?"
"Ba ... Baik tuan saya akan membuangnya ke jalanan agak sepi,"ucapnya segera ia membopong tubuh Bintang.
Dengan hanya meletakkan tubuh Bintang dipinggir jalan yang terlihat sangat sepi tanpa ada pengendara yang lewat.
Tak lama kemudian Ambulan yang dipanggil oleh mereka akhirnya datang dan mendapati kondisi seorang Wanita yang sudah tidak berdaya dijalan beraspal dengan banyak berlumuran banyak darah.
"Astaga korban sudah dalam kondisi memprihatinkan, kita harus segera melarikannya ke Rumah sakit?"
"Baiklah cepat kita naikkan korban ke atas brangkar sekarang.
"Baiklah.
Setelah tubuh Bintang yang dimasukkan kedalam mobil Ambulan, bergegas mobil pun dilajukan dengan kecepatan cukup tinggi. Dan tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Ambulan tiba di Rumah sakit Medika indah.
Dengan mendorong brangkar yang diatasnya sudah terdapat Bintang yang terbaring dalam kondisi tidak berdaya. Dokter dan juga Suster yang melihatnya mereka lantas bergegas langsung menghampirinya.
"Dokter pasien ini sudah dalam keadaan gawat darurat, ia harus segera ditangani sekarang."
"Kelihatannya dia menggalami luka tembakan yang cukup serius, dan korban jga kehilangan cukup banyak darah kita harus segera melakukan transfusi darah secepatnya. Oh iya apa Suster sudah menemukan anggota keluarganya?"tanya Dokter laki-laki.
"Pasien menjadi korban tembakan, jadi saya rasa ini tindakan pembunuhan atau kesengajaan belaka jadi untuk anggota keluarganya saya belum tau Dok, saya baru mendapatkan ponsel ini tadi ijinkan saya untuk menghubungi keluarganya terlebih dulu jadi dokter mengijinkan?"
"Baiklah cepat kamu hubungi keluarganya,"pintanya.
"Baik Dok,"balas Suster segera ia keluar sebentar.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
lovely
kejammmmm amatt klo ga cinta benci jangan di bunuh cukup di lepaskan dasar binatang Lo Tristan 😠
2022-12-11
0