"Dia benar-benar sangat kejam dan berhati iblis. Apa dia hanya menganggapku layaknya seekor hewan sampai-sampai ia tega mengurungku seperti ini," batinnya dengan rasa putus asanya.
Bintang masih saja meringkuk di lantai yang dingin itu, rasanya tubuhnya sangat remuk akibat tarikan yang Tristan berikan tadi. Sedari tadi Bintang hanya mampu termenung, ingin menangis tapi rasanya ia juga lelah dan tampaknya air mata gadis itu sudah mengering tak bisa untuk ia keluarkan lagi.
Bintang menatap sekeliling-nya, ia haus tapi tidak ada minum sama sekali, jangankan minum, makan saja ia tak disediakan, karena dari itu ia sangat merasa lapar. Perutnya terus berbunyi tapi tidak ada makanan. Bintang memikirkan cara untuk bisa keluar dari sini.
Gadis itu mulai bergeser ke arah dinding di sampingnya, berharap bisa berdiri dengan berpagutan dinding itu. Bintang mencoba berdiri dengan tangan yang memegang erat dinding di sampingnya itu, ia berusaha namun gagal terus.
"Aws! ... sakit,” isaknya dengan lirih.
Tak mau menyerah, Bintang mulai kembali lagi mencoba untuk bangun dan alhasil ia bisa, berkali-kali ia mengucapkan kata syukur karena masih bisa berdiri, ia kira ia sudah lumpuh.
Bintang berjalan terseok-seok menuju ke pintu utama ruangan ini. Ia tak tau apakah penjaga di sana berjaga-jaga dengan ketat atau hanya berjaga di samping saja.
Tampaknya keadaan sedang berpihak kepada gadis itu, para bodyguard yang dikerahkan untuk menjaga ruangan itu sedang tertidur lelap, dan kunci juga sudah tergantung indah di jeruji itu. Tak mau berlama-lama bintang langsung saja memutar kunci itu di gembok besar yang tengah menempel di pintu jeruji besi itu.
Klek!
Pintu terbuka membuat Bintang mengucapkan kalimat-kalimat syukur berkali-kali. Gadis itu langsung saja keluar dengan pelan-pelan tak lupa langkahnya yang terseok-seok, ia tak sama sekali meninggalkan jejak, dan ia juga tidak bersuara sedikitpun, takutnya nanti ia ketahuan dan di siksa lebih kejam lagi dari ini.
Bintang mulai mempercepat langkahnya, untung saja ia hapal jalanan ini, jadi ia tahu di mana saja ia bisa menembus untuk kejalan raya. Bintang keluar melalui lorong dari sebelah kanan, setelah itu ia semakin mempercepat langkahnya, seseorang ekor matanya melirik ke arah belakang, takutnya ada yang ikut mengejarnya.
Bintang masih berjalan tak tentu arah. matanya sudah sayu, mungkin kelelahan karena tak berhenti berlari sedari tadi. Gadis itu terjatuh di atas rumput-rumput yang membaluti tanah hutan itu. Sejauh mungkin apapun ia berlari, yang ia lihat hanyalah daun kering yang tak tentu arah Bintang mengusap keringatnya yang menetes didahi.
Gadis itu meringkuk, memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya dicelah lututnya. Air mata tak henti menetes dari mata bulatnya, entah kenapa hidupnya menjadi seperti ini? Gadis bersurai panjang itu masih meratapi nasibnya.
Jika ditanya ia rindu atau tidak dengan kehidupannya yang dulu? Maka jawabannya pasti iya! Iya sangat rindu dengan kehidupan yang dulu, yang slalu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. Bukan malah seperti sekarang, hidupnya hancur dalam sekejap, hanya sebuah pelampiasan.
Bintang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang sudah membiru karena lebam. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri, seakan-akan ia sedang dipeluk oleh orang yang sangat ia sayangi. Tapi nyatanya itu hanyalah sebuah khayalan! Tidak ada yang menyayanginya lagi di sini.
"Ini sangat sakit, a-aku benar-benar udah nggak kuat lagi. Ka-kapan semua ini be-berakhir? A-aku ingin semuanya usai," lirih Bintang dengan mata yang sudah menyiratkan arti lelah, tangannya yang memegang kepalanya telah menyebutkan jika dirinya cukup tak kuat dengan semua ini.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments