TEN - KERUMUNAN WARTAWAN

"Livia maafkan, aku tidak bisa menjemputmu hari ini, ibuku terus menghubungiku untuk menemaninya menghadiri pesta temannya" jelas Darent saat berpamitan pada ibunya keluar dari pesta untuk menghubungi Livia.

"kalau begitu jelaskan padaku, kenapa kau mempublikasikan hubungan kita siang tadi? bagaimana kau akan bertanggung jawab?" jawab Livia yang terus mendesaknya.

"lalu bagaimana kita akan menjalani hubungan kita selanjutnya jika aku tidak mau mempublikasikan hubungan kita?" jawab Darent membuat Livia diam. benar juga apa yang dikatakannya. "kenapa diam? nanti setelah pesta aku akan ke rumahmu" lanjut Darent, lalu mereka menutup sambungan teleponnya.

"Livia!" pekik Luna memasuki ruang staff kafe dengan tergesa-gesa.

"ada apa?" tanya Livia saat membereskan tasnya yang hendak pulang, jam kerjanya sudah selesai.

"di depan banyak sekali wartawan mencarimu!" kata Luna dengan histeris.

deg...

"sudah kuduga" lirih Livia.

"lalu bagaimana kau akan menjelaskan mereka?"

"aku akan pulang naik taksi, aku tidak harus berbicara kan? apa kalian bisa melindungiku?" tanya Livia yang di angguki oleh Luna tanda mengerti, dengan cepat Luna memanggil rekan-rekan kerjanya.

setelah beberapa menit menunggu taksi itu datang, wanita itu memakai masker dan topi, dia keluar dari ruangan staff di bantu rekan kerjanya menghalangi para wartawan mengerumuninya, dengan banyak pertanyaan tentang hubungannya dan Darent, dia berjalan cepat menuju ke arah taksi yang sudah menunggu di depan kafe, dan akhirnya berhasil masuk, tapi bukan wartawan kalau tidak mengejarnya, semua wartawan mengejar taksi itu.

di kafe Livia barusaja keluar dari ruang staff, dia memakai topi hitam keluar saat diberi kode Bella bahwa wartawan sudah pergi mengikuti Luna yang menyamar jadi Livia.

Lalu Hugo muncul dengan dua bodyguard lainnya yang bertubuh sangat kekar dengan kulit hitam legam berkepala botak dan tinggi, mereka semua benar-benar terlihat seperti orang pintar dan jago bertarung, mereka memakai jas yang terlihat rapi dan mahal, lalu masuk ke kafe mencari sosok Livia yang baru saja menghubungi Zen untuk menjemputnya.

Livia mengikuti Hugo dan dua bodyguard yang terus mengikuti di belakang Hugo, lalu Livia masuk ke mobil dan ternyata sudah ada Zen di dalam, dia duduk di belakang sambil memainkan ponselnya.

"masuklah cepat" kata Zen menepuk kursi kosong di sebelahnya, Livia duduk di sebelah Zen.

"trimakasih sudah meluangkan waktumu Zen" kata Livia dengan suara merdu dan lembut.

"jangan berbicara dengan nada seperti itu pada pria lain" kata Zen, mobil itu mulai berjalan, Hugo yang menyetirnya dan dua bodyguard tadi berada dalam mobil lain mengikuti di belakang mobil Zen.

"apapun itu yang penting terimakasih sudah mau menjemputku, aku tahu kau orang sibuk, maafkan" kata Livia melihat ke arah depan dengan tidak enak hati.

"sesibuk apapun itu kau tetap yang paling utama" jawab Zen sembari memalingkan ke arah luar mobil sebelahnya karena Malu. Livia melihatnya dengan tersenyum geli melihat seorang Zen bisa malu juga.

setelah sampai di rumah, Livia menawarkan mereka untuk mampir ke rumah Livia.

"hei kau! bagaimana bisa kau menawariku untuk mampir ke rumahmu malam-malam? aku sedang membawa tiga pria, apa kau tidak takut hah!" kata Zen sebal padanya.

"aku hanya ingin berterimakasih pada kalian, itu saja" kata Livia yang hendak membuka pintu mobil tapi ternyata pintu sudah di bukakan salah satu bodyguard.

"tidurlah, aku sedang ada urusan pekerjaan, besuk kau harus libur bekerja, wartawan tidak akan membiarkanmu begitu saja sebelum bertemu denganmu" kata Zen mengelus puncak kepala Livia dengan sayang, seulas senyuman membuat Livia diam terpana dengan ketampanannya.

"baiklah, aku akan masuk" kata Livia membalas senyumannya lalu mereka meninggalkan Livia.

"huff..." nafas berat Livia keluar begitu dia duduk bersandar di ranjang kecilnya, dia melihat sosial medianya dan sudah dapat dipastikan, semua sosial medianya banjir hujatan, bahkan mereka tau sosial media Livia.

"dia memang cantik, tapi aku yakin dia mendapat uang dari kak Daren untuk oprasi plastik, hahaha.."

"Hanna idolaku kalah dengan wanita pegawai kafe, sungguh.. apa yang dilihat dari dia! aku membencinya"

"kurasa dia orang baik, tapi sebaik-baiknya dia pasti juga akan memikirkan harta Daren"

"wanita itu berasal dari keluarga miskin, kudengar dari kafe O'good dia yatim piatu, hidupnya menumpang lalu lupa setelah dia bisa bekerja, kurasa dia dari keluarga pembantu, tapi benar atau tidak belum jelas sedetail itu, aku hanya mendengarnya saja saat di kafe siang tadi"

"benarkah? rupanya di film benar-benar terjadi ya, pembantu rumah tangga bisa kaya melalui prianya yang kaya raya"

"dasar wanita tidak tau diri! enyah kau benalu!"

semua sosial media di penuhi dengan berbagai hujatan, mereka semua mendukung Darent dan Hanna. tapi hanya ada segelintir orang saja yang Livia, tanpa dia sadari air matanya menetes di pipi.

tok tok tok...

Livia segera mengusap air matanya dan membuka pintu menampilkan sosok Darent yang memakai setelan jas, mengingat bahwa dia menghadiri pesta di tempat kerabat ibunya.

"Livia" lirihnya saat melihat Livia, Darent berjalan masuk rumah tapi tangan Livia dengan cekatan menghadangnya.

"kita bicara di luar saja, aku lelah" kata Livia malas menghadapi si pembuat onar.

"Livia" lirih Darent tak percaya kalau dia sudah tidak boleh memasuki rumah kekasihnya.

"katakan dengan jelas bagaimana kau bertanggungjawab atas perbuatanmu? kau tidak lihat? aku kesulitan! banyak yang menghujatku di sosial media!" bentak Livia tak tertahankan.

"ikutlah denganku, tinggal di apartemenku Livia!" kata Darent yang berubah drastis meninggikan suaranya setelah melihat reaksi Livia yang marah.

"kau berpikir itu akan lebih baik untukku? kau gila?!"

"lalu aku harus bagaimana? tadi aku sangat ingin memelukmu tapi sekarang aku ingin menculikmu dan mengurungmu di rumahku! kau tidak tahu aku juga kesulitan menghadapi mu dan media yang selalu memberikan skandal padaku!" kata Daren ketus pada sosok wanita yang lebih pendek darinya, lalu Darent mengeluarkan sebuah kalung di saku mantelnya dan hendak memakaikan pada wanitanya tapi tangannya di tepis Livia.

"kau masih bisa mengalihkan pembicaraan kita? padahal kau tahu sendiri bahwa aku di cap semua orang menginginkan hartamu saja, bagaimana bisa aku memakai kalung mahal darimu!" jelas Livia tak terima.

"biarkan saja Liv, kau hanya perlu berkata bahwa kau kekasihku, tidak perlu takut, kita harus mempublikasikan hubungan kita sebelum banyak skandal yang menimpaku, tak hanya aku tapi hubungan kita, apa kau mau kita bertengkar terus karena skandal?" jelas Darent, Livia terdiam.

"lalu bagaimana dengan wartawan? jika aku bekerja dan di ganggu banyak wartawan, apa yang akan kau lakukan pada mereka supaya tidak menggangguku?"

"sayang.. aku sudah mengatakannya tadi, kau hanya perlu berkata kau adalah kekasihku, kau harus jujur semuanya, meskipun di awal akan sakit tapi aku tetap menemanimu" jelas Darent meyakinkan, Livia diam menatap Darent lalu Darent memakaikan kalungnya lagi tanpa ada penolakan dari Livia.

"pakai saja terus, aku ingin mereka lihat bahwa aku benar-benar mencintaimu, jika aku terlihat jatuh cinta padamu lambat laun mereka akan memahaminya sendiri" jelas Darent panjang lebar.

Darent mendekatinya dengan perlahan dan penuh hati-hati, dengan kelembutannya semoga Livia menerimanya. satu kecupan mendarat di keningnya, melihat Livia tidak menolak ciuman itu turun ke arah bibir, dia memagutnya dengan lembut, lalu merambah ke pelukan hangatndi perutnya, Darent mencoba untuk membawanya yang masih saling berciuman.

"lepaskan dia sekarang juga!" bentak seorang pria bersuara bass dengan lantangnya. sontak membuat dua insan itu kaget dan menoleh ke arah suara tersebut.

"Zen" lirih Livia tanpa sadar menyebut namanya di depan Darent.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!