Syahadat Cinta Sang Mafia
Gedung pencakar langit mewah sekaligus indah, dipenuhi dengan ukiran-ukiran kaligrafi dari setiap tembok, pintu serta pilar jumbo penyangga atap keemasan sehingga menjadikan bangunan terlihat begitu Kokoh nan indah untuk dipandang.
Halaman luas dengan nuansa kehijauan, membuat bangunan terasa alami dan nyaman untuk dihinggapi. Tidak lupa tepat di depan bangunan itu terdapat sebuah kolam renang penuh ikan koi, ditengah-tengah terdapat air mancur yang tidak terlalu besar, namun cukup untuk membuat gadis yang terduduk di sisi kolam ikan itu bahagia, wanita muslim bermata biru yang indah.
Subha Alba Akthakarta, gadis ini merupakan gadis Sholehah dari Indonesia campuran Kazakhstan, berkat kesalehan yang ia miliki membuat Subha digandrungi banyak pria di kota ini. Subha selalu menutupi tubuhnya dengan kain panjang serta tebal, bahkan wajahnya pun tidak pernah rela ia perlihatkan kecuali dengan suaminya nanti.
Wajah Subha menunduk menikmati keindahan dari gerak-gerik ikan koi yang tengah berenang bebas didalam kolam. Sorot matanya sangat indah sehingga para ikan bukannya takut malah merasa aman. "Aku akan memberi kalian makan siang lagi besok, tapi dengan syarat kalian harus makan dan menyenangkan ku"
Bagai alunan merdu, suara Subha bagai sebuah musik yang menari-nari mengelilingi gendang telinga. Tak mau berlama-lama, Subha segera menengadahkan kepalanya keatas, menatap awan-awan yang hampir menghitam karena malam.
Drettt
Drett
Ponsel di tas kecil Subha berdering, membuat ia harus berhenti bermain ikan koi serta mengelap tangannya yang basah untuk mengambil ponselnya.
In call
"Assalamualaikum wahai kakak ku Alham yang begitu sangat kucintai" Subha menempelkan ponselnya di telinga.
"Walaikumsalam. Subha, pekerjaan kuliah mu sudah selesai? Hari sudah mulai petang, sebaiknya kau segera pulang. Apa perlu kakak menjemput dirimu?"
Subha mengamati pintu bangunan mewah yang merupakan sebuah masjid besar nan indah, dimana sudah banyak orang ingin masuk untuk menunaikan ibadah sholat, bahkan adzan sudah berkumandang memanggil dirinya.
"Aku ingin sholat Maghrib terlebih dahulu, kakak bisa menjemput diriku setelah sholat Maghrib ya"
"Begitu, baiklah nanti kakak akan beritahu Abi dan Umi. Setelah sholat Maghrib jangan coba-coba untuk keluar dari masjid, bahaya"
"Baiklah kakak, assalamualaikum "
"Walaikumsalam"
Subha segera menutup sambungan telponnya karena ia harus segera masuk untuk menunaikan ibadah sholat. Ia tidak mau jika telat menjadi makmum, membuat Subha segera berlari kecil sambil menyincing rendah roknya.
______
Jika Subha harus melakukan ibadah sholat Maghrib, berbeda dengan pria kekar serta kumis tipis mengelilingi dagu ini. Maghrib ataupun tidak, adzan ataupun nyanyian, menurutnya tidak ada bedanya. Pria Eropa yang tidak memiliki kepercayaan serta memilih hidup dengan penuh kebebasan ini merupakan pria konglomerat dari Italia.
Pria yang tidak memiliki kepercayaan itu mengamati sebuah Vidio pembunuhan berantai yang 3 hari lalu ia sebabkan. Matanya menyipit serta bibirnya menyungging membentuk senyuman.
"Perfect, Ead! Are you satisfied? Yess" pria itu memuji dirinya sendiri, siapa lagi? Pria itu hanya seorang diri di resto ini, tidak pernah ingin membiarkan orang manapun dapat satu ruangan dengannya.
Eadwarl Christoper Zolanda, pemilik julukan Dominic ini tidak memiliki etika dalam berbisnis serta melawan musuhnya, menjadikan kekerasan serta keangkuhan sebagai senjata utama.
Hari ini Ead baru saja sampai di Kazakhstan untuk melaksanakan sebuah misi pembunuhan, serta mencari sesuatu miliknya yang hilang. Untuk merayakan hari pertamanya di Kazakhstan, ia menikmati minuman beralkohol rendah disebuah resto dekat Masjid tempat dimana Subha sholat. Ia juga mendengar adzan, namun ia tidak begitu penasaran. Pikirnya, "itu keputusanmu menjadi muslim dan harus selalu mendengarnya. Untuk diriku, ini keputusanku untuk tidak memiliki agama, jika hidupku bersanding dengan mereka dan dengan terpaksa aku harus mendengarnya, juga konsekuensi ku untuk menerima"
dretttttt
Getaran ponsel Eadwarl berbunyi, menepis kesunyian yang ia timbulkan malam ini. Namun ia tidak cepat-cepat mengangkat, mungkin beberapa menit kemudian.
In call
"Hm" jawab Ead tidak mau lebih.
Sementara itu, pria yang baru saja menelpon Ead, pria pemilik tubuh tinggi agak kurusan baru saja melelehkan tembaga panas ke tangan pria yang terikat penuh noda darah di sekujur tubuhnya.
"Why"
"Harus aku apakan dia? Dominic"
"Hal mudah seperti ini kau perlu bertanya?"
"Ok"
Jlep
Setelah menelpon Ead untuk memastikan, ia sudah tidak memiliki basa-basi untuk mengambil nyawanya, begitu mudah dan cepat hingga tembaga panas itu melelehkan darah didalam perut pria itu.
____
Saat ini Keduanya berjalan diatas tanah yang sama, dibawah gedung yang sama, udara yang sama, malam yang sama, serta saling berdekatan. Namun kepercayaan merupakan dinding paling tebal diantara mereka.
"Cukup ucapkan syahadat kepadaku maka aku akan berjalan disampingmu"
"Are you sure"
...********...
...Hai. Perkenalkan aku Mela, dan teruntuk para reader bisa memanggilku Mel atau la, senyaman kalian aja... kalian nyaman, aku juga wkwkkw...
...Semoga kalian sehat dan diberi panjang umur, serta mendukung karya Mel....
...Terimakasih 🙏...
Ini karya keduaku! jika kalian pernah menjadi author pasti hal ini pernah kalian rasakan, dimana keinginan membuat cerita yang baru sangat ingin kalian lakukan. karangan ini juga masih amatiran, jadi mohon di komen dengan kalimat yang sopan untuk saling menjaga hati😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sylius
narasinya bagus.
2023-02-23
1
Sylius
wih, namanya keren thor.
2023-02-23
2
Ir Syanda
Ah~ adem sekali membayangkannya
2023-02-20
0