Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?

“Pria ini, bukankah dia pengusaha muda dari keluarga Renata?. Aku dengar jika keluarga mereka memiliki agama yang baik. Ayahnya seorang divisi pengelola keuangan di wilayah Alatau." Rahman memberikan satu lembar kertas berisi biodata seorang pria bernama Frederick Jian Renata kepada istrinya yang berada tak jauh dari duduknya.

"Benar Abi, pria ini terlihat baik dan cocok untuk Subha" Riverlyn tidak bisa melepas pandangannya dari foto yang sudah Rahman ulurkan, seakan magnet yang menarik perhatian. Riverlyn mengulurkan foto itu didepan Hasbi untuk ia dapat menilainya.

“Apa dia baik nyonya Hasbi?” tanya ayah Rahman menghisap putung rokok disebelah kanan tangannya.

“Menurutku mereka orang yang baik. Oh iya, mereka memang memiliki rencana untuk menjodohkan putranya dengan nona Subha. Syukurlah kalau Tuan Rahman sudah menyetujuinya, ini akan menjadi berita yang menyenangkan bagi mereka” jawab Hasbi dengan penuh senyuman tampak menggambarkan kebahagiaan.

"Kebetulan sekali ya, Abi." Riverlyn melukis senyum diwajahnya sementara Abi Rahman kembali membaca biodata keluarga Renata, supaya ia tidak melakukan kesalahan.

Sementara itu di dekat jendela dua orang pria dan wanita hanya tertawa saling gurau tanpa mau memperdulikan Abi dan Uminya di ruang tamu.

Memang! Jika menyangkut seorang pria yang dipilihkan kedua orang tuanya, subha hanya diam karena tidak pernah ditanya bagaimana pendapatnya. Subha hanya akan terus menolak dan menolak, semua pria yang dipilihkan kedua orang tuanya tidak pernah cocok bagi Subha.

Alham dan Subha masih saja bercanda, kadang kala mereka mencubit satu sama lain. Alham mencubit pipi Subha yang terlihat begitu kenyal namun tak besar “Wajah adikku ini tidak pernah berubah! Dari kecil sampai besar wajahmu tetap sama”

“Selalu cantik dan menggemaskan”

“Iya, cantik dan mengemaskan tapi harus ada yang memilikinya kan”

Subha tertawa seketika, menjadikan Alham bingung dengan respon dari adiknya. “itu sindiran ya kak”

“Iya, itu sindiran dan kali ini kau harus menerima tawaran Abi”

Subha memanyunkan bibirnya saat mendengar perintah tegas dari Alham. Membuat Alham gemas dan ingin menyentil bibir pink milik Subha. Namun saat Alham ingin melakukan aksinya, Subha lebih dulu menghindar lalu tertawa.

Alham memang tak suka dengan perjodohan ini, karena kesannya Subha seperti dipaksa. Ia mau Subha menerima perjodohan ini dengan ikhlas dan hati yang lapang.

“Subha, kemarilah,"

Subha langsung mengeratkan genggaman tangannya kepada Alham. Biasa! Dia baru saja meminta pertolongan kepada kakak semata wayangnya karena wanita ini harus mendengar bujukan dari Abi dan Uminya. Entahlah, hati kecilnya selalu menolak.

Alham yang melihat respon tak senang di wajah subha akhirnya membawa adiknya menemui Abi Rahman yang sudah menunggu bersama Umi Riverlyn dan bibi Hasbi di ruang tamu. Walaupun awalnya Subha menolak, ia sudah tidak bisa lakukan apapun untuk sekarang.

"Duduklah disini, sayang." pinta Umi Riverlyn saat melihat Subha sudah sampai di ruang tamu. Akhirnya Subha mau duduk disebelah kiri bersama Umi dan disamping kirinya ada tubuh kekar alham.

“Abi sudah pilihkan jodoh yang pas untukmu”

“ Subha-”

“Jangan terbiasa memotong ucapan orang tua" potong Abi Rahman menciutkan nyali Subha. Kalimat itu terdengar tegas dan bijaksana, hingga membuat Umi sekaligus Subha tidak berani membalas.

"Jangan memaksa Subha jika memang dia tidak menerimanya, yang paling terpenting bukanlah persetujuan Abi tapi Subha sendiri" Sela Alham memberanikan diri, karena apapun yang menyangkut Subha maka ia akan lakukan.

Namun saat Subha melihat respon dari Abi Rahman membuat dirinya takut. Kedua netra Abi Rahman yang sudah menajam dan mulutnya mengatup gemetaran, seakan bersiap untuk balasan yang akan segera datang, membuat Subha ingin mengalihkan keduanya.

“Oh iya, Subha ada janji sama bibi Reilin mau ke majelis bersama-sama. Disana ada acara, jadi bibi mengajak Subha. Boleh tidak, Abi... " lirih Subha meminta ijin saat suasana lagi panas-panasnya. Bibi Reilin merupakan kembaran dari Riverlyn, Umi Subha.

"Boleh"

Seketika bibir tipis Subha menyungging, membentuk sebuah senyuman yang nyata. Kedua netra bagai berlian itu nampak berbinar mengikuti respon dari otak Subha. Syukurlah, Abi Rahman selalu mengijinkan saat dirinya pergi ke majelis.

“Kalau begitu Subha pamit terlebih dahulu ya, Abi "

"Salamkan sayangku kepada bibi Reilin ya sayang" pinta Umi Riverlyn menahan tangan putrinya dan Subha mengiyakan.

"Mau kakak antar?" tanya Alham saat Subha hendak berdiri.

"Tidak usah kak, Subha naik taxi aja kesananya" tolak Subha membuat Alham hanya pasrah.

Subha segera mencium tangan Abi Rahman, Umi Riverlyn, Alham, dan Hasbi yang kebetulan masih disana. Setelah itu Subha menaiki tangga menuju kamar untuk berganti pakaian. Sementara itu, Alham memilih pergi keruang kerja saat sudah tidak ada adik kesayangannya, dan ketiga orang paruh baya itu masih setia bersama.

_____

3 hari yang lalu

Dor

Dor

Dor

Tiga kali timah panas keluar menembus dada pria yang berdiri diatas jurang. Mereka bertiga langsung tersungkur di atas tanah dengan udara panas disiang hari sebagai saksi kematian mereka.

“Akan kami apakan mereka semua? Dominic,” tanya salah satu bawahannya setelah mengecek tidak ada tanda-tanda kehidupan di ketiga pria tersebut.

“Kembalikan mereka ke asalnya, aku ingin lihat bagaimana reaksi mereka”

Ia menaikan setengah bibirnya memperlihatkan ketegasan dan kekejaman yang amat luar biasa. Sementara, perintah Eadwarl tidak pernah diragukan oleh banyak pengikutnya. Mereka selalu menuruti perintah atasannya apalagi mereka semua mengetahui bagaimana temperamental yang Eadwarl miliki. Ead akan tampak beda saat bersama Roy bawahan setianya.

Saat ini...

12:30

Siang hari ini terasa sangat panas, apalagi di kota Almaty penuh dengan gedung-gedung tinggi tanpa penghijauan. Almaty nampak menjadi kota gersang dengan debu berterbangan, namun kota ini memiliki penduduk yang dominan memilih untuk berjalan kaki dari pada naik kendaraan, karena penduduk disana memilih memanfaatkan serta mensyukuri pemberian tuhan dengan menggunakan kedua kakinya.

Perilaku tersebut menjadi suatu kebiasaan di kota Almaty. Dengan begitu, kedua pria yang empat hari baru di kota Almaty ini tidak pernah menggunakan kendaraan untuk bepergian. Keduanya memilih berjalan kaki sambil menikmati udara panas di siang hari.

"kita sudah seperti rakyat Almaty" pria agak kurusan itu mengomentari dirinya dan pria yang ada disebelahnya. Kedua pria itu memakai jaket denim serta sorban menutupi setengah wajah, seperti rakyat Almaty pada umumnya.

"Kau bisa diam tidak, Roy" pria ini hanya merespon datar sambil berjalan beriringan.

"Jika kulihat, kau keren juga memakai itu. Ead,"

"Itu pasti. Menurutku, kau terlihat sangat jelek. Wajah Eropa mu begitu kental, tidak cocok berada di Almaty." balas Eadwarl dengan wajah datar dan mata liar mengamati jalan.

Roy tidak menjawab, matanya mengamati segerombolan wanita memakai jubah hitam serta kain menutupi seluruh wajahnya, hanya menyisakan kedua mata mereka yang indah.

"Apa mereka tidak panas?"

"Siapa?"

"Wanita yang tidak terlihat disana"

To be continued

Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya.

.

Ini karya keduaku! jika kalian pernah menjadi author pasti hal ini pernah kalian rasakan, dimana keinginan membuat cerita yang baru sangat ingin kalian lakukan. karangan ini juga masih amatiran, jadi mohon di komen dengan kalimat yang sopan untuk saling menjaga hati😘

Terpopuler

Comments

Ir Syanda

Ir Syanda

Iya adik, anda benar!

2023-02-20

0

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

baik kakaknya subha

2023-02-19

1

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

love

2023-02-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Perjodohan
3 Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4 Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5 Bab 5 : Sang Pembenci!
6 Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7 Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8 Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9 Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10 Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11 Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12 Bab 12 : Untuk Pria Italia
13 Bab 13 : Muhrim Dadakan
14 Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15 Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16 Bab 16 : Beradu Argumen
17 Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18 Bab 18 : One, Two, Three...?
19 Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20 Bab 20 : Aku Salah Apa?
21 Bab 21 : Mia Si Pendingin
22 Bab 22 : Cium Aku!.
23 Bab 23 : Seorang Zlander!.
24 Bab 24 : Amanah
25 Bab 25 : Mengendap-endap!.
26 Bab 26 : Dibawah Rembulan
27 Bab 27 : Setelah Ritual.
28 Bab 28 : Pakaian Muslim.
29 Bab 29 : Bertemu!.
30 Bab 30 : Suamiku!
31 Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32 Bab 32 : Terkejut.
33 Bab 33 : Ponsel.
34 Bab 34 : Rindu
35 Bab 35 : Menjenguk.
36 Bab 36 : Syar'i...?
37 Bab 37 : Mia Lagi!.
38 Bab 38 : Ke Aurona!
39 Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40 Bab 40 : Tabrakan...?
41 Bab 41 : Perbandingan.
42 Bab 42 : Bodoh!.
43 Bab 43 : Umi Rindu!.
44 Bab 44 : Target!.
45 Bab 45 : Dia Pergi...?
46 Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47 Bab 47 : Rencana!.
48 Bab 48 : Berandal!.
49 Bab 49 : Aku Datang!.
50 Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51 Bab 51 : Talak Satu!.
52 Bab 52 : Merasa Mual...!
53 Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54 Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55 Bab 55 : Begitu Tega
56 Bab 56 : Kepercayaan!.
57 Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58 Bab 58 : Membakar!.
59 Bab 59 : Sebuah Syarat
60 Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61 Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62 Bab 62 : Louis Terpesona
63 Bab 63 : Telpon Kem4tian
64 Bab 64 : Romantic Story
65 Bab 65 : Trimester 1
66 Bab 66 : SCSM
67 Bab 67 : Masa Lalu
68 Bab 68 : Berunding!
69 Bab 69 : Leiska Dan Umi
70 Bab 70 : Kepergok!
71 Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72 Bab 72 : Seekor Hewan!
73 Bab 73 : Perpisahan!
74 Bab 74 : Di Bebaskan!.
75 Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76 Bab 76 : Tolong Aku!.
77 Bab 77 : Mereka Bertemu
78 Bab 78 : Membabi Buta
79 Bab 79 : Terlihat Ganda!
80 Bab 80 : Dia Menyerah!.
81 Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82 Bab 82 : Menemui Leiska!.
83 Bab 83 : Aku Terkejut!
84 Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85 Bab 85 : Pembalasan Dendam
86 Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87 Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88 Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89 Bab 89 : Mansion Italia
90 Bab 90 : Makan Malam
91 Bab 91 : Hati Yang Terluka
92 Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Perjodohan
3
Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4
Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5
Bab 5 : Sang Pembenci!
6
Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7
Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8
Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9
Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10
Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11
Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12
Bab 12 : Untuk Pria Italia
13
Bab 13 : Muhrim Dadakan
14
Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15
Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16
Bab 16 : Beradu Argumen
17
Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18
Bab 18 : One, Two, Three...?
19
Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20
Bab 20 : Aku Salah Apa?
21
Bab 21 : Mia Si Pendingin
22
Bab 22 : Cium Aku!.
23
Bab 23 : Seorang Zlander!.
24
Bab 24 : Amanah
25
Bab 25 : Mengendap-endap!.
26
Bab 26 : Dibawah Rembulan
27
Bab 27 : Setelah Ritual.
28
Bab 28 : Pakaian Muslim.
29
Bab 29 : Bertemu!.
30
Bab 30 : Suamiku!
31
Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32
Bab 32 : Terkejut.
33
Bab 33 : Ponsel.
34
Bab 34 : Rindu
35
Bab 35 : Menjenguk.
36
Bab 36 : Syar'i...?
37
Bab 37 : Mia Lagi!.
38
Bab 38 : Ke Aurona!
39
Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40
Bab 40 : Tabrakan...?
41
Bab 41 : Perbandingan.
42
Bab 42 : Bodoh!.
43
Bab 43 : Umi Rindu!.
44
Bab 44 : Target!.
45
Bab 45 : Dia Pergi...?
46
Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47
Bab 47 : Rencana!.
48
Bab 48 : Berandal!.
49
Bab 49 : Aku Datang!.
50
Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51
Bab 51 : Talak Satu!.
52
Bab 52 : Merasa Mual...!
53
Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54
Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55
Bab 55 : Begitu Tega
56
Bab 56 : Kepercayaan!.
57
Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58
Bab 58 : Membakar!.
59
Bab 59 : Sebuah Syarat
60
Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61
Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62
Bab 62 : Louis Terpesona
63
Bab 63 : Telpon Kem4tian
64
Bab 64 : Romantic Story
65
Bab 65 : Trimester 1
66
Bab 66 : SCSM
67
Bab 67 : Masa Lalu
68
Bab 68 : Berunding!
69
Bab 69 : Leiska Dan Umi
70
Bab 70 : Kepergok!
71
Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72
Bab 72 : Seekor Hewan!
73
Bab 73 : Perpisahan!
74
Bab 74 : Di Bebaskan!.
75
Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76
Bab 76 : Tolong Aku!.
77
Bab 77 : Mereka Bertemu
78
Bab 78 : Membabi Buta
79
Bab 79 : Terlihat Ganda!
80
Bab 80 : Dia Menyerah!.
81
Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82
Bab 82 : Menemui Leiska!.
83
Bab 83 : Aku Terkejut!
84
Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85
Bab 85 : Pembalasan Dendam
86
Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87
Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88
Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89
Bab 89 : Mansion Italia
90
Bab 90 : Makan Malam
91
Bab 91 : Hati Yang Terluka
92
Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!