Bab 12 : Untuk Pria Italia

Sebelumnya...

Malam ini gadis baru yang memiliki julukan Ragazza Velenoso itu tengah meringkuk di pojok tembok seraya menangisi takdirnya. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam pikirannya menjalani kehidupan kotor dan hina ini.

'Bagaimana aku bisa sampai disini? Umi dan Abi, maaf jika Subha melakukan kesalahan sewaktu bersama kalian sehingga berimbas pada kehidupan Subha.'

Lelehan bening dari kedua mata biru itu tiada henti menetes, bahkan tidak mau berhenti saat matanya sudah hampir membengkak hitam.

Dari kejauhan Subha melihat pegawai wanita tempat ini menaruh telponnya diatas meja saat antingnya terlepas. Melihat itu Subha memiliki kesempatan untuk mengambilnya.

Iapun berjalan mengendap-endap mendekati ponsel itu lalu mengambilnya pelan. Sejauh ini sepertinya aman.

Setelah itu Subha bersembunyi didalam ruangan minim pencahayaan untuk dapat leluasa menelpon pihak rumah.

"No kak Alham berapa ya?"

"0... 3...6 atau yang ini 2 dulu?"

"Ya Allah bantulah aku."

Jari-jari Subha gemetaran mencoba mengetik no yang ada di telpon, takut jika ketahuan.

"No kak Widia, aku selalu ingat no kak Widia."

Segeralah Subha mengetik no Widia di ponsel tersebut, karena memang hanya no widia yang Subha ingat.

In call

"Hallo, siapa ya?"

"Kak, ini Subha"

Widia membeku mendengar suara gadis yang tidak ia sukai. Suaranya lantang membuat Widia takut jika Umi mendengarnya.

"Kak, ini Subha..." Sementara gadis ini merasa terharu mendengar suara calon kakak iparnya, seakan menemukan penolongnya.

Kembali ke tempat dimana Widia menjadi bingung harus menjawab apa disaat Umi terus memperhatikannya.

"Siapa Widia?" Tanya Umi Riverlyn lagi.

"Ah Umi, Wi-widia juga nggak kenal Umi. Nggak jelas... Suaranya putus-putus." Jawab Widia didengar oleh Subha.

"Kak Widia... Kak ini Subha kak..."

"Hallo... Siapa ya? Kok nggak ada suaranya." Widia menghiraukan suara Subha hingga menutup telponnya.

"Kak... Kak Widia ini Subha, kak tol---"

Srettt

Telpon di tangan Subha akhirnya dirampas saat sang penguasa tempat mengetahui tindakan dilarang ini. Hal itu membuat tubuh Subha kembali gemetaran.

Plak

Wajah Subha seketika menoleh kearah kiri saat telapak tangan itu mendarat di pipi kanannya, menjadikan noda darah menghiasi bibirnya.

"Aku ingin keluar dari tempat ini."

"Tidak malukah dirimu setelah menelpon secara sembunyi-sembunyi, menghina Nyonya Vionesta dan sekarang... ingin keluar?"

Diran selalu dibuat tertawa jika menyangkut permohonan keluar dari setiap gadis-gadis bodoh ditempat ini. Sementara Subha hanya bingung serta menahan sakit di ujung bibirnya.

Brakk

Tubuh Subha membentur meja biliar tepat dibelakangnya hingga terguling ke lantai. "Beraninya kau menyakiti perasaan Nyonya Vionesta? Dan sekarang kau memintaku untuk mengeluarkanmu?"

Diran menampar bahkan menendang tubuh Subha, ditambah wanita ini menjambak rambut kepala Subha hingga menengadahkan kepalanya.

Sungguh, Subha tidak pernah diperlakukan keji seperti ini. Jangankan menyiksa bahkan Abi serta Umi Akthakarta tidak pernah sekalipun melayangkan tangannya.

"Gara-gara dirimu Nyonya Vionesta enggan untuk datang kemari, kau mengusir salah satu pelanggan setiaku. "

"Aku... Aku tidak melakukan kesalahan, hubungan wanita dengan wanita sangatlah haram."

"Aku tidak peduli dengan semua itu." Ujar Diran kembali menyiksa Subha habis-habisan. Ia sudah geram selalu melihat perilaku pembangkang dari gadis ini.

Diran melihat sebilah pisau menancap di buah apel yang terletak diatas meja. Dengan segera ia mencabutnya.

"Jika wajah cantikmu tidak bisa menjadi keberuntungan untukku... Lebih baik wajahmu rusak karenaku." Diran mengangkat tinggi-tinggi pisau yang ada ditangannya.

Srett

Pisau itu berhasil menyayat saat Subha menolehkan wajahnya melihat Diran. Darah bercucuran dari pipi wanita yang menghalangi Diran.

Seketika suasana menjadi hening, ketika para manusia seharusnya melihat pipi Subha yang tersayat namun malah wanita berambut pirang yang menjadi korban.

"Leiska?"

Leiska, wanita berkulit putih khas Eropa serta rambut keriting panjang itu menolong Subha hingga pipinya terpaksa menjadi sasaran.

"Jangan sakiti gadis ini. Dia tidak salah, dan dia hanya perlu belajar untuk menerima hal baru seperti ini."

"Kau tahu apa mengenai belajar? Belajarlah bersolek supaya saat Tuan mu datang, dia senang."

Diran menoyor kepala Leiska dengan jari telunjuknya, mengabaikan luka berdarah di pipi kanan.

"Itu urusanku, dan itu juga pilihanku... Dia sendiri yang memilihku, dia juga yang akan menanggung segala bentuk resiko."

"Wah, Wah, Wah... Luar biasa Leiska... " Sorot mata Diran tiba-tiba menajam, "Kenapa dia masih menggunakanmu saat kau tidak mengurus wajahmu seperti ini."

Leiska menghela nafasnya rendah, "Aku akan mengajarinya, sampai saat dia jelek pun pria tetap mau bersetubuh dengannya."

"Semua itu tergantung bagaimana kita melayaninya... Cantik saja belum cukup," bisik Leiska di telinga Diran, hingga mengedipkan sebelah kanan matanya.

Leiska membantu Subha yang masih ketakutan untuk berdiri.

Subha yang melihat luka goresan itu tidak bisa tinggal diam terlebih wanita ini sudah mau membantunya. "Ka-kau terluka... Aku akan mengobatimu"

"Tidak perlu" tolak Leiska atas tawaran baik Subha seraya berjalan meninggalkan gadis itu dibelakang.

Keduanya meninggalkan wanita pemilik Ayel Lesi yang masih diam mendengar ucapan mengejutkan dari bawahannya.

"Wanita Jal---"

Bibir Diran bergetar karena menahan emosi yang membara dari dalam hatinya. Ingin sekali ia marah namun yang dibilang Leiska itu benar!. Mau bagaimana lagi!.

_____

09:00

Pagi hari ini seperti apa yang telah Diran ucapkan beberapa waktu lalu dimana Ayel Lesi akan kedatangan tamu istimewa dari Italia. Segala persiapan untuk penyambutan sudah mereka persiapkan dengan begitu matang.

Diran bersama dengan Ruksa menyambut kedatangan Ead dan para pengikutnya dari depan pintu. Keduanya nampak berdiri bersama dengan para pelayan untuk membuat Ead senang.

Namun saat ini tidak ada yang membuat Ead senang kecuali jika sudah bertemu dengan seseorang yang ia inginkan, hingga pria bertubuh kekar itu hanya memperlihatkan raut wajah kelam serta menyeramkan.

"Diran, ternyata Pria bernama Dominic itu terlihat rupawan ya"

"Sesuatu yang indah namun belum tersentuh oleh apapun." Jawab Diran tersenyum akan bisikan Ruksa yang berdiri dibelakang.

"Selamat datang, Tuan Dominic" sapa Diran menampakan senyum ramah.

"Hm"

"Silahkan masuk, kami sudah menyiapkan segala yang anda butuhkan"

Diran mengisyaratkan tangannya ke dalam untuk mempersilahkan Ead masuk, membuat Ead bergegas mengikuti arahannya. Namun Roy menahan.

"Ead telpon aku jika kau membutuhkanku, aku ada urusan sebentar dan Louis akan menunggu mu di luar."

"Hm"

Lantas Ead membiarkan Roy pergi dan ia memasuki tempat Ayel Lesi tersebut sendirian.

Kedua wanita yang sedari lama menunggu juga akhirnya mengikuti Ead dari belakang, meninggalkan para pasukan Ead yang berjaga di luar.

Sesampainya di dalam, seluruh sisi ruangan hanya dipenuhi dengan beberapa wanita saling bersenggama dengan menampilkan tubuh indah mereka serta obor besar sebagai penerang.

Ead bersama dengan Diran duduk di sofa berkapasitas dua orang namun keduanya tidak duduk bersama, keduanya menunggu Ruksa yang tengah memanggil gadis yang akan diberikan kepada pria Italia.

"Tuan... Bagaimana bentuk tubuh wanita idaman anda?" tanya Diran hanya ingin basa-basi.

"Memiliki dua kaki dan dua tangan serta kepala"

Diran terkekeh pelan mendengar lelucon garing dari pria berhati dingin ini, sementara Ead hanya diam tanpa ekspresi.

"Kalo sifatnya?"

"Seperti wanita..." Ead menekankan kalimat tersebut seraya menoleh kearah Diran, supaya wanita ini berhenti bertanya saat melihat raut wajah Ead yang seram.

"Hemm kal--"

Prang

Baru saja seorang gadis membentur obor besar hingga menumpahkan laharnya, bersyukur itu tidak menumpahi si gadis.

To be continued

Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya.

...Jangan lupa vote......

Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Perjodohan
3 Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4 Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5 Bab 5 : Sang Pembenci!
6 Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7 Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8 Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9 Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10 Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11 Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12 Bab 12 : Untuk Pria Italia
13 Bab 13 : Muhrim Dadakan
14 Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15 Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16 Bab 16 : Beradu Argumen
17 Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18 Bab 18 : One, Two, Three...?
19 Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20 Bab 20 : Aku Salah Apa?
21 Bab 21 : Mia Si Pendingin
22 Bab 22 : Cium Aku!.
23 Bab 23 : Seorang Zlander!.
24 Bab 24 : Amanah
25 Bab 25 : Mengendap-endap!.
26 Bab 26 : Dibawah Rembulan
27 Bab 27 : Setelah Ritual.
28 Bab 28 : Pakaian Muslim.
29 Bab 29 : Bertemu!.
30 Bab 30 : Suamiku!
31 Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32 Bab 32 : Terkejut.
33 Bab 33 : Ponsel.
34 Bab 34 : Rindu
35 Bab 35 : Menjenguk.
36 Bab 36 : Syar'i...?
37 Bab 37 : Mia Lagi!.
38 Bab 38 : Ke Aurona!
39 Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40 Bab 40 : Tabrakan...?
41 Bab 41 : Perbandingan.
42 Bab 42 : Bodoh!.
43 Bab 43 : Umi Rindu!.
44 Bab 44 : Target!.
45 Bab 45 : Dia Pergi...?
46 Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47 Bab 47 : Rencana!.
48 Bab 48 : Berandal!.
49 Bab 49 : Aku Datang!.
50 Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51 Bab 51 : Talak Satu!.
52 Bab 52 : Merasa Mual...!
53 Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54 Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55 Bab 55 : Begitu Tega
56 Bab 56 : Kepercayaan!.
57 Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58 Bab 58 : Membakar!.
59 Bab 59 : Sebuah Syarat
60 Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61 Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62 Bab 62 : Louis Terpesona
63 Bab 63 : Telpon Kem4tian
64 Bab 64 : Romantic Story
65 Bab 65 : Trimester 1
66 Bab 66 : SCSM
67 Bab 67 : Masa Lalu
68 Bab 68 : Berunding!
69 Bab 69 : Leiska Dan Umi
70 Bab 70 : Kepergok!
71 Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72 Bab 72 : Seekor Hewan!
73 Bab 73 : Perpisahan!
74 Bab 74 : Di Bebaskan!.
75 Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76 Bab 76 : Tolong Aku!.
77 Bab 77 : Mereka Bertemu
78 Bab 78 : Membabi Buta
79 Bab 79 : Terlihat Ganda!
80 Bab 80 : Dia Menyerah!.
81 Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82 Bab 82 : Menemui Leiska!.
83 Bab 83 : Aku Terkejut!
84 Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85 Bab 85 : Pembalasan Dendam
86 Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87 Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88 Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89 Bab 89 : Mansion Italia
90 Bab 90 : Makan Malam
91 Bab 91 : Hati Yang Terluka
92 Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Perjodohan
3
Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4
Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5
Bab 5 : Sang Pembenci!
6
Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7
Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8
Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9
Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10
Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11
Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12
Bab 12 : Untuk Pria Italia
13
Bab 13 : Muhrim Dadakan
14
Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15
Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16
Bab 16 : Beradu Argumen
17
Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18
Bab 18 : One, Two, Three...?
19
Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20
Bab 20 : Aku Salah Apa?
21
Bab 21 : Mia Si Pendingin
22
Bab 22 : Cium Aku!.
23
Bab 23 : Seorang Zlander!.
24
Bab 24 : Amanah
25
Bab 25 : Mengendap-endap!.
26
Bab 26 : Dibawah Rembulan
27
Bab 27 : Setelah Ritual.
28
Bab 28 : Pakaian Muslim.
29
Bab 29 : Bertemu!.
30
Bab 30 : Suamiku!
31
Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32
Bab 32 : Terkejut.
33
Bab 33 : Ponsel.
34
Bab 34 : Rindu
35
Bab 35 : Menjenguk.
36
Bab 36 : Syar'i...?
37
Bab 37 : Mia Lagi!.
38
Bab 38 : Ke Aurona!
39
Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40
Bab 40 : Tabrakan...?
41
Bab 41 : Perbandingan.
42
Bab 42 : Bodoh!.
43
Bab 43 : Umi Rindu!.
44
Bab 44 : Target!.
45
Bab 45 : Dia Pergi...?
46
Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47
Bab 47 : Rencana!.
48
Bab 48 : Berandal!.
49
Bab 49 : Aku Datang!.
50
Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51
Bab 51 : Talak Satu!.
52
Bab 52 : Merasa Mual...!
53
Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54
Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55
Bab 55 : Begitu Tega
56
Bab 56 : Kepercayaan!.
57
Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58
Bab 58 : Membakar!.
59
Bab 59 : Sebuah Syarat
60
Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61
Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62
Bab 62 : Louis Terpesona
63
Bab 63 : Telpon Kem4tian
64
Bab 64 : Romantic Story
65
Bab 65 : Trimester 1
66
Bab 66 : SCSM
67
Bab 67 : Masa Lalu
68
Bab 68 : Berunding!
69
Bab 69 : Leiska Dan Umi
70
Bab 70 : Kepergok!
71
Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72
Bab 72 : Seekor Hewan!
73
Bab 73 : Perpisahan!
74
Bab 74 : Di Bebaskan!.
75
Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76
Bab 76 : Tolong Aku!.
77
Bab 77 : Mereka Bertemu
78
Bab 78 : Membabi Buta
79
Bab 79 : Terlihat Ganda!
80
Bab 80 : Dia Menyerah!.
81
Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82
Bab 82 : Menemui Leiska!.
83
Bab 83 : Aku Terkejut!
84
Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85
Bab 85 : Pembalasan Dendam
86
Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87
Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88
Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89
Bab 89 : Mansion Italia
90
Bab 90 : Makan Malam
91
Bab 91 : Hati Yang Terluka
92
Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!