Flashback on
Pikiran Widia teringat pada kejadian waktu ia baru kembali dari New York, tepatnya sebelum Alham menjemput, dirinya tengah menjalankan sebuah misi penembakan didekat masjid Nursultan di wilayah blok E.
Dimana pria dengan julukan Dominic tersebut adalah targetnya dan dia pula yang menembak tepat di area kaki.
Waktu itu saat Widia tahu Ead mengejar dirinya hingga berani nekat masuk ke tempat jamaah wanita, disitu pula Widia mencuri pakaian syar'i dan memakainya serta bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Didalam kamar mandi, Widia membersihkan darah yang tidak henti-hentinya keluar dari luka dan menutup sementara menggunakan kapas.
Setelah selesai barulah Widia keluar dari kamar mandi hingga melewati tubuh kekar Ead yang hampir memasuki serambi pria.
Flashback off
"Nona Widia"
Panggil wanita muda yang merupakan pelayan di keluarga Akthakarta, hal itu membuat Widia terkejut, namun ia harus terlihat biasa saja dengan menutup telponnya segera supaya gadis ini tidak curiga.
"Ada apa?"
"Nona, Umi dan yang lain sudah menunggu di bawah"
"Baiklah, kau duluan saja karena aku masih menunggu Alham dari kamar mandi"
Hannah hanya mengangguk pelan saat Widia memintanya untuk lebih dulu kebawah. Widia mengusap dadanya yang sesak memikirkan kejadian yang telah lalu.
________
Semerbak angin dimalam ini membuat pria berwajah kekar itu kedinginan. Sedari tadi jendela mobil tidak pernah ia tutup, ia hanya memandangi jalanan diluar sana, bahkan istri barunya dibiarkan menundukkan kepalanya tanpa berbicara.
Itu dikarenakan kegiatan yang Subha lakukan dengan mengabsen jari-jarinya membuat Ead enggan mengajaknya bicara, apalagi melihat bibir pink tipis Subha yang terus mengecap, seakan berbicara.
Ead hanya melihat lalu kembali lurus kedepan bahkan bermain dengan ponselnya, tapi kegiatan yang Subha lakukan tetap membuat dirinya frustasi.
"Kau itu sedang apa sih?" Akhirnya pertanyaan itu dapat Ead lontarkan.
"Meminta pertolongan"
"Yang mengajakmu bicara itu disini" sentak Ead saat melihat cara menjawab Subha yang seakan tidak menghormati dirinya.
Subha menghentikan kegiatannya namun pandangannya masih kearah bawah. "Aku belum terbiasa untuk berbicara bersama pria asing dengan wajah telanjang"
Ead mengerutkan keningnya, merasa mendapati sesuatu yang baru dalam hidupnya. Iapun menggeser tubuhnya mendekati Subha dan bersamaan itu tubuh Subha menggeser sampai ke pintu.
"Memangnya wajah pria ada apanya?"
"Hal yang dapat menjerumuskan kita"
"Jawabanmu terdengar ambigu... Coba kau perjelas lagi?"
Ead mendekatkan telinganya ke wajah Subha, karena wajah Subha masih saja menunduk. Hal itu membuat Ead tak yakin dengan jawaban yang wanita itu berikan.
Dengan pandangan menunduk Subha kembali bersuara, "Wajah pria ataupun wanita yang bukan muhrim dapat menjerumuskan kita, maka dari itu kita dianjurkan untuk menundukkan kepala atau mungkin menutup wajahnya"
"Menjerumuskan ke apa?"
"Hal yang tidak diinginkan, hal yang membuat kita menyesal sampai akhirat"
Ead terdiam mendengar tuturan dari mulut sang istri. Matanya masih nampak menyorot wajah terbuka Subha yang menunduk kebawah, bahkan ia tidak pernah sekalipun melihat wajah Ead. Mungkin Subha saja tidak tahu wajah pria yang ia nikahi!.
"Apa kau tahu wajahku jika kau terus menunduk?"
"Aku minta niqab" pinta Subha sudah merasa risih dengan wajahnya yang dibiarkan terbuka, membiarkan pria asing ini terus melihatnya.
"Kau tidak menjawab pertanyaan ku tapi malah meminta, apa itu... Niqab?"
"Aku akan melihat wajahmu jika kau memberikanku niqab"
Ead menghela nafas kesal, mendapati respon dingin dari gadis muda ini. Bisakah Subha terlihat hangat sedikit saja, apalagi Ead ini sudah menjadi suaminya.
Jika Ead mau maka ia akan memaksa Subha untuk melihat dirinya namun bukan itu yang Ead inginkan, ia ingin bersikap halus kepada gadis yang berstatus istrinya.
Beberapa menit kemudian mereka berhenti disebuah ruko samping jalan, menunggu Louis membelikan niqab untuk istri tuannya.
Dari kejauhan sudah terlihat bawahannya berlari membawa beberapa niqab keluar dari ruko.
Louis masuk hingga duduk di kursi khusus supir, dan segera memberikan belanjanya kepara Ead. "Ini, Tuan"
"Hm"
Ead memberikan tiga buah niqab dengan warna hitam, navy, maroon kepada Subha. Subha menerimanya, lalu mengambik warna navy yang sesuai dengan hijabnya yang ia pakai.
Tubuh Ead menyerong kearah kanan tempat Subha duduk. Tangan kanannya menyangga punggung kursi, menjadikan posisi ini terasa semakin canggung untuk Subha.
"Sekarang coba lihat wajahku, lihat wajah tampan suamimu... Istriku" ujar Ead dengan nada halus supaya Subha nyaman dan mau melihat dirinya.
Dan benar, wajah Subha menoleh mengikuti perintah suaminya. Kedua netra gadis itu seketika menusuk masuk ke dalam hati Ead, membuat dirinya terpesona hanya dengan melihat matanya.
Selain Ead, ternyata gadis yang malu-malu melihat Ead juga sama terpesonanya. Ia tidak menyadari jika sedang memandangi wajah pria berhidung mancung serta dagu berbulu. Walaupun area dagu ditumbuhi bulu, hal itu malah membuat Ead semakin tampan dan gagah.
Wajah Subha kembali memaling saat jantungnya mulai berdetak kencang, padahal Ead sudah menjadi suaminya.
"Tunggu, bukankah aku suamimu? Bagaimanapun aku akan segera melihat wajahmu dan tidak dipungkiri kau akan memandang wajahku" ucap Ead menampakan seringaian dikedua ujung bibirnya.
"Aku mau malam ini" tambah Ead membuat Subha syok hingga kembali menoleh kearah suara itu berasal.
"Hah?"
Tunggu, Subha sama sekali belum ridho jika ia memberikan segalanya serta menggantungkan hidupnya kepada pria seperti Ead, apalagi ia melihat perilaku buruk Ead di rumah Ayel Lesi.
"Bukankah aku sudah menikahimu?"
Ucap Ead membuat mata Louis melirik mengintip kedua atasannya dari pantulan cermin yang tergantung di atap mobil. Ia dapat melihat bagaimana respon Ead dan perilaku mereka sambil menyetir mobil.
Subha sama sekali tidak menjawab, bibirnya mengatup dari balik niqab yang ia pakai. Tidak memberi jawaban ataupun kejelasan untuk Ead, dan membiarkan Ead melayang dalam khayalan nya.
30 menit kemudian
Rombongan mobil dengan berbagai merek telah sampai ke halaman mansion, mereka semua segera memarkirkan kendaraannya lalu keluar untuk menyambut pria yang akan keluar dari mobil paling depan.
Eadwarl Zolanda, telah membawa wanita yang baru dinikahi lima jam lalu. Keduanya keluar dari mobil yang dikendarai, menampakan gadis ber syar'i dengan penutup diwajahnya.
Mata Subha mengamati secara intens setiap lekukan bangunan yang ada didepan, merasa heran dengan suasana bangunan yang nampak gelap dan berlumut dari luar.
Tanpa banyak bicara Ead membawa kedua kakinya melewati para pengikutnya beserta Subha berjalan dibelakang.
Sesampainya di dalam, Subha menjadi terheran-heran dengan pahatan sempurna dari dinding-dinding itu tampilkan. Sangat berbeda dengan yang terlihat dari luar.
Mata Subha liar mencari sesuatu, membuat Ead yang melihat hal itu menjadi penasaran.
"Apa yang sedang kau cari?"
"Aku ingin sholat isya" jawab Subha masih mencari tempat untuk melakukan sholat. Karena di rumahnya sudah ada ruangan khusus untuk sholat, mungkin saja ia juga menemukannya ditempat Ead.
"Sholat?" Kening Ead berkerut seraya mata melihat kearah Louis yang ada disampingnya, meminta pemahaman dari pria yang memiliki kepercayaan sama dengan Subha.
Louis langsung paham dengan maksud dari isyarat mata tuannya, "Tuan Dominic tidak menjalankan sholat, makanya itu anda tidak akan menemukan ruangan khusus ibadah"
Wajah Subha langsung menoleh melihat Louis lalu berganti melihat Ead, menampakan ketidakyakinan dengan perkataan Louis.
"Kenapa tidak sholat?" Tanya Subha semakin penasaran saat melihat respon keduanya yang hanya melempar pandangan. "Jangan bilang, kau memiliki kepercayaan yang berbeda denganku"
Ead hanya diam saat tatapan tajam Subha mengarah ke dirinya, mau menjawab tapi takut hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun hal itu sudah cukup untuk membuat Subha paham, diamnya Ead pertanda jika dugaannya memang benar.
"Kalau begitu pernikahan ini tidak sah"
Deg
To be continued
Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya.
Jangan lupa vote...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Pink Blossom
oh, jd yg itu si widia
2023-02-03
3
cowok
anjayyy
2022-12-20
1