Bab 7 : Terbayang Wajahnya!

Waktu itu disaat Alham sudah masuk ke rumah membawa beberapa kopernya, Widia masih berada diluar rumah tepatnya di teras. Widia mengangkat telpon yang sudah sedari lama berdering menunggu balasan.

In call

"Oh Diran, kenapa?" bisik Widia menempelkan ponselnya di telinga seraya mata liar memperhatikan sekitar.

"Kau bilang akan mengirimkan gadis cantik, mana?" Tanya wanita itu dari seberang telpon.

"Sabarlah, aku sedang berusaha"

"Aku jadi tidak yakin jika gadis itu cantik, jika iya mungkin kau tidak mengirimkan nya kepadaku "

"Aku punya barang bagus, yakin jika kalian akan menyukainya. Jadi pasti aku memberikan dia kepada mu, Diran " nada Widia masih membisik.

"Kapan kau akan memberikan nya kepadaku?" Tanya Diran diseberang telpon.

"Secepatnya,"

Widia segera memutus sambungan telpon saat matanya menampaki kaca transparan yang terdapat seorang wanita familiar berjalan mendekat.

"Widia" wanita itu sudah sampai diambang pintu masuk lalu melihat dirinya memasukan telpon di dalam tas.

"Iya, Umi" Widia bergegas mencium tangan wanita dengan pakaian syar'i serta penutup diwajah tersebut.

"Kenapa kok belum masuk? Umi sama Abi nunggu di meja makan loh..." Umi Riverlyn mengusap bahu Widia dengan penuh kelembutan serta kasih sayang.

"Tadi Widia ditelpon sama temen, Umi... Maaf ya buat Umi sama Abi nunggu lama, sampai datang sendiri buat manggil Widia segala..."

"Tidak apa-apa, sayang. Ayo masuk,"

Umi Riverlyn dan Widia memasuki rumah secara perlahan-lahan mengingat jika Umi Riverlyn sudah terlalu tua sehingga jalannya pun terasa mengalun lama.

____

08:00

Astana, Kazhakstan

Langit membiru dipagi hari ini menghiasi ibu kota Kazakhstan yang terkenal dengan kaya akan minyak bumi. Kota yang luas namun sepi akan penduduk, membuat Astana seakan menjadi kota paling luas di negeri ini.

Pria dewasa dengan dagu berbulu halus itu menjadi tertarik untuk mengelilingi setiap tempat di negeri ini. Salah satu tempat yang didatangi dirinya adalah, Aurona. Tempat peternak kuda terkenal yang ada di Kazhakstan.

Ead memperhatikan puluhan kuda berlari dengan liar melewati setiap rumput-rumput di lapangan bebas beserta kawanan mereka. Mereka semua nampak bertenaga dan bahagia menginjakkan kakinya, seakan baru pertama terlepas di alam bebas.

"Kuda putih yang disana," Ead menunjuk seekor kuda putih betina yang sedang duduk diatas rumput, memperlihatkan bagian perut yang agak menggelambir.

"Dia baru saja melahirkan"

Ead menganggukkan kepalanya paham mendengar pria baya bertubuh agak gemukan memakai topi Panama warna putih kecoklatan. Pria ini merupakan pemilik serta pendiri Aurona, Fairuz Asylbek.

"apa anaknya selamat?"

"Tentu saja selamat, kami membantunya melahirkan"

Fairus menjawab dengan lantang dan begitu bahagia dengan kelahiran anak kuda betinanya. Suatu rezeki yang patut untuk disyukuri.

"Aku hanya dengar jika ibunya selamat, anaknya tidak selamat. Jika anaknya selamat, ibunya yang justru mati. Hidup seperti saling bertolak belakang, dimana keduanya tidak bisa dipersatukan."

"Kau membicarakan siapa?"

Wajah Fairuz mengadah melihat wajah tampan Ead dari samping, merasa jika pembicaraan pria itu tiba-tiba melenceng dari pembicaraan sebelumnya.

"Aku mau mengambil kuda betina itu," ucap Ead seketika melukis senyum di bibir berkerut Fairuz. " Tanpa bayinya,"

"Bagaimana?"

Fairus mematung dengan dugaannya sedari tadi, pria mengerikan yang belum terlihat akhirnya menampakkan wajah aslinya.

"Kuda itu... Harus menyusui,"

"Aku memiliki anjing di mansion, dia akan menggantikan bayinya. Tidak masalah kan?" Ead menyeringai lebar mendapati respon Fairuz yang kebingungan.

"Aku akan pikirkan"

Ead menganggukkan kepalanya seraya ringai itu kembali tercipta saat Fairuz menjawab permintaannya. Namun bukan berarti pria baya ini menerima, ia hanya membutuhkan waktu untuk memikirkan permintaannya.

Suasana menjadi canggung antara Ead dan Fairuz. Namun karena Fairuz bukanlah pria muda, ia menyadari jika umurnya lebih tua dari Ead sehingga ia tidak begitu mempermasalahkan permintaan Ead serta menganggap semuanya seakan biasa saja.

Fairus tersenyum melihat wajah darat dari pria yang tadinya menyeringai ngeri disampingnya. " Kau mau mencoba kumis?"

Kening Ead berkerut mendengar kalimat konyol dari mulut pria baya pemilik bulu tebal di sekitar mulutnya ini. Apa yang di maksud kumis itu, bulu di sekitar mulutnya? Menjijikan.

"Kumis?"

Fairus tertawa serta menepuk bahu Ead pelan, "kumis itu untuk sebutan susu perahan kuda betina yang sudah di fermentasi. Kau mau meminumnya atau tidak?"

Ead masih mengerutkan dahinya serta wajah bingung masih terlukis disana. Namun entah mengapa Ead merasa tertarik ingin mencoba, hingga tidak terasa kepalanya mengangguk menerima.

_____

Saat ini Ead dan Fairuz duduk di teras samping peternakan dimana kedua netranya akan disapa oleh pemandangan perbukitan yang jauh disana.

"Ini minumannya, Tuan" karyawan ternak tersebut menghidangkan dua gelas susu kumis yang dimaksud Fairuz serta makanan ringan seperti roti bakar sebagai pelengkap.

"Cobalah kau minum"

"Are you sure"

Fairus mengangguk yakin dengan pertanyaan bimbang dari pria yang ada dihadapannya, mendudukkan tubuhnya dengan kaki bertopang di kaki yang lain.

Ead membawa gelas berisi kumis itu tepat didepan hidungnya. Ia mencium aroma asam dari susu kuda yang sudah difermentasikan, memastikan jika aromanya memang nikmat.

"Kumis mengandung banyak alkohol," Ucap Fairuz membuat Ead melirik sekilas lalu meminum segelas susu itu dengan sekali tegukan. Merasa yakin setelah mengetahui jika minuman itu mengandung banyak alkohol. kesukaan Ead!.

Glek

Satu tegukan penuh baru saja luruh melewati tenggorokan ke dalam lambung. Seketika itu mata Ead menampaki wajah cantik seorang gadis. Gadis berambut merah kehitaman itu berjalan menggiring kuda jantan jinak yang ada disampingnya.

Entah mengapa bayangan wajah cantik Subha terlintas di otaknya, seakan menyapa. Setiap pahatan sempurna dari wajah Subha tidak bisa lupa dari pikirannya, padahal tidak ada niatan dia ingin mengungkit ataupun mengingat masalah pertemuan itu. Namun kenapa wajah Subha tiba-tiba terlintas?

'gadis kecil yang berucap aneh itu mengusik pikiranku, padahal kita baru bertemu.' gundah Ead dalam hati.

"Apa wanita itu bekerja disini?" Ead masih memperhatikan gerak-gerik gadis yang menggembala kuda diatas lapang sana.

"Iya, dia baru bekerja minggu lalu"

"Pecat dia..."

"kenapa nak, apa dia melakukan sesuatu yang menyakitimu?" tanya Fairuz tidak mengerti dengan permintaan Ead.

"Tidak, kau urus kuda betinaku karena aku harus membawanya pulang. Ingat, tanpa anaknya!!!" tekan Ead segera beranjak dari duduknya, meninggalkan Fairuz yang memohon dengan segala sifat kediamannya.

Fairuz pikir setelah diberi suguhan segelas susu, pria ini akan lupa dengan kuda betinanya, ternyata Ead masih kekeh ingin membawa pulang kuda tersebut. Jika saja Ead mau membawa anaknya, pasti Fairuz akan dengan senang hati menerima. Lalu bagaimana dengan bayi kudanya setelah induknya tiada?

"Ya Allah, berikan sedikit otak untuk pria itu supaya dapat menjalani hidup dengan normal" lirih pria itu berdoa.

To be continued

Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya.

Ini karya keduaku! jika kalian pernah menjadi author pasti hal ini pernah kalian rasakan, dimana keinginan membuat cerita yang baru sangat ingin kalian lakukan. Karangan ini juga masih amatiran, jadi mohon di komen dengan kalimat yang sopan untuk saling menjaga hati😘

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

masih.. muter2 thorrr

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Perjodohan
3 Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4 Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5 Bab 5 : Sang Pembenci!
6 Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7 Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8 Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9 Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10 Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11 Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12 Bab 12 : Untuk Pria Italia
13 Bab 13 : Muhrim Dadakan
14 Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15 Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16 Bab 16 : Beradu Argumen
17 Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18 Bab 18 : One, Two, Three...?
19 Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20 Bab 20 : Aku Salah Apa?
21 Bab 21 : Mia Si Pendingin
22 Bab 22 : Cium Aku!.
23 Bab 23 : Seorang Zlander!.
24 Bab 24 : Amanah
25 Bab 25 : Mengendap-endap!.
26 Bab 26 : Dibawah Rembulan
27 Bab 27 : Setelah Ritual.
28 Bab 28 : Pakaian Muslim.
29 Bab 29 : Bertemu!.
30 Bab 30 : Suamiku!
31 Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32 Bab 32 : Terkejut.
33 Bab 33 : Ponsel.
34 Bab 34 : Rindu
35 Bab 35 : Menjenguk.
36 Bab 36 : Syar'i...?
37 Bab 37 : Mia Lagi!.
38 Bab 38 : Ke Aurona!
39 Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40 Bab 40 : Tabrakan...?
41 Bab 41 : Perbandingan.
42 Bab 42 : Bodoh!.
43 Bab 43 : Umi Rindu!.
44 Bab 44 : Target!.
45 Bab 45 : Dia Pergi...?
46 Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47 Bab 47 : Rencana!.
48 Bab 48 : Berandal!.
49 Bab 49 : Aku Datang!.
50 Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51 Bab 51 : Talak Satu!.
52 Bab 52 : Merasa Mual...!
53 Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54 Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55 Bab 55 : Begitu Tega
56 Bab 56 : Kepercayaan!.
57 Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58 Bab 58 : Membakar!.
59 Bab 59 : Sebuah Syarat
60 Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61 Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62 Bab 62 : Louis Terpesona
63 Bab 63 : Telpon Kem4tian
64 Bab 64 : Romantic Story
65 Bab 65 : Trimester 1
66 Bab 66 : SCSM
67 Bab 67 : Masa Lalu
68 Bab 68 : Berunding!
69 Bab 69 : Leiska Dan Umi
70 Bab 70 : Kepergok!
71 Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72 Bab 72 : Seekor Hewan!
73 Bab 73 : Perpisahan!
74 Bab 74 : Di Bebaskan!.
75 Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76 Bab 76 : Tolong Aku!.
77 Bab 77 : Mereka Bertemu
78 Bab 78 : Membabi Buta
79 Bab 79 : Terlihat Ganda!
80 Bab 80 : Dia Menyerah!.
81 Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82 Bab 82 : Menemui Leiska!.
83 Bab 83 : Aku Terkejut!
84 Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85 Bab 85 : Pembalasan Dendam
86 Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87 Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88 Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89 Bab 89 : Mansion Italia
90 Bab 90 : Makan Malam
91 Bab 91 : Hati Yang Terluka
92 Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Perjodohan
3
Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4
Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5
Bab 5 : Sang Pembenci!
6
Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7
Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8
Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9
Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10
Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11
Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12
Bab 12 : Untuk Pria Italia
13
Bab 13 : Muhrim Dadakan
14
Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15
Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16
Bab 16 : Beradu Argumen
17
Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18
Bab 18 : One, Two, Three...?
19
Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20
Bab 20 : Aku Salah Apa?
21
Bab 21 : Mia Si Pendingin
22
Bab 22 : Cium Aku!.
23
Bab 23 : Seorang Zlander!.
24
Bab 24 : Amanah
25
Bab 25 : Mengendap-endap!.
26
Bab 26 : Dibawah Rembulan
27
Bab 27 : Setelah Ritual.
28
Bab 28 : Pakaian Muslim.
29
Bab 29 : Bertemu!.
30
Bab 30 : Suamiku!
31
Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32
Bab 32 : Terkejut.
33
Bab 33 : Ponsel.
34
Bab 34 : Rindu
35
Bab 35 : Menjenguk.
36
Bab 36 : Syar'i...?
37
Bab 37 : Mia Lagi!.
38
Bab 38 : Ke Aurona!
39
Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40
Bab 40 : Tabrakan...?
41
Bab 41 : Perbandingan.
42
Bab 42 : Bodoh!.
43
Bab 43 : Umi Rindu!.
44
Bab 44 : Target!.
45
Bab 45 : Dia Pergi...?
46
Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47
Bab 47 : Rencana!.
48
Bab 48 : Berandal!.
49
Bab 49 : Aku Datang!.
50
Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51
Bab 51 : Talak Satu!.
52
Bab 52 : Merasa Mual...!
53
Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54
Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55
Bab 55 : Begitu Tega
56
Bab 56 : Kepercayaan!.
57
Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58
Bab 58 : Membakar!.
59
Bab 59 : Sebuah Syarat
60
Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61
Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62
Bab 62 : Louis Terpesona
63
Bab 63 : Telpon Kem4tian
64
Bab 64 : Romantic Story
65
Bab 65 : Trimester 1
66
Bab 66 : SCSM
67
Bab 67 : Masa Lalu
68
Bab 68 : Berunding!
69
Bab 69 : Leiska Dan Umi
70
Bab 70 : Kepergok!
71
Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72
Bab 72 : Seekor Hewan!
73
Bab 73 : Perpisahan!
74
Bab 74 : Di Bebaskan!.
75
Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76
Bab 76 : Tolong Aku!.
77
Bab 77 : Mereka Bertemu
78
Bab 78 : Membabi Buta
79
Bab 79 : Terlihat Ganda!
80
Bab 80 : Dia Menyerah!.
81
Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82
Bab 82 : Menemui Leiska!.
83
Bab 83 : Aku Terkejut!
84
Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85
Bab 85 : Pembalasan Dendam
86
Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87
Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88
Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89
Bab 89 : Mansion Italia
90
Bab 90 : Makan Malam
91
Bab 91 : Hati Yang Terluka
92
Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!