Bab 11 : Kak, Ini Subha!

Louis hanya melaksanakan segala perintah Ead tanpa melawan satu kalipun, karena hanya itulah cara supaya ia dapat menebus segala hutang keluarganya.

"Tuan, sepertinya sudah banyak orang yang tahu jika anda sedang mencari seseorang."

"Pasti akan banyak orang yang mengaku-ngaku. Itu maksudmu?"

"Maaf jika saya lancang, Tuan." Nada Louis merendah serta pandangan wajahnya mengarah ke bawah. Takut jika hal itu menyinggung perasaan tuan nya.

Dari pada membicarakan hal itu lebih baik Ead merilekskan pikirannya dengan menikmati cerutu.

"Oh iya, bagaimana dengan Mia?"

"Mia tidak mau makan, Tuan. Sepertinya dia membutuhkan bayinya."

"Bukankah kau sudah mencarikan bayi pengganti?" Ujar Ead kepada Louis seraya berjalan menuju ranjang tidurnya.

"Dia tetap menginginkan bayinya."

"Aku sudah memintamu untuk memberikan anjing sebagai pengganti bayinya, kan."

"Insting seorang ibu sangatlah kuat. Dia hanya menginginkan bayinya, Tuan."

"Ayolah... Dia hanya seekor kuda"

Nada suara Ead meninggi membalikan tubuhnya melihat pria yang berdiri dibelakang. Selain patuh pria ini juga sangat ngeyel jika menyangkut kuda betina yang baru Ead bawa. Tahu gitu Ead tidak usah membawanya.

"Hewan ataupun manusia, mereka tetaplah ibu. Serigala yang buas saja tetap menyayangi bayinya. Begitu pula deng--"

Srett

Pyar

Satu buah guci terlempar mengenai dinding tepat dibelakang Louis berdiri, membuat Louis sadar telah mengatakan sesuatu yang menyakiti atasannya.

"Tu-tuan... Saya..."

"Jangan mengajariku tentang kasih sayang seorang ibu, kau tidak akan tahu apa-apa mengenai hal tersebut. Dia mengatakan sayang lalu membuktikannya dengan perilaku meninggalkan."

Ead bertutur rendah dengan tubuh kekar yang masih terbuka untuk berjalan mendekati pria yang sudah gemetar ketakutan dihadapannya.

"Coba kau tebak, itu bentuk sayang atau kebencian?"

Louis tidak menjawab. Ia tahu jawaban apapun tidak akan berpengaruh apa-apa, terlebih dirinya tidak tahu masalah apa yang menimpa sang tuan.

"Pergilah. Persiapkan keberangkatan kita ke Otrar, dini hari kita akan berangkat. Beritahu Roy mengenai hal ini."

"Baik, Tuan"

Lantas Ead memilih untuk meninggalkan Louis menuju kamar mandi. Membiarkan Louis melaksanakan tugasnya.

______

Kediaman Akthakarta

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam..." Jawab beberapa orang tamu yang sudah duduk di sofa. Mereka semua menoleh melihat kedatangan Alham bersama dengan Widia.

Alham dan Widia yang tidak tahu apa-apa akhirnya membuat Umi Riverlyn mendatangi mereka untuk menjelaskan.

"Alham, Widia... Subha belum pulang dari rumah Fahima? Kenapa kau membiarkan gadis itu masih di luar?"

"Umi... Mereka siapa?" Tanya Alham merasa bingung melihat ruang tamunya penuh dengan orang-orang saling bercengkrama bersama Abi nya.

"Mereka dari keluarga Renanta... Waktu itu saat Nyonya Hasbi datang, Umi sama Abi sudah menghubungi keluarga Renanta. Beliau datang dengan maksud silaturahmi dengan keluarga kita, serta menemui Subha."

"Kok Umi nggak bilang Alham ataupun Subha?"

Jelas pertanyaan itu Alham lontarkan kepada Umi saat dirinya ataupun Subha tidak tahu mengenai hal tersebut. Terlebih saat ini gadis yang ingin keluarga Renanta temui malah menghilang entah kemana.

Umi Riverlyn segera menarik lengan Alham menjauhi ruang tamu, takutnya mereka mendengar suara lantang putranya, sementara Widia memilih menguping.

"Alham, Umi juga nggak tahu mereka akan datang malam ini. Mereka ingin mempercepat hubungan ini karena putra pertamanya yang bernama Frederick akan kembali ke Jerman 2 bulan lagi."

"Su-subha..."

"Alham dimana Subha?" Tegas Umi meminta Alham yang bingung untuk menjawab. Alham takut jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Umi saat mengetahui bahwa Subha menghilang.

"Subha menghilang, Umi."

Umi menoleh melihat wajah Widia yang baru saja mendekat untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa Alham jawab.

"Apa? Alham bilang Subha di rumah Fahima."

"Alham----" Widia sempat ingin menjawab namun Alham menahan tangan Widia untuk berhenti berbicara.

" Umi... Alham akan coba cari Subha di kampus."

"Di kampus apa malem-malem begini?" Tiba-tiba nada suara Umi meninggi dengan raut wajah cemas dari balik cadar berwarna navy.

Beberapa orang yang ada di ruang tamu seketika menoleh melihat reaksi ibu dan anak itu yang terlihat cemas.

"Sebentar, Tuan dan Nyonya Renanta." Abi Rahman juga ingin tahu penyebab reaksi berlebihan dari istrinya.

"Ada apa, Alham?"

"Subha menghilang, Abiiii" jawab Umi Riverlyn dengan cepat serta lantang hingga suaranya terdengar sampai ke ruang tamu.

"Bagaimana bisa gadis itu menghilang?"

"Belum dikatakan menghilang jika belum 24 jam. Alham akan cari Subha di sekitar Almaty."

"Dimana Subha pergi sampai malam begini?" Sentak Abi Rahman kepada Alham Karena merasa jengkel dengan pria yang tidak pernah mendengarkan ini.

Sementara keluarga Renanta jelas tidak mau diam saja mengetahui kejadian buruk yang keluarga Akthakarta alami, mereka juga ingin membantu.

"Tuan Alham, apa yang terjadi?" Tanya pria muda yang hendak melamar Subha. Putra pertama keluarga Renanta, Frederick Jian Renanta.

"Maafkan kami atas ketidaknyamanan ini. Tuan Frederick dan juga seluruh keluarga renanta, sepertinya di keluarga kami sedang ada masalah. Putri kami baru saja menghilang."

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Allahumma ‘indaka ihtasabtu mushibati, fa’jurni fiha wa ‘awwidhni minha." Ucap Frederick saat mendengar musibah yang baru saja Abi ucapkan.

"Aku akan segera cari Subha." Ujar Alham tidak mau berlama-lama dengan pembicaraan tidak penting ini. Sementara Widia sangat tidak rela jika Alham menemukan Subha lagi.

"Kau akan cari Subha dimana Alham? Ini sudah---"

"Kau diamlah Widia" sentak Alham kepada Widia didepan Umi dan Abi sekaligus didepan keluarga Renanta.

Seketika itu raut wajah Widia terlihat berbeda, jiwa angkuh serta kemarahan tanda tidak terima itu ia rasa, membuat Widia geram dengan sifat Alham yang terus membela Subha.

"Kenapa kau membentak Widia, nak? Lihatlah Widia ketakutan." Bela Umi saat melihat Widia menjadi diam.

"Tidak apa Umi," jawab Widia memperlihatkan senyum palsu serta menyembunyikan rasa malu.

Alham menghela nafas dalam-dalam, menetralkan emosinya untuk menahan ego didepan keluarga. " Maafkan aku, Widia. Aku harus pergi"

"Abi juga akan ikut mencari,"

Alham terdiam sekejap saat kekuatan renta pria itu teringat dalam benaknya. Apa Alham yakin membiarkan Abi nya yang tua ini untuk mencari Subha?.

"Baik, Abi."

Jawab Alham sembari meninggalkan Abi Rahman dibelakang. Namun tiba-tiba Frederick menyela.

"Tunggu Tuan Alham. Aku punya kenalan polisi, dia akan langsung membantu kita mencari Subha tanpa menunggu 24 jam." Ujar Frederick memberi tawaran untuk memudahkan Alham serta Abi Rahman mencari Subha.

"Baiklah, Mari... "

Akhirnya Alham memiliki seseorang sebagai bantuan. Dengan datangnya Frederick dapat memudahkan dirinya menemukan Subha. Seperti inilah gunanya menjalin silaturahmi dengan seseorang karena hal baik akan datang disaat yang tidak terduga sekalipun.

Setelah kepergian Alham beserta Abi dan Frederick, tiba-tiba telpon Widia berdering ditangannya. Hal itu membuat Umi Riverlyn beserta Tuan dan Nyonya Renanta melihat kearah Widia berada.

"Siapa, Widia?" Tanya Umi Riverlyn dengan harapan itu Subha yang menelpon.

Widia bergegas membaca nama yang tertulis di ponselnya.

"Tidak tahu Umi, tidak ada namanya." Jawab Widia menggeleng namun ia memilih mengangkat panggilan itu.

"Hallo, dengan siapa?"

"Kak ini Subha."

...To be continued...

...Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya....

...Jangan lupa vote......

Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Perjodohan
3 Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4 Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5 Bab 5 : Sang Pembenci!
6 Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7 Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8 Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9 Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10 Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11 Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12 Bab 12 : Untuk Pria Italia
13 Bab 13 : Muhrim Dadakan
14 Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15 Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16 Bab 16 : Beradu Argumen
17 Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18 Bab 18 : One, Two, Three...?
19 Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20 Bab 20 : Aku Salah Apa?
21 Bab 21 : Mia Si Pendingin
22 Bab 22 : Cium Aku!.
23 Bab 23 : Seorang Zlander!.
24 Bab 24 : Amanah
25 Bab 25 : Mengendap-endap!.
26 Bab 26 : Dibawah Rembulan
27 Bab 27 : Setelah Ritual.
28 Bab 28 : Pakaian Muslim.
29 Bab 29 : Bertemu!.
30 Bab 30 : Suamiku!
31 Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32 Bab 32 : Terkejut.
33 Bab 33 : Ponsel.
34 Bab 34 : Rindu
35 Bab 35 : Menjenguk.
36 Bab 36 : Syar'i...?
37 Bab 37 : Mia Lagi!.
38 Bab 38 : Ke Aurona!
39 Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40 Bab 40 : Tabrakan...?
41 Bab 41 : Perbandingan.
42 Bab 42 : Bodoh!.
43 Bab 43 : Umi Rindu!.
44 Bab 44 : Target!.
45 Bab 45 : Dia Pergi...?
46 Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47 Bab 47 : Rencana!.
48 Bab 48 : Berandal!.
49 Bab 49 : Aku Datang!.
50 Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51 Bab 51 : Talak Satu!.
52 Bab 52 : Merasa Mual...!
53 Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54 Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55 Bab 55 : Begitu Tega
56 Bab 56 : Kepercayaan!.
57 Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58 Bab 58 : Membakar!.
59 Bab 59 : Sebuah Syarat
60 Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61 Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62 Bab 62 : Louis Terpesona
63 Bab 63 : Telpon Kem4tian
64 Bab 64 : Romantic Story
65 Bab 65 : Trimester 1
66 Bab 66 : SCSM
67 Bab 67 : Masa Lalu
68 Bab 68 : Berunding!
69 Bab 69 : Leiska Dan Umi
70 Bab 70 : Kepergok!
71 Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72 Bab 72 : Seekor Hewan!
73 Bab 73 : Perpisahan!
74 Bab 74 : Di Bebaskan!.
75 Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76 Bab 76 : Tolong Aku!.
77 Bab 77 : Mereka Bertemu
78 Bab 78 : Membabi Buta
79 Bab 79 : Terlihat Ganda!
80 Bab 80 : Dia Menyerah!.
81 Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82 Bab 82 : Menemui Leiska!.
83 Bab 83 : Aku Terkejut!
84 Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85 Bab 85 : Pembalasan Dendam
86 Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87 Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88 Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89 Bab 89 : Mansion Italia
90 Bab 90 : Makan Malam
91 Bab 91 : Hati Yang Terluka
92 Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Perjodohan
3
Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4
Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5
Bab 5 : Sang Pembenci!
6
Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7
Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8
Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9
Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10
Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11
Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12
Bab 12 : Untuk Pria Italia
13
Bab 13 : Muhrim Dadakan
14
Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15
Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16
Bab 16 : Beradu Argumen
17
Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18
Bab 18 : One, Two, Three...?
19
Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20
Bab 20 : Aku Salah Apa?
21
Bab 21 : Mia Si Pendingin
22
Bab 22 : Cium Aku!.
23
Bab 23 : Seorang Zlander!.
24
Bab 24 : Amanah
25
Bab 25 : Mengendap-endap!.
26
Bab 26 : Dibawah Rembulan
27
Bab 27 : Setelah Ritual.
28
Bab 28 : Pakaian Muslim.
29
Bab 29 : Bertemu!.
30
Bab 30 : Suamiku!
31
Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32
Bab 32 : Terkejut.
33
Bab 33 : Ponsel.
34
Bab 34 : Rindu
35
Bab 35 : Menjenguk.
36
Bab 36 : Syar'i...?
37
Bab 37 : Mia Lagi!.
38
Bab 38 : Ke Aurona!
39
Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40
Bab 40 : Tabrakan...?
41
Bab 41 : Perbandingan.
42
Bab 42 : Bodoh!.
43
Bab 43 : Umi Rindu!.
44
Bab 44 : Target!.
45
Bab 45 : Dia Pergi...?
46
Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47
Bab 47 : Rencana!.
48
Bab 48 : Berandal!.
49
Bab 49 : Aku Datang!.
50
Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51
Bab 51 : Talak Satu!.
52
Bab 52 : Merasa Mual...!
53
Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54
Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55
Bab 55 : Begitu Tega
56
Bab 56 : Kepercayaan!.
57
Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58
Bab 58 : Membakar!.
59
Bab 59 : Sebuah Syarat
60
Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61
Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62
Bab 62 : Louis Terpesona
63
Bab 63 : Telpon Kem4tian
64
Bab 64 : Romantic Story
65
Bab 65 : Trimester 1
66
Bab 66 : SCSM
67
Bab 67 : Masa Lalu
68
Bab 68 : Berunding!
69
Bab 69 : Leiska Dan Umi
70
Bab 70 : Kepergok!
71
Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72
Bab 72 : Seekor Hewan!
73
Bab 73 : Perpisahan!
74
Bab 74 : Di Bebaskan!.
75
Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76
Bab 76 : Tolong Aku!.
77
Bab 77 : Mereka Bertemu
78
Bab 78 : Membabi Buta
79
Bab 79 : Terlihat Ganda!
80
Bab 80 : Dia Menyerah!.
81
Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82
Bab 82 : Menemui Leiska!.
83
Bab 83 : Aku Terkejut!
84
Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85
Bab 85 : Pembalasan Dendam
86
Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87
Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88
Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89
Bab 89 : Mansion Italia
90
Bab 90 : Makan Malam
91
Bab 91 : Hati Yang Terluka
92
Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!