Bab 20 : Aku Salah Apa?

Sebelumnya...

Di tempat Louis dan Roy, kedua sejoli itu akhirnya mengeluarkan senjatanya dari dalam saku. Mereka berkeyakinan jika peluru yang dimiliki oleh para pasukan penembak akan segera habis, hingga mereka dapat leluasa membalas tembakan mereka.

Dor

Louis menembak salah satu pasukan bersenjata saat ia memberanikan diri untuk menampakan dirinya dari persembunyian. Keberaniannya disusul Roy yang juga menembakan satu peluru kearah mereka.

Jika terus saling menembak, maka pertengkaran ini tidak akan selesai. Louis berinisiatif untuk melawan mereka dengan tangan kosong. Ia berlari kearah targetnya hingga menangkis jauh sniper yang dipegang.

Keduanya saling bergulat mengeluarkan seluruh tenaga. Tangan mereka tiada henti saling beradu, menghantam, bahkan menangkis lawannya.

Bugh

Brakk

Louis menendang dada anggota penembak tersebut hingga tubuhnya terlempar menghantam pintu gerbong. Tubuh pria itu tengkurap mengeluarkan darah dari mulut mengotori alas.

Bugh

Kepala anggota penembak itu seketika mengadah keatas kala Louis menginjak lehernya. Menjadikan kepala pria itu melihat Louis yang ada diatas.

Kini Roy juga tidak bisa diam melihat rekannya kelimpungan menghadapi para pasukan lawan. Kedua tangan dan kaki tidak henti-hentinya melawan serta menahan.

Namun ilmu bela diri Roy tidak sehebat Louis ataupun Eadwarl, hingga dirinya kewalahan menghadapi serangan dari balik lawan.

Namun Roy masih berusaha menahan serangan tersebut hingga tidak mengetahui kemana arah dirinya dalam memijakkan kaki. Kesadarannya hanya tertuju kepada lawan didepan, namun tubuhnya sudah berada diambang pintu gerbong yang terbuka.

Whuss

Aaarkk

Teriak Roy dengan Kedua lengan berputar seperti gangsingan supaya tubuhnya tetap seimbang saat telapak kakinya berada antara mendarat dan melayang.

Melihat itu membuat anggota lawan memiliki kesempatan untuk mendorongnya. Ia pun bergegas mengangkat kaki kanannya tinggi-tinggi bersiap menendang, namun pria itu terlanjur ditendang oleh kaki Louis.

Brak

Pria itu terjatuh menghantam segala sesuatu yang ada dibawahnya, sementara Louis bergegas memegang tangan Roy supaya tidak jatuh dari kereta yang masih berjalan.

Grepp

Kedua lengan kekar Louis menangkap bahu Roy saat ia sudah berhasil menariknya. Namun Louis segera mendorong tubuh Roy menjauh saat perasaan aneh melanda. Takut Roy baper dengannya.

"Bodoh... Gitu saja kau kalah. Sebenarnya kau itu masuk pasukan Tuan Dominic lewat jalur apa? Kenapa orang seperti mu bisa masuk" ejek Louis.

"Aku bukan seperti dirimu, ya---"

"Iya, iya... Memang kau bukan seperti diriku. Diriku tampan dan mempesona, tidak seperti dirimu" ucap Louis mengejek lagi.

"F*ck" umpat Roy merasa ingin memukul kepala Louis namun ia tahan karena mengingat jasa Louis padanya.

"Ayo kita cari Tuan Dominic" Ucap Louis berlari meninggalkan Roy yang masih merasa kesal.

Dengan terpaksa Roy mengikuti Louis yang sudah jauh mendahuluinya, mengingat jika ia harus membantu Ead yang tengah mengejar musuh sendirian.

Dari itu kedua orang yang merupakan kepercayaan Ead, tengah melihat dirinya sedang mengelabuhi lawan dengan ucapan-ucapan yang meyakinkan. Nyatanya, tidak ada yang ia lakukan.

Roy menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa bangga saat melihat Ead melumpuhkan lawannya. "Inilah seorang Dominic"

Brukk

Ead menjatuhkan tubuh pria berbadan gemuk itu di atas lantai kereta api. Namun sorot mata mematikan miliknya tertuju kearah Louis beserta Roy.

"Bawa pria ini ke markas. Pastikan pria ini tidak mati untuk di selidiki" titah Ead melangkahi pria itu saat tubuhnya menghalangi jalannya.

"Baik, Tuan" jawab Louis sendirian.

Tiba-tiba Ead berhenti di depan seorang pria yang merupakan supir dari kereta ini, "Kau... Kau harus segera melakukan pengaktifan katup rem kereta, karena 600 meter dari sini ada stasiun Akramayma"

"Oh iya "

Masinis itu segera mengaktifkan katub rem kereta. Karena saat itu terjadi, udara yang dimampatkan bergerak dari pipa rem, masuk katup kendali dan terus ke silinder rem. Tekanan udara dalam silinder rem menggerakkan tuas yang menekankan sepatu rem ke roda kereta kuat-kuat, hingga kereta dapat berhenti tepat waktu di stasiun.

_______

07:10

Awan di pagi hari ini menampilkan pesona yang berbeda, tanpa angin sejuk maupun matahari menampakan bentuknya. Suasana di pagi hari ini tengah mendung, membuat pria pemilik hunian mewah ini tergoda untuk pergi tidur setelah lelah bertempur.

Saat Ead melewati pintu hingga melewati ruang tamu, ia melihat seorang wanita tanpa kain diwajahnya, namun ia masih memakai hijabnya. Takut jika seorang pria yang bukan muhrim melihatnya.

Wanita itu sedang ada diruang makan untuk membantu para pelayan menyajikan makanan.

"Siapa dia?" Gumam Ead menyipitkan kedua matanya menatap intens kearah wanita itu. "Perasaan aku tidak pernah menerima pekerja dengan bentuk seperti itu"

Ead masih menduga-duga, lalu teringat dengan gadis yang satu hari lalu ia nikahi. "Ahh Subha... Kenapa aku bisa lupa"

Ead tidak memberi respon lebih karena tubuhnya sangat lelah, namun kakinya tertahan di tangga pertama saat wajah cantik Subha seakan memanggilnya.

"Aku akan sapa sebentar"

Ucap Ead dengan keputusannya menghampiri istrinya yang ada di ruang makan. Menata sendok, piring dan alat makan lainnya.

"Pagi" sapa Ead mengambil buah apel yang sudah tersaji diatas meja. Ia menarik kursi dengan kakinya untuk dapat ia duduki.

Beberapa pelayan hanya saling pandang saat tidak ada yang menjawab sapaan Tuannya, bahkan Subha hanya menunduk tidak menjawab saat dirinya tengah sibuk menata alat makan. Entah tidak dengar atau memang tidak peduli?

Hal itu membuat Ead bingung dengan respon wanita yang ia nikahi. Seharusnya suami pulang disambut baik, ini malah tidak ada respon baik sama sekali.

"Selamat pagi" Ead mencoba menyapanya kembali, namun Subha masih tidak menjawab.

"Selamat, pagi, istriku"

"Walaikumsalam" jawab Subha spontan melihat Ead lalu kembali menunduk. Namun hal itu sudah cukup untuk membuat Ead menyadari sesuatu.

"Assalam--- assalamualaikum"

"Walaikumsalam" jawab Subha masih saja menunduk. Berarti bukan ini masalahnya namun Ead tidak bisa merasakan perasaan Subha.

Yang Ead rasakan hanya gemuruh hati saat melihat wajah cantik istrinya. Kain yang Subha pakai untuk menutupi rambutnya tidak dapat menghilangkan rasa sukanya saat melihat dia.

Sungguh, tidak tahu kenapa Ead suka jika melihat wanita ini saat dirinya tengah kelelahan, apalagi saat ini Subha tidak memakai penutup di wajahnya, memberikan perspektif jika ia sudah ridho menjadikan Ead sebagai suaminya.

Tidak terasa kedua kaki membawa Ead mendekati Subha, hingga tangannya mengulur menyentuh dagu manis di wajah cantik Subha. Wajah Ead mendekat hendak mencium namun Subha segera menghindar.

"Kau sudah mandi?" Tanya Subha memundurkan dirinya. Pandangannya naik turun seiring dengan perasaan canggung dirinya.

"Aku akan mandi sebentar lagi" jawab Ead hendak menyentuh tangan Subha namun gadis ini malah menyela.

"Sudah sholat subuh?"

Ead terdiam. Ia lupa, "Belum"

Tanpa menjawab apa-apa Subha kembali menata alat makan yang ada diatas meja. Saat ini ia sedang mengabaikan suaminya.

"Baiklah, aku akan sholat subuh" ucap Ead dengan pasrah sambil melenggang membelakangi Subha.

"Sudah telat"

Ead mendengus kesal atas respon dingin Subha. Walaupun Subha tidak menampakan kemarahannya dengan jelas, ia tahu jika istrinya ini sedang marah. Tapi ia bingung karena apa!.

Ead jadi penasaran apa yang menjadikan gadis ini marah kepada dirinya. Ia pun kembali mendekat kearah Subha, menundukkan sedikit wajahnya supaya dapat melihat wajah Subha yang menunduk kebawah.

"Aku salah apa?"

...To be continued...

...Hai semoga kalian sehat selalu ya...😘...

...Masih setia mencantumkan kata ini 👇...

...Tidak bermaksud menghina atau menjelekan pihak manapun, dimohon kerjasamanya....

...Jangan lupa vote......

Terpopuler

Comments

cowok

cowok

dasar lu yeh, bisa2 nya lupa sama wajah istri sendiri

2022-12-20

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog
2 Bab 2 : Perjodohan
3 Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4 Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5 Bab 5 : Sang Pembenci!
6 Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7 Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8 Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9 Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10 Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11 Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12 Bab 12 : Untuk Pria Italia
13 Bab 13 : Muhrim Dadakan
14 Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15 Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16 Bab 16 : Beradu Argumen
17 Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18 Bab 18 : One, Two, Three...?
19 Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20 Bab 20 : Aku Salah Apa?
21 Bab 21 : Mia Si Pendingin
22 Bab 22 : Cium Aku!.
23 Bab 23 : Seorang Zlander!.
24 Bab 24 : Amanah
25 Bab 25 : Mengendap-endap!.
26 Bab 26 : Dibawah Rembulan
27 Bab 27 : Setelah Ritual.
28 Bab 28 : Pakaian Muslim.
29 Bab 29 : Bertemu!.
30 Bab 30 : Suamiku!
31 Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32 Bab 32 : Terkejut.
33 Bab 33 : Ponsel.
34 Bab 34 : Rindu
35 Bab 35 : Menjenguk.
36 Bab 36 : Syar'i...?
37 Bab 37 : Mia Lagi!.
38 Bab 38 : Ke Aurona!
39 Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40 Bab 40 : Tabrakan...?
41 Bab 41 : Perbandingan.
42 Bab 42 : Bodoh!.
43 Bab 43 : Umi Rindu!.
44 Bab 44 : Target!.
45 Bab 45 : Dia Pergi...?
46 Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47 Bab 47 : Rencana!.
48 Bab 48 : Berandal!.
49 Bab 49 : Aku Datang!.
50 Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51 Bab 51 : Talak Satu!.
52 Bab 52 : Merasa Mual...!
53 Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54 Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55 Bab 55 : Begitu Tega
56 Bab 56 : Kepercayaan!.
57 Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58 Bab 58 : Membakar!.
59 Bab 59 : Sebuah Syarat
60 Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61 Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62 Bab 62 : Louis Terpesona
63 Bab 63 : Telpon Kem4tian
64 Bab 64 : Romantic Story
65 Bab 65 : Trimester 1
66 Bab 66 : SCSM
67 Bab 67 : Masa Lalu
68 Bab 68 : Berunding!
69 Bab 69 : Leiska Dan Umi
70 Bab 70 : Kepergok!
71 Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72 Bab 72 : Seekor Hewan!
73 Bab 73 : Perpisahan!
74 Bab 74 : Di Bebaskan!.
75 Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76 Bab 76 : Tolong Aku!.
77 Bab 77 : Mereka Bertemu
78 Bab 78 : Membabi Buta
79 Bab 79 : Terlihat Ganda!
80 Bab 80 : Dia Menyerah!.
81 Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82 Bab 82 : Menemui Leiska!.
83 Bab 83 : Aku Terkejut!
84 Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85 Bab 85 : Pembalasan Dendam
86 Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87 Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88 Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89 Bab 89 : Mansion Italia
90 Bab 90 : Makan Malam
91 Bab 91 : Hati Yang Terluka
92 Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Bab 1 : Prolog
2
Bab 2 : Perjodohan
3
Bab 3 : Wanita Tidak Terlihat?
4
Bab 4 : Aku Bukan Wanita Tulen!
5
Bab 5 : Sang Pembenci!
6
Bab 6: Aku Punya Barang Bagus!
7
Bab 7 : Terbayang Wajahnya!
8
Bab 8 : Kau Bisa Mengambilnya.
9
Bab 9 : Ular Bermuka Dua!.
10
Bab 10 : Ragazza Velenoso?
11
Bab 11 : Kak, Ini Subha!
12
Bab 12 : Untuk Pria Italia
13
Bab 13 : Muhrim Dadakan
14
Bab 14 : Kelakuan Ular Tulen
15
Bab 15 : Merasa Belum Sah?
16
Bab 16 : Beradu Argumen
17
Bab 17 : Syahadat Sang Mafia
18
Bab 18 : One, Two, Three...?
19
Bab 19 : Kejar-kejaran Di Kereta
20
Bab 20 : Aku Salah Apa?
21
Bab 21 : Mia Si Pendingin
22
Bab 22 : Cium Aku!.
23
Bab 23 : Seorang Zlander!.
24
Bab 24 : Amanah
25
Bab 25 : Mengendap-endap!.
26
Bab 26 : Dibawah Rembulan
27
Bab 27 : Setelah Ritual.
28
Bab 28 : Pakaian Muslim.
29
Bab 29 : Bertemu!.
30
Bab 30 : Suamiku!
31
Bab 31 : Oh Di Penjara!.
32
Bab 32 : Terkejut.
33
Bab 33 : Ponsel.
34
Bab 34 : Rindu
35
Bab 35 : Menjenguk.
36
Bab 36 : Syar'i...?
37
Bab 37 : Mia Lagi!.
38
Bab 38 : Ke Aurona!
39
Bab 39 : Kutu Kehidupan.
40
Bab 40 : Tabrakan...?
41
Bab 41 : Perbandingan.
42
Bab 42 : Bodoh!.
43
Bab 43 : Umi Rindu!.
44
Bab 44 : Target!.
45
Bab 45 : Dia Pergi...?
46
Bab 46 : Tekad Dan Dusta!.
47
Bab 47 : Rencana!.
48
Bab 48 : Berandal!.
49
Bab 49 : Aku Datang!.
50
Bab 50 : Bahagianya, Ead Dulu!.
51
Bab 51 : Talak Satu!.
52
Bab 52 : Merasa Mual...!
53
Bab 53 : Sebuah Berkah!.
54
Bab 54 : Wanita Dimasa Lalu
55
Bab 55 : Begitu Tega
56
Bab 56 : Kepercayaan!.
57
Bab 57 : Keikhlasan Leiska!.
58
Bab 58 : Membakar!.
59
Bab 59 : Sebuah Syarat
60
Bab 60 : Aku Mengenalmu!.
61
Bab 61 : Ditinggal Sendiri!.
62
Bab 62 : Louis Terpesona
63
Bab 63 : Telpon Kem4tian
64
Bab 64 : Romantic Story
65
Bab 65 : Trimester 1
66
Bab 66 : SCSM
67
Bab 67 : Masa Lalu
68
Bab 68 : Berunding!
69
Bab 69 : Leiska Dan Umi
70
Bab 70 : Kepergok!
71
Bab 71 : Kabar Bahagia!.
72
Bab 72 : Seekor Hewan!
73
Bab 73 : Perpisahan!
74
Bab 74 : Di Bebaskan!.
75
Bab 75 : Penyesalan Mantan Pacar
76
Bab 76 : Tolong Aku!.
77
Bab 77 : Mereka Bertemu
78
Bab 78 : Membabi Buta
79
Bab 79 : Terlihat Ganda!
80
Bab 80 : Dia Menyerah!.
81
Bab 81 : Tidak Ada Maaf
82
Bab 82 : Menemui Leiska!.
83
Bab 83 : Aku Terkejut!
84
Bab 84 : Terbongkar Sudah!
85
Bab 85 : Pembalasan Dendam
86
Bab 86 : Melukai Wanita Itu
87
Bab 87 : Dia Mati, Kan?
88
Bab 88 : Hadiah Dari Leiska
89
Bab 89 : Mansion Italia
90
Bab 90 : Makan Malam
91
Bab 91 : Hati Yang Terluka
92
Bab 92 : Akhir Perjalanan Cinta Mereka [TAMAT]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!