Lautan awan berwarna biru seakan menyelimuti hunian mewah dengan halaman hijau yang penuh dengan rerumputan, serta pohon-pohon berbuah yang elok untuk dipandang. Gerbang megah menyambut jalan membentang menuju pintu bangunan, ada tangga berkelok menuju pintu depan, samping kanan tangga terdapat garasi mobil dan rumah berkayu untuk para pekerja wanita, disamping kiri terdapat ruangan penyimpanan bahan makanan.
Hunian berlantai dua itu nampak indah dari luar, namun tidak luput dari kesan pemilik muslim yang mereka tampilkan dari lukisan kaligrafi yang berada di atas pintu masuk. Saat pintu itu terbuka, kedua pasang akan langsung menampaki ruang tamu dengan sofa putih saling berpasangan serta meja kaca ditengah-tengah sofa itu nampak elegan dengan hiasan vas berisi bunga dari kaca.
Dinding putih bernuansa Arab dibelakang sofa itu menampilkan foto jumbo berisikan empat anggota keluarga yang nampak bahagia. Tidak lupa disetiap sisi foto tertata foto-foto kecil mulai dari wajah pria berjenggot tebal yang memiliki posisi paling tinggi di keluarga tersebut.
Pria berjenggot tebal itu bernama Rahman Akthakarta. Rahman memiliki posisi sebagai kepala di keluarganya, dan kepala majlis ta'lim di kota Almaty. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai kepala perusahaan dibeberapa cabang namun beliau memilih untuk mundur, diakibatkan usia yang sudah tidak muda lagi. Sebagai kepala majelis, bukan hal mudah untuk Rahman memangkunya, ia harus menjadi panutan untuk masyarakat disana, untuk itu seluruh anggota keluarganya harus memiliki etika yang baik supaya mereka tidak salah memilih Rahman sebagai panutan mereka.
Selain itu, beliau memiliki wanita yang mengiringi perjalanan karirnya dari nol sampai saat ini. Beliau adalah Riverlyn Alba Akthakarta, beliau ini merupakan ketua di biro umroh Almaty. Biro yang menangani keberangkatan jamaah haji dan umroh ketanah suci. Konon kata pekerja yang menjadi pelayan di kediamannya! Walaupun beliau ini sudah tua, namun kecantikan muda dari balik niqab itu tidak pernah sirna.
Saat ini keduanya baru saja kedatangan seorang tamu dari Oral. Rahman duduk di kursi berkapasitas satu orang dipaling ujung, sementara Riverlyn duduk didepan seorang tamu yang bernama Hasbi, namun ada sekat meja diantara keduanya.
Brukk
“silahkan dilihat Tuan Rahman dan Nyonya Riverlyn”
Ucap seorang wanita paruh baya dengan hijab hitam di kepala, ia baru saja duduk di ruang tamu sembari meletakkan beberapa tumpukan buku di atas meja milik keluarga Rahman.
Salah satu pelayan berpakaian syar'i itu datang membawakan nampan berisikan tiga cangkir teh lemon yang terasa hangat, terlihat asap putih melayang-layang diatas cangkir tersebut.
“ini minumannya!, silahkan.” ucap pelayan itu dengan berlutut disamping meja, memperlihatkan perilaku sopan kepada tamunya.
“ terima kasih! Semoga Allah SWT memberkahi keluarga anda dengan rezeki yang melimpah” Hasbi memberikan doa sebagai bentuk rasa terimakasihnya. Hasbi merupakan wanita tua pencari jodoh untuk para gadis-gadis dikota Almaty.
"Amin"
Ctak
Suara biji mete yang terlempar mengenai meja bundar berlapis kaca, membuat tiga pasang mata itu langsung mengarahkan matanya kearah dimana biji tersebut dilemparkan. Bagaimana bisa ada seseorang yang lancang mengganggu pembicaraan mereka.
“usahamu lumayan juga, Abi!.” goda seorang pria memakai setelan toxedo hitam dengan rambut terkuncir keatas. Putra pertama Rahman Akthakarta, Alham Alba Akthakarta yang tak lain adalah pewaris perusahaan keluarga Akthakarta. Beliau inilah yang meneruskan perusahaan Rahman, menjadikan dirinya sebagai pengusaha muda di Kazakhstan.
Pria tanpa bulu disekitar dagunya ini memang suka membuat gurauan, terlebih disaat kedua orang tuanya memilihkan jodoh untuk sang adik, padahal ia tahu jika tidak ada pria yang gadis itu sukai.
“ Alham, sopanlah sedikit” walaupun begitu Abi Rahman tetap tidak pernah menyukai cara Alham dalam menciptakan suasana hangat. Menurutnya, itu terlalu tidak sopan mengingat posisinya sebagai ketua majelis.
Namun, Alham tidak pernah mengindahkan nasihat Abi Rahman. “ memang benar, adikku yang cantik itu tidak akan menerima mereka. Jadi sia-sia saja"
“ALHAMM”
Geram Abi Rahman kepada Alham yang sedang mengunyah sisa-sisa biji mete ditangannya. walaupun Abi Rahman nampak serius dengan sorot mata tajam dan rahang tertutup bulu itu mengurat, itu tak cukup untuk membuat Alham takut.
Jika sudah seperti ini, sudah tugas seorang istri sekaligus ibu untuk melerai mereka berdua. "Abi... sabarlah, ada Nyonya Hasbi disini" Riverlyn mengusap lengan berisi dari suaminya, membuat Rahman menghela nafas tenang.
“kakak”
Baru saja seorang gadis dengan antusiasnya memanggil sambil berlari menuruni tangga untuk dapat memeluk kakaknya dengan erat. Wanita berdress panjang tanpa penutup di kepalanya itu nampak cantik dan mempesona memperlihatkan wajah polos dengan rambut hitam yang terurai panjang. Dia akan memperlihatkan wajahnya jika itu hanya tamu wanita.
Subha Alba Akthakarta merupakan putri kedua dari keluarga Akthakarta, wanita yang memiliki paras menawan dibalik kain hitam. Memiliki Kelopak mata yang indah, bulu mata yang lebat serta lentik, hidung mancung, pipi merah dan dagu yang tirus. Setiap tamu yang berkunjung kerumah Subha selalu disuguhkan dengan kecantikan dan kemolekan dari tubuh sang wanita.
Banyak pria yang kepingin menjadikan Subha sebagai istrinya tetapi ia selalu menolak, membiarkan dirinya terus menggadis saat usianya sudah menginjak 24 tahun. Karena apa? menurutnya, suaminya nanti harus seperti Abi Rahman dan Alham.
kembali ke topik.
Alham mengusap lembut rambut hitam milik Subha. Sesekali ia juga mengecup pipi merah milik adiknya. Begitu gemasnya Alham kepada adik semata wayangnya hingga pipinya harus menjadi korban. Dari kecil pria itu selalu saja menciumi pipi Subha yang tidak pernah berubah, masih tetap berisi dan kenyal.
Namun lagi-lagi, perilaku Alham tidak disukai oleh Abi Rahman. “Alham... berhenti mencium adikmu. Subha bukan anak kecil lagi.”
“ hem... dimataku Subha kecil tidak pernah berubah” Alham kembali membantah, membuat Rahman hampir pusing dengan perilaku putranya ini. Bahkan pria ini terus memeluk Subha, membuatnya sesak dan hampir kehabisan nafas.
“Abi... Subha tidak masalah. Abi tidak perlu khawatirkan Subha. kak Alham kan memang menyukai pipiku" bela Subha membuat Alham tersenyum bangga. Setidaknya Subha tidak marah saat pipinya sudah habis terkecup.
“Lihat... tidak apa-apa Abi, seharusnya kita bersyukur memiliki dua orang anak yang saling menyayangi dan mengasihi" Riverlyn kembali memberi nasihat dengan penuh kelembutan.
Saat suasana terasa kembali seperti semula. Istri Rahman itupun kembali berucap. "Sudah, kalian kalau main jangan disini. Ada tamu,"
Subha dan Alham terkekeh pelan, nyaris tidak terdengar. keduanya pun segera menjauh dari ruang tamu, tepatnya keduanya sedang bersenda gurau didekat jendela.
Umi Riverlyn tersenyum tipis saat melihat ketidaknyamanan yang muncul di wajah keriput nyonya Hasbi. “kami mohon maaf, semua itu sudah biasa dan itu hanya pertengkaran kecil”
"Tidak masalah, Nyonya" Hasbi terkekeh pelan setelah memperhatikan pertengkaran kecil antara anak dan ayah ini, seakan menciptakan keluarga harmonis dengan sedikit bumbu pertengkaran.
Ayah Rahman Kembali membalik lembar demi lembar halaman buku yang masih berada ditangan putihnya. Terpaksa membiarkan kedua anaknya saling bersenda gurau didekat jendela dengan tirai-tirai putih tergantung disana. Karena setelah itu subha akan dinikahkan, Alham harus merelakan adik tersayangnya pergi kerumah suaminya. Tak perduli Subha akan menerima atau menolak, keputusan Rahman sudah bulat.
“ Pria ini, bukankah dia pengusaha muda dari keluarga Renata?. Aku dengar jika keluarga mereka memiliki agama yang baik. Ayahnya seorang divisi pengelola keuangan di wilayah Alatau." Rahman memberikan satu lembar kertas berisi biodata seorang pria bernama Frederick Jian Renata kepada istrinya yang berada tak jauh dari duduknya.
"Benar Abi, pria ini terlihat baik dan cocok untuk Subha"
To be continued
Tidak bermaksud menghina atau menjelaskan pihak manapun, dimohon kerjasamanya.
.
Ini karya keduaku! jika kalian pernah menjadi author pasti hal ini pernah kalian rasakan, dimana keinginan membuat cerita yang baru sangat ingin kalian lakukan. karangan ini juga masih amatiran, jadi mohon di komen dengan kalimat yang sopan untuk saling menjaga hati😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Ir Syanda
Semangat kakak ...😊
2023-02-20
0
Radiah Ayarin
Memang keluarganya sangat taat dan teguh pada agama mereka
2023-02-19
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
semangat
2023-02-19
2