Kehilanganmu

Saat Andrea menaiki tangga pesawat tiba tiba seperti ada yang memanggilnya.

" Andrea"

" Bayu." Gumam Andrea.

Andrea menoleh ke belakang namun tidak ada siapa siapa. Hatinya menjadi tidak tenang, ia merasa terjadi sesuatu dengan Bayu.

" Ah mungkin perasaanku saja." Andrea kembali melangkah.

Namun lagi lagi hatinya seakan melarangnya untuk pergi. Ia menjadi bimbang antara ingin pergi dan tidak.

" Masih ada sepuluh menit, mending aku telepon Bayu dulu untuk memastikan kalau dia baik baik saja." Ujar Andrea.

Andrea menuruni tangga pesawat, sampai di bawah ia mengaktifkan datanya. Ia menelepon ke nomer Bayu untuk memastikan jika memang Bayu baik baik saja.

Tut.... Tut....

Telepon tersambung, tinggal menunggu Bayu mengangkatnya.

" Halo."

Andrea mengerutkan keningnya, pasalnya yang mengangkat bukanlah suara Bayu.

" Halo."

" Halo Pak." Sapa Andrea.

" Apa anda keluarga pemilik ponsel ini?" Tanyanya.

" Iya Pak, apa yang terjadi dengan calon suami saya Pak?" Tanya Andrea.

" Dia mengalami kecelakaan Nona, kami sedang mengevakuasi korban, kalau bisa Nona segera ke jalan xx tak jauh dari Bandara."

Plek...

Ponsel Andrea jatuh dari tangannya begitu saja. Dadanya terasa sesak seperti terhantam bebatuan besar. Nafasnya tercekat di dalam tenggorokan. Ia berjongkok karena tak mampu menopang tubuhnya.

" Tidak... Ini tidak mungkin... " Andrea menarik kasar rambutnya.

" Kenapa Bayu ada di sekitar Bandara? Bukankah dia baru saja menikah? Seharusnya dia ada di rumah kan?" Pertanyaan itu bersarang di kepala Andrea.

" Aku harus ke sana! Ya aku harus ke sana."

Andrea berlari menuju pintu keluar Bandara setelah mengambil ponselnya. Ia terus berlari tanpa peduli dengan nafasnya yang ngos ngos an.

Jarak antara Bandara dan tempat kejadian tidaklah jauh, kira kira hanya dua puluh meter saja.

" Bay jangan tinggalkan aku!" Andrea mengusap air matanya sambil berlari membelah kerumunan orang orang yang berlalu lalang di jalan raya.

Sampai pada tempat kejadian, nampak beberapa polisi sedang mengatur kerumunan orang orang yang ingin melihat korban.

" Permisi.. Permisi.," Andrea menerobos keramaian itu dan saat tiba di depan ia berteriak histeris saat melihat tubuh Bayu terbujur tak sadarkan diri di atas tandu.

" Bayu....." Teriak Andrea histeris.

Ia berlari mendekati tubuh Bayu yang berlumuran darah.

" Bay... Bangun Bay! Jangan tinggalkan aku dalam keadaan seperti ini hikss.... Bay ku mohon bangunlah! Aku tidak suka kamu yang seperti ini Bay." Andrea memeluk tubuh Bayu.

" Maaf Nona, apa anda keluarganya?" Tanya salah satu polisi.

" Hiks.. I.. Iya Pak... Dia calon suami saya." Sahut Andrea.

" Kalau begitu ikutlah dengan kami ke rumah sakit Nona, dan ini barang barang milik korban." Pak polisi memberikan ponsel dan dompet Bayu.

" Terima kasih Pak." Sahut Andrea.

Andrea masuk ke dalam mobil ambulans yang membawa Bayu ke rumah sakit. Isak tangisnya tidak bisa berhenti melihat orang yang di cintainya lemah tak berdaya.

" Bay bertahanlah demi aku! Walaupun kita tidak mungkin bersama, namun aku tidak mau kehilanganmu dengan cara seperti ini, hiks... Bertahanlah Bay!" Andrea menggenggam tangan Bayu.

Sesampainya di rumah sakit, Bayu segera di tangani tim dokter di ruang ICU. Andrea hanya bisa menunggunya di luar saja.

" Ya Tuhan selamatkanlah Bayu! Kembalikanlah kesadaran dan kesehatannya." Doa Andrea untuk Bayu.

" Aku harus mengabari Wahyu." Ucap Andrea.

Andrea mengambil ponsel Bayu dari dalam tasnya. Ia segera menggeser layarnya ke atas untuk membuka kuncinya. Andrea tersenyum melihat foto masa sekolahnya terpapang jelas sebagai wallpaper di ponsel Bayu.

Andrea teringat akan kenangan kenangan manis saat bersamanya. Tak terasa air mata kembali menetes di pipinya.

" Hiks... Bay.... Aku tidak sanggup kehilanganmu untuk selamanya, cukup aku kehilanganmu dari hidupku, tetaplah bertahan untukku dan untuk kebahagiaanmu bersama istri dan anakmu." Andrea mengusap air matanya.

Ia menelepon Wahyu lalu mengabarkan jika Bayu mengalami kecelakaan. Wahyu pun kaget dengan kabar itu, ia segera menuju rumah sakit yang Andrea beritahukan.

" Nona Andrea." Wahyu menghampiri Andrea yang saat ini sedang duduk bersandar di kursi tunggu.

" Bagaimana keadaan Bayu? Nona." Tanya Wahyu menatap Andrea yang terlihat sembab.

" Dokter masih memeriksanya, kondisinya parah Yu, kita berdoa saja semoga Bayu baik baik saja." Sahut Andrea.

" Ya Tuhan... Kenapa ini bisa terjadi? Kasihan Bayu." Wahyu menarik kasar rambutnya. Ia tidak mengira kalau kepergian Bayu membawa petaka.

" Bagaimana Bayu bisa sampai di dekat Bandara Nona? Apa anda berencana pergi meninggalkannya?" Selidik Wahyu.

" Aku memang ingin pergi Yu, aku menyerah dengan hubungan ini, aku akan kembali ke luar negeri dan menetap di sana, entah mengapa aku merasa sangat berat untuk meninggalkannya, lalu sebelum aku pergi aku ingin memastikan kalau dia baik baik saja, tapi aku malah mendapat kabar tentang kecelakaan yang di alaminya." Sahut Andrea sedih.

" Itu berarti Bayu hendak menyusul anda Nona, tapi kenapa anda menyerah Nona? Yang tadi anda dengar hanya salah paham saja, sebenarnya...

" Sudahlah Yu! Jangan membahas hal itu saat ini, aku sedang tidak mau mendengar apapun, pikiranku hanya terfokus pada Bayu saja saat ini, aku ingin mendengar kabar baik dari dokter." Ujar Andrea memotong ucapan Wahyu.

" Baiklah Nona, maafkan saya!" Sahut Wahyu mengalah. Ia tahu bagaimana kondisi Andrea saat ini, ia memaklumi nya.

Ceklek....

Seorang dokter tampan keluar dari ruangan. Andrea segera menghampirinya.

" Dokter, bagaimana keadaan teman saya?" Tanya Andrea.

" Keadaan pasien saat ini mengalami koma Nona."

" Ya Tuhan.... Koma Dok?" Tanya Andrea memastikan.

" Iya Nona, benturan yang sangat keras di kepalanya menyebabkan syarafnya tidak berfungsi dengan baik, berdoalah semoga pasien cepat sadar dari komanya." Ujar dokter.

" Sampai kapan dia akan mengalami koma Dok? Kapan dia akan sadar kembali Dokter?" Tanya Andrea sambil menangis.

" Mungkin butuh dua hari, tiga hari, satu minggu, bahkan berbulan bulan Nona, ajak pasien terus berbicara, ceritakan apa yang membuat pasien ingin sadar kembali, semua itu mempercepat kesembuhannya Nona." Ucap Dokter berlalu dari sana.

Tubuh Andrea terhuyung ke belekang, beruntung Wahyu segera menopang nya.

" Bayu mengalami koma Yu." Ucap Andrea.

" Kita doakan semoga dia cepat sadar dari komanya." Ucap Wahyu.

Andrea menganggukkkan kepalanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tiga hari berlalu, Wahyu dan Andrea setia menemani Bayu. Andrea selalu mengajak Bayu berbicara, ia berceloteh ria menceritakan kisah masa lalu mereka. Andrea berharap Bayu akan meresponnya, namun sia sia.

Andrea duduk di kursi samping ranjang. Ia menggenggam tangan Bayu.

" Bay bangunlah! Apa kamu tidak kangen sama aku? Apa kamu tidak mau kita kembali seperti dulu? Aku akan menuruti apa maumu kalau kamu mau bangun Bay, cepatlah sadar! Aku merindukanmu." Ucap Andrea.

Tiba tiba jari jemari Bayi bergerak. Andrea bersorak bahagia. Wahyu segera manggil dokter untuk memeriksanya.

" Apa ada perkembangan Nona?" Tanya dokter.

" Tadi aku melihat jarinya bergerak Dok." Sahut Andrea.

" Coba suruh tuan Bayu membuka matanya Nona." Ucap dokter.

" Bay... Buka matamu! Aku di sini menantimu, bukalah matamu Bay! Demi aku." Ucap Andrea.

Bagai bisikan ajaib, Bayu mengerjapkan matanya pelan. Ia menatap Andrea, Wahyu dan dokter bergantian.

" Shhh aku dimana?" Lirih Bayu memegangi kepalanya.

" Bay kamu sadar, aku bahagia sekali Bay akhirnya kamu sadar." Ucap Andrea.

" Kamu siapa?"

Deg....

Jantung Andrea terasa berhenti berdetak. Bagaimana bisa Bayu tidak mengenalinya? Apakah dia sedang mengeprank dirinya? Pikir Andrea.

" Bay ini aku, Andrea." Ucap Andrea.

" Aku tidak bisa mengingatmu."

Jeduarrrr.....

" Dok kenapa dengan Bayu? Kenapa dia tidak mengenaliku dok? Ada apa dengannya? Tanyakan kepadanya kenapa dia tidak mengenaliku?" Tanya Andrea panik.

" Tenanglah Nona! Akan saya tanyakan." Sahut dokter.

" Tuan Bayu, apa yang anda ingat sekarang?" Tanya dokter.

" Aku tidak ingat apa apa kecuali aku telah menikahi seorang gadis." Sahut Bayu.

" Risa namanya... Dimana istriku?"

Lagi lagi ucapan Bayu membuat hati Andrea hancur.

" Bagaimana kau bisa melupakan aku Bay? Di saat seperti ini kau justru mengingat Risa, apa benar ikatan pernikahan lebih kuat dari ikatan apapun? Ya Tuhan.... Aku tahu kalau mereka sudah menikah, tapi kenapa rasanya sakit sekali." Jerit Andrea di dalam hatinya.

" Dokter tolong panggilkan istriku ke sini!" Ucap Bayu.

Andrea memejamkan matanya, air mata kembali menetes di pipinya.

" Beginikah rasanya menjadi orang ke tiga? Aku memang di butuhkan tapi aku tidak punya tempat di dalam hatinya."

Penasaran nggak nih sama kelanjutannya?

Tekan like koment vote dan 🌹nya dulu buat Andrea...

Terima kasih untuk readers yang telah mensuport author... semoga sehat selalu...

Miss U All....

TBC...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!