Wahyu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
" Yu, kita ke rumahku saja dulu! Aku akan menyelesaikan urusanku dengan Risa, setelah itu aku baru menemui Andrea." Ucap Bayu.
" Apa kamu tidak mau menjelaskannya dulu pada Andrea, takutnya nanti dia salah paham terus sama kamu terus dia pergi gimana?" Ujar Wahyu sambil terus mengemudi.
" Andrea gadis yang baik, dia akan memahami apa yang aku alami dari sudut pandang ku, aku sudah tidak sabar ingin memberi pelajaran pada wanita ular itu." Sahut Bayu.
" Baiklah, aku ikut kamu saja." Sahut Wahyu.
Lima belas menit, Bayu sampai di rumahnya. Ia segera masuk ke dalam mencari keberadaan Risa.
" Risa." Panggil Bayu berteriak.
Risa yang namanya di panggil segera menghampiri Bayu.
" Mas kau pulang? Akhirnya kau mengambil keputusan yang benar Mas." Ucap Risa dengan mata berbinar
" Ya aku pulang, dan sekarang kau yang harus pergi dari rumah ini!" Bentak Bayu.
" A... Apa maksudmu Mas? Aku sedang hamil anak kamu, seharusnya kamu menikahi aku secara resmi! Bukan malah mengusirku." Ujar Risa menatap Bayu tidak terima.
" Anak yang mana yang kau maksudkan hah?" Bayu menatap tajam ke arah Risa.
" Anak yang kandung saat ini." Sahut Risa.
" Yakin kalau itu memang anakku?" Selidik Bayu.
" Apa maksudmu? Ini anak kamu, darah daging Mas." Sahut Risa.
" Bagaimana seseorang yang tertidur pulas bisa membuatmu hamil Risa." Tekan Bayu.
" A... Apa maksudmu? Siapa yang kau bilang tertidur pulas?" Tanya Risa menatap Bayu.
" Sudahlah tidak perlu bersandiwara lagi! Kebusukanmu sudah terbongkar di sini." Ucap Bayu.
" Kebusukan apa yang kau maksudkan hah? Faktanya aku sedang mengandung anak kamu, dan aku minta pertanggung jawaban darimu, kalau bukan kamu lalu siapa lagi?" Risa menatap Bayu dengan berani.
" Minta oertanggung jawaban pada Rayyan." Sahut Bayu.
Deg...
Jantung Risa seolah berhenti seketika.
" Apa Mas Bayu sudah tahu semuanya? Apa dia tahu kalau aku hanya menjebaknya? Tidak... Ini tidak boleh terjadi! Aku harus memastikan dia percaya padaku, atau kalau tidak! Rayyan pasti akan membunuhku." Batin Risa.
" Rayyan? Siapa Rayyan?" Tanya Ris pura pura tidak mengenalnya.
" Orang yang menyuruhmu membuat kekacauan dalam hidupku, sekarang kemasi barang barangmu dan pergi dari sini!" Ucap Bayu.
" Jangan biarkan dia bebas Bay, kita harus membawanya ke kantor polisi." Ucap Wahyu.
" Memangnya apa salahku?" Ucap Risa dengan nada tinggi.
Bayu membuka ponselnya lalu menunjukkan rekaman CCTV yang tadi ia dapatkan. Tubuh Risa tiba tiba menjadi kaku, lidahnya terasa kelu.
" Bagaimana Mas Bayu bisa mendapatkan rekaman itu? Bukankah Rayyan sudah menghapusnya? Aku tidak bisa mengelak lagi, tapi aku tetap harus memisahkan Mas Bayu dengan Andrea." Ujar Risa dalam hati.
" Sekarang kau tahu dimana letak kesalahanmu kan? Kau berani bermain main denganku maka kau harus menanggung akibatnya." Ucap Bayu.
" Maafkan aku! Aku terpaksa melakukannya karena di suruh oleh Rayyan, tapi percayalah! Jika aku benar benar mencintaimu Mas, aku tidak mau kehilanganmu." Ucap Risa hendak menggenggam tangan Bayu, namun Bayu segera menepis nya dengan kasar.
" Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu! Aku mengharamkan tubuhmu menyentuh tubuhku!" Teriak Bayu.
" Wahyu, apa kau sudah menghubungi polisi?" Tanya Bayu.
" Sudah Bay." Sahut Wahyu.
" Tidak Mas! Jangan lakukan ini! Aku menyesali perbuatanku, ku mohon maafkan aku! Aku mencintaimu Mas!" Ucap Risa.
" Kau urus wanita ini! Aku akan ke rumah Andrea menjelaskan semuanya." Titah Bayu.
" Ok, good luck Bro." Sahut Wahyu.
Risa menatap kepergian Bayu dengan perasaan kesalnya.
" Lihat saja! Kau tidak akan pernah bersatu dengan Andrea." Batin Risa tersenyum smirk.
...****************...
Di rumah Andrea, Andrea mengemasi beberapa barang barang pribadinya setelah mendapat kiriman foto pernikahan Bayu dengan Risa. Hatinya sakit... Sakit sekali, pada akhirnya memang dia yang harus pergi membawa luka dan kenangannya bersama Bayu.
" Kau kuat Rea.... Kau harus kuat! Hidupmu tidak berakhir sampai di sini, lupakan masa lalu dan tinggalkan semua kenanganmu bersama Bayu di sini! Kau tidak perlu takut tidak ada pria yang mau menikahimu, bukankah itu sangat wajar terjadi di budaya barat? Ya... Aku harus kembali ke luar negeri." Monolog Andrea.
Andrea menurunkan kopernya, lalu menyeretnya keluar dengan langkah gontai.
" Non, Nona Andrea mau kemana?" Tanya bi Lili, art di rumahnya.
" Bi aku mau pamit, aku mau menyusul Papa sama Mama, dan kemungkinan aku akan menetap di sana Bi, kalau nanti Bayu ke sini atau kapanpun, jangan beritahu dia ya Bi." Ucap Andrea.
Ya selama ini Bayu memang hanya tahu di negara mana Andrea tinggal, namun ia tidak tahu dimana tepatnya. Di kota mana, di daerah mana, Andrea tidak memberitahunya.
Dan Bayu memberikan privasi kepada Andrea. Mungkin beda lagi dengan sekarang, ia pasti akan mengorek informasi jika Andrea benar benar pergi.
" Apa kalian sedang ada masalah? Kalau memang ada mbok ya di selesaikan dengan baik baik Non, jangan main pergi gitu aja! Entar Non nyesel lhoh kalau memilih meninggalkan Den Bayu, apalagi kalian saling mencintai." Ujar bi Lili memberikan nasehat.
" Tidak Bi, hubungan kami sudah berakhir." Sahut Andrea.
" Berakhir? Bagaimana bisa berakhir Non? Bukankah Den Bayu sangat mencintai Non Andrea." Ujar bi Lili.
" Sudah ya Bi, aku harus segera sampai ke Bandara, kalau tidak aku akan ketinggalan pesawat." Ujar Andrea.
" Baiklah Non silahkan! Semoga selamat sampai tujuan, semoga Non selalu di berikan kebahagiaan dalam hidup." Ucap bi Lili.
" Terima kasih Bi." Ucap Andrea.
Andrea menyeret kopernya menuju taksi yang sudah menunggunya. Ia masuk ke dalam taksi, taksi melaju dengan kecepatan sedang.
Air mata Andrea menetes begitu saja saat lagu 'Lintang Sewengi' di putar oleh sang driver. Walaupun lagunya menggunakan bahasa Jawa, namun Andrea paham apa artinya.
Andrea mengusap air matanya menahan sesak di dadanya. Rasanya sangat sakit melihat orang yang kita cintai bahagia bersama wanita lain. Di dalam foto itu Bayu nampak tersenyum bahagia, entah itu nyata atau hanya tidak Andrea tidak tahu. Yang jelas dirinya sudah kalah, kalah dalam bercinta.
Taksi berhenti di depan lobby Bandara. Andrea segera turun dan membayar tarifnya, ia kembali menyeret kopernya masuk ke dalam Bandara.
Di tempat lain, Bayu menghentikan mobilnya di depan pintu rumah Andrea. Ia turun lalu memencet belnya.
Ting Tong...
Tak lama bi Lili membuka pintunya.
" Den Bayu." Ucapnya.
" Bi aku mau ketemu sama Andrea, apa Andrea nya ada?" Tanya Bayu.
" Non Andrea sudah pergi Den, dia kembali ke luar negeri menyusul Tuan sama Nyonya, Non Andrea juga akan menetap di sana."
Jeduar....
Ucapan bi Lili bagai petir menyambar di siang bolong.
" Apa?" Lirih Bayu.
" Kapan Andrea pergi Bi? Jam berapa pesawatnya lepas landas?" Tanya Bayu.
" Non Andrea pergi lima belas menit yang lalu, tapi saya tidak tahu kapan pesawatnya lepas landas, dia hanya bilang kalau pesawatnya lepas landas sebentar lagi gitu." Sahut bi Lili.
Tanpa berkata apa apa lagi Bayu segera masuk ke mobil. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang menuju Bandara.
" Semoga pesawatnya belum lepas landas, kau tidak boleh pergi meninggalkan aku lagi sayang, kita akan bersatu! Karena tidak ada lagi yang akan menghalangi kita, tunggu aku sayang! Jangan tinggalkan aku!" Monolog Bayu.
Bayu menambah kecepatannya, pikiran dan hatinya kalut sehingga membuat konsentrasinya kurang. Tiba tiba....
" Argh....... "
Brak......
Mobil Bayu menabrak mobil yang hendak menyalip di depannya. Tabrakan tidak bisa di hindari, kedua mobil beradu. Kepala Bayu terbentur dashboard dengan kencang hingga membuat banyak darah keluar dari sana.
" Andrea.... " Lirih Bayu sebelum memejamkan matanya.
Bagaimana kah selanjutnya?
Tekan like koment vote dan 🌹dulu buat author....
Terima kasih untuk readers yang sudah mensuport author, semoga sehat selalu...
Miss U All
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments