Kemarahan Bara

Mobil yang dikemudikan boleh Satya berhenti di pekarangan kediaman mewah keluarga Bara.

Pria itu memilih untuk langsung pulang dan membatalkan pertemuan dengan klien karena pikirannya sedang kalut. Bukan hanya karena masalah pria itu melihat Clara yang bersama dengan seorang pria. Namun ada hal lain yang membuat pria itu benar-benar murka dan ingin cepat-cepat pulang.

"Dito, kamu masuk ke rumah! ikuti aku!" titah pria itu dengan nada dingin dan aura yang sangat menakutkan. Di samping Bara, terlihat Satya yang di tangannya menenteng sebuah kantongan besar.

"Baik, Tuan!" Dito menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Bara masuk ke dalam rumah. Jangan tanyakan bagaimana jantungnya sekarang. Tentu saja jantung pria itu berdebar kencang, karena begitu melihat wajah dingin Bara, dia tahu kalau suasana hati pria itu sedang marah, apalagi tidak biasanya Tuannya itu pulang di jam segini. Untuk alasan kenapa Tuannya itu marah, dia tidak tahu sama sekali.

"Kamu berdiri di sana!" titah Bara masih dengan aura yang sama, malah semakin terlihat menakutkan.

"Tania!" tiba-tiba suara Bara menggelar memanggil nama istrinya itu.

"Tania! sekali lagi Bara meneriakkan nama istrinya, karena yang dipanggil belum muncul. Kali ini wajah Bara sudah terlihat memerah. Suara Bara yang menggelegar tentu saja menarik perhatian Elva. Wanita paruh baya yang tadinya sedang menonton di ruang keluarga, sontak berdiri dan keluar dari ruangan itu untuk menemui Bara.

"Ada apa sih, Bara? kenapa kamu harus teriak-teriak seperti itu?" tegur Elva dengan tatapan tidak senang.

Bara tidak menjawab sama sekali. Justru pria itu semakin meninggikan suaranya memanggil nama Tania yang tidak kunjung datang.

"Ada apa sih, Mas? kenapa harus teriak-teriak! dan kenapa juga kamu sudah pulang jam segini?" ucap Tania sembari menuruni anak tangga.

Bara tidak menjawab sama sekali. Pria itu malah menatap Tania dengan mata memerah penuh amarah. Rahang pria itu bahkan terlihat sudah mengeras, bahunya juga sudah turun naik.

"Apa maksudmu meninggalkan Bimo sendirian di mobil sedangkan kalian bertiga makan di restoran tanpa mengajak Bimo? hah!" suara Bara kembali menggelegar membuat Tania tersentak kaget sekaligus ketakutan.

"Sialan, bagaimana dia bisa tahu? apa bocah tengik itu yang mengadu? awas kamu nanti bocah sialan!" umpat Tania di dalam hati.

"Hei, JAWAB! kenapa kamu diam?" suara Bara kembali menggelegar, menatap Tania dengan tatapan membunuh.

"Emm, ta-tadi kami sudah ajak dia untuk makan bersama. Tapi dia menolak dengan alasan masih kenyang. Dia memilih untuk tetap tinggal di dalam mobil," Tania mulai mencari alasan, berharap suaminya itu percaya.

"Masih berani kamu berbohong ya!" Bara mengepalkan kedua tangannya dengan kencang.

"A-aku tidak bohong, Mas. Kalau tidak percaya coba tanyakan pada Dito. Bimo memang menolak untuk makan dengan kami," Tania masih bersikukuh dengan ucapannya.

"Sekali lagi aku tanyakan, kenapa kalian meninggalkan anakku sendirian di mobil, tidak mengajaknya makan padahal di juga sudah lapar? Jangan bohong mengatakan dia kenyang, karena uang jajan yang aku kasih tadi pagi juga dirampas oleh Tristan. JAWAB JUJUR!" amarah Bara benar-benar sudah tidak terkendali, membuat wajah Tania seketika berubah pucat.

"Apa ini yang kamu ajarkan pada Tristan? kamu benar-benar sudah meracuni otak anak kecil, ibu macam apa kamu?"

"Stop, berkata seperti itu, Mas! semua ini salah kamu! apa kamu tidak menyadari kalau kamu lebih menyayangi anak pungut itu dibandingkan anak kamu sendiri? itu yang membuat aku sangat membencinya, Mas. Ingat Tristanlah anak kandungmu bukan anak pungut itu!" pekik Tania dengan napas yang memburu.

Bara sontak terdiam, tidak bisa membantah ucapan Tania yang memang benar adanya.

"Bahkan sekarang kamu terpengaruh kan dengan aduan anak itu? dia pasti sudah menambah- nambahkan cerita, sehingga kamu bisa semarah ini pada kami!" lanjut Tania lagi, yang sekarang merasa seperti di atas angin melihat terdiamnya Bara.

"Bimo tidak pernah mengadu apapun padaku. Asal kalian tahu,aku tahu semua yang kalian lakukan dari orang suruhanku,"

Mata Tania membesar mendengar pengakuan Bara. Sementara itu Dito menundukkan kepalanya, berusaha untuk menahan emosi, melihat Tania yang dibentak-bentak dari tadi.

Ya, karena Satya berhalangan tidak bisa menjemput Bimo hari ini, Bara merasa tidak tenang membiarkan Bimo pulang dengan Tania. Diam-diam pria itu mengirimkan seseorang untuk mengawasi Bimo dari jauh. Tadi begitu dia keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil pria itu menerima telepon, yang menginformasikan perlakuan Tania pada Bimo. Orang suruhan Bimo juga mengirimkan video di mana Bimo makan dengan lahap dan dengan wajah ketakutan di hamparan rumput. Pemandangan itu benar-benar membuat Bimo murka.

Apalagi begitu mengetahui kalau orang suruhannya itu mendengar Bimo mengatakan pada pria yang membelikan dia makanan, kalau uang jajannya dirampas oleh Tristan. Sayangnya orang suruhannya itu lupa untuk mengambil photo pria yang berbaik hati pada Bimo itu.

"Apa? kamu bahkan meminta orang untuk mengawasi Bimo? Segitu sayangnya kamu pada anak pungut itu? kamu benar-benar keterlaluan, Mas!" Tania menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai memasang wajah sedih.

"Stop mengatakan Bimo anak pungut! Dia bukan anak pungut. Sekali lagi aku mendengar kamu menyebutnya anak pungut, aku tidak akan segan-segan menceraikanmu. Dan ingat aku tidak mau kalian berlaku jahat lagi pada Bimo. Kalau aku tahu itu kalian lakukan, segera tinggalkan rumah ini! aku tidak peduli dengan reputasi keluarga ini yang mungkin akan dipandang jelek oleh orang-orang. Paham kamu!"

"Bara, kenapa kamu berbicara seperti itu, Nak? bukannya ucapan kamu itu terlalu kejam untuk Tania?" Elva yang dari tadi hanya diam saja, buka suara menegur putranya.

"Ma, Mama lihat sendiri kan anak Mama. Dia benar-benar lebih menyayangi anak yang tidak tahu asal-usulnya itu dibandingkan anaknya sendiri. Bahkan hanya demi anak itu,putra mama ini tega, membentakku," Tania mulai menangis sesunggukan.

"Sudahlah. Kamu juga salah Tania. Bagaimana mungkin kamu sebagai seorang ibu, melakukannya hal yang cukup kejam pada anak kecil seperti Bimo. Kalian tega meninggalkannya di mobil sementara kalian makan di dalam restoran. Mama juga tidak habis pikir, bagaimana bisa Tristan yang masih anak kecil bertingkah seperti preman, merampas uang jajan milik Bimo. Aku yakin kalau Tristan tidak mungkin melakukan hal seperti itu kalau tidak karena ada yang meracuni pikirannya. Kalau bukan kamu siapa lagi yang didengar oleh Tristan? Aku tahu kamu kecewa dengan Bara, tapi sebagai seorang ibu yang baik, seharusnya kamu menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak kamu sendiri bukan malah menghasutnya,"

Tania terkesiap kaget mendengar ucapan panjang lebar dari mama mertuanya yang dia kira akan membantunya bicara dengan Bara, ternyata justru ikut menyudutkannya.

"Mama, bagaimana bisa mama bicara seperti itu?" ucap Tania dengan lirih.

"Mama tidak membela salah satu dari kalian berdua. Kamu dengar juga kan tadi kalau aku menegur Bara. Tapi, aku juga tidak membenarkan perbuatanmu. Bimo itu masih kecil dan dia tidak tahu apa-apa, bagaimana mungkin kamu bisa setega itu pada anak kecil? itu yang mama permasalahkan," tutur Elva panjang lebar.

Sementara itu, Bara yang tidak terlalu memperdulikan pembicaraan mamanya dan Tania, mengalihkan perhatian pada Dito.

"Dito, sebenarnya aku tidak suka mengatakan hal ini. Tapi aku hanya ingin mengingatkan statusmu di rumah ini. Ingat, kamu itu hanya seorang supir, jadi jangan lewati batasanmu! ingat, Bimo memang anak yang aku adopsi, tapi dia sudah seperti anak kandungku sendiri, jadi secara tidak langsung, Bimo adalah tuan mudamu alias majikanmu. Yang sopan padanya! PAHAM!" bentak Bara, membuat Dito sedikit memundurkan tubuhnya sakit kagetnya.

"Pa-paham Tuan!" ucap Dito dengan suara bergetar.

"Sialan! awas saja sampai harta warisan ini semua jatuh ke tangan Tristan. Aku yang akan menjadi Tuan besar," umpat Dito dalam hati.

"Sat,mana mainan yang kita beli tadi? sini, aku mau memberikannya pada Bimo!"

Satya memberikan kantongan besar yang ada di tangannya kepadanya Bara. Kemudian pria itu berlalu pergi menuju kamar Bimo yang dia yakini pasti di sana.

"Sialan! sepertinya kasih sayang Bara pada anak pungut itu semakin besar. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus memikirkan cara untuk menyingkirkan anak itu dari rumah ini, tanpa sepengetahuan Bara," pikiran Tania kini sudah mulai memikirkan hal-hal licik.

Tbc

Sebentar lagi, Bimo dan Bima akan bertemu ya guys. Mungkin di bab berikutnya, Jadi sabar aja ya!😁

Terpopuler

Comments

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

dasar ulaaarrrr 🫣🫣🫣GK punya perasaan

2024-03-16

1

murniati cls

murniati cls

masak dia tak awasi Tania,

2024-03-05

0

Eity setyowati

Eity setyowati

kapan ular nya bisa katahuan sm Bara ya ?

2024-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa Bercerai
2 Kembali ke rumah sebenarnya
3 Cerai dan hamil
4 memutuskan untuk pergi
5 Bima dan Bimo
6 Sepupu Arumi
7 Akal bulus Tania
8 Kehilangan Baby Bimo
9 Bara berencana mengadopsi Bimo
10 panggilan anak pungut
11 Akan dikenalkan dengan Theo
12 Bertemu Theo
13 Kemarahan Bara
14 Salah sasaran dan Bertemu
15 Bertukar posisi
16 Kecurigaan Bima
17 Bimo bertemu Clara
18 Karakter yang bertolak belakang
19 Ma, ini aku
20 Aku akan membantumu
21 mengetahui kenyataan lagi
22 Bima tahu kenyataan
23 Bima bertemu Bara
24 Penyebab kecelakaan Bara dulu
25 Sindiran Bima
26 Tristan kena marah
27 Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28 Hukuman buat Tristan
29 Bimo panik
30 Rencana Bima dan Bimo
31 Dito mati kutu
32 Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33 Tidak ada anak haram
34 Membeli sesuatu?
35 Dito percaya Jono ada di pihaknya
36 Belum masuk sekolah lagi
37 Bertemu
38 Selamat ulang tahun
39 Pesan romantis
40 Kenyataan baru yang Clara tahu
41 Jangan kasih tahu Bara
42 Kekagetan Arumi
43 pulang kampung
44 Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45 Tania mengulah
46 Arumi dan Satya bekerja sama
47 Kebingungan Tania
48 Pembelaan Elva
49 Beraninya kamu menantangku
50 Melakukan Test DNA
51 Mencoba mempengaruhi Elva
52 bersitegang
53 Bima mulai bertindak
54 Merasa mendapat kesempatan
55 Hari penandatanganan surat warisan
56 Tristan bukan anakku
57 Ini dia papa kandung Tristan
58 Meminta penjelasan
59 Flash back
60 Aku bukan Bimo tapi Bima
61 Kalung
62 Bimo muncul
63 Bukti hasil test DNA
64 Mau menemui Clara
65 Kekagetan Clara
66 Clara sadar
67 Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68 Bara mengungkapkan keinginannya
69 Kita akan tetap berjodoh
70 Aku punya alasan untuk itu
71 Mendatangi Teguh
72 Keputusan Clara.
73 Clara tahu yang sebenarnya
74 Perdebatan Bara dengan Theo
75 Kamu akan tinggal bersama kami
76 Pergi untuk selamanya
77 Kembali menjadi suami istri
78 Yes, berhasil!
79 Pekerjaan siapa itu?
80 Penolakan Karin
81 Karin pulang
82 Itu bukan utang
83 Aku yang terbaik untukmu
84 Pindah sekolah
85 Aku mencintaimu
86 Tamat
87 AKCA Season 2
88 Aku capek
89 AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90 AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91 AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92 AKCA Season 2 (Prom night)
93 AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94 AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95 Kamu salah paham
96 Kabar menyedihkan buat Clara
97 Jadi kamu menungguku?
98 Pergi tanpa pamit
99 Trick Adrian
100 AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101 Universitas pilihan Bima
102 Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103 Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104 Aku bukan calon istrimu!
105 Aku setuju dengan rencanamu!
106 Salah sasaran
107 Batal dapat yang gratisan
108 Terima kasih sudah menolong!
109 Hukuman buat Viona dan Rini.
110 Game misterius
111 Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112 Undangan pesta
113 Bima, tolong aku!
114 Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115 Siapa orang itu?
116 Baiklah, aku akan pulang!
117 Kembali ke Indonesia
118 Kekagetan Bara dan Clara
119 Aku tidak ingin dikasihani
120 Kamu harus hadir
121 Bawa temanku saja
122 Acara reuni
123 Kenapa kamu minum?
124 Kepanikan Bima
125 Dalang penculikan
126 Menahan diri
127 Tidur di ranjang yang sama
128 Jangan berkelit lagi!
129 Luapan hati Bima
130 Ingatan Tristan
131 Keputusan Bima
132 POV Bima
133 Pengakuan Tristan dan Bimo
134 Aku tidak bakalan terpancing
135 Kami semua menyangimu.
136 Bima dan Ayunda's wedding
137 Sudah bisa buat anak kecil
138 Kebingungan Ayunda
139 Aku menginginkanmu
140 Membuat Tristan setuju
141 Jangan melihat
142 Tugas antar/ jemput
143 Kecurigaan Tristan
144 Sahabat Salena
145 Antar Renata pulang
146 Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147 Terjawab sudah
148 Mulai menyebalkan lagi
149 Mulai berpikir Kotor
150 Mau menjemput calon istriku
151 Jangan pernah
152 Membawa 6 laki-laki ke kamar
153 Putus
154 Tekad Bimo.
155 Rencana pesta ulang tahun
156 Kamu cukup berdoa.
157 Acara ulang tahun
158 Selalu terlambat
159 Alasan konyol Salena
160 cara licik
161 Rencana yang gagal
162 Tidak gagal sama sekali
163 Siapa pemenangnya
164 Ayo ikut aku!
165 Tidak akan terjadi apa-apa
166 Kekesalan Michelle
167 Keusilan Salena
168 Aku tidak suka aromanya.
169 Bebas
170 Kekesalan Arya
171 Tidak habis pikir
172 Masalah nasi goreng
173 Bimo and Michelle's wedding
174 Kabar baik.
175 Rencana yang gagal
176 Akhir
177 Pengumuman
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Terpaksa Bercerai
2
Kembali ke rumah sebenarnya
3
Cerai dan hamil
4
memutuskan untuk pergi
5
Bima dan Bimo
6
Sepupu Arumi
7
Akal bulus Tania
8
Kehilangan Baby Bimo
9
Bara berencana mengadopsi Bimo
10
panggilan anak pungut
11
Akan dikenalkan dengan Theo
12
Bertemu Theo
13
Kemarahan Bara
14
Salah sasaran dan Bertemu
15
Bertukar posisi
16
Kecurigaan Bima
17
Bimo bertemu Clara
18
Karakter yang bertolak belakang
19
Ma, ini aku
20
Aku akan membantumu
21
mengetahui kenyataan lagi
22
Bima tahu kenyataan
23
Bima bertemu Bara
24
Penyebab kecelakaan Bara dulu
25
Sindiran Bima
26
Tristan kena marah
27
Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28
Hukuman buat Tristan
29
Bimo panik
30
Rencana Bima dan Bimo
31
Dito mati kutu
32
Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33
Tidak ada anak haram
34
Membeli sesuatu?
35
Dito percaya Jono ada di pihaknya
36
Belum masuk sekolah lagi
37
Bertemu
38
Selamat ulang tahun
39
Pesan romantis
40
Kenyataan baru yang Clara tahu
41
Jangan kasih tahu Bara
42
Kekagetan Arumi
43
pulang kampung
44
Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45
Tania mengulah
46
Arumi dan Satya bekerja sama
47
Kebingungan Tania
48
Pembelaan Elva
49
Beraninya kamu menantangku
50
Melakukan Test DNA
51
Mencoba mempengaruhi Elva
52
bersitegang
53
Bima mulai bertindak
54
Merasa mendapat kesempatan
55
Hari penandatanganan surat warisan
56
Tristan bukan anakku
57
Ini dia papa kandung Tristan
58
Meminta penjelasan
59
Flash back
60
Aku bukan Bimo tapi Bima
61
Kalung
62
Bimo muncul
63
Bukti hasil test DNA
64
Mau menemui Clara
65
Kekagetan Clara
66
Clara sadar
67
Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68
Bara mengungkapkan keinginannya
69
Kita akan tetap berjodoh
70
Aku punya alasan untuk itu
71
Mendatangi Teguh
72
Keputusan Clara.
73
Clara tahu yang sebenarnya
74
Perdebatan Bara dengan Theo
75
Kamu akan tinggal bersama kami
76
Pergi untuk selamanya
77
Kembali menjadi suami istri
78
Yes, berhasil!
79
Pekerjaan siapa itu?
80
Penolakan Karin
81
Karin pulang
82
Itu bukan utang
83
Aku yang terbaik untukmu
84
Pindah sekolah
85
Aku mencintaimu
86
Tamat
87
AKCA Season 2
88
Aku capek
89
AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90
AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91
AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92
AKCA Season 2 (Prom night)
93
AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94
AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95
Kamu salah paham
96
Kabar menyedihkan buat Clara
97
Jadi kamu menungguku?
98
Pergi tanpa pamit
99
Trick Adrian
100
AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101
Universitas pilihan Bima
102
Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103
Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104
Aku bukan calon istrimu!
105
Aku setuju dengan rencanamu!
106
Salah sasaran
107
Batal dapat yang gratisan
108
Terima kasih sudah menolong!
109
Hukuman buat Viona dan Rini.
110
Game misterius
111
Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112
Undangan pesta
113
Bima, tolong aku!
114
Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115
Siapa orang itu?
116
Baiklah, aku akan pulang!
117
Kembali ke Indonesia
118
Kekagetan Bara dan Clara
119
Aku tidak ingin dikasihani
120
Kamu harus hadir
121
Bawa temanku saja
122
Acara reuni
123
Kenapa kamu minum?
124
Kepanikan Bima
125
Dalang penculikan
126
Menahan diri
127
Tidur di ranjang yang sama
128
Jangan berkelit lagi!
129
Luapan hati Bima
130
Ingatan Tristan
131
Keputusan Bima
132
POV Bima
133
Pengakuan Tristan dan Bimo
134
Aku tidak bakalan terpancing
135
Kami semua menyangimu.
136
Bima dan Ayunda's wedding
137
Sudah bisa buat anak kecil
138
Kebingungan Ayunda
139
Aku menginginkanmu
140
Membuat Tristan setuju
141
Jangan melihat
142
Tugas antar/ jemput
143
Kecurigaan Tristan
144
Sahabat Salena
145
Antar Renata pulang
146
Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147
Terjawab sudah
148
Mulai menyebalkan lagi
149
Mulai berpikir Kotor
150
Mau menjemput calon istriku
151
Jangan pernah
152
Membawa 6 laki-laki ke kamar
153
Putus
154
Tekad Bimo.
155
Rencana pesta ulang tahun
156
Kamu cukup berdoa.
157
Acara ulang tahun
158
Selalu terlambat
159
Alasan konyol Salena
160
cara licik
161
Rencana yang gagal
162
Tidak gagal sama sekali
163
Siapa pemenangnya
164
Ayo ikut aku!
165
Tidak akan terjadi apa-apa
166
Kekesalan Michelle
167
Keusilan Salena
168
Aku tidak suka aromanya.
169
Bebas
170
Kekesalan Arya
171
Tidak habis pikir
172
Masalah nasi goreng
173
Bimo and Michelle's wedding
174
Kabar baik.
175
Rencana yang gagal
176
Akhir
177
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!