Salah sasaran dan Bertemu

Pagi kembali datang menyapa. Bimo kini terlihat sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Bocah laki-laki itu dengan semangat menuruni anak tangga untuk bergabung sarapan pagi seperti biasa.

"selamat pagi, Oma, selamat pagi, Pa!" sapa anak kecil itu dengan semangat. "selamat pagi, Tante!" lanjutnya lagi, tapi kali ini dengan nada yang tertekan.

"Selamat pagi juga cucu gantengnya, Oma," sahut Elva membalas sapaan ceria Bimo dengan suara yang tidak kalah semangat, membuat Tania semakin meradang.

"Dasar bocah tengik. Sepertinya dia benar-benar ingin menguasai semua orang di rumah ini. Nggak mama, Mas Bara bahkan semua ART menyayanginya. Benar-benar benalu!" bukannya membalas sapaan Bimo, Tania malah sibuk mengumpat dalam hati.

"Ihh, si anak pungut lagaknya sok paling ramah!" sindir Tristan sembari mengangkat hidungnya ke atas, dan menyeringai sinis.

"Tristan!" tegur Bara, sembari menatap tajam ke arah anak itu.

"Mas Bara, jangan tatap Tristan seperti itu! kamu membuatnya takut!" protes Tania yang tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu.

"Makanya ajari dia sopan santun!"

"Jadi peran kamu apa? bukan hanya aku yang perlu mengajari dia, kamu juga. Coba kamu ingat-ingat, mulai dari dia kecil, apa kamu pernah memberikan waktu khusus buat dia? tidak kan? tapi kamu selalu punya waktu untuk anak yang tidak jelas asal-usulnya ini!"

Bara terdiam. Pria itu benar-benar tidak bisa membantah ucap Tania yang memang benar adanya. Bukannya dia tidak pernah ingin mencoba menerima kenyataan kalau Tristan adalah anaknya dan berusaha ingin seperti ayah-ayah lain yang ingin dekat dengan anaknya sendiri. Namun, setiap dirinya ingin mencoba menerima kenyataan itu dan ingin dekat dengan Tristan, ada sesuatu hal yang muncul dalam hatinya, entah, dia sendiri juga tidak mengerti, yang membuat niatnya untuk dekat dengan Tristan, langsung menguap entah kemana. Bahkan sebenarnya dia pernah diam-diam ingin melakukan test DNA, karena merasa curiga kalau Tristan itu bukan anaknya tapi hasil yang dia terima menunjukkan kalau hasilnya positif anaknya. Jadi mau tidak mau Bara harus percaya kalau Tristan adalah putra kandungnya.

"Sudah, sudah! ini waktunya sarapan! jangan ada yang ribut-ribut di depan makanan!" Elva buka suara menghentikan perdebatan Bara dan Tania.

"Tapi, Ma. Mas Bara sudah keterlaluan. Dia harus secepatnya menyadari kesalahannya. Bukan hanya mas Bara tapi ma__"

"Bukannya Mama sudah bilang sudah ya? apa kamu tidak mengerti bahasa?" Elva dengan cepat dan sigap langsung memotong ucapan Tania.

Tania sontak terdiam, karena merasa mulai dari kemunculan Bimo di rumah itu, dia kehilangan dukungan termasuk dari mertuanya itu. Usahanya dulu untuk memalsukan surat hasil test DNA, ketika dia tanpa sengaja mengetahui Bara melakukan test diam-diam, sia-sia. Karena dengan hasil palsu itu, tidak juga membuat Bara bisa menyayangi Tristan.

"Bimo, kamu duduk di dekat papamu. Kamu juga jangan karena Oma bela, jadi tinggi hati dan merasa bangga ya!" kembali Elva buka suara. Sepertinya wanita itu, ingin mencoba bersikap tidak berat sebelah.

"Iya, Oma!" sahut Bimo sembari duduk di dekat Bara.

"Tristan, kamu mau makan ayam goreng ini?" Elva lagi-lagi mencoba mencairkan suasana, dengan melakukan perhatian kecil pada Tristan.

"Mau Oma!" sahut Tristan yang kembali ceria, khas seperti anak-anak pada umumnya.

Elva juga melakukan hal yang sama pada Bimo. Wanita itu benar-benar ingin menjadi penengah, dengan tidak berat sebelah. Walaupun sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya, ada rasa sayang yang lebih pada Bimo dibandingkan pada Tristan. Tapi, sekuat mungkin wanita itu, berusaha untuk tidak memperlihatkannya.

"Bi, tolong panggilkan supir baru itu! dia sudah datang kan?" Bara tiba-tiba buka suara kembali, membuat Tania menghentikan kegiatan makannya.

"Supir baru? maksudmu apa? apa kamu memberhentikan Dito?" cecar Tania dengan beruntun.

Bara tidak menjawab sama sekali. Pria itu masih tetap melanjutkan makannya.

"Mas, kamu dengar aku nggak sih? aku tidak mau Dito diganti dengan yang lain ya? Mas dengar aku kan?"pekik Tania yang merasa kesal tidak mendapat tanggapan dari Bara.

"Aku tidak memecat Dito. Dia tetap Supirmu. Tapi aku mencari supir untuk Bimo, di samping karena Satya akan semakin sibuk, juga karena aku tidak mau kejadian kemarin terulang lagi,"

Mata Tania membesar, kali ini wanita itu benar-benar semakin kesal. Karena merasa Bimo semakin diistimewakan, sampai-sampai punya supir pribadi sendiri. Ya, kemarin Bara dengan cepat berinisiatif meminta Satya untuk langsung mencari supir pribadi untuk Bimo.

"Mas, apa menurutmu sikap kamu tidak berlebihan? kamu memberikan dia supir pribadi? kamu benar-benar sudah kehilangan akal," Tania berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku rasa cukup adil. Tidak ada yang berlebihan sama sekali. Kamu dan Tristan sudah ada Dito kan? jadi aku rasa tidak ada salahnya aku mencari supir pribadi buat Bimo, karena dia anakku juga." tegas Bara sembari melanjutkan makannya.

"Tapi, Mas. Itu tidak __"

"Sudah, jangan ada yang membantah lagi!" Bara dengan cepat menyela ucapan Tania.

"Tuan, ini dia supirnya!" asisten yang diperintah oleh Bara tadi datang bersama dengan seorang pria paruh baya.

"Oh, terima kasih, Bi!" Bara kemudian mengalihkan pandangannya ke arah supir.

"Nama Bapak siapa?" tanyanya dengan ekspresi raut wajah yang datar.

"Jono, Tuan!" sahut pria itu dengan kepala yang mengangguk sopan.

"Oh, Jono," Bara mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh iya, ini Bimo anakku. Tugas kamu hanya mengantarkan dia kemana saja sekaligus menjaganya. Tolong laporkan apapun yang terjadi padanya. Oh ya, aku minta kamu hanya patuh pada perintahku, dan Bimo, jangan dengarkan perintah yang lainnya kecuali mamaku! lanjut Bara lagi dengan tegas, seakan menegaskan kalau Tania tidak berhak atas Jono.

"Baik, Tuan!" sahut pria bernama Jono itu dengan sopan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bima baru saja keluar dari sekolahnya. Bocah pria itu seketika langsung mengayuh sepedanya untuk pulang menuju rumah.

Ketika sedang fokus mengayuh tiba-tiba dia dihampiri oleh beberapa orang bertubuh besar yang baru saja keluar dari sebuah mobil hitam, sehingga mau tidak mau Bima menghentikan Kayuhannya.

"Iya, ini anaknya!"terdengar suara seorang pria yang berucap sembari melihat photo di ponselnya, lalu kembali melihat wajah Bima.

"Kalian siapa? tolong kasih aku jalan. Aku mau lewat!" titah Bima yang memang lebih mirip dengan sikap Bara yang selalu mendominasi.

"Oh, maaf Tuan muda. Kami ini diminta oleh Tuan Bara untuk membawa anda ke suatu tempat. Katanya dia ingin memberikan kejutan padamu?" ucap salah satu dari pria itu dengan lembut.

"Tuan Bara? siapa dia?" Bima mengreyitkan keningnya, melakukan sikap waspada.

"Kamu tidak mengenal papamu sendiri? anak aneh,"

"Sumpah demi apapun, aku tidak mengenal orang yang kalian sebutkan itu. Jadi aku mohon tolong minggir karena aku ingin pulang!" Bima melayangkan tatapan yang sangat tajam dengan mata elangnya.

"Kamu benar-benar tidak tahu sopan santun ya kalau bicara pada orang tua? beraninya kamu memerintah kami untuk minggir!" salah satu dari pria itu yang memiliki tubuh paling besar mulai meninggikan suaranya, berharap Bima takut.

"Kurang sopan apa lagi aku Om? Aku mengucapkan kata tolong berarti aku meminta, bukan memerintah. Seharusnya Om yang sudah dewasa ini, lebih tahu perbedaan yang mana meminta tolong dan yang mana memerintah," sahut Bima dengan santai.

Sikap santai Bima sontak membuat para pria itu meradang. Salah satu dari pria itu yang diyakini merupakan pimpinan dari pria-pria itu, menggerakkan matanya seakan memberikan isyarat agar anak buahnya bergerak. Namun, Bima yang pada awalnya sudah meningkatkan kewaspadaan, langsung mengerti makna dari isyarat yang ditunjukkan pria berotot itu.

Kaki Bima seketika bergerak, melayang memberikan tendangan telak di perut pria yang hendak mendekatinya. Sebuah sapu tangan yang awalnya sudah dibubuhi obat bius seketika terjatuh ke tanah.

"Apa, jadi kamu mau menantang kami?" pria berotot itu menggeram dan memberikan isyarat kepada anak buahnya yang lain untuk melakukan penyerangan juga.

Bima yang memang pada dasarnya sudah menguasai ilmu bela diri di usia kecilnya tidak merasa gentar. Satu persatu para pria itu berjatuhan ke tanah dibuatnya.

"Sialan, ayo kabur dari sini! kenapa sih Ibu Tania, tidak menginformasikan kalau anak ini ahli bela diri?" umpat pimpinan preman itu sembari memerintahkan anak buahnya untuk kembali masuk mobil.

Dari sebuah mobil berwarna abu-abu yang kebetulan lewat dari tempat itu, tampak seorang anak kecil menatap kagum pertempuran hebat yang baru saja terjadi di depannya.

"Pak Jono, Bapak di sini dulu ya! aku mau menghampiri dia dulu!" ternyata anak kecil itu adalah Bimo, sasaran sebenarnya para preman tadi.

"Tapi, Tuan muda ... nanti tuan Bara bisa marah," Jono supir baru itu sedikit ketakutan.

"Tidak apa-apa, Pak. Bapak di sini dulu!" Bimo akhirnya turun dan menghampiri Bima yang kebetulan sedang mendirikan sepedanya yang sempat terjatuh tadi.

"Hei, kamu keren sekali! kamu bisa mengajariku, ilmu bela diri?" sapa Bimo pada Bima yang masih membelakanginya.

Merasa ada seseorang yang mengajaknya bicara, Bima sontak menoleh untuk mencari tahu siapa yang mengajaknya bicara.

Mata kedua anak itu sontak membesar dam mulut mereka terbuka karena kaget melihat wajah mereka begitu mirip sama seperti melihat bayangan diri sendiri di depan cermin.

Tbc

Terpopuler

Comments

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

Bimo Bima Bimo Bima

2024-03-16

0

Ibelmizzel

Ibelmizzel

ah akhirnya ketemu si kembar bima bimo

2024-03-10

0

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Ah....yg nmanya kebusukan suatu saat jg ketahuan....percaya deh...klo sampai ngak ketahuan tristan anak siapa tabok saja Author nya 😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆

2023-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa Bercerai
2 Kembali ke rumah sebenarnya
3 Cerai dan hamil
4 memutuskan untuk pergi
5 Bima dan Bimo
6 Sepupu Arumi
7 Akal bulus Tania
8 Kehilangan Baby Bimo
9 Bara berencana mengadopsi Bimo
10 panggilan anak pungut
11 Akan dikenalkan dengan Theo
12 Bertemu Theo
13 Kemarahan Bara
14 Salah sasaran dan Bertemu
15 Bertukar posisi
16 Kecurigaan Bima
17 Bimo bertemu Clara
18 Karakter yang bertolak belakang
19 Ma, ini aku
20 Aku akan membantumu
21 mengetahui kenyataan lagi
22 Bima tahu kenyataan
23 Bima bertemu Bara
24 Penyebab kecelakaan Bara dulu
25 Sindiran Bima
26 Tristan kena marah
27 Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28 Hukuman buat Tristan
29 Bimo panik
30 Rencana Bima dan Bimo
31 Dito mati kutu
32 Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33 Tidak ada anak haram
34 Membeli sesuatu?
35 Dito percaya Jono ada di pihaknya
36 Belum masuk sekolah lagi
37 Bertemu
38 Selamat ulang tahun
39 Pesan romantis
40 Kenyataan baru yang Clara tahu
41 Jangan kasih tahu Bara
42 Kekagetan Arumi
43 pulang kampung
44 Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45 Tania mengulah
46 Arumi dan Satya bekerja sama
47 Kebingungan Tania
48 Pembelaan Elva
49 Beraninya kamu menantangku
50 Melakukan Test DNA
51 Mencoba mempengaruhi Elva
52 bersitegang
53 Bima mulai bertindak
54 Merasa mendapat kesempatan
55 Hari penandatanganan surat warisan
56 Tristan bukan anakku
57 Ini dia papa kandung Tristan
58 Meminta penjelasan
59 Flash back
60 Aku bukan Bimo tapi Bima
61 Kalung
62 Bimo muncul
63 Bukti hasil test DNA
64 Mau menemui Clara
65 Kekagetan Clara
66 Clara sadar
67 Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68 Bara mengungkapkan keinginannya
69 Kita akan tetap berjodoh
70 Aku punya alasan untuk itu
71 Mendatangi Teguh
72 Keputusan Clara.
73 Clara tahu yang sebenarnya
74 Perdebatan Bara dengan Theo
75 Kamu akan tinggal bersama kami
76 Pergi untuk selamanya
77 Kembali menjadi suami istri
78 Yes, berhasil!
79 Pekerjaan siapa itu?
80 Penolakan Karin
81 Karin pulang
82 Itu bukan utang
83 Aku yang terbaik untukmu
84 Pindah sekolah
85 Aku mencintaimu
86 Tamat
87 AKCA Season 2
88 Aku capek
89 AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90 AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91 AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92 AKCA Season 2 (Prom night)
93 AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94 AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95 Kamu salah paham
96 Kabar menyedihkan buat Clara
97 Jadi kamu menungguku?
98 Pergi tanpa pamit
99 Trick Adrian
100 AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101 Universitas pilihan Bima
102 Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103 Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104 Aku bukan calon istrimu!
105 Aku setuju dengan rencanamu!
106 Salah sasaran
107 Batal dapat yang gratisan
108 Terima kasih sudah menolong!
109 Hukuman buat Viona dan Rini.
110 Game misterius
111 Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112 Undangan pesta
113 Bima, tolong aku!
114 Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115 Siapa orang itu?
116 Baiklah, aku akan pulang!
117 Kembali ke Indonesia
118 Kekagetan Bara dan Clara
119 Aku tidak ingin dikasihani
120 Kamu harus hadir
121 Bawa temanku saja
122 Acara reuni
123 Kenapa kamu minum?
124 Kepanikan Bima
125 Dalang penculikan
126 Menahan diri
127 Tidur di ranjang yang sama
128 Jangan berkelit lagi!
129 Luapan hati Bima
130 Ingatan Tristan
131 Keputusan Bima
132 POV Bima
133 Pengakuan Tristan dan Bimo
134 Aku tidak bakalan terpancing
135 Kami semua menyangimu.
136 Bima dan Ayunda's wedding
137 Sudah bisa buat anak kecil
138 Kebingungan Ayunda
139 Aku menginginkanmu
140 Membuat Tristan setuju
141 Jangan melihat
142 Tugas antar/ jemput
143 Kecurigaan Tristan
144 Sahabat Salena
145 Antar Renata pulang
146 Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147 Terjawab sudah
148 Mulai menyebalkan lagi
149 Mulai berpikir Kotor
150 Mau menjemput calon istriku
151 Jangan pernah
152 Membawa 6 laki-laki ke kamar
153 Putus
154 Tekad Bimo.
155 Rencana pesta ulang tahun
156 Kamu cukup berdoa.
157 Acara ulang tahun
158 Selalu terlambat
159 Alasan konyol Salena
160 cara licik
161 Rencana yang gagal
162 Tidak gagal sama sekali
163 Siapa pemenangnya
164 Ayo ikut aku!
165 Tidak akan terjadi apa-apa
166 Kekesalan Michelle
167 Keusilan Salena
168 Aku tidak suka aromanya.
169 Bebas
170 Kekesalan Arya
171 Tidak habis pikir
172 Masalah nasi goreng
173 Bimo and Michelle's wedding
174 Kabar baik.
175 Rencana yang gagal
176 Akhir
177 Pengumuman
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Terpaksa Bercerai
2
Kembali ke rumah sebenarnya
3
Cerai dan hamil
4
memutuskan untuk pergi
5
Bima dan Bimo
6
Sepupu Arumi
7
Akal bulus Tania
8
Kehilangan Baby Bimo
9
Bara berencana mengadopsi Bimo
10
panggilan anak pungut
11
Akan dikenalkan dengan Theo
12
Bertemu Theo
13
Kemarahan Bara
14
Salah sasaran dan Bertemu
15
Bertukar posisi
16
Kecurigaan Bima
17
Bimo bertemu Clara
18
Karakter yang bertolak belakang
19
Ma, ini aku
20
Aku akan membantumu
21
mengetahui kenyataan lagi
22
Bima tahu kenyataan
23
Bima bertemu Bara
24
Penyebab kecelakaan Bara dulu
25
Sindiran Bima
26
Tristan kena marah
27
Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28
Hukuman buat Tristan
29
Bimo panik
30
Rencana Bima dan Bimo
31
Dito mati kutu
32
Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33
Tidak ada anak haram
34
Membeli sesuatu?
35
Dito percaya Jono ada di pihaknya
36
Belum masuk sekolah lagi
37
Bertemu
38
Selamat ulang tahun
39
Pesan romantis
40
Kenyataan baru yang Clara tahu
41
Jangan kasih tahu Bara
42
Kekagetan Arumi
43
pulang kampung
44
Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45
Tania mengulah
46
Arumi dan Satya bekerja sama
47
Kebingungan Tania
48
Pembelaan Elva
49
Beraninya kamu menantangku
50
Melakukan Test DNA
51
Mencoba mempengaruhi Elva
52
bersitegang
53
Bima mulai bertindak
54
Merasa mendapat kesempatan
55
Hari penandatanganan surat warisan
56
Tristan bukan anakku
57
Ini dia papa kandung Tristan
58
Meminta penjelasan
59
Flash back
60
Aku bukan Bimo tapi Bima
61
Kalung
62
Bimo muncul
63
Bukti hasil test DNA
64
Mau menemui Clara
65
Kekagetan Clara
66
Clara sadar
67
Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68
Bara mengungkapkan keinginannya
69
Kita akan tetap berjodoh
70
Aku punya alasan untuk itu
71
Mendatangi Teguh
72
Keputusan Clara.
73
Clara tahu yang sebenarnya
74
Perdebatan Bara dengan Theo
75
Kamu akan tinggal bersama kami
76
Pergi untuk selamanya
77
Kembali menjadi suami istri
78
Yes, berhasil!
79
Pekerjaan siapa itu?
80
Penolakan Karin
81
Karin pulang
82
Itu bukan utang
83
Aku yang terbaik untukmu
84
Pindah sekolah
85
Aku mencintaimu
86
Tamat
87
AKCA Season 2
88
Aku capek
89
AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90
AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91
AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92
AKCA Season 2 (Prom night)
93
AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94
AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95
Kamu salah paham
96
Kabar menyedihkan buat Clara
97
Jadi kamu menungguku?
98
Pergi tanpa pamit
99
Trick Adrian
100
AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101
Universitas pilihan Bima
102
Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103
Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104
Aku bukan calon istrimu!
105
Aku setuju dengan rencanamu!
106
Salah sasaran
107
Batal dapat yang gratisan
108
Terima kasih sudah menolong!
109
Hukuman buat Viona dan Rini.
110
Game misterius
111
Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112
Undangan pesta
113
Bima, tolong aku!
114
Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115
Siapa orang itu?
116
Baiklah, aku akan pulang!
117
Kembali ke Indonesia
118
Kekagetan Bara dan Clara
119
Aku tidak ingin dikasihani
120
Kamu harus hadir
121
Bawa temanku saja
122
Acara reuni
123
Kenapa kamu minum?
124
Kepanikan Bima
125
Dalang penculikan
126
Menahan diri
127
Tidur di ranjang yang sama
128
Jangan berkelit lagi!
129
Luapan hati Bima
130
Ingatan Tristan
131
Keputusan Bima
132
POV Bima
133
Pengakuan Tristan dan Bimo
134
Aku tidak bakalan terpancing
135
Kami semua menyangimu.
136
Bima dan Ayunda's wedding
137
Sudah bisa buat anak kecil
138
Kebingungan Ayunda
139
Aku menginginkanmu
140
Membuat Tristan setuju
141
Jangan melihat
142
Tugas antar/ jemput
143
Kecurigaan Tristan
144
Sahabat Salena
145
Antar Renata pulang
146
Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147
Terjawab sudah
148
Mulai menyebalkan lagi
149
Mulai berpikir Kotor
150
Mau menjemput calon istriku
151
Jangan pernah
152
Membawa 6 laki-laki ke kamar
153
Putus
154
Tekad Bimo.
155
Rencana pesta ulang tahun
156
Kamu cukup berdoa.
157
Acara ulang tahun
158
Selalu terlambat
159
Alasan konyol Salena
160
cara licik
161
Rencana yang gagal
162
Tidak gagal sama sekali
163
Siapa pemenangnya
164
Ayo ikut aku!
165
Tidak akan terjadi apa-apa
166
Kekesalan Michelle
167
Keusilan Salena
168
Aku tidak suka aromanya.
169
Bebas
170
Kekesalan Arya
171
Tidak habis pikir
172
Masalah nasi goreng
173
Bimo and Michelle's wedding
174
Kabar baik.
175
Rencana yang gagal
176
Akhir
177
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!