Kecurigaan Bima

Bima yang kini berganti posisi sebagai Bimo turun dari dalam mobil begitu tiba di kediaman Bara. Mata anak laki-laki itu menatap takjub rumah mewah itu, lalu mengerjap-erjapkan matanya.

"Tuan muda, kenapa berhenti? kenapa kamu tidak masuk?" Jono menegur Bima hingga membuat anak laki-laki itu terjengkit kaget.

"Eh, i-iya, Pak Jono. Aku masuk dulu ya!" Bima mengayunkan kakinya melangkah setelah Jono menganggukkan kepalanya.

"Wah, kenapa baru sampai rumah, Cah ganteng?" sapa seorang asisten rumah tangga yang langsung mengelus lembut kepala Bima.

Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Bima merasa risih, namun ia berusaha untuk tidak menunjukkannya.

"Eh, iya, Bi. Tadi ada sesuatu yang harus dikerjakan makanya baru pulang," sahut Bima yang sudah berhasil menguasai keadaan.

"Oh ya udah, Cah ganteng ganti pakaian dulu, habis itu makan. Bibi tadi ada masak makanan kesukaanmu,"

Bima menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi dari hadapan asisten rumah tangga itu.

"Sial, kamar Bimo yang mana sih? rumah ini sangat besar dan banyak kamar. Kalau aku tanya, nanti bisa curiga?" Bima menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Pasti kamarnya di atas," Bima menapakkan kakinya di anak tangga dan mulai naik ke atas.

Sementara itu, Tania yang hendak turun ke bawah, terkesiap kaget melihat Sosok yang dia minta untuk dilenyapkan masih baik-baik saja.

"Sial, kenapa dia masih baik-baik saja? apa mereka gagal? tapi kenapa bisa?" batin Tania, sembari menatap tajam ke arah Bima yang semakin dekat dengannya.

Bima menatap ke arah Tania. Dari tatapan wanita itu, Bima bisa menarik kesimpulan kalau yang menatapku sinis itu, adalah Tania istri dari Bara yang diceritakan oleh Bimo.

Bima tiba-tiba memasang senyum smirk, balas menatap tajam ke arah Tania, hingga membuat wanita itu mengrenyitkan kening bingung dengan sikap anak yang dibencinya itu tidak seperti biasanya. Bimo yang biasanya langsung menundukkan kepala ketika berpapasan dengannya, tiba-tiba hari ini menatapnya dengan berani.

"Kamu, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Tania, tanpa sadar hampir saja membongkar apa yang baru saja hendak dia lakukan pada Bimo.

"Lho emangnya kenapa, Tante? bukannya emang aku harus pulang ke sini ya?" Bima berpura-pura tidak tahu apa yang sudah diperbuat oleh wanita itu.

"Bu-bukan seperti itu! Ma-maksudku, kenapa kamu baru tiba di rumah jam segini?" wajah Tania seketika berubah pucat.

Bima tersenyum smirk dan lagi-lagi membuat Tania, heran.

"Emm, benar alasannya seperti itu? apa bukan karena ada alasan lain? misalnya kaget karena aku masih pulang dengan selamat gitu?" dengan sengaja Bima menyelipkan sebuah sindiran di balik ucapannya membuat Tania semakin pucat.

"A-apa maksudmu?" kegugupan Tania benar-benar sangat terlihat.

"Aku rasa Tante, lebih tahu dengan apa yang aku maksud. Atau Tante tiba-tiba amnesia?" lagi-lagi Bima berbicara penuh teka-teki.

"Kamu jangan bicara yang aneh-aneh ya! aku tidak pernah berniat mencelakakanmu!" celetuk Tania tiba-tiba. Wanita itu benar-benar masuk ke dalam perangkap Bima.

"Wah, siapa yang mengatakan kalau Tante berniat mencelakaiku? sepertinya aku tidak menyebutkan hal seperti itu. Atau jangan-jangan, Tante memang ...." Bima sengaja menggantung ucapannya dengan tatapan meledek.

"Hei, kamu jangan asal bicara! kamu sudah mulai berani ya!" Tania mulai terlihat gusar.

"Sial, bisa-bisanya aku bisa jadi gugup seperti ini di depan bocah tengik ini. Lagian kenapa dia bisa jadi seberani ini?" Tania menggerutu di dalam hati sembari merutuki dirinya sendiri.

Tiba-tiba seorang ART naik ke atas dengan membawa keranjang berisi pakaian.

"Mau kemana, Bi? Tania dengan sengaja pura-pura bertanya, untuk mengalihkan pembicaraan.

"Oh, aku mau menyimpan pakaian Tuan muda Bimo ke kamarnya, Nyonya," sahut asisten rumah tangga itu dengan sopan.

"Kesempatanku ini! jadi aku tidak susah-susah menebak-nebak di mana kamarku," sorak Bima dalam hati.

"Buat apa kamu yang antar, kasih aja ke anak ini. Biarkan dia bawa sendiri!" nada bicara Tania sudah kembali ketus. Sudut mata wanita itu bahkan melirik Bimo dengan sinis.

"Maaf, Nyonya! aku tidak mau nanti dimarahi Tuan Bara. Permisi!" Asisten rumah tangga itu melanjutkan langkahnya kembali, tidak mengindahkan perintah Tania.

"Brengsek! kenapa semuanya jadi membangkang padaku ya? dan semuanya karena anak sialan ini!" lagi-lagi Tania mengumpat dalam hati.

"Bi, tunggu! kita sama-sama ke sana!" pekik Bima yang tidak mau kehilangan kesempatan.

Ketika bocah laki-laki itu sudah berdiri di samping Tania, atau berdiri di satu tingkat di atas wanita itu, Bima tiba-tiba kembali berhenti dan menyeringai sinis ke arah wanita itu.

"Tante, aku tidak bisa membayangkan kalau papa tahu apa yang sudah Tante lakukan hari ini. Konsekuensinya mungkin ada dua, Tante dilaporkan ke polisi atau didepak dari rumah ini," bisik Bima tepat di telinga Tania.

"A-apa maksudmu?" suara Tania terdengar gugup. Wajah yang tadinya sudah kembali seperti biasa, kini kemarin pucat.

"Aku rasa Tante lebih tahu dengan apa yang aku maksud. Bye, bye Tante! selamat overthinking!" Bima mengedipkan matanya, disertai dengan senyuman smirk. Kemudian bocah laki-laki itu, dengan cepat langsung naik ke atas menghampiri asisten rumah tangga yang masih menunggunya.

Tania menatap ke atas ke arah perginya Bimo dengan tatapan penuh tanya, amarah, yang bercampur menjadi satu.

"Arghhh, makan apa anak itu? kenapa dia bisa jadi seberani ini? benar-benar membuat darahku naik!" umpat Tania, dengan napas yang memburu. "Ta-tadi, apa dia sedang mengancamku? sepertinya begitu kan? Argghhhh, apa sih yang dilakukan para preman itu? kenapa mereka bisa gagal mengatasi anak sekecil ini? benar-benar tidak bisa diharapkan!" lanjut Tania lagi, sembari menuruni anak tangga.

Tania kini sudah berada di luar, agak sedikit jauh dari rumah. Wanita itu terlihat meletakkan handphonenya di telinga pertanda kalau wanita itu sedang menghubungi seseorang.

"Apa yang sudah kalian lakukan? kenapa anak itu bisa pulang dan masih baik-baik saja? apa kalian tidak melakukan tugas yang sudah aku kasih? kalian tidak mau uang ya!" bentak Tania.

"Maaf, Ibu. Kami gagal karena ternyata anak itu ahli dalam bela diri. Kami semua bisa ditumbangkannya dengan cepat. Ini semua salah ibu, kenapa dari awal tidak kasih tahu kalau anak itu pintar bela diri?" terdengar suara pria dari ujung sana yang merupakan preman suruhan Tania.

"Ahli bela diri? ahli beladiri apa yang kamu katakan? dia sama sekali tidak pernah belajar ilmu bela diri! kalian jangan mengada-ada!" Tania mengrenyitkan keningnya, tidak percaya.

"Terserah, ibu mau percaya atau tidak!" yang jelas kami tidak bohong. Maaf, kami tidak mau berurusan dengan anak itu lagi!" panggilan langsung diputus secara sepihak oleh pria di seberang sana.

"Halo, halo! Hei aku belum selesai bicara brengsek!" teriak Tania, yang tentu saja tidak mendapatkan respon dari orang yang diteleponnya.

"Bela diri? bagaimana bisa? atau, Mas Bara diam-diam mengirimkan bocah sialan itu ke kelas bela diri? arghh Mas Bara benar-benar sudah keterlaluan kalau begitu! pantas saja, anak pungut itu sudah berani melawanku tadi," Tania menghentak-hentakkan kakinya, dengan amarah yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun kepala.

"Sayang, kenapa kamu marah-marah sih?" tiba-tiba pinggang Tania dipeluk oleh seseorang dari belakang, dan pipinya juga mendapat kecupan.

Tania terjengkit kaget, dan sontak melepaskan tangan pria yang tidak lain adalah Dito itu dengan kasar. Mata Tania jug langsung mengedar untuk memastikan keadaan aman.

"Dito, kamu kenapa main peluk-peluk sih? kamu sadar nggak kita ada di mana sekarang? kalau ada yang melihat sikap kamu tadi bagaimana?" protes Tania dengan mata yang mendelik.

"Maaf, Sayang! aku hanya merindukanmu dan merasa gemas melihat kamu marah-marah tadi," Dito cengengesan, sembari memamerkan deretan giginya.

"Tapi, kamu harus tetap melihat keadaan sekitar. Aku tidak mau, karena tindakan bodohmu, rencana kita gagal," Tania terlihat masih sangat emosional.

Tanpa mereka berdua sadari, dari balik tirai tepatnya dari kamar Bima, tampak sepasang mata anak kecil, memicing melihat interaksi antara Tania dan Dito. Siapa lagi pemilik mata itu kalau bukan Bima sendiri.

"Sikap mereka berdua benar-benar mencurigakan. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dan dari yang aku lihat sepertinya mereka punya hubungan. Hmmm, sikap mereka benar-benar memancing jiwa detektifku," bisik Bima pada dirinya sendiri.

Bima kemudian melangkahkan kakinya kembali, mengitari kamar Bimo yang menurutnya sangatlah mewah.

"Sepertinya, papa Baranya Bimo benar-benar menyayanginya. Buktinya fasilitas di kamar ini semuanya mewah. Pantas saja, wanita tadi sangat iri pada Bimo," Bima berdecak kagum sembari menyentuh benda-benda mewah, buku-buku dan mainan Bimo.

Tangan Bima menarik sebuah laci untuk melihat apa yang ada di dalam laci itu. Mata bocah laki-laki itu tiba-tiba membesar, kemudian memicing ketika melihat sebuah benda yang sangat familiar. Apalagi benda itu kalau bukan gelang bayi. Bima kemudian meraih gelang itu dan menelitinya dengan seksama. Lagi-lagi Bima kaget dengan apa yang tertulis di gelang itu.

"Gelang ini pasti punya Bimo, karena ada namanya di sini. Tapi kenapa gelang ini bisa sama seperti punyaku? bahkan tanggal lahir, bulan dan tahunnya juga sama. Ada apa ini?"

Tbc

Maaf ya,aku baru bisa up karena seharian ini aku ada kesibukan yang yang tidak bisa ditinggalkan.🙏🏻

Terpopuler

Comments

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

🍁Angela☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

keren anak kecil berani melawan emak Lampir

2024-03-16

1

kezia desta

kezia desta

kan bimo sama kamu kembar nak, bongkar tuh kebusukan si tania ama dito biar papa bara eksekusi

2023-11-27

2

Dewi Kania

Dewi Kania

ayo donk cari keberannya cocok untuk jiwa detektif mu bima 😁

2023-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa Bercerai
2 Kembali ke rumah sebenarnya
3 Cerai dan hamil
4 memutuskan untuk pergi
5 Bima dan Bimo
6 Sepupu Arumi
7 Akal bulus Tania
8 Kehilangan Baby Bimo
9 Bara berencana mengadopsi Bimo
10 panggilan anak pungut
11 Akan dikenalkan dengan Theo
12 Bertemu Theo
13 Kemarahan Bara
14 Salah sasaran dan Bertemu
15 Bertukar posisi
16 Kecurigaan Bima
17 Bimo bertemu Clara
18 Karakter yang bertolak belakang
19 Ma, ini aku
20 Aku akan membantumu
21 mengetahui kenyataan lagi
22 Bima tahu kenyataan
23 Bima bertemu Bara
24 Penyebab kecelakaan Bara dulu
25 Sindiran Bima
26 Tristan kena marah
27 Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28 Hukuman buat Tristan
29 Bimo panik
30 Rencana Bima dan Bimo
31 Dito mati kutu
32 Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33 Tidak ada anak haram
34 Membeli sesuatu?
35 Dito percaya Jono ada di pihaknya
36 Belum masuk sekolah lagi
37 Bertemu
38 Selamat ulang tahun
39 Pesan romantis
40 Kenyataan baru yang Clara tahu
41 Jangan kasih tahu Bara
42 Kekagetan Arumi
43 pulang kampung
44 Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45 Tania mengulah
46 Arumi dan Satya bekerja sama
47 Kebingungan Tania
48 Pembelaan Elva
49 Beraninya kamu menantangku
50 Melakukan Test DNA
51 Mencoba mempengaruhi Elva
52 bersitegang
53 Bima mulai bertindak
54 Merasa mendapat kesempatan
55 Hari penandatanganan surat warisan
56 Tristan bukan anakku
57 Ini dia papa kandung Tristan
58 Meminta penjelasan
59 Flash back
60 Aku bukan Bimo tapi Bima
61 Kalung
62 Bimo muncul
63 Bukti hasil test DNA
64 Mau menemui Clara
65 Kekagetan Clara
66 Clara sadar
67 Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68 Bara mengungkapkan keinginannya
69 Kita akan tetap berjodoh
70 Aku punya alasan untuk itu
71 Mendatangi Teguh
72 Keputusan Clara.
73 Clara tahu yang sebenarnya
74 Perdebatan Bara dengan Theo
75 Kamu akan tinggal bersama kami
76 Pergi untuk selamanya
77 Kembali menjadi suami istri
78 Yes, berhasil!
79 Pekerjaan siapa itu?
80 Penolakan Karin
81 Karin pulang
82 Itu bukan utang
83 Aku yang terbaik untukmu
84 Pindah sekolah
85 Aku mencintaimu
86 Tamat
87 AKCA Season 2
88 Aku capek
89 AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90 AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91 AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92 AKCA Season 2 (Prom night)
93 AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94 AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95 Kamu salah paham
96 Kabar menyedihkan buat Clara
97 Jadi kamu menungguku?
98 Pergi tanpa pamit
99 Trick Adrian
100 AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101 Universitas pilihan Bima
102 Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103 Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104 Aku bukan calon istrimu!
105 Aku setuju dengan rencanamu!
106 Salah sasaran
107 Batal dapat yang gratisan
108 Terima kasih sudah menolong!
109 Hukuman buat Viona dan Rini.
110 Game misterius
111 Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112 Undangan pesta
113 Bima, tolong aku!
114 Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115 Siapa orang itu?
116 Baiklah, aku akan pulang!
117 Kembali ke Indonesia
118 Kekagetan Bara dan Clara
119 Aku tidak ingin dikasihani
120 Kamu harus hadir
121 Bawa temanku saja
122 Acara reuni
123 Kenapa kamu minum?
124 Kepanikan Bima
125 Dalang penculikan
126 Menahan diri
127 Tidur di ranjang yang sama
128 Jangan berkelit lagi!
129 Luapan hati Bima
130 Ingatan Tristan
131 Keputusan Bima
132 POV Bima
133 Pengakuan Tristan dan Bimo
134 Aku tidak bakalan terpancing
135 Kami semua menyangimu.
136 Bima dan Ayunda's wedding
137 Sudah bisa buat anak kecil
138 Kebingungan Ayunda
139 Aku menginginkanmu
140 Membuat Tristan setuju
141 Jangan melihat
142 Tugas antar/ jemput
143 Kecurigaan Tristan
144 Sahabat Salena
145 Antar Renata pulang
146 Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147 Terjawab sudah
148 Mulai menyebalkan lagi
149 Mulai berpikir Kotor
150 Mau menjemput calon istriku
151 Jangan pernah
152 Membawa 6 laki-laki ke kamar
153 Putus
154 Tekad Bimo.
155 Rencana pesta ulang tahun
156 Kamu cukup berdoa.
157 Acara ulang tahun
158 Selalu terlambat
159 Alasan konyol Salena
160 cara licik
161 Rencana yang gagal
162 Tidak gagal sama sekali
163 Siapa pemenangnya
164 Ayo ikut aku!
165 Tidak akan terjadi apa-apa
166 Kekesalan Michelle
167 Keusilan Salena
168 Aku tidak suka aromanya.
169 Bebas
170 Kekesalan Arya
171 Tidak habis pikir
172 Masalah nasi goreng
173 Bimo and Michelle's wedding
174 Kabar baik.
175 Rencana yang gagal
176 Akhir
177 Pengumuman
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Terpaksa Bercerai
2
Kembali ke rumah sebenarnya
3
Cerai dan hamil
4
memutuskan untuk pergi
5
Bima dan Bimo
6
Sepupu Arumi
7
Akal bulus Tania
8
Kehilangan Baby Bimo
9
Bara berencana mengadopsi Bimo
10
panggilan anak pungut
11
Akan dikenalkan dengan Theo
12
Bertemu Theo
13
Kemarahan Bara
14
Salah sasaran dan Bertemu
15
Bertukar posisi
16
Kecurigaan Bima
17
Bimo bertemu Clara
18
Karakter yang bertolak belakang
19
Ma, ini aku
20
Aku akan membantumu
21
mengetahui kenyataan lagi
22
Bima tahu kenyataan
23
Bima bertemu Bara
24
Penyebab kecelakaan Bara dulu
25
Sindiran Bima
26
Tristan kena marah
27
Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28
Hukuman buat Tristan
29
Bimo panik
30
Rencana Bima dan Bimo
31
Dito mati kutu
32
Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33
Tidak ada anak haram
34
Membeli sesuatu?
35
Dito percaya Jono ada di pihaknya
36
Belum masuk sekolah lagi
37
Bertemu
38
Selamat ulang tahun
39
Pesan romantis
40
Kenyataan baru yang Clara tahu
41
Jangan kasih tahu Bara
42
Kekagetan Arumi
43
pulang kampung
44
Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45
Tania mengulah
46
Arumi dan Satya bekerja sama
47
Kebingungan Tania
48
Pembelaan Elva
49
Beraninya kamu menantangku
50
Melakukan Test DNA
51
Mencoba mempengaruhi Elva
52
bersitegang
53
Bima mulai bertindak
54
Merasa mendapat kesempatan
55
Hari penandatanganan surat warisan
56
Tristan bukan anakku
57
Ini dia papa kandung Tristan
58
Meminta penjelasan
59
Flash back
60
Aku bukan Bimo tapi Bima
61
Kalung
62
Bimo muncul
63
Bukti hasil test DNA
64
Mau menemui Clara
65
Kekagetan Clara
66
Clara sadar
67
Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68
Bara mengungkapkan keinginannya
69
Kita akan tetap berjodoh
70
Aku punya alasan untuk itu
71
Mendatangi Teguh
72
Keputusan Clara.
73
Clara tahu yang sebenarnya
74
Perdebatan Bara dengan Theo
75
Kamu akan tinggal bersama kami
76
Pergi untuk selamanya
77
Kembali menjadi suami istri
78
Yes, berhasil!
79
Pekerjaan siapa itu?
80
Penolakan Karin
81
Karin pulang
82
Itu bukan utang
83
Aku yang terbaik untukmu
84
Pindah sekolah
85
Aku mencintaimu
86
Tamat
87
AKCA Season 2
88
Aku capek
89
AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90
AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91
AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92
AKCA Season 2 (Prom night)
93
AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94
AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95
Kamu salah paham
96
Kabar menyedihkan buat Clara
97
Jadi kamu menungguku?
98
Pergi tanpa pamit
99
Trick Adrian
100
AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101
Universitas pilihan Bima
102
Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103
Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104
Aku bukan calon istrimu!
105
Aku setuju dengan rencanamu!
106
Salah sasaran
107
Batal dapat yang gratisan
108
Terima kasih sudah menolong!
109
Hukuman buat Viona dan Rini.
110
Game misterius
111
Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112
Undangan pesta
113
Bima, tolong aku!
114
Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115
Siapa orang itu?
116
Baiklah, aku akan pulang!
117
Kembali ke Indonesia
118
Kekagetan Bara dan Clara
119
Aku tidak ingin dikasihani
120
Kamu harus hadir
121
Bawa temanku saja
122
Acara reuni
123
Kenapa kamu minum?
124
Kepanikan Bima
125
Dalang penculikan
126
Menahan diri
127
Tidur di ranjang yang sama
128
Jangan berkelit lagi!
129
Luapan hati Bima
130
Ingatan Tristan
131
Keputusan Bima
132
POV Bima
133
Pengakuan Tristan dan Bimo
134
Aku tidak bakalan terpancing
135
Kami semua menyangimu.
136
Bima dan Ayunda's wedding
137
Sudah bisa buat anak kecil
138
Kebingungan Ayunda
139
Aku menginginkanmu
140
Membuat Tristan setuju
141
Jangan melihat
142
Tugas antar/ jemput
143
Kecurigaan Tristan
144
Sahabat Salena
145
Antar Renata pulang
146
Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147
Terjawab sudah
148
Mulai menyebalkan lagi
149
Mulai berpikir Kotor
150
Mau menjemput calon istriku
151
Jangan pernah
152
Membawa 6 laki-laki ke kamar
153
Putus
154
Tekad Bimo.
155
Rencana pesta ulang tahun
156
Kamu cukup berdoa.
157
Acara ulang tahun
158
Selalu terlambat
159
Alasan konyol Salena
160
cara licik
161
Rencana yang gagal
162
Tidak gagal sama sekali
163
Siapa pemenangnya
164
Ayo ikut aku!
165
Tidak akan terjadi apa-apa
166
Kekesalan Michelle
167
Keusilan Salena
168
Aku tidak suka aromanya.
169
Bebas
170
Kekesalan Arya
171
Tidak habis pikir
172
Masalah nasi goreng
173
Bimo and Michelle's wedding
174
Kabar baik.
175
Rencana yang gagal
176
Akhir
177
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!