Akal bulus Tania

"Kamu kenapa Tania? kenapa wajahmu terlihat murung?" tanya Elva ketika melihat menantunya itu yang diam menyendiri.

"Oh, aku tidak apa-apa, Ma," Tania memaksakan senyumnya.

"Kamu tidak boleh berbohong! mama bisa lihat jelas kalau kamu lagi tidak baik-baik saja. Apa ada sesuatu yang membebani pikiranmu?" Elva mendaratkan tubuhnya duduk di samping Tania.

"Emm, apa nanti Mama tidak marah kalau aku berterus terang?" Tania memasang wajah sendunya.

"Marah? marah untuk apa? Apa mama pernah marah ke kamu?" Elva mengrenyitkan keningnya.

"Emm, tidak pernah sih Ma. Tapi ini ada kaitannya dengan Arumi. Aku takut Mama jadi marah kalau aku membahas tentang Arumi dan Tante Mayang mamanya," raut wajah Tania masih tetap terlihat sendu, bahkan sekarang semakin sendu.

Alis Elva sontak tertarik ke atas, menatap Tania dengan tatapan penuh tanya.

"Emangnya ada apa? kamu jelaskan saja! Mama janji tidak akan marah padamu," ucap wanita setengah baya itu kemudian.

Tania tidak langsung menjawab

Wanita itu menarik napas dalam-dalam lebih dulu dan mengembuskannya kembali ke udara.

"Ma, boleh tidak kalau ada acara apapun di rumah ini, jangan mengundang Arumi, Tante Mayang, ataupun Om Adnan? soalnya aku takut kalau Arumi berusaha mengambil mas Bara dariku," Tania mulai menangis.

"Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Arumi tidak mungkin melakukan hal menjijikkan seperti itu!" mata Elva memicing tidak percaya.

"Tapi, tadi dia meledekku, Ma. Dia bilang kalau mama lebih menyukai dia dan yang paling membuat aku sedih, dia bilang kalau pernikahanku dan Mas Bara adalah sumbangan darinya. Kalau dia mau, dia bisa saja mengambil Mas Bara dariku. Karena katanya dia bisa lihat kalau Mas Bara sama sekali tidak mencintaiku," Tania berbicara dengan suara yang bergetar karena berteman dengan Isak tangis.

"Apa? bagaimana bisa dia berbicara seperti itu. Ini bukan terlihat seperti dirinya," Elva benar-benar terkesiap kaget.

"Tapi yang aku katakan itu benar Ma. Bahkan Tante Mayang pun mendukung ucapan Arumi. Aku tahu kalau Arumi itu sepupuku, tapi dari kecil kami tidak pernah akur, Ma. Dia selalu jahat padaku. Apa yang aku miliki diapun harus memilikinya, bahkan sampai tega merampasnya dariku. Sekarang aku benar-benar takut, Ma. Apalagi Mas Bata belum bisa mencintaiku sampai sekarang," Tania semakin terisak-isak.

"Brengsek! ternyata sikap baik yang dia tunjukkan selama ini, semuanya palsu. Mama benar-benar tidak menyangka," umpat Elva dengan raut wajah kesalnya. Kemudian, wanita paruh baya itu meraih tubuh Tania dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Kamu tenang saja, Nak. Mama janji tidak akan mengundang mereka lagi ke setiap acara keluarga ini. Mama juga akan melarang mereka untuk ke rumah ini," ucapnya kemudian, sembari mengelus-elus lembut kepala Tania.

Sebuah seringaian licik seketika terbit menghiasi sudut bibir Tania. Wanita itu merasa bahagia kalau akting sedihnya berhasil memancing amarah ibu mertuanya itu.

Setelah merasa kalau Tania sudah tenang, Elva melepaskan pelukannya dan menatap wajah Tania dengan lembut. Tangan wanita paruh baya itu juga bergerak menyeka air mata di pipi menantunya itu.

"Ya udah, sekarang kamu tidur saja. Ini sudah malam. Mama pun juga sudah lelah dan mengantuk," pungkas Elva kemudian.

Setelah Tania menganggukkan kepalanya, Elva pun berbalik dan berlalu pergi meninggalkan Tania.

"Akhirnya urusan urusan Arumi selesai. Begitu mudahnya mama Elva aku pengaruhi. Makanya Arumi, jangan pernah menyepelekanku!" gumam Tania sembari menyeringai sinis.

"Wah kamu hebat juga ya, Sayang!"

Tania tersentak kaget begitu mendengar sebuah suara yang muncul di belakangnya.

"Dito? kamu buat aku kaget saja? lagian kenapa kamu panggil-panggil aku sayang di sini. Kalau ada yang dengar bagaimana?" protes Tania sembari menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan semuanya aman.

"Kamu tenang saja, tidak perlu setakut itu. Tidak akan ada yang mendengarkan kita, karena semuanya lelah sepanjang hari ini dan sudah tidur," ucap pria yang bernama Dito, yang bekerja sebagai supir pribadi Tania.

"Emm, tapi kamu harus tetap waspada Dito. Kita tidak bisa prediksi keadaan yang akan terjadi. Kenapa kamu belum tidur?"

"Aku merindukanmu! Aku benar-benar sangat menginginkanmu sekarang," ucap Dito menatap Tania dengan tatapan sendu.

"Dit, kamu jangan gila. Kamu harus sadar, kalau kita sekarang berada di rumah. Besok saja ya, seperti biasa aku berpura-pura ingin membeli sesuatu, lalu kita ke hotel tempat kita biasa. Aku juga sebenarnya sangat menginginkannya, karena Mas Bara sama sekali tidak pernah mau menyentuhku mulai dari kami menikah sampai sekarang. Aku kira dengan dia amnesia dan aku berusaha lembut, dia akan mau menyentuhku, agar dia semakin terikat denganku. Ternyata tidak sama sekali. Coba bayangkan, kami tidur di dalam kamar yang sama, tapi dia sama sekali tidak berniat menyentuhku, padahal aku sudah berusaha menggodanya dengan pakaian yang seksi. Aku curiga, jangan-jangan dia impoten," tutur Tania menumpahkan segala uneg-unegnya.

"Sudahlah, Sayang. Kamu jangan marah-marah. Kalau dia tidak menyentuhmu, masih ada aku yang akan selalu siap memuaskanmu," nada suara Dito terdengar menggoda, membuat sesuatu benda sensitif milik Tania tergelitik.

"Hais, jangan memancingku sekarang! pokoknya besok kamu harus tanggung jawab. Kamu harus puaskan aku!" suara Tania seperti tercekat, karena memang wanita itu sedang menahan napsu yang sudah menyerangnya, disebabkan bayangan dia digauli oleh Dito sudah berkelebat di kepalanya.

"Kamu tenang saja, Sayang. Kamu kan tahu sendiri keperkasaanku," Dito mengerlingkan matanya.

"Oh ya, ini kado buat Tristan anak kita. Bagaimanapun aku sebagai papanya harus tetap memberikan kado. Ini baju yang bagaimanapun harus kamu pakaikan padanya," Dito memberikan kantongan yang langsung diterima oleh Tania.

"Kamu tenang saja, aku pasti akan memakaikannya pada Tristan. Sekarang sebaiknya kamu pergi dari sini, takutnya ada yang bangun dan melihat kita,"

Dito menganggukkan kepalanya. " Sampai jumpa besok, Sayang!" Dito kembali menggoda Tania dengan nada suara yang mende*sah. Kemudian pria itu berbalik, hendak beranjak pergi. Namun tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan kembali berbalik.

"Oh iya, aku lupa. Ini Obat yang kamu pesan. Tadi aku sudah mengambilnya dari Dokter Rudi. Kamu bilang Obat untuk membuat ingatan Bara tidak kembali sudah habis. Jadi aku tadi berinisiatif mengambilnya sendiri,"

Dito mengeluarkan beberapa bungkus obat dari sakunya dan memberikannya ke tangan Tania.

"Ya udah, cepat pergi sana! aku benar-benar tidak mau ada yang melihat kita di sini!" ucap Tania sambil kembali celingukan melihat keadaan sekitar.

Dito menganggukkan kepalanya dan kembali beranjak pergi. Kali ini pria itu benar-benar pergi.

Tbc

Terpopuler

Comments

Tri Utari Agustina

Tri Utari Agustina

Ternyata bukan anak bara tapi anak dari dito

2024-03-16

2

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

wah selingkuh sama sopirnya sendiri

2024-03-16

0

Eity setyowati

Eity setyowati

waduh ular berbisa ternyata

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa Bercerai
2 Kembali ke rumah sebenarnya
3 Cerai dan hamil
4 memutuskan untuk pergi
5 Bima dan Bimo
6 Sepupu Arumi
7 Akal bulus Tania
8 Kehilangan Baby Bimo
9 Bara berencana mengadopsi Bimo
10 panggilan anak pungut
11 Akan dikenalkan dengan Theo
12 Bertemu Theo
13 Kemarahan Bara
14 Salah sasaran dan Bertemu
15 Bertukar posisi
16 Kecurigaan Bima
17 Bimo bertemu Clara
18 Karakter yang bertolak belakang
19 Ma, ini aku
20 Aku akan membantumu
21 mengetahui kenyataan lagi
22 Bima tahu kenyataan
23 Bima bertemu Bara
24 Penyebab kecelakaan Bara dulu
25 Sindiran Bima
26 Tristan kena marah
27 Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28 Hukuman buat Tristan
29 Bimo panik
30 Rencana Bima dan Bimo
31 Dito mati kutu
32 Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33 Tidak ada anak haram
34 Membeli sesuatu?
35 Dito percaya Jono ada di pihaknya
36 Belum masuk sekolah lagi
37 Bertemu
38 Selamat ulang tahun
39 Pesan romantis
40 Kenyataan baru yang Clara tahu
41 Jangan kasih tahu Bara
42 Kekagetan Arumi
43 pulang kampung
44 Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45 Tania mengulah
46 Arumi dan Satya bekerja sama
47 Kebingungan Tania
48 Pembelaan Elva
49 Beraninya kamu menantangku
50 Melakukan Test DNA
51 Mencoba mempengaruhi Elva
52 bersitegang
53 Bima mulai bertindak
54 Merasa mendapat kesempatan
55 Hari penandatanganan surat warisan
56 Tristan bukan anakku
57 Ini dia papa kandung Tristan
58 Meminta penjelasan
59 Flash back
60 Aku bukan Bimo tapi Bima
61 Kalung
62 Bimo muncul
63 Bukti hasil test DNA
64 Mau menemui Clara
65 Kekagetan Clara
66 Clara sadar
67 Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68 Bara mengungkapkan keinginannya
69 Kita akan tetap berjodoh
70 Aku punya alasan untuk itu
71 Mendatangi Teguh
72 Keputusan Clara.
73 Clara tahu yang sebenarnya
74 Perdebatan Bara dengan Theo
75 Kamu akan tinggal bersama kami
76 Pergi untuk selamanya
77 Kembali menjadi suami istri
78 Yes, berhasil!
79 Pekerjaan siapa itu?
80 Penolakan Karin
81 Karin pulang
82 Itu bukan utang
83 Aku yang terbaik untukmu
84 Pindah sekolah
85 Aku mencintaimu
86 Tamat
87 AKCA Season 2
88 Aku capek
89 AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90 AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91 AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92 AKCA Season 2 (Prom night)
93 AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94 AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95 Kamu salah paham
96 Kabar menyedihkan buat Clara
97 Jadi kamu menungguku?
98 Pergi tanpa pamit
99 Trick Adrian
100 AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101 Universitas pilihan Bima
102 Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103 Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104 Aku bukan calon istrimu!
105 Aku setuju dengan rencanamu!
106 Salah sasaran
107 Batal dapat yang gratisan
108 Terima kasih sudah menolong!
109 Hukuman buat Viona dan Rini.
110 Game misterius
111 Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112 Undangan pesta
113 Bima, tolong aku!
114 Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115 Siapa orang itu?
116 Baiklah, aku akan pulang!
117 Kembali ke Indonesia
118 Kekagetan Bara dan Clara
119 Aku tidak ingin dikasihani
120 Kamu harus hadir
121 Bawa temanku saja
122 Acara reuni
123 Kenapa kamu minum?
124 Kepanikan Bima
125 Dalang penculikan
126 Menahan diri
127 Tidur di ranjang yang sama
128 Jangan berkelit lagi!
129 Luapan hati Bima
130 Ingatan Tristan
131 Keputusan Bima
132 POV Bima
133 Pengakuan Tristan dan Bimo
134 Aku tidak bakalan terpancing
135 Kami semua menyangimu.
136 Bima dan Ayunda's wedding
137 Sudah bisa buat anak kecil
138 Kebingungan Ayunda
139 Aku menginginkanmu
140 Membuat Tristan setuju
141 Jangan melihat
142 Tugas antar/ jemput
143 Kecurigaan Tristan
144 Sahabat Salena
145 Antar Renata pulang
146 Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147 Terjawab sudah
148 Mulai menyebalkan lagi
149 Mulai berpikir Kotor
150 Mau menjemput calon istriku
151 Jangan pernah
152 Membawa 6 laki-laki ke kamar
153 Putus
154 Tekad Bimo.
155 Rencana pesta ulang tahun
156 Kamu cukup berdoa.
157 Acara ulang tahun
158 Selalu terlambat
159 Alasan konyol Salena
160 cara licik
161 Rencana yang gagal
162 Tidak gagal sama sekali
163 Siapa pemenangnya
164 Ayo ikut aku!
165 Tidak akan terjadi apa-apa
166 Kekesalan Michelle
167 Keusilan Salena
168 Aku tidak suka aromanya.
169 Bebas
170 Kekesalan Arya
171 Tidak habis pikir
172 Masalah nasi goreng
173 Bimo and Michelle's wedding
174 Kabar baik.
175 Rencana yang gagal
176 Akhir
177 Pengumuman
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Terpaksa Bercerai
2
Kembali ke rumah sebenarnya
3
Cerai dan hamil
4
memutuskan untuk pergi
5
Bima dan Bimo
6
Sepupu Arumi
7
Akal bulus Tania
8
Kehilangan Baby Bimo
9
Bara berencana mengadopsi Bimo
10
panggilan anak pungut
11
Akan dikenalkan dengan Theo
12
Bertemu Theo
13
Kemarahan Bara
14
Salah sasaran dan Bertemu
15
Bertukar posisi
16
Kecurigaan Bima
17
Bimo bertemu Clara
18
Karakter yang bertolak belakang
19
Ma, ini aku
20
Aku akan membantumu
21
mengetahui kenyataan lagi
22
Bima tahu kenyataan
23
Bima bertemu Bara
24
Penyebab kecelakaan Bara dulu
25
Sindiran Bima
26
Tristan kena marah
27
Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28
Hukuman buat Tristan
29
Bimo panik
30
Rencana Bima dan Bimo
31
Dito mati kutu
32
Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33
Tidak ada anak haram
34
Membeli sesuatu?
35
Dito percaya Jono ada di pihaknya
36
Belum masuk sekolah lagi
37
Bertemu
38
Selamat ulang tahun
39
Pesan romantis
40
Kenyataan baru yang Clara tahu
41
Jangan kasih tahu Bara
42
Kekagetan Arumi
43
pulang kampung
44
Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45
Tania mengulah
46
Arumi dan Satya bekerja sama
47
Kebingungan Tania
48
Pembelaan Elva
49
Beraninya kamu menantangku
50
Melakukan Test DNA
51
Mencoba mempengaruhi Elva
52
bersitegang
53
Bima mulai bertindak
54
Merasa mendapat kesempatan
55
Hari penandatanganan surat warisan
56
Tristan bukan anakku
57
Ini dia papa kandung Tristan
58
Meminta penjelasan
59
Flash back
60
Aku bukan Bimo tapi Bima
61
Kalung
62
Bimo muncul
63
Bukti hasil test DNA
64
Mau menemui Clara
65
Kekagetan Clara
66
Clara sadar
67
Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68
Bara mengungkapkan keinginannya
69
Kita akan tetap berjodoh
70
Aku punya alasan untuk itu
71
Mendatangi Teguh
72
Keputusan Clara.
73
Clara tahu yang sebenarnya
74
Perdebatan Bara dengan Theo
75
Kamu akan tinggal bersama kami
76
Pergi untuk selamanya
77
Kembali menjadi suami istri
78
Yes, berhasil!
79
Pekerjaan siapa itu?
80
Penolakan Karin
81
Karin pulang
82
Itu bukan utang
83
Aku yang terbaik untukmu
84
Pindah sekolah
85
Aku mencintaimu
86
Tamat
87
AKCA Season 2
88
Aku capek
89
AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90
AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91
AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92
AKCA Season 2 (Prom night)
93
AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94
AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95
Kamu salah paham
96
Kabar menyedihkan buat Clara
97
Jadi kamu menungguku?
98
Pergi tanpa pamit
99
Trick Adrian
100
AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101
Universitas pilihan Bima
102
Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103
Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104
Aku bukan calon istrimu!
105
Aku setuju dengan rencanamu!
106
Salah sasaran
107
Batal dapat yang gratisan
108
Terima kasih sudah menolong!
109
Hukuman buat Viona dan Rini.
110
Game misterius
111
Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112
Undangan pesta
113
Bima, tolong aku!
114
Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115
Siapa orang itu?
116
Baiklah, aku akan pulang!
117
Kembali ke Indonesia
118
Kekagetan Bara dan Clara
119
Aku tidak ingin dikasihani
120
Kamu harus hadir
121
Bawa temanku saja
122
Acara reuni
123
Kenapa kamu minum?
124
Kepanikan Bima
125
Dalang penculikan
126
Menahan diri
127
Tidur di ranjang yang sama
128
Jangan berkelit lagi!
129
Luapan hati Bima
130
Ingatan Tristan
131
Keputusan Bima
132
POV Bima
133
Pengakuan Tristan dan Bimo
134
Aku tidak bakalan terpancing
135
Kami semua menyangimu.
136
Bima dan Ayunda's wedding
137
Sudah bisa buat anak kecil
138
Kebingungan Ayunda
139
Aku menginginkanmu
140
Membuat Tristan setuju
141
Jangan melihat
142
Tugas antar/ jemput
143
Kecurigaan Tristan
144
Sahabat Salena
145
Antar Renata pulang
146
Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147
Terjawab sudah
148
Mulai menyebalkan lagi
149
Mulai berpikir Kotor
150
Mau menjemput calon istriku
151
Jangan pernah
152
Membawa 6 laki-laki ke kamar
153
Putus
154
Tekad Bimo.
155
Rencana pesta ulang tahun
156
Kamu cukup berdoa.
157
Acara ulang tahun
158
Selalu terlambat
159
Alasan konyol Salena
160
cara licik
161
Rencana yang gagal
162
Tidak gagal sama sekali
163
Siapa pemenangnya
164
Ayo ikut aku!
165
Tidak akan terjadi apa-apa
166
Kekesalan Michelle
167
Keusilan Salena
168
Aku tidak suka aromanya.
169
Bebas
170
Kekesalan Arya
171
Tidak habis pikir
172
Masalah nasi goreng
173
Bimo and Michelle's wedding
174
Kabar baik.
175
Rencana yang gagal
176
Akhir
177
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!