memutuskan untuk pergi

Setelah puas menangis, Clara akhirnya memutuskan, untuk memasukkan semua pakaiannya ke dalam sebuah tas besar. Clara juga tidak lupa memasukkan sisa pakaian Bara yang masih tertinggal di rumah kontrakan itu.

"Aku harus pindah dari sini. Entah kenapa aku yakin kalau Mas Bara akan sering-sering memantauku, karena aku tahu benar bagaimana sikapnya. Kalau dia tahu aku hamil, dia pasti akan memintaku kembali bersama dan dia akan sulit untuk kembali mencintai Mbak Tania," bisik Clara dalam hati.

Setelah dirasa semua pakaiannya sudah masuk ke dalam tas, Clara akhirnya keluar dari dalam rumah kontrakan itu. Sebelum benar-benar pergi, sekali lagi Clara menatap kontrakan itu untuk yang terakhir kalinya. Wanita itu benar-benar tidak tahu, bagaimana mengungkapkan perasaannya sekarang. Tadi sempat terlihat di pikirannya penyesalan karena mau diajak pindah ke kota oleh Bara dulu. Dia merasa seandainya dia menolak dan tetap memilih untuk tetap tinggal di rumahnya yang lama, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Mungkin dirinya dan Bara masih hidup bersama sekarang.

"Astaga, kenapa aku bisa memiliki pemikiran seperti itu? bukannya aku termasuk egois kalau berpikir seperti itu? seharusnya kamu bersyukur, Ara, karena kamu akhirnya kamu tahu kalau mas Bara ternyata sudah beristri," Clara bermonolog mengingatkanku dirinya sendiri.

"Aduh, aku harus segera pergi dari sini, mumpung masih siang. Aku harus secepatnya menemukan kontrakan baru, yang cukup jauh dengan tempat ini," batin Clara lagi sembari melangkahkan kakinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Clara terlihat turun dari sebuah angkutan umum yang dia naiki, setelah merasa kalau dirinya sudah cukup jauh dari rumah kontrakannya dulu.

"Mudah-mudahan di dalam gang sana ada kontrakan. Sebaiknya aku ke sana dulu!" Clara melihat ke kanan dan ke kiri, untuk memastikan apakah dirinya aman untuk menyebrang, karena kebetulan tempat yang dia tuju ada di seberang sana.

Panas matahari begitu terik. Clara sebenarnya sudah mulai lemas saking panasnya Ditambah wanita itu benar-benar lelah.

"Aku harus kuat. Setidaknya aku bisa sampai di seberang sana," tekad Clara yang semakin semangat untuk melangkahkan kakinya.

Sebelum wanita hamil itu sampai di seberang, pandangan Clara tiba-tiba gelap. Wanita itu berusaha meraih sebuah tiang, mencengkramnya erat-erat, sebelum akhirnya wanita itu tidak sadarkan diri dengan menyender di tiang itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Aku di mana?" tanya Clara begitu wanita itu membuka matanya.

"Kamu berada di rumah sakit, Mbak. Tadi aku menemukanmu tidak sadarkan diri di jalanan," terdengar suara seorang wanita memakai jas berwarna putih khas seorang dokter, yang sudah berdiri di sampingnya.

"Anakku, bagaimana dengan anakku?" Clara seketika panik sembari menyentuh perutnya.

"Mbak tenang saja. Aku sudah melakukan pemeriksaan, anak Mbak baik-baik saja. Mbak hanya terlalu lelah tadi," Dokter muda berparas cantik itu tersenyum menenangkan Clara. "Oh ya, Mbak aku tidak menemukan ponsel ketika aku ingin menghubungi keluarga Mbak, tapi aku hanya menemukan uang ini. Maaf, kalau aku sudah lancang, membuka tas, Mbak!"

"Handphoneku mungkin ketinggalan di rumah kontrakan lamaku, Dok. Lagian aku tidak punya keluarga yang bisa Dokter hubungi. Satu-satunya keluargaku adalah nenekku, dan itupun beliau sudah meninggal dunia," terang Clara dengan raut wajah sendu.

"Maaf, kalau aku lancang bertanya, jadi bagaimana dengan suamimu? apa kamu tidak __"

"Aku seorang janda. Aku baru saja diceraikan hari ini. Dan uang yang ada di amplop itu adalah kompensasi atas perceraian kami. Tadinya aku hanya ingin mencari kontrakan baru,"

"Maaf,aku tidak bermaksud membuatmu sedih!" dokter itu seketika merasa trenyuh dan simpati mendengar apa yang terjadi pada wanita yang diselamatkannya itu.

"Bisa ya ada pria yang tega menceraikan istrinya saat hamil. Laki-laki macam apa itu!" umpat dokter itu dengan nada ketus.

"Mantan suami saya tidak tahu kalau aku hamil. Aku juga tahu kehamilanku baru tadi setelah kami resmi bercerai. Dan satu hal lagi, Dok suamiku bukan pria kejam. Dia sangat baik dan bertanggung jawab,"

"Kamu masih membela pria seperti itu? ck" dokter itu berdecak, menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan pemikiran wanita di depannya itu.

"Aku tidak membelanya, karena dia memang tidak butuh dibela. Ada sesuatu yang terjadi yang harus membuat kami bercerai. Jadi kalau boleh dikatakan, tidak ada di antara kami yang menginginkan perceraian ini. Ini murni hanya takdir kami yang tidak diizinkan untuk hidup bahagia bersama. Dan aku benar-benar sudah ikhlas, Dok. Setidaknya, mantan suamiku meninggalkan anak yang aku kandung ini, untuk hidup bersamaku," Clara berusaha untuk tersenyum.

Dokter itu, mengembuskan napasnya dan mulai membalas senyum Clara.

"Mbak sepertinya wanita baik dan kuat. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Mbak. Tapi, apapun itu, aku yakin suatu saat Mbak akan bisa menemukan kebahagiaan,"

"Amin!" Clara mengaminkan harapan yang baru saja tercetus dari dokter itu dengan tulus.

"Oh iya, Mbak. Tadi aku memang sudah memeriksa keadaan Mbak tapi aku belum melakukan USG. Kebetulan aku adalah dokter kandungan, apa Mbak mau melakukan USG untuk melihat bagaimana perkembangan janinnya?"

Clara dengan antusias menganggukkan kepalanya, mengiyakan.

Dokter itu kemudian mulai melakukan USG pada kehamilan Clara.

"Wah, ternyata Mbak mengandung anak kembar. Itu terlihat dari adanya dua kantung janin di sini dan semuanya normal dan baik-baik saja. Kandungan Mbak sekarang sudah memasuki usia 6 minggu. Selamat ya!" terang dokter itu dengan detail.

"Kembar, Dok?" mata Clara terlihat berembun, merasa terharu.

"Iya, kembar!" dokter itu kembali menegaskan.

"Kalau boleh tahu,apa jenis kelaminnya, Dok?"

Senyum dokter itu sontak terbit mendengar pertanyaan Clara.

"Karena masih terlalu muda, untuk jenis kelamin belum bisa terlihat ya,Mbak. Nanti akan terlihat di usia 4 menuju 5 bulan. Jadi Mbak bersabar aja," terang dokter itu lagi dengan senyum yang tidak pernah memudar.

"Oh, seperti itu! terima kasih ya,Dok!"

"Terima kasih kembali, Mbak. Oh ya, nanti aku akan memberikan vitamin dan asam folat untuk kandunganmu. Tolong dikonsumsi rutin untuk kebaikan perkembangan janin. Aku juga akan memberikan anti mual pada Mbak,"Ucap dokter itu lagi.

"Lagi-lagi terima kasih, Dok. Jadi,apa aku bisa keluar sekarang?" tanya Clara memastikan.

"Sebenarnya sih sudah boleh. Tapi, aku mau bertanya, setelah dari sini, Mbak akan tinggal di mana? mencari kontrakan itu tidak semudah yang Mbak pikiran. Apalagi kondisi Mbak yang sedang hamil begini. Mungkin nanti akan banyak gunjingan dari tetangga yang mengira Mbak itu wanita tidak benar yang hamil di luar nikah. Takutnya Mbak nanti stress mendengar gunjingan orang-orang,"

Clara terdiam, karena dia sama sekali tidak pernah berpikir sampai ke arah sana.

"Mbak kalau Mbak tidak keberatan, Mbak boleh tinggal di apartemenku saja yang kebetulan kosong. Karena aku masih tinggal bersama orang tuaku. Mbak tenang saja, Mbak tidak perlu bayar. Aku ikhlas, menawarkannya pada Mbak," Dokter itu tersenyum tulus.

"Tapi, aku benar-benar merasa tidak enak, Dok."

"Ahh, sudahlah tidak perlu sungkan. Lagian daripada kosong, lebih baik ditempati kan. Jadi, Mbak juga bisa menggunakan uang itu untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. Karena akan banyak kebutuhan-kebutuhan yang menanti Mbak di depan,"

"Terima kasih banyak,Dok. Dokter sudah banyak membantuku! Oh ya jangan panggil aku Mbak, panggil saja Clara, karena sepertinya kita seumuran," Clara mengulurkan tangannya.

"Arumi! itu namaku!" dokter yang bernama Arumi itu menyambut tangan Clara.

Tbc

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

𝐀⃝🥀Angelyo❤️⃟Wᵃfᴳ᯳ᷢ

untung ketemu dokter Arumi

2024-03-16

0

murniati cls

murniati cls

Napa dia tak pergi aja,tak usah bercerai kan bisa

2024-03-05

0

Ema Sofia

Ema Sofia

pasti arumi saudara, atau sahabatnya si #uami clara

2023-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa Bercerai
2 Kembali ke rumah sebenarnya
3 Cerai dan hamil
4 memutuskan untuk pergi
5 Bima dan Bimo
6 Sepupu Arumi
7 Akal bulus Tania
8 Kehilangan Baby Bimo
9 Bara berencana mengadopsi Bimo
10 panggilan anak pungut
11 Akan dikenalkan dengan Theo
12 Bertemu Theo
13 Kemarahan Bara
14 Salah sasaran dan Bertemu
15 Bertukar posisi
16 Kecurigaan Bima
17 Bimo bertemu Clara
18 Karakter yang bertolak belakang
19 Ma, ini aku
20 Aku akan membantumu
21 mengetahui kenyataan lagi
22 Bima tahu kenyataan
23 Bima bertemu Bara
24 Penyebab kecelakaan Bara dulu
25 Sindiran Bima
26 Tristan kena marah
27 Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28 Hukuman buat Tristan
29 Bimo panik
30 Rencana Bima dan Bimo
31 Dito mati kutu
32 Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33 Tidak ada anak haram
34 Membeli sesuatu?
35 Dito percaya Jono ada di pihaknya
36 Belum masuk sekolah lagi
37 Bertemu
38 Selamat ulang tahun
39 Pesan romantis
40 Kenyataan baru yang Clara tahu
41 Jangan kasih tahu Bara
42 Kekagetan Arumi
43 pulang kampung
44 Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45 Tania mengulah
46 Arumi dan Satya bekerja sama
47 Kebingungan Tania
48 Pembelaan Elva
49 Beraninya kamu menantangku
50 Melakukan Test DNA
51 Mencoba mempengaruhi Elva
52 bersitegang
53 Bima mulai bertindak
54 Merasa mendapat kesempatan
55 Hari penandatanganan surat warisan
56 Tristan bukan anakku
57 Ini dia papa kandung Tristan
58 Meminta penjelasan
59 Flash back
60 Aku bukan Bimo tapi Bima
61 Kalung
62 Bimo muncul
63 Bukti hasil test DNA
64 Mau menemui Clara
65 Kekagetan Clara
66 Clara sadar
67 Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68 Bara mengungkapkan keinginannya
69 Kita akan tetap berjodoh
70 Aku punya alasan untuk itu
71 Mendatangi Teguh
72 Keputusan Clara.
73 Clara tahu yang sebenarnya
74 Perdebatan Bara dengan Theo
75 Kamu akan tinggal bersama kami
76 Pergi untuk selamanya
77 Kembali menjadi suami istri
78 Yes, berhasil!
79 Pekerjaan siapa itu?
80 Penolakan Karin
81 Karin pulang
82 Itu bukan utang
83 Aku yang terbaik untukmu
84 Pindah sekolah
85 Aku mencintaimu
86 Tamat
87 AKCA Season 2
88 Aku capek
89 AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90 AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91 AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92 AKCA Season 2 (Prom night)
93 AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94 AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95 Kamu salah paham
96 Kabar menyedihkan buat Clara
97 Jadi kamu menungguku?
98 Pergi tanpa pamit
99 Trick Adrian
100 AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101 Universitas pilihan Bima
102 Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103 Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104 Aku bukan calon istrimu!
105 Aku setuju dengan rencanamu!
106 Salah sasaran
107 Batal dapat yang gratisan
108 Terima kasih sudah menolong!
109 Hukuman buat Viona dan Rini.
110 Game misterius
111 Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112 Undangan pesta
113 Bima, tolong aku!
114 Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115 Siapa orang itu?
116 Baiklah, aku akan pulang!
117 Kembali ke Indonesia
118 Kekagetan Bara dan Clara
119 Aku tidak ingin dikasihani
120 Kamu harus hadir
121 Bawa temanku saja
122 Acara reuni
123 Kenapa kamu minum?
124 Kepanikan Bima
125 Dalang penculikan
126 Menahan diri
127 Tidur di ranjang yang sama
128 Jangan berkelit lagi!
129 Luapan hati Bima
130 Ingatan Tristan
131 Keputusan Bima
132 POV Bima
133 Pengakuan Tristan dan Bimo
134 Aku tidak bakalan terpancing
135 Kami semua menyangimu.
136 Bima dan Ayunda's wedding
137 Sudah bisa buat anak kecil
138 Kebingungan Ayunda
139 Aku menginginkanmu
140 Membuat Tristan setuju
141 Jangan melihat
142 Tugas antar/ jemput
143 Kecurigaan Tristan
144 Sahabat Salena
145 Antar Renata pulang
146 Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147 Terjawab sudah
148 Mulai menyebalkan lagi
149 Mulai berpikir Kotor
150 Mau menjemput calon istriku
151 Jangan pernah
152 Membawa 6 laki-laki ke kamar
153 Putus
154 Tekad Bimo.
155 Rencana pesta ulang tahun
156 Kamu cukup berdoa.
157 Acara ulang tahun
158 Selalu terlambat
159 Alasan konyol Salena
160 cara licik
161 Rencana yang gagal
162 Tidak gagal sama sekali
163 Siapa pemenangnya
164 Ayo ikut aku!
165 Tidak akan terjadi apa-apa
166 Kekesalan Michelle
167 Keusilan Salena
168 Aku tidak suka aromanya.
169 Bebas
170 Kekesalan Arya
171 Tidak habis pikir
172 Masalah nasi goreng
173 Bimo and Michelle's wedding
174 Kabar baik.
175 Rencana yang gagal
176 Akhir
177 Pengumuman
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Terpaksa Bercerai
2
Kembali ke rumah sebenarnya
3
Cerai dan hamil
4
memutuskan untuk pergi
5
Bima dan Bimo
6
Sepupu Arumi
7
Akal bulus Tania
8
Kehilangan Baby Bimo
9
Bara berencana mengadopsi Bimo
10
panggilan anak pungut
11
Akan dikenalkan dengan Theo
12
Bertemu Theo
13
Kemarahan Bara
14
Salah sasaran dan Bertemu
15
Bertukar posisi
16
Kecurigaan Bima
17
Bimo bertemu Clara
18
Karakter yang bertolak belakang
19
Ma, ini aku
20
Aku akan membantumu
21
mengetahui kenyataan lagi
22
Bima tahu kenyataan
23
Bima bertemu Bara
24
Penyebab kecelakaan Bara dulu
25
Sindiran Bima
26
Tristan kena marah
27
Pikirkan kembali niatmu mendekatinya
28
Hukuman buat Tristan
29
Bimo panik
30
Rencana Bima dan Bimo
31
Dito mati kutu
32
Keluarga Prayoga tidak ada yang bodoh
33
Tidak ada anak haram
34
Membeli sesuatu?
35
Dito percaya Jono ada di pihaknya
36
Belum masuk sekolah lagi
37
Bertemu
38
Selamat ulang tahun
39
Pesan romantis
40
Kenyataan baru yang Clara tahu
41
Jangan kasih tahu Bara
42
Kekagetan Arumi
43
pulang kampung
44
Hanya Anakku yang pantas jadi pewaris
45
Tania mengulah
46
Arumi dan Satya bekerja sama
47
Kebingungan Tania
48
Pembelaan Elva
49
Beraninya kamu menantangku
50
Melakukan Test DNA
51
Mencoba mempengaruhi Elva
52
bersitegang
53
Bima mulai bertindak
54
Merasa mendapat kesempatan
55
Hari penandatanganan surat warisan
56
Tristan bukan anakku
57
Ini dia papa kandung Tristan
58
Meminta penjelasan
59
Flash back
60
Aku bukan Bimo tapi Bima
61
Kalung
62
Bimo muncul
63
Bukti hasil test DNA
64
Mau menemui Clara
65
Kekagetan Clara
66
Clara sadar
67
Rencana Arumi, Satya dan Bimo
68
Bara mengungkapkan keinginannya
69
Kita akan tetap berjodoh
70
Aku punya alasan untuk itu
71
Mendatangi Teguh
72
Keputusan Clara.
73
Clara tahu yang sebenarnya
74
Perdebatan Bara dengan Theo
75
Kamu akan tinggal bersama kami
76
Pergi untuk selamanya
77
Kembali menjadi suami istri
78
Yes, berhasil!
79
Pekerjaan siapa itu?
80
Penolakan Karin
81
Karin pulang
82
Itu bukan utang
83
Aku yang terbaik untukmu
84
Pindah sekolah
85
Aku mencintaimu
86
Tamat
87
AKCA Season 2
88
Aku capek
89
AKCA Season 2 (Biar aku yang memperjuangkannya)
90
AKCA Season 2 ( Hargai diri kamu)
91
AKCA Season 2 ( Aku Mundur)
92
AKCA Season 2 (Prom night)
93
AKCA Season 2 (Kamu mau kemana?)
94
AKCA Season 2 ( Apa kamu mampu?)
95
Kamu salah paham
96
Kabar menyedihkan buat Clara
97
Jadi kamu menungguku?
98
Pergi tanpa pamit
99
Trick Adrian
100
AKCA season 2 ( Biar aku yang menjaganya)
101
Universitas pilihan Bima
102
Apa aku sudah menjadi orang asing bagimu?
103
Kamu murahan plus tidak sadar diri!
104
Aku bukan calon istrimu!
105
Aku setuju dengan rencanamu!
106
Salah sasaran
107
Batal dapat yang gratisan
108
Terima kasih sudah menolong!
109
Hukuman buat Viona dan Rini.
110
Game misterius
111
Hati Ayu sudah ada pemiliknya
112
Undangan pesta
113
Bima, tolong aku!
114
Jangan coba-coba mengulanginya lagi
115
Siapa orang itu?
116
Baiklah, aku akan pulang!
117
Kembali ke Indonesia
118
Kekagetan Bara dan Clara
119
Aku tidak ingin dikasihani
120
Kamu harus hadir
121
Bawa temanku saja
122
Acara reuni
123
Kenapa kamu minum?
124
Kepanikan Bima
125
Dalang penculikan
126
Menahan diri
127
Tidur di ranjang yang sama
128
Jangan berkelit lagi!
129
Luapan hati Bima
130
Ingatan Tristan
131
Keputusan Bima
132
POV Bima
133
Pengakuan Tristan dan Bimo
134
Aku tidak bakalan terpancing
135
Kami semua menyangimu.
136
Bima dan Ayunda's wedding
137
Sudah bisa buat anak kecil
138
Kebingungan Ayunda
139
Aku menginginkanmu
140
Membuat Tristan setuju
141
Jangan melihat
142
Tugas antar/ jemput
143
Kecurigaan Tristan
144
Sahabat Salena
145
Antar Renata pulang
146
Kamu harus mengungkapkan perasaanmu
147
Terjawab sudah
148
Mulai menyebalkan lagi
149
Mulai berpikir Kotor
150
Mau menjemput calon istriku
151
Jangan pernah
152
Membawa 6 laki-laki ke kamar
153
Putus
154
Tekad Bimo.
155
Rencana pesta ulang tahun
156
Kamu cukup berdoa.
157
Acara ulang tahun
158
Selalu terlambat
159
Alasan konyol Salena
160
cara licik
161
Rencana yang gagal
162
Tidak gagal sama sekali
163
Siapa pemenangnya
164
Ayo ikut aku!
165
Tidak akan terjadi apa-apa
166
Kekesalan Michelle
167
Keusilan Salena
168
Aku tidak suka aromanya.
169
Bebas
170
Kekesalan Arya
171
Tidak habis pikir
172
Masalah nasi goreng
173
Bimo and Michelle's wedding
174
Kabar baik.
175
Rencana yang gagal
176
Akhir
177
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!