Tetua Jian yang melihat langsung menghampiri, "Ada apa?" tanyanya khawatir dengan mata menatap Mutiara Emas.
"I...itu," tunjuknya pada Mutiara Emas.
"Memang ada apa dengan Bola emas kecil itu? Bukankah itu milik mu?" Bai Wang mengangguk, mengatakan jika memang itu adalah miliknya. "Kalau itu memang milik mu, kenapa kamu berteriak seperti itu?"
"Aku hanya terkejut saja guru, karena ternyata bola kecil itu bisa melayang," jawabnya membuat Tetua Jian lega.
Tetua Jian pun kembali duduk di gubuk sambil meminum arak di dalam botol. Sedangkan Bai Wang masih menatap Mutiara Emas itu.
"Simpan jiwa beladiri mu. Begitu pun dengan bola kecil itu," ucapnya dan di angguki Bai Wang.
Bai Wang menarik nafas nya dalam-dalam, menyimpan jiwa beladirinya dalam Lautan Jiwa nya. Dan setelah itu menyambar Mutiara Emas yang melayang di hadapannya.
"Aku akan berurusan dengan mu nanti," gumamnya tanpa di dengar Tetua Jian, dan langsung menyimpannya di balik baju.
Setelah menyimpan jiwa beladirinya dan meletakkan di lautan jiwanya, Bai Wang langsung bangun dan menghampiri gurunya, duduk bersila di hadapan Tetua Jian di gubuk.
"Mulia besok aku akan mulai melatihan mu," ucapnya dan di angguki Bai Wang, "Sekarang pergilah, aku ingin istirahat," usir nya dengan menguap dan menutup mata.
Bai Wang pun langsung pergi meninggalkan Tetua Jian. Dan setelah kepergian Bai Wang, Tetua Jian membuka mata melirik Bai Wang yang mulai menjauh.
"Bagaimana bisa dia memiliki Mutiara itu?" batinnya mengingat bola kecil berwarna emas yang melayang di depan Bai Wang.
Mutiara itu adalah barang berharga, tak semua orang bisa memilikinya. Jika bukan karena asal usul keluarga yang sangat kuat tidak mungkin bisa miliki salah satu ketujuh mutiara itu. Tetua Jian yakin Bai Wang bukan lah orang biasa.
Ia mengingat puluhan tahun lalu tentang perang besar antar Klan besar yang menguasai dataran yang memperebutkan mutiara itu, yang tak lain adalah Benih Mutiara Kekacauan di Benua Changshi. Perang besar itu membuat kacau dunia persilatan dan menyebabkan banyak pendekar hebat mati saat perebutan Benih Mutiara Kekacauan itu. Dan tiba-tiba datang seorang pendekar hebat yang tak di kenal, menghentikan perang besar itu dan mengambil Benih Mutiara Kekacauan. Dan setelah perang itu di hentikan, beberapa Klan besar itu mengetahui bahwa orang tersebut adalah seorang Patriak Klan kuno yang tersembunyi di benua Changshi.
Mendengar nama Klan kuno, beberapa Klan besar di benua Changshi akhirnya tidak berani berebut, mereka tidak ingin berurusan dengan orang tersebut. Karena menurut mereka, berurusan dengan orang Klan Kuno adalah seperti mengantarkan nyawa mereka sendiri.
Tetua Jian yang mengingat tentang perebutan Benih Mutiara Kekacauan di benua Changshi, entah kenapa ia berpikir bahwa Bai Wang adalah keturunan dari Klan Kuno karena bisa memiliki Mutiara Emas yang di yakini nya adalah Benih Mutiara Kekacauan.
Walaupun ia hanya mendengar cerita itu dan tidak tahu kenyataannya tentang perebutan Benih Mutiara Kekacauan warna apa yang di perebutkan, tapi ia menyakini bahwa Benih Mutiara Kekacauan itu adalah Benih Mutiara Kekacauan yang di miliki Bai Wang.
"Jika itu benar Benih Mutiara Kekacauan, Bai'er harus segera menyerapnya," gumamnya. Namun saat mengingat Bai Wang tidak mengatakan tentang Benih Mutiara Kekacauan itu padanya, Tetua Jian menghela nafas. Tidak mungkin dirinya bertanya lebih dulu, karena menurutnya tidaklah pantas.
"Hah....Apa boleh buat. Hanya bisa menunggu dia berkata sendiri," gumamnya dan memejamkan mata, tidur.
Sedangkan di kamar Bai Wang, Bai Wang duduk bersila menatap Benih Mutiara Kekacauan Emas yang melayang di depannya. Menatapnya sambil memegang dagu, berpikir.
"Kenapa bola kecil ini bisa masuk dalam lautan Jiwa ku? Sebenarnya bola apa ini?" gumamnya masih menatap. "Apa aku harus bertanya dengan guru? Mungkin guru mengetahui bola emas apa ini,"
.
.
.
Keesokan paginya, Bai Wang bangun pagi dan berkultivasi di halaman. Tetua Jian yang baru bangun dan melihat Bai Wang sedang berkultivasi duduk di kursi goyang, memperhatikan. Namun cukup lama Bai Wang berkultivasi, tidak ada hasil sedikit pun. Seolah tubuhnya tidak bisa menyerap aura alam.
"Hah, kenapa setiap kali berkultivasi untuk meningkatkan kekuatan selalu gagal? Padahal sudah membangunkan Jiwa Beladiri, tapi tetao saja," gumamnya dengan lesu.
Tentu Jian yang melihat tubuh Bai Wang tidak bisa menerima hasil kultivasi mengambil kayu dan berjalan mendekati Bai Wang, memukul tubuh itu dengan keras.
"Argh!!! Guru apa yang anda lakukan?" teriaknya mencoba menghalangi gurunya memukul.
Tetua Jian tidak memperdulikan, ia terus memukul tanpa henti. Bai Wang yang merasakan terus memohon ampun, tidak tahu apa kesalahannya hingga membuat gurunya memukulnya.
"Guru, kenapa____" belum selesai Bai Wang berbicara, Tetua Jian lebih keras memukul tubuh Bai Wang.
"Diam!" bentaknya agar membuat Bai Wang diam, menerima pukulannya.
Namun, karena pukulan itu terus melayang ke tubuhnya, dan Tetua Jian tidak memperdulikan rasa sakit yang di alaminya, Bai Wang pun akhirnya pasrah menerima pukulan itu tanpa tahu kesalahannya.
Bugh....
Bugh....
Bugh....
Lima belas menit berlalu. Dan melihat Bai Wang sudah tidak bisa menahan pukulannya lagi, Tetua Jian pun akhirnya menghentikannya.
"Untuk hari ini cukup. Dan setelah ini setiap pagi kamu harus menerima pukulan dari guru mu ini selama setengah jam. Dan kamu harus kuat. Jika kamu tidak kuat, aku akan mengirim mu ke Hutan Zamrud." ucapnya membuat Bai Wang tidak mengerti. Hutan Zamrud? Hutan apa itu, pikirnya.
Namun untuk bertanya, Bai Wang sudah tidak sanggup. Tubuhnya terasa lemas karena pukulan dari gurunya, dan akhirnya ia pun pingsan. Tetua Jian yang melihat menghela napas melihat muridnya yang lemah. Dan setelah itu Tetua Jian langsung membawa Bai Wang ke tempat pemandian, melepas semua pakaian dan memasukkan nya kedalam bak mandi yang telah di beri ramuan penyembuh dan penguat tulang.
Tetua Jian melakukan itu untuk menempa tubuh Bai Wang agar menjadi kuat. Kelak saat Bai Wang berhadapan dengan musuh yang lebih kuat, tubuhnya akan mampu melawan dan bertahan. Tetua Jian melakukan semua itu untuk kebaikan Bai Wang. Ia ingin Bai Wang menjadi murid seperti yang di inginkan nya, agar kelak Bai Wang bisa melakukan suatu hal yang akan terjadi tentang dunia.
Namun semua itu pastinya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi asalkan Bai Wang tidak pantang menyerah, ia akan terus membimbing hingga suatu saat Bai Wang bisa melakukan hal tersebut.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
algore
joz
2022-11-02
2
algore
jos
2022-11-02
1
Aqilla Falisha
semoga konsisten up nya thor..
mkasih..
2022-11-02
5