Tubuh Bai Wang yang di aliri kekuatan spiritual terasa hangat. Ia pun memfokuskan pikirannya mencoba masuk ke Lautan Jiwanya mencari keberadaan Jiwa Beladirinya.
Setelah masuk ke dalam Lautan jiwanya, ia melihat pusaran lautan berwarna emas yang sangat besar. Di tengah-tengah pusaran itu ada sebuah pedang berkarat yang berdiri mengambang. Bai Wang yang melihat mengerutkan kening, berjalan ke arah pusaran itu sambil matanya melihat ke arah tengah pusaran yang terdapat pedang berkarat.
"Apakah ini lautan jiwa ku? Lalu pedang itu, mungkinkah___?"
Bai Wang terus maju. Namun saat sampai di pinggir pusaran emas itu ia berhenti, bingung. Bagaimana caranya ia menyebrangi pusaran emas itu. Tapi tiba-tiba ada sebuah kekuatan spiritual masuk kedalam tubuhnya, kekuatan itu adalah kekuatan spiritual yang berikan oleh Tetua Jian.
Merasakan kekuatan yang deras mengalir ke dalam tubuhnya, Bai Wang pun dengan percaya diri melangkah kan kakinya ke dalam pusaran emas itu. Namun saat kakinya menyentuh pusaran, tubuhnya tertarik dan terseret oleh pusaran itu.
Argh!!!!
Teriaknya tidak bisa menghentikan tubuhnya. Ia terus terbawa pusaran arus emas.
"Guru....tolong aku," teriaknya meminta tolong, namun tidak bisa di dengar oleh Tetu Jian, karena Tetua Jian ada di dunia nyata sedangkan Bai Wang yang ada di pusaran emas itu adalah bentuk pikirannya.
Tetua Jian, terus menyalurkan kekuatan spiritualnya. Sedangkan Bai Wang yang bodoh malah tidak menggunakan kekuatan yang di salurkan, ia seolah pasrah terbawa pusaran emas itu.
Argh!!!
Teriaknya terseret. Namun saat dirinya seperti akan tenggelam, tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan cahaya emas. Muncul sebuah bola kecil dari tubuhnya, melayang di udara dan membawa tubuhnya terangkat, mengikuti bola kecil itu.
Bai Wang yang merasakan tubuhnya melayang, menatap bola kecil yang memancarkan cahaya emas itu. Keningnya berkerut, memikirkan bola apa itu.
"Apa itu? Kenapa bisa muncul di Lautan jiwa ku?" gumamnya bingung.
Perlahan ia menggerakkan tubuhnya dan mendekati bola cahaya itu. Namun saat tangannya ingin menggapai, bola kecil bercahaya itu malah menghindar. Ia kembali menggapainya, tapi lagi-lagi bola itu menghindarinya. Melihat bola itu selalu bergerak, menghindarinya Bai Wang semakin bingung.
"Apa yang terjadi? Kenapa bola kecil itu menghindari ku?"
Bai Wang mencoba mengejar bola itu, tapi bola kecil bercahaya itu terus menerus menghindari nya. Bai Wang sungguh sangat kesal, seolah dirinya di permainkan oleh bola itu.
"Sialan! Kau itu sebenarnya apa?" umpatnya dengan kelelahan karena mengejar bola kecil itu, namun sama sekali tidak di dapatkannya. Bahkan menyentuhnya saja ia tidak bisa.
Bai Wang menghela nafas, setelah itu mengabaikan bola kecil dan terbang ke arah pedang karatan yang melayang.
Bai Wang menatap pedang itu dengan alis saling bertaut. "Mungkinkah ini Jiwa Beladiri ku?" batinnya seakan tidak percaya. Jika memang kenyataan nya itu adalah Jiwa Beladiri nya, bukankah itu sangat tidak berguna. Pedang itu tertutup karat, bahkan bentuk dari kilauan pedang saja tidak terlihat. Hah, Bai Wang menghela nafas, berpikir bahwa dirinya benar-benar tidak berguna.
Tapi saat memikirkan dirinya benar-benar tidak berguna dan jiwa beladirinya sampah, bola kecil berkilau emas itu melesat ke arahnya. Bai Wang yang melihat bertambah kesal. Sudah moodnya tidak baik karena melihat pedang berkarat itu, kini di tambah lagi dengan bola kecil yang menyebalkan.
"Mau apa lagi kau? Pergi sana! Aku tidak menginginkan mu lagi," kesalnya mengusir. Namun seolah tahu apa yang di katakan Bai Wang, bola kecil itu malah mendekat.
Bai Wang yang melihat diam, namun dalam hati ia tersenyum menyeringai. "Mungkin tadi aku tidak menginginkan mu lagi. Tapi sekarang aku akan menangkap mu."
Tangan Bai Wang perlahan bergerak dan dengan cepat menangkap bola kecil itu. Namun lagi-lagi Bai Wang tidak bisa mendapatkannya.
Argh!
Bai Wang mengusap rambutnya, merasa frustasi.
"Jika kamu tidak ingin aku pegang, pergi sana jauh-jauh!" ucapnya kembali kesal.
Bai Wang pun akhirnya tidak memperdulikan Bola kecil itu yang kembali mendekatinya, ia hanya meliriknya saja tanpa menghiraukan. "Rasain kamu. Kamu pikir aku akan tertarik lagi dengan mu, tidak akan," batinnya dengan mata mengikuti bola kecil itu yang terbang kesana sini.
Sedangkan di luar alam pikirannya, Tetua Jian masih terus mengalirkan kekuatan spiritualnya. Namun cukup lama dan Bai Wang tidak menampakkan jiwa beladirinya, Tetua Jian mengerutkan kening, berpikir apakah Bai Wang baik-baik saja.
"Kenapa sampai selama ini?" batinnya masih terus mengalirkan kekuatannya.
Sedangkan di Lautan Jiwa Bai Wang, Bai Wang kini fokus pada pedang berkarat yang ada di hadapannya. Jika pun memang benar Pedang itu adalah jiwa beladirinya, maka ia akan tetap menerimanya menjadi takdirnya. Walaupun dirinya nanti akan di kata sampah selamanya dan jiwa beladirinya di bilang tidak berguna, ia tidak akan memperdulikannya. Ia akan berusaha untuk menjadi kuat dengan cara yang lain.
Tangannya perlahan bergerak ke arah pedang, dengan pandangan fokus.
Grep...
Kedua tangannya memegang gagang pedang berkarat itu.
Wuuus....
Angin berhembus sangat kuat hingga membuat Bai Wang memejamkan mata. Dan setelah hembusan angin itu menghilang, Bai Wang kembali menatap pedang berkarat. Perlahan tangannya mencoba mengambil pedang itu. Namun siapa sangka, pedang yang ia kira mudah di ambil ternyata sangat sudah dan berat.
Uh......
Bai Wang dengan sekuat tenaga menarik pedang berdiri itu. Ia terus menarik, menarik dan menarik.
"Kenapa pedang ini tidak bisa di tarik?" ucapnya dengan sekuat tenaga mencoba menarik.
Uh.....
"Sialan!" umpatnya benar-benar kesal.
Sedangkan Tetua Jian yang kini masih mengalirkan kekuatan spiritualnya semakin fokus, apalagi saat melihat tubuh Bai Wang bergetar. Seolah menandakan Bai Wang sedang berusaha akan suatu hal.
"Semoga saja dia bisa membangkitkan Jiwa Beladirinya," batinnya menambah kekuatan spiritual.
Bai Wang yang masih berusaha mengambil pedang itu mencoba mengeluarkan semua kekuatannya, menarik pedang itu dengan sekuat tenaga.
Uh.....
Urat di tangan dan lehernya menonjol keluar saat dirinya sekuat tenaga menariknya.
Argh!!!
Tarik nya dengan kuat dan perlahan pedang itu bergerak.
Wuuus.....
Angin kembali berhembus dengan kencang, menerpa tubuhnya hingga membuat rambut panjangnya terombang-ambing. Ia tidak menyerah, masih tetap berusaha menariknya lagi. Dan cukup lama ia berusaha, akhirnya pedang itu pun berhasil di tariknya dan kini berada dalam genggamannya.
Pedang berkarat yang membuat Bai Wang harus menghabiskan semua tenanganya, kini benar-benar sudah ada dalam genggamannya. Bai Wang menatapnya dengan diam, sungguh pedang yang sangat buruk, pikirnya. Tiba-tiba saat menatap pedang itu, ia mendengar suara bergemuruh di dalam pusaran emas. Pusaran emas itu bergerak semakin cepat, dengan angin yang sangat kencang. Dan perlahan kumpulan serbuk emas dalam pusaran terangkat, berkumpul dan bergerak ke arah pedang yang di pegang Bai Wang.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Bunda Sasa
lanjut kak
2022-10-31
5
algore
joz
2022-10-30
1
algore
jos
2022-10-30
1