Bab 09. Mutiara Emas

Serbuk-serbuk emas melayang ke udara membuat jalur menuju pedang yang saat ini di pegang oleh Bai Wang. Bai Wang yang melihat hanya menautkan kedua alisnya, bingung dengan apa yang di lihatnya.

Bai Wang terus melihat serbuk-serbuk emas itu yang perlahan mendekatinya, mengitari tubuhnya dan perlahan berkumpul mengelilingi dirinya dan pedang berkarat.

Cahaya yang di hasilnya dari serbuk emas membuat terang di sekelilingnya, dan perlahan serbuk emas di serap oleh pedang berkarat. Bai Wang yang melihat hanya diam, menatap dengan pandangan penuh tanya. Sebenarnya apa yang terjadi? Dan Tak hanya pedang berkarat saja yang menyerap, bola kecil berwarna emas juga menyerap serbuk emas itu.

Setelah cukup lama keduanya menyerap serbuk emas yang mengelilingi Bai Wang, keduanya pun berhenti sampai serbuk emas itu habis tanpa sisa. Bai Wang yang melihat serbuk emas telah hilang, menatap pedang berkarat dan bola kecil itu dengan kening berkerut. Tidak ada perubahan sama sekali. Pedang itu tetap berkarat dan bola kecil aneh itu tetap saja seperti itu. Bai Wang menyentuh dagunya, berpikir sambil menatap pedang berkarat.

"Kenapa tidak ada perubahan?" gumamnya menatap dengan sungguh-sungguh. "Sungguh aneh."

Bai Wang tidak ingin memikirkan lagi, berguna atau tidak nya ia akan tetap menerima. Karena memang itu lah Jiwa Beladirinya, Pedang Berkarat.

Di dunia nyata, Bai Wang yang berhasil mengambil pedang berkarat di tengah-tengah pusaran emas, kini pedang berkarat itu muncul di atas kepala Bai Wang. Tetua Jian Yang melihat Jiwa Beladiri Bai Wang telah bangkit langsung berhenti menyalurkan kekuatan spiritualnya.

Tetua Jian berdiri, menatap Bai Wang dan pedang itu. Benar-benar pedang yang menghalanginya saat memasuki lautan jiwa. Tetua Jian berpikir, entah kenapa ia merasa jiwa beladiri Bai Wang bukanlah pedang sembarangan. Walaupun bentuk nya yang sangat buruk, ia merasa pedang itu menyimpan kekuatan yang besar. Tetua Jian mencoba melihat pedang itu, untuk memastikan apakah benar-benar seperti yang di rasakan nya. Namun saat ingin melihat, pedang itu seakan membentengi dan tidak mengizinkan olah lain memasuki dunianya. Seolah pedang itu memiliki jiwanya sendiri.

Tetua Jian yang melihat akhirnya tidak melanjutkan, ia menunggu sampai Bai Wang membuka mata. Dan tak lama menunggu Bai Wang pun akhirnya membuka mata, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan pelan.

Pertama yang di lihatnya adalah gurunya, duduk di gubuk, menyandarkan tubuh sambil menikmati arak dalam botol.

"Guru," panggil Bai Wang.

Tetua Jian, mengangguk. Setelah itu berkata. "Akhirnya kamu bisa membangunkan jiwa beladiri mu,"

Bai Wang yang mendengar mendongak, menatap Jiwa Beladirinya, sebuah pedang yang berkarat berdiri tepat di atas kepalanya. Melihat itu Bai Wang menghela nafas. Entah kenapa setelah membangkitkan Jiwa Beladirinya ia nampak tidak semangat, mungkin karena jiwa beladirinya itu nampak usah dan jelek. Dan ia menganggap pasti sangat-sangat tidak berguna.

Hah....

Tetua Jian yang melihat, menaikkan sebelah alisnya melihat Bai Wang yang sepertinya tidak semangat.

"Ada apa? Kenapa wajah mu di tekuk seperti itu?"

"Tidak ada apa-apa?" jawabnya lesu.

Tahu jika Bai Wang pasti kecewa dengan jiwa beladirinya, Tetua Jian melempar botol arak di kepala Bai Wang.

Bugh,

"Aduh!" usapnya di kepala. "Guru kenapa melempar ku dengan botol?"

"Wajah mu sangat jelek seperti itu, tidak pantas seorang pria memiliki wajah lesu. Seharusnya kamu semangat dan senang karena bisa membangkitkan jiwa beladiri mu. Bukanlah selama ini kamu ingin membangunkan jiwa beladiri mu? Lalu setelah berhasil membangunkannya kenapa malah tidak semangat?"

Bai Wang yang mendengar semakin lesu dan tidak bersemangat. "Guru, apa kamu tidak melihat seperti apa jiwa beladiri ku?"

"Lihat! Memangnya kenapa? Apa yang salah dengan jiwa beladiri mu?"

"Jiwa beladiri ku sungguh buruk. Sudah berkarat tidak ada warna cincin satu pun di pedang itu," ucapnya benar-benar frustasi.

Tetua Jian Yang mendengar, melempar kembali bolot arak kosong. Membuat Bai Wang kembali mengaduh.

"Guru, kenapa melempari ku lagi?"

"Itu karena kamu bodoh," kesalnya karena ternyata murid yang di angkat nya benar-benar bodoh.

"Kenapa mengatai ku bodoh? Guru saja belum tahu aku ini bodoh atau tidak," jelasnya membantah.

"Sudah jelas kamu itu bodoh. Jika kamu tidak bodoh, seharusnya kamu tahu, tidak mungkin setelah membangunkan jiwa beladiri memilik cincin berwarna," kesalnya membuat Bai Wang diam, berpikir. Lama berpikir, Bai Wang cengengesan karena yang di bilang gurunya memang benar. Tidak mungkin jiwa beladirinya memiliki cincin berwarna, karena dirinya saja belum berlatih sama sekali.

"Hehehe.....iya ya," ucapnya dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi_____,"

Tetua Jian yang mendengar kata 'tapi' dari mulut Bai Wang langsung menatapnya dengan tajam. Bai Wang yang melihat langsung diam.

"Maaf guru."

Tetua Jian menghela nafas mengontrol emosinya. "Dengar Wang'er. Apapun bentuk jiwa beladiri mu, kamu harus menerimanya. Entah itu berguna atau tidak semuanya tergantung dari mu. Asal kamu mau berusaha dan tidak menyerah, jiwa beladiri yang tidak berguna pun bisa menjadi berguna asalkan pemiliknya terus mengasahnya hingga menjadi kuat dan berguna."

Bai Wang yang mendengar diam, mencerna apa yang di katakan gurunya. Memang benar, asalkan dia berusaha dan pantang menyerah, pedang berkaratnya suatu saat pasti akan berguna dan mungkin saja akan menggemparkan seluruh dunia.

Bai Wang menatap pedangnya membawanya di hadapannya dengan pikirannya, menatapnya dengan tatapan pasti. "Ya, aku tidak boleh menyerah. Walaupun pedang ini berkarat, jelek dan mungkin saja tidak berguna, aku harus semangat, berlatih dengan sungguh-sungguh, mengasahnya hingga membuat pedang ini bersinar," ucapnya dengan semangat. "Bai Wang memegang pedang berkarat, mengelusnya dan tersenyum. "Ku harap kau memang bisa berguna," gumamnya.

Namun saat mengelus pedang berkarat, ia merasakan sesuatu di dadanya, terasa bergerak-gerak. Bai Wang meraba dan mengambilnya dari balik bajunya, Mutiara Emas yang di tinggalkan oleh ibunya untuknya.

Saat memegang Mutiara Emas itu, tiba-tiba Mutiara Emas itu melayang di udara. Bai Wang yang melihat mengerutkan kening, seperti tidak asing.

"Kenapa mutiara pemberian ibu seperti bola kecil yang ada di Lautan Jiwa ku?" pikirnya dengan alis saling bertaut.

Lama berpikir akhirnya pemikirannya benar, bahwa Mutiara Emas itu adalah bola kecil di Lautan Jiwa nya

"Aaaaa.....Kau!!!!

Tetua Jian yang mendengar teriakan Bai Wang tentu saja terkejut, ia langsung melihat ke arah Bai Wang. Dan ternyata di lihatnya ada Bola kecil berwarna emas melayang di udara.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

algore

algore

joz

2022-11-01

3

algore

algore

jos

2022-11-01

1

Bunda Sasa

Bunda Sasa

Lanjut kak👍

2022-10-31

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Musnahnya Keluarga Bai
2 Bab 02. Menuju Kekaisaran Xing
3 Bab 03. Qian Xue
4 Bab 04, Murid Xuanlun
5 Bab 05, Pengujian
6 Bab 06, Membuat Tantangan.
7 Bab 07. Penolakan Lautan Jiwa Bai Wang.
8 Bab 08, Pedang Berkarat
9 Bab 09. Mutiara Emas
10 Bab 10. Penempa'an Tubuh.
11 Bab 11. Cairan Spiritual
12 Bab 12. Perubahan Pedang Berkarat
13 Bab 13. Jiwa Pedang Berkarat.
14 Bab 14, Benih Mutiara Kekacauan Emas
15 Bab 15, Arena Fengyun
16 Bab 16, Kemenangan Bai Wang
17 Bab 17, Kepergian Bai Wang
18 Bab 18. Pemuda Asing, Lin Zhan
19 Bab 19. Raja Laba-Laba Ungu.
20 Bab 20, Pertarungan Dengan Laba-Laba Ungu
21 Bab 21. Laba-Laba Ungu VS Bai Wang
22 Bab 22, Datang Seorang Penolong
23 Bab 23, Rumor Retakan Kehampaan Dunia Lain.
24 Bab 24, Kaisar Iblis Long Yu
25 Bab 25, Perintah Guru Bai Wang.
26 Bab 26, Kelompok Kelelawar Darah.
27 Bab 27, Mata Jiwa
28 Bab 28, Bai Wang VS Lao Shan
29 Bab 29, Perubahan Bai Wang dalam Bentuk Dewa Yama.
30 Bab 30, Kekalahan Lao Shan
31 Bab 31, Pegunungan Batu
32 Bab 32, Serigala Darah Tingkat 6
33 Bab 33, Hutan Zamrud.
34 Bab 34, Teratai Api
35 Bab 35, Telur Emas
36 Bab 36, Naga Thimendra
37 Bab 37, Raja Kera Api dan Singa Emas Berkepala Dua
38 Bab 38, Getah Suci
39 Bab 39, Formasi Merah
40 Bab 40, Lembah Api
41 Bab 41, Penunggu Lembah Api
42 Bab 42, Piton Api Bermata Tiga
43 Bab 43, Di Telan Piton Api
44 Bab 44, Kristal Api
45 Bab 45, Ujian Dua Pemuda Di Dalam Formasi Merah.
46 Bab 46, Api Phoenix
47 Bab 47, Kemarahan Piton Api
48 Bab 48, Kemenangan Bai Wang VS Piton Api
49 Bab 49, Mimpi Bai Wang
50 Bab 50, Menyerap Mutiara Api Milik Piton Api
51 Bab 51, Pecahan Batu Merah.
52 Bab 52, Menara Iblis
53 Bab 53, Ratu Kalajengking, Hai Rong
54 Bab 54, Menginginkan Bai Wang
55 Bab 55, Tekanan Pendekar Agung Tingkat 6
56 Bab 56, Menginginkan Tubuh Bai Wang
57 Bab 57, Bai Wang melawan Ratu Kalajengking
58 Bab 58, Berusaha Sekuat Tenaga
59 Bab 59, Tebasan Seribu Ayunan
60 Bab 60, Berhasil Lolos Dari Maut
61 Bab 61, Pergerakan Pecahan Batu Merah.
62 Bab 62, Pecahan Batu Merah Lainnya
63 Bab 63, Masuk Dalam Ruang Batu Merah
64 Bab 64, Dunia Kecil Di Dalam Batu Merah
65 Bab 65, Inti Sari Bunga Teratai Api Keabadian
66 Bab 66, Bertemu Kembali Dengan Ratu Hai Rong.
67 Bab 67, Singa Bersayap
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 01. Musnahnya Keluarga Bai
2
Bab 02. Menuju Kekaisaran Xing
3
Bab 03. Qian Xue
4
Bab 04, Murid Xuanlun
5
Bab 05, Pengujian
6
Bab 06, Membuat Tantangan.
7
Bab 07. Penolakan Lautan Jiwa Bai Wang.
8
Bab 08, Pedang Berkarat
9
Bab 09. Mutiara Emas
10
Bab 10. Penempa'an Tubuh.
11
Bab 11. Cairan Spiritual
12
Bab 12. Perubahan Pedang Berkarat
13
Bab 13. Jiwa Pedang Berkarat.
14
Bab 14, Benih Mutiara Kekacauan Emas
15
Bab 15, Arena Fengyun
16
Bab 16, Kemenangan Bai Wang
17
Bab 17, Kepergian Bai Wang
18
Bab 18. Pemuda Asing, Lin Zhan
19
Bab 19. Raja Laba-Laba Ungu.
20
Bab 20, Pertarungan Dengan Laba-Laba Ungu
21
Bab 21. Laba-Laba Ungu VS Bai Wang
22
Bab 22, Datang Seorang Penolong
23
Bab 23, Rumor Retakan Kehampaan Dunia Lain.
24
Bab 24, Kaisar Iblis Long Yu
25
Bab 25, Perintah Guru Bai Wang.
26
Bab 26, Kelompok Kelelawar Darah.
27
Bab 27, Mata Jiwa
28
Bab 28, Bai Wang VS Lao Shan
29
Bab 29, Perubahan Bai Wang dalam Bentuk Dewa Yama.
30
Bab 30, Kekalahan Lao Shan
31
Bab 31, Pegunungan Batu
32
Bab 32, Serigala Darah Tingkat 6
33
Bab 33, Hutan Zamrud.
34
Bab 34, Teratai Api
35
Bab 35, Telur Emas
36
Bab 36, Naga Thimendra
37
Bab 37, Raja Kera Api dan Singa Emas Berkepala Dua
38
Bab 38, Getah Suci
39
Bab 39, Formasi Merah
40
Bab 40, Lembah Api
41
Bab 41, Penunggu Lembah Api
42
Bab 42, Piton Api Bermata Tiga
43
Bab 43, Di Telan Piton Api
44
Bab 44, Kristal Api
45
Bab 45, Ujian Dua Pemuda Di Dalam Formasi Merah.
46
Bab 46, Api Phoenix
47
Bab 47, Kemarahan Piton Api
48
Bab 48, Kemenangan Bai Wang VS Piton Api
49
Bab 49, Mimpi Bai Wang
50
Bab 50, Menyerap Mutiara Api Milik Piton Api
51
Bab 51, Pecahan Batu Merah.
52
Bab 52, Menara Iblis
53
Bab 53, Ratu Kalajengking, Hai Rong
54
Bab 54, Menginginkan Bai Wang
55
Bab 55, Tekanan Pendekar Agung Tingkat 6
56
Bab 56, Menginginkan Tubuh Bai Wang
57
Bab 57, Bai Wang melawan Ratu Kalajengking
58
Bab 58, Berusaha Sekuat Tenaga
59
Bab 59, Tebasan Seribu Ayunan
60
Bab 60, Berhasil Lolos Dari Maut
61
Bab 61, Pergerakan Pecahan Batu Merah.
62
Bab 62, Pecahan Batu Merah Lainnya
63
Bab 63, Masuk Dalam Ruang Batu Merah
64
Bab 64, Dunia Kecil Di Dalam Batu Merah
65
Bab 65, Inti Sari Bunga Teratai Api Keabadian
66
Bab 66, Bertemu Kembali Dengan Ratu Hai Rong.
67
Bab 67, Singa Bersayap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!