Setelah sadar dari pingsan nya, Bai Wang melihat dirinya yang ternyata sedang berendam di dalam air. Huh, Bai Wang menghela nafas dan bergumam. "Guru sungguh kejam. Bagaimana bisa dia menyiksa ku seperti itu? Sungguh tidak berperasaan."
Mengingat gurunya memukuli nya, Bai Wang bergidik ngeri. Ia seakan melupakan sesuatu, sesuatu perkataan gurunya. Dengan kening berkerut, berpikir tentang apa yang di katakan gurunya, tiba-tiba Bai Wang berteriak. Ingat apa yang di katakan gurunya.
"Mati aku! Dia meminta ku setiap pagi harus menerima pukulannya," gumamnya bergidik, membayangkan wajah kejam gurunya yang memukulinya.
Bai Wang menggelengkan kepala mengusir bayangan itu dari pikirannya. "Tidak! Jika itu terjadi aku akan mati," gumamnya dan langsung bangkit, memakai pakaiannya dan keluar dari kamar.
Namun saat dirinya baru membuka pintu, ia langsung di suguhi wajah gurunya yang sekarang ini seperti menyeramkan.
Glek...
Bai Wang menelan ludah dengan kasar, "Kenapa guru ada di depan kamar ku?" batinnya dengan mata menatap.
Tetua Jian yang melihat Bai Wang seperti ketakutan dengan memukul kepala murid nya itu. "Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanyanya membuat Bai Wang membuang muka, bingung mau menjawab apa. Tidak mungkin dirinya mengatakan jika wajah gurunya sangat mengerikan.
Bai wang cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sekarang ikut aku," Tetua Jian menarik tangan Bai Wang dan membawanya terbang menuju suatu tempat.
Bai Wang yang tidak pernah terbang, berteriak ketakutan. Melihat ke bawah, tampak begitu tinggi. Jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya, berdetak sangat cepat.
"Aaaa....Guru aku takut," teriaknya dengan kencang. Tetua Jian yang mendengar menoleh sebentar, setelah itu mengabaikan teriakan Bai Wang yang ketakutan.
Sepanjang perjalanan nya, mulut Bai Wang tidak berhenti berteriak. Ia sungguh dangat takut, tapi gurunya yang menyeramkan itu seolah tidak peduli jika dirinya mati karena jantungan. Dan lebih sialnya lagi, gurunya dengan kejam melepaskan tangannya. Hingga membuatnya melayang sendirian di udara dan jatuh di tanah.
Bugh....
Ark....
Bai Wang jatuh tengkurap, tidak berdaya. "Benar-benar guru biadab," umpatnya dalam hati.
Tetua Jian mendaratkan tubuhnya dengan pelan, berjalan ke arah Bai Wang yang tidak lekas bangun. Dia berdiri menatap sambil meminum arak-nya. "Jika kamu masih pura-pura pingsan, aku akan melempar mu di udara dan mengirim mu ke Hutan Zamrud agar kau di makan Hewan Spirit," ancamnya dan langsung membuat Bai Wang bangun, duduk bersila menatap gurunya.
"Tidak! Aku menolak, guru. Jangan lempar lagi, aku tidak kuat. Hoek....." Muntahnya karena mual.
Tetua Jian yang melihat memutar bola matanya malas, sungguh murid bodoh pikirnya. Jika nanti Bai Wang bertambah kuat, apa dirinya akan berjalan kaki? Sungguh konyol.
"Kau harus terbiasa, tidak ada kata tidak," jawab Tetua Jian. "Ambil ini," lemparkan nya sebuah botol kecil.
Bai Wang yang melihat langsung menangkap, menatap botol kecil berwarna hijau muda itu. "Apa ini, guru?" tanyanya penasaran sambil mencium bau dari botol.
'Itu cairan spiritual untuk melancarkan aliran Qi. Kamu selama ini susah untuk berkultivasi karena aliran Qi mu tidak lancar. Maka dari itu setiap hari kamu harus meminumnya," jelasnya.
Bai Wang yang mendengar matanya berbinar. Jadi dirinya tidak bisa berkultivasi karena aliran Qi di tubuhnya tidak lancar begitu? Dan setelah meminumnya dirinya akan bisa berkultivasi dengan lancar. Oh, sungguh kebahagiaan yang tidak terkira, karena akhirnya dirinya akan menjadi pendekar tanpa tanding.
Membayangkan nya ia tertawa senang. Tetua Jian yang melihat memukul kepala Bai Wang, agar Bai Wang sadar akan khayalannya.
"Apa yang kau pikirkan? Jangan kira aku akan memberikan cairan spiritual pada mu setiap hari," ucapnya membuat Bai Wang bingung.
"Maksud nya gimana, guru. Bukankah guru ingin aku menjadi kuat. Lalu jika guru tidak memberikan cairan spiritual untuk ku, bagaimana aku melancarkan Qi ku yang masih kacau ini?"
"Kamu harus membelinya sendiri. Guru mu ini tidak kaya, jadi jangan meminta ku," jawab Tetua Jian.
Bai Wang yang mendengar langsung lemas. Bagaimana caranya membeli, uang saja tidak punya. Membayangkan dirinya yang miskin, ia sungguh tidak bersemangat.
"Guru saja tidak kaya, apalagi muridnya. Pasti sangat miskin," gumamnya membuat Tetua Jian hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Cepat minum, jangan buat guru mu ini berubah pikiran dan mengambil cairan itu lagi untuk ku jual dan ku belikan arak," ucapnya dan langsung membuat Bai Wang meminumnya dalam sekali teguk.
Uhuk...Uhuk...
Batuknya karena terburu-buru takut gurunya berubah pikiran. Tetua Jian yang melihat bergumam dengan kelakuan murid nya, "Dasar bodoh."
"Duduklah dengan benar, dan serap cairan spiritual itu. Salurkan ke seluruh Dentian mu," perintah nya dan langsung di lakukan Bai Wang.
Bai Wang memejamkan mata, menyalurkan kekuatan cairan spiritual yang mulai masuk dalam tubuhnya. Rasa hangat menjalar di tubuh, memasuki Dentian nya. Dan cukup lama menyerap, sebuah kekuatan meledak dalam tubuh Bai Wang.
Wuuus....
Jiwa beladiri Bai Wang muncul di depannya. berputar dengan di kelilingi satu cincin berwarna putih. Yang menandakan Bai Wang naik tingkat walaupun sedikit. Jiwa beladiri pendekar perunggu tingkat 1.
Melihat itu, Tetua Jian hanya diam. Tidak ada yang perlu di banggakan. Walaupun sudah naik tingkat, tapi itu terlalu lemah. Dan sangat jauh dari keinginannya nya.
Bai Wang yang merasakan ledakan dari tubuhnya, membuka mata. Ia sungguh senang karena akhirnya dia sekarang menjadi seorang pendekar, yah walaupun hanya pendekar perunggu tingkat 1.
Bai Wang langsung menceritakan kepada gurunya bahwa dirinya naik tingkat dan menjadi pendekar perunggu. Tetua Jian yang mendengar hanya menanggapi dengan kata 'Hm' saja. Dan Bai Wang sudah sangat senang. Namun saat mengingat dirinya memerlukan cairan spiritual lagi untuk melancarkan Qi nya yang belum lancar, ia kembali lemas.
"Ada apa lagi? Bukankah kamu tadi sangat bahagia? Kenapa sekarang menjadi tidak bersemangat?"
"Aku mengingat kata yang guru ucapkan tentang mencari sendiri cairan spiritual. Kemana aku harus mencarinya?"
Plak...
"Kamu itu kenapa bodoh sekali. Aku tidak meminta mu mencari, tapi membeli. Kalau kamu mencari, kamu pikir di semak belukar ada cairan itu?" kesalnya dengan pikiran Bai Wang.
"Eh iya ya. Tapi ___! Dari mana aku mendapatkan uangnya untuk membeli guru?" tanyanya dengan frustasi.
"Itu urusan mu. Jangan tanya aku." jawabnya dan melempar sebuah gulungan jurus berwarna putih, "Ambil itu dan pelajari. Aku mau tidur," ucapnya malas mengajari Bai Wang.
• Gulungan berwarna putih merupakan sebuah jurus level rendah.
• Gulungan berwarna hitam merupakan sebuah jurus level sedang.
• Gulungan berwarna kuning merupakan sebuah jurus level menengah
• Gulungan berwarna merah merupakan sebuah jurus level tinggi.
Bai Wang yang mendapatkan gulungan jurus level rendah protes. Ia ingin mendapatkan jurus level tinggi agar secepatnya menjadi kuat. Namun Tetua Jian yang mendengar protes panjang Bai Wang menjadi geram. Dengan cepat ia mengibaskan tangannya, membuat Bai Wang terbang melayang di udara.
Aaaaa......
Teriak Bai Wang di angkasa.
"Dasar murid tidak tahu diri," kesalnya dan memejamkan mata, tidur. Malas memperdulikan Bai Wang.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Alfians Pasalbessy
lanjut
2022-11-02
3
algore
joz
2022-11-02
1
algore
jos
2022-11-02
1