Menjadi seorang ibu dimulai sejak janin mulai tumbuh di dalam sebuah kantong yang bernama rahim. Menjadi seorang ibu dimulai sejak kali pertama mendapati kabar positif dan kemudian menikmati proses demi proses hingga kehamilan kian bertambah bulan hingga akhirnya melahirkan buah hati. Sebagian orang mengira bahwa menjadi ibu dimulai ketika melahirkan si buah hati, tetapi itu adalah salah. Sebab ada masa prenatal, masa sebelum janin benar-benar lahir dan masa di mana seorang wanita merasakan kehidupan baru yang terus tumbuh dalam rahimnya.
Ervita pun menyadari bahwa kendati janinnya masih berada di dalam rahim, tetapi petualangannya menjadi seorang ibu sudah di mulai. Hari pertama dia mendapati kabar bahwa dirinya positif, saat itu masa prenatal berlaku dan Ervita siap atau tidak siap harus menjadi seorang ibu.
"Kamu semakin besar di dalam rahim Ibu ya Nak ... yang penting kita bisa bekerja sama ya Nak ... karena Ibu harus terus bekerja, supaya ibu bisa mengumpulkan banyak uang untuk kamu," gumam Ervita dengan lirih sembari mengusapi kertas persegi hasil USG 2D dimensi di sana.
"Salah satu alasan Ibu bisa kuat karena kamu Nak ... salah satu alasan Ibu untuk tidak menyerah adalah kamu. Walau di dalam hidup ini, Ibu akan menjadi seorang Ibu tunggal, tapi Ibu akan melakukannya demi kamu."
Usai banyak berbicara sendiri dengan buah hatinya. Ervita pun terlelap ke dalam alam mimpi. Biarlah hari ini dia akan terlelap dinaungi malam yang gelap, dan keesokan harinya, Ervita akan kembali menyambut pagi dan mengais rezeki.
***
Sementara itu di Kota Solo ....
Hari ini agaknya Firhan merasakan tubuhnya yang kurang sehat. Pria itu bangun dengan merasakan mual di perutnya. Sehingga Firhan pun berlari ke kamar mandi dan segera memuntahkan isi perutnya.
Hoek ... hoeek ...
Keringat dingin pun mengucur begitu saja dari kening dan tubuh Firhan. Pria itu tampak membilas mulut dan wajahnya dengan air dari keran, dan kemudian menghela nafas.
"Aku kenapa sih? Padahal kemarin aku sehat-sehat saja. Mungkinkah aku masuk angin?"
Firhan berbicara dalam hati, dan mengusap wajahnya secara kasar. Pemuda itu berpikir mungkin saja dirinya salah makan atau apa, bagaimana mungkin bisa muntah dan mual seperti ini.
Suara Firhan yang muntah pun ternyata didengar juga oleh Ibunya, sehingga Bu Yeni pun segera menggedor pintu kamar mandi yang ada di dalam rumahnya.
"Han, ada apa Han?" tanya Bu Yeni karena memang panik mendengar orang yang muntah-muntah.
"Tidak apa-apa, Bu ... mungkin Firhan hanya masuk angin," jawabnya.
Setelahnya Firhan keluar dari kamar mandi dengan tubuhnya terasa lemas dan keringat dingin yang masih keluar dari pori-pori kulitnya. Bu Yeni pun juga tampak bingung melihat Firhan yang lemas dan wajahnya terlihat pucat.
"Kenapa, bukannya semalam saja baik-baik saja?" tanya Bu Yeni lagi.
"Mungkin masuk angin Bu. Minta tolong kerokin Firhan bisa Bu?" pintanya kepada ibunya itu.
"Boleh ... yuk, ibu kerokin," balas Bu Yeni.
Di ruang tamu, kemudian Firhan melepas kaos yang dia kenakan, dan Bu Yeni duduk di belakangnya, mengoleskan minyak kayu putih di punggung Firhan dan mengeroknya dengan uang koin Rp.1000,- yang tidak bergerigi, sehingga tidak begitu sakit di kulit.
Baru beberapa kali kerokan rupanya punggung Firhan sudah memerah di sana. Bu Yeni pun juga bingung, apakah Firhan benar-benar masuk angin? Memang bagi sebagian orang kerokan bisa mengusir masuk angin itu adalah mitos dan tidak bisa dijelaskan kebenarannya secara medis. Akan tetapi, nyatanya banyak masyarakat yang tinggal di kota tempat Firhan tinggal sekarang ketika masuk angin harus mengeroknya dengan minyak angin dan tanda merah yang tertinggal di sana adalah bukti jika memang sedang masuk angin.
"Periksa ke Dokter saja, Han ... masak sampai merah semua kayak gini. Ibu belikan sarapan dan minum obat menolak masuk angin yah," ucap Bu Yeni.
Menyelesaikan mengeroki punggung anaknya, Bu Yeni keluar dari rumah dengan membawa piring kosong dan membelikan Firhan sarapan berupa Bubur Terik yang dijual tidak jauh dari depan rumahnya. Setelahnya Bu Yeni kembali masuk ke dalam rumah dan menyerahkan Bubur Terik dengan Tahu dan Telor ayam itu kepada Firhan.
"Sarapan dulu, Han ... ibu ambilkan obatnya dulu. Sarapan terus minum obat, biar cepat sehat."
Namun, baru saja mencium Bubur Terik yang menggunakan kuah santan itu, rupanya Firhan kembali merasakan mual yang menyeruak dari peruk dan begitu cepatnya naik ke kerongkongan hingga tenggorokannya. Hingga Firhan kembali berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya yang hanya air saja.
Hoek ... Hoeek ... Hoeek ....
Kembali Firhan merasa muntah yang begitu hebatnya, tangannya pun rasanya sampai bergetar ketika membersihkan mulutnya lagi. Matanya sampai mengeluarkan buih air mata. Tidak mengira bahwa air mata pun mengalir dengan sendirinya dari sudut matanya.
***
Selang beberapa hari berlalu ...
Firhan tampaknya masih menjadi orang yang belum sepenuhnya sehat. Pria itu mengalami kehilangan selera makan dan selalu mual tiap kali mencium bau masakan yang menyengat di indera penciumannya. Untuk sekadar ke kampus saja, Firhan juga sampai membawa air kayu putih dan tissue yang cukup banyak.
"Firhan, kamu kurang sehat yah?" tanya sahabat Firhan yaitu Wawan.
"Masuk angin gak sembuh-sembuh," balasnya.
"Kantin yuk ... makan siang," ajak Wawan lagi.
Dengan cepat Firhan menggelengkan kepalanya, "Enggak ah, mencium aroma kuah soto saja rasanya mau mual," jawabnya.
Wawan justru tertawa, menertawakan Firhan. "Ah, kamu itu kayak cewek baru hamil saja sih. Sensitif sama bau. Udah itu, badan kamu baunya minyak kaya putih. Persis kayak Mbakku yang baru hamil, sampai teler," balas Wawan.
Ucapan Wawan mengenai wanita hamil yang mual hingga teler, seketika membuat Firhan teringat kepada Ervita. Sudah hampir lima bulan berlalu, benarkah Ervita hamil sekarang? Apakah mungkin semua rasa sakit dan teler ini adalah efek dari kehamilan Ervita sekarang.
Firhan seketika tertunduk. Jika benar demikian, sampai kapan dia harus mengalami couvade syndrom layaknya perempuan yang tengah hamil itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
himawatidewi satyawira
sampe stlh lahiran
2023-11-12
0
himawatidewi satyawira
tuhkan dihujat ma reader..gegara loe jd laki pecundang, pengecut
2023-11-12
0
himawatidewi satyawira
pake garpu mak..biar brasa sampe ke hati
2023-11-12
0