Kehamilan adalah salah satu peristiwa yang mengubah hidup seorang wanita. Di mana ada kehidupan baru yang mulai bersemi di dalam rahim. Kehidupan baru yang setiap bulannya kian bertumbuh, dari embrio hingga berkembang menjadi janin. Terus bertumbuh sampai janin itu dalam keadaan lengkap dan sempurna kala tiba waktunya dilahirkan nanti.
Sama halnya dengan Ervita, kehamilannya sekarang juga mengubah hidupnya secara drastis. Malam ini, entah kemana dia akan menuju, yang pasti tak ada lagi rumah untuknya bernaung. Amarah dari Bapaknya, membuat Ervita benar-benar keluar dari rumahnya. Dengan mengendarai motor maticnya, kota Bengawan di malam hari masih ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang. Ervita melajukan sepeda motornya dan kini wanita itu termangu di area Pasar Gedhe Solo. Menatap area sekitar, Ervita tampak kebingungan kemanakah tempat yang harus dia tuju sekarang. Merasa malam bepergian juga rawan, Ervita memilih menghubungi sahabatnya terlebih dahulu. Teman SMA nya yang kini kuliah di Jogjakarta.
Dengan cepat Ervita mengambil handphonenya dan mulai menghubungi sahabatnya yang bernama Lusi itu.
Lusi
Memanggil
"Halo, Lus," sapa Ervita begitu telepon kepada sahabatnya terhubung.
"Ya, halo, Vit ... ada apa?" tanya Lusi.
"Lusi, aku butuh bantuan. Bisa enggak kamu bantuin aku," ucap Ervita kemudian.
"Ya kalau bisa aku bantu, sudah pasti aku bantu, Vit. Ada apa sih?"
"Ceritanya panjang, boleh enggak aku numpang sebentar di kostmu?" tanya Ervita kemudian.
"Jangan bercanda loh, Vit ... kan aku di Jogjakarta sekarang. Kamu mau menyusulku ke Jogjakarta?" tanya Lusi di seberang sana.
Dengan cepat Ervita pun memberikan jawabannya, "Iya, tidak apa-apa aku menyusul kamu ke Jogja. Gimana boleh enggak?" tanyanya.
"Ya sudah, penting hati-hati yah," balas Lusi.
Merasa bahwa ada pertolongan untuknya, tanpa berpikir panjang Ervita segera melajukan motor maticnya dari Solo menuju Jogjakarta. Jalan raya yang dia tempuh cukup jauh, beberapa jalan juga tidak diaspal mulus, tetapi Ervita merasa hanya sahabatnya itu yang bisa menolongnya sekarang. Dalam keadaan hamil muda, mengendarai sepeda motor di malam hari dan juga dalam keadaan risau, Ervita nekad melakukan perjalanan dari Solo menuju Jogjakarta malam itu. Hampir 2 jam perjalanan Ervita tempuh dengan mengendarai sepeda motor.
"Lusi," sapa Ervita begitu telah bertemu dengan sahabatnya itu.
"Ya ampun, Vit ... sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa kamu jauh-jauh datang ke Jogja malam-malam begini?" tanya Lusi yang tampak begitu bingung dan juga kaget melihat tas jinjing yang dibawa Ervita.
Tanpa banyak bicara Lusi mengajak Ervita untuk masuk ke dalam kostnya. Di sana Ervita dengan jujur menceritakan keadaannya sekarang ini.
"Aku diusir Bapak dari rumah, Lus," ceritanya kepada Lusi.
"Astaga, kok bisa sih Vit ... emangnya kamu ngapain?" tanya Lusi. Sebenarnya Ervita adalah seorang yang introvert, tetapi bersama sahabatnya, Ervita bisa membagi masalahnya.
"Aku hamil, Lus... aku mencoreng nama Bapak dan Ibu. Keadaanku lebih tragis karena Firhan tidak mau menikahiku," cerita Ervita dengan berurai air mata.
Bagi Ervita tidak ada lagi kisah yang lebih tragis selain kisahnya. Kehilangan mahkotanya, Firhan yang mengelak untuk bertanggung jawab, ditampar Bapaknya, dan juga terusir dari rumah. Tidak ada kisah yang lebih pilu dari kisahnya. Usianya baru 21 tahun, tetapi masalah bertubi-tubi menimpanya.
"Sabar, Vita ... jadi gimana kamu mau tinggal di Jogja apa balik lagi ke Solo?" tanya Lusi sekarang ini.
"Aku gak akan kembali lagi ke Solo, Lus. Bapak sudah marah kepadaku. Aku takut dan tidak berani menampakkan diriku di hadapan Bapak," balasnya.
Kali ini air mata Ervita tak terbendung lagi. Rasanya begitu sakit dan sesak. Namun, dia memang telah terusir dari rumah. Amarah Bapaknya benar-benar membuat Ervita takut dan tidak berani untuk pulang ke rumah.
"Di sini ada kamar kost kosong. Mau sewa gimana?" tanya Lusi.
"Berapa sebulannya?" tanya Ervita.
"Punyaku ini Rp. 700.000, sudah kamar mandi dalam. Mau gimana?" tawar Lusi.
Setelah berpikir-pikir setidaknya uang yang Ervita cukup untuk menyewa satu kamar kost. Terlebih berada dekat sahabatnya setidaknya Ervita tidak begitu merasa terasing. Lusi segera menemukan Ervita dengan Ibu kost, dan malam itu juga Ervita menempati kamar kost yang berada di lantai dua.
Di dalam kamarnya hanya saja spring bed berukuran single, tidak ada televisi, lemari berukuran kecil, kipas angin, dan kamar mandi mandi. Di dalam kamarnya, Ervita kembali menangis. Hamil muda dan terusir dari rumah benar-benar memilukan.
Biasanya Ervita merasakan aman dan damai dalam lindungan Bapak dan Ibuknya. Senyuman orang tua, petuah dan nasihat dari orang tua, masakan Ibuknya yang benar-benar lezat. Kini semua tidak akan bisa lagi Ervita dapatkan.
Wanita yang tengah hamil muda itu meringkuk kecil di springbed itu dengan air mata yang terus berderai. Perutnya juga terasa begitu kencang karena mengendarai sepeda motor dengan durasi yang begitu lama. Terlebih guncangan di jalan juga sangat riskan untuk kehamilannya yang belum diketahui memasuki minggu ke berapa.
Tangan Ervita bergerak dan mengusapi perutnya yang terasa kencang di satu sisi itu.
"Adik, ini Ibu, Adik ... maafkan Ibu karena Adik harus ikut menanggung semua ini bersama dengan Ibu. Maafkan Ibu yang membawa kamu bersepeda motor malam-malam. Bahkan ketika Adik bersemayam di dalam rahim Ibu, kita harus berjuang dan bertahan seorang diri. Apa pun yang terjadi, Ibu sayang kepada Adik. Apa pun yang terjadi Ibu akan berusaha memeriksakan Adik dan melahirkan Adik. Semua akan Ibu lakukan untuk Adik. Memang Ibu yang berdosa karena pacaran kelewat batas, tetapi Ibu percaya kehadiran kamu di dalam rahim Ibu sudah Tuhan takdirkan sebelumnya. Temani Ibu ya, Dik ... denganmu dan hanya untukmu, Ibu akan selalu kuat. Ibu sayang Adik."
Ervita sepenuhnya menyadari tindakannya bersama Firhan adalah dosa tak tak termaafkan. Namun, Ervita sekali-kali tidak akan menggugurkan bayinya. Bayi di dalam kandungannya sama sekali tidak bersalah. Ervita akan terus berjuang dan berusaha, menjadi Ibu tunggal bagi bayinya, menjadi sosok Ibu sekaligus Bapak untuk bayinya.
"Bahkan sejak kamu di dalam kandungan, sudah banyak kemalangan yang menimpa kita. Kuatkan Ibu ya Dik, kita sama-sama menguatkan satu sama lain. Ibu sayang Adik ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Louisa Janis
Tetap Kuat dan Semangat Vita hadapi hidupmu selanjutnya dengan Iman Percaya kamu juga anakmu pasti di Lindungi dan di Berkati
2023-11-08
2
Enih Rustini
kuat ya vita
2023-03-20
0
Esther Lestari
nangis thor baca nya...yg kuat ya Vita demi anak dalam kandunganmu
2023-01-04
1