Sudah satu bulan berlalu sejak peristiwa di Tawangmangu kala itu …
Hubungan Ervita dan Firhan pun masih berjalan dengan normal. Usai percintaan satu malam itu, beberapa kali Firhan sempat mengajak Ervita untuk berhubungan badan lagi, tetapi Ervita segera menolaknya. Sama seperti hari ini, ketika ada jam kosong di kampus, Firhan seakan mengajak Ervita kembali untuk menapaki puncak asmara.
“Ayolah Sayang … di kostnya Veri kosong. Bahkan Veri sudah memberikan kunci kostnya kepadaku. Toh, kita juga jam kosong kan sampai sore nanti,” ajak Firhan kepada Ervita.
“Enggak bisa, Fir … sebagaimana janji kita dulu, kita gak akan melakukannya lagi. Cukup satu kali, Firhan,” balas Ervita.
Senikmat apa pun hubungan badan itu, tetapi Ervita sendiri masih sangat takut karena sampai sekarang, sudah satu bulan berlalu dan Ervita belum mendapati masa menstruasi yang biasanya tidak pernah datang terlambat.
“Ah, kamu enggak seru sih Sayang … mana ada cuma mau satu kali. Satu kali itu hanya coba-coba,” balas Firhan.
“Bagi kamu coba-coba, bagi aku sudah cukup,” balas Ervita. Ervita pun kemudian menundukkan wajahnya, dan memejamkan matanya sesaat, “ …, bahkan sampai sekarang aku belum haid,” ucapnya seraya memijat keningnya yang terasa begitu pening.
Mendengar bahwa sampai sekarang Ervita masih belum mengalami haid, Firhan pun kemudian duduk di samping Ervita dan merangkul bahu wanitanya itu, “Harusnya haid kamu tanggal berapa?” tanyanya.
“Tanggal 10 setiap bulannya, ini sudah tanggal 25, Fir,” balas Ervita dengan helaan nafas yang terdengar begitu berat.
Ya, Ervita sendiri selalu memiliki masa haid yang tetap sedikit bulannya. Kalau pun maju atau mundur itu, juga hanya satu atau dua hari saja. Akan tetapi, sekarang sudah 15 hari berlalu. Jujur saja, berbagai pikiran buruk seketika meliputi diri Ervita.
“Firhan, kalau aku hamil bagaimana?” tanyanya lirih.
“Kamu tes dulu saja … besok pagi kamu tes yah. Palingan sih juga hanya telat biasa. Masak iya sih, satu kali coblos langsung dung?” Firhan seolah mengelak, masak iya dirinya baru melakukan hubungan itu satu kali dan Ervita sudah hamil sekarang. Padahal peluang terjadinya kehamilan di hubungan pertama juga tidak begitu besar. Akan tetapi, kenapa sekarang justru Ervita mengakui bahwa dirinya sudah telat.
***
Keesokan harinya, pagi-pagi buta Ervita terbangun. Tujuannya bangun lebih pagi sekarang ini, tentunya untuk melakukan tes kehamilan dengan menggunakan testpack yang sudah dia beli saat pulang dari kampus kemarin. Sebenaranya Ervita merasa ragu dan juga gamang, tetapi kemungkinan terburuk tetap ada bukan? Wanita itu segera menuju kamar mandi, sekaligus dengan gelas takar yang dia beli di apotik untuk menampung urin. Lantas Ervita pun melakukan ujicoba reaksi kimia dengan testpack di tangannya yang akan dimasukkan ke dalam gelas takar itu.
Ervita memejamkan matanya, tangannya saja bergetar, sungguh saat ini Ervita benar-benar merasa takut. "Ya Tuhan, apa pun hasilnya semoga yang terbaik bagi Hamba ... apa pun hasilnya, semoga Ervita bisa menyampaikan kepada Bapak dan Ibu, dan apa pun hasilnya semoga Firhan mau bertanggung jawab kepada Ervita," gumamnya lirih.
Hingga akhirnya Ervita benar-benar mencelupkan testpack itu ke dalam gelas takar yang berisi urin. Di dalam kamar mandi, sembari menunggu hasil dari test pack itu, Ervita berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi, dengan perasaan yang sangat bingung. Sebab, jujur saja Ervita belum siap dengan semuanya.
Detik demi detik berlau, hingga akhirnya sudah dua menit waktu berjalan, Ervita pun mulai melihat dua garis merah yang tercetak secara jelas di alat penguji kehamilan itu.
"Aku hamil ... ya, Tuhan ... bagaimana ini?"
Air mata seketika membanjiri wajah Ervita. Satu fakta yang terus dia elak dalam hatinya, rupanya kali ini benar-benar terjadi. Hatinya hancur, sedih ... dan juga bingung. Jika pasangan yang sudah menikah sah dan resmi akan menyambut dua garis merah dengan sukacita, tetapi tidak untuk Ervita yang menangis pedih di dalam hati.
"Bagaimana ini ya Tuhan? Bapak dan Ibu, maafkan Vita ... maafkan Vita," ucapnya dengan bibir yang bergetar.
Dengan cepat Ervita membereskan gelas takar dan juga testpack, yang Ervita pikirkan sekarang adalah memberitahu Reyhan dan sekaligus menagih janji dari pacarnya itu untuk bertanggung jawab atasnya.
Akankah kali ini Firhan akan benar-benar bertanggung jawab? Atau hanya memberikan janji kosong semata kepada Ervita?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Sam Tmk
kasian
2024-01-09
0
Bzaa
Hadir... aku tor... kok nyesek yaak
2023-11-27
2
💕febhy ajah💕
setelah ini katakan good bye pada firhan, pasti kmu akan di bikin nyesek nantinya.
2023-07-14
0