Ada banyak hal yang membuat manusia untuk terpuruk. Sama seperti Ervita yang seolah masalah bertubi-tubi datang ke hidupnya. Rasanya ada satu titik di mana Ervita benar-benar rapuh, tidak kuasa untuk bisa bangkit dan melanjutkan hidup. Akan tetapi, satu hal yang membuat Ervita ingat bahwa dia harus terus bangkit, sekalipun otot-otot di lututnya benar-benar lemas, tetapi Ervita harus bangkit untuk bayinya. Embrio berusia 7/8 minggu yang terus bertumbuh di dalam janinnya.
Penolakan dari Firhan dan juga kesendiriannya jauh dari rumah membuat Ervita harus menguatkan hati dan dirinya sendiri. Bukan waktunya untuk menyerah, bukan waktunya untuk terus meratap, tetapi dia harus bangkit dan menyongsong hari esok yang mungkin saja kelabu.
Malam ini, Ervita datang ke kost Lusi yang berada di lantai satu. Tujuannya adalah untuk bertanya mungkinkah ada lowongan pekerjaan yang bisa dia dapatkan. Sebab, Ervita tidak bisa bertahan hidup hanya dengan tabungannya saja. Dia harus bekerja untuk hidupnya dan untuk persiapan melahirkan nanti.
"Lus, lusi," panggil Ervita di depan pintu kamar kost sahabatnya itu.
"Iya, Ta ... ada apa?" sahut Lusi dari dalam kostnya.
"Boleh ngobrol sebentar," balas Ervita lagi.
Tidak berselang lama, pintu kamar kost pun terbuka dan Lusi tersenyum melihat sahabatnya itu. "Kenapa Vit? Sini masuk aja," balas Lusi.
Tanpa menunggu lama, Ervita pun memasuki kamar kost milik Lusi itu. "Lus, ada kenalan enggak yang mau menerima tambahan pegawai? Mungkin saja, kamu ada kenalan," ucap Ervita.
"Coba aku carikan dulu ya Vita ... kamu mau kerja apa?" tanya Lusi kemudian.
"Apa saja, penting aku kerja bisa buat makan dan nabung untuk anakku," balasnya.
Sungguh, Lusi sebenarnya sangat tidak tega. Ervita yang lusi kenal adalah seorang anak yang taat kepada orang tua, siswa yang pandai, bahkan Ervita berhasil masuk universitas itu melalui jalur PMDK. Dia yang berasal dari keluarga sederhana, bisa membuktikan bahwa tanpa les privat, Ervita bisa rangking satu saat SMA dulu, bahkan bisa kuliah itu adalah pencapaian yang sungguh luar biasa. Kini, sahabat itu seolah harus hidup sendiri, tidak ada perlindungan dari keluarga di saat dirinya tengah berbadan dua.
"Coba aku tanyain yah ... ijazah bawa enggak?" tanya Lusi kemudian.
"Kalau ijazah SMA, aku bawa kok. Kerja apa pun tidak masalah, Lus. Sekarang aku harus menanggung hidupku sendiri, pemeriksaan bayiku, dan juga persalinan nanti," balas Ervita.
Hamil tanpa suami, tentu beban yang ditanggung Ervita lebih berat. Bukan hanya menanggung hidupnya dan makannya setiap hari. Namun, secara mental pun Ervita harus menguatkan dirinya sendiri.
Lusi mencari info lowongan kerja yang ada, dan mendapat ada iklan lowongan pekerjaan di Facebook mencari seorang penunggu kios batik.
"Vit, ini ada lowongan menunggu kios batik. Gimana kamu mau enggak?" tanya Lusi.
"Tempatnya jauh tidak Lus?" tanya Ervita.
Sebelum mengiyakan, Ervita bertanya dulu apakah tempatnya jauh atau tidak. Sebab, tentu jika mengendarai motor dengan jarak tempuh yang jauh, Ervita hanya khawatir dengan perutnya yang terasa kencang.
"Dua puluh menit dari kos sih, di Pasar Beringharjo, Malioboro," balas Lusi lagi.
"Oh, di Malioboro yah ... boleh. Minta alamatnya ya, besok aku melamar ke sana secara langsung saja," balasnya.
Ya, mumpung ada lowongan pekerjaan, Ervita tidak mau menunda-nunda lagi. Lebih baik esok Ervita segera ke sana dan melamar secara langsung. Jika hanya sekadar menjaga kios batik, mungkin saja Ervita bisa melakukannya.
***
Keesokan harinya ....
Menjelang jam sepuluh pagi, Ervita sudah keluar dari kostnya dan menuju ke Pasar Beringharjo, Malioboro, Jogjakarta. Pasar Beringharjo sendiri adalah pasar tradisional yang tertua dengan nilai historis yang tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Keraton Yogyakarta. Sentra batik dan berbagai oleh-oleh khas Yogyakarta dijajakan di sini.
Dengan mengendarai motor maticnya, Ervita menuju pasar tradisional. Matahari di pagi itu cukup terik tidak menyurutkan langkah Ervita untuk mencari pekerjaan di salah satu Kios Batik bernama Hadinata itu. Wanita itu pergi dengan membawa lowongan pekerjaan di tangannya.
Memarkirkan sepeda motornya, kemudian Ervita memasuki pasar Beringharjo itu dan mencari Kios Batik bernama Hadinata di sana. Beberapa kali Ervita mengamati sekeliling dan berusaha untuk mendapatkan kios itu. Sampai beberapa koridor Ervita telusuri ternyata tidak ada. Hingga akhirnya, Ervita bertanya kepada petugas pasar dan meminta tolong untuk menunjukkannya di mana Kios Batik Hadinata. Akhirnya, Ervita pun sudah tiba di kios batik yang cukup besar di Pasar Beringharjo itu.
"Permisi, kula nuwun (kata 'permisi' dalam bahasa Jawa) ...."
Tampak pasangan paruh baya yang menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap Ervita, "Nggih Mbak ... ada apa?" sapa Ibu itu dengan begitu ramah.
"Saya melihat ada lowongan pekerjaan di kios ini Bu ... semalam saya melihatnya di Facebook. Jadi, saya mau melamar," ucap Ervita dengan menyodorkan lowongan pekerjaan dan ijazah SMA yang dia miliki.
"Oh, mau melamar pekerjaan tow? Sini mbak masuk sini dulu," ucap Ibu itu yang mengajak Ervita masuk.
Kursi-kursi plastik pun disusun di antara deretan batik yang dijual di sana.
"Namanya Mbak siapa?" tanya Ibu itu.
"Ervita, Bu," balasnya.
"Oh, Mbak Ervita ... saya Bu Tari dan ini suami saya Pak Hadinata," balas Bu Tari.
Kemudian Bu Tari dan Pak Hadinata melihat surat lamaran pekerjaan yang dibuat oleh Ervita dan melihat ijazah milik Ervita di sana. Memang jika hanya menunggu kios batik dan melakukan proses jual beli tidak membutuhkan ijazah tinggi-tinggi, ijazah SMA pun sudah bisa bekerja di sana.
"Lah ini Mbak Ervita nilai UAN (Ujian Akhir Nasional) saja bagus-bagus begini. Kok enggak kuliah, apa enggak eman-eman (sia-sia dalam bahasa Jawa)," ucap Bu Tari.
Ervita tersenyum getir di sana. Dia bahkan harus melepaskan kuliahnya karena kehamilannya sekarang. Namun, bukankah dalam hidup ada beberapa hal yang harus kamu lepaskan untuk terus menggenggam apa yang sudah seharusnya kamu genggam dan kamu pertahankan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Louisa Janis
langkah awal yang baik bertemu dengan orang orang baik
2023-11-08
0
Ani
ini kah awal kebahagiaan Ervita
2023-10-15
0
Linda Tambunan
Semangat Evita.
2023-07-27
0