Matahari telah berganti dengan rembulan, siang telah berganti malam. Kezra duduk di kursi teras depan rumah yang baru beberapa jam mereka tempati. Sesekali netra coklat miliknya melirik benda pipih yang sedari tadi tidak lepas dari pandangannya. Keanu terlihat keluar seraya membawa helm miliknya. Langkahnya terhenti ketika melihat istrinya yang sedang duduk di kursi teras seraya tersenyum melihat layar ponsel yang ada di genggamannya.
Ia ingin mengabaikannya, tapi hatinya tidak bisa. Keanu berdehem seraya berdiri di dekat Kezra yang asyik mengirim pesan dengan kekasihnya.
"Ekhem ...."
Tak ada sahutan, Kezra sama sekali tidak menoleh. Wanita itu terlihat sangat fokus pada dunianya, tak menghiraukan suara Keanu yang berdehem beberapa kali sejak tadi.
"Astaga ini orang, kalo ada maling lewat nggak bakalan tahu dia." umpat Keanu seraya menggelengkan kepalanya.
"Bu, saya mau keluar dulu."
"Iya," jawab Kezra singkat, masih fokus pada layar ponsel. Bahkan senyum kembali muncul di wajah wanita itu.
"Gitu doang?" Keanu mengerutkan keningnya.
"Terus mau gimana?" Wanita itu mengangkat kepala, melihat pada pria muda yang berdiri di hadapannya. Kezra memperhatikan penampilan Keanu, ia mengernyitkan dahinya.
Pria itu mengenakan kaos berwarna putih berlengan pendek, di balut celana jeans robek-robek bewarna hitam dengan sneaker putih. Di tangan kanannya membawa sebuah helm full face dengan gambar tengkorak.
"Mau kemana kamu?" tanya Kezra heran.
"Keluar,"
"Ya saya tahu kamu mau keluar, tapi keluar kemana?" tanya Kezra sekali lagi.
"Ke arena balap. Udah janjian sama temen tadi." jawab Keanu enteng.
"Apa?! Mau ngapain kamu ke arena Balap?" Kezra berdiri dan menatap Keanu keheranan.
"Ya mau balapan lah. Masak mau nonton konser dangdut. Ada-ada aja deh Ibu ini."
"Heh! Mau jadi apa kamu kalau suka balapan?"
"Ya jadi pembalap lah Ibu guruku yang cantik. Masak mau jadi Kang Gendang?"
"Astaga. Bukan itu maksud saya," Kezra menepuk kepalanya. Berhadapan dengan pria tengil di hadapannya ini selalu saja membuatnya naik darah.
"Lalu apa, Bu? Bener kan apa yang saya bilang?"
"Nggak. Kamu pasti mau ikutan balap liar kan?"
Keanu hanya mengangkat kedua bahunya.
"Jangan pergi!" cegah Kezra dengan lantang.
"Apaan sih, Ibu. Kenapa ngelarang saya?"
"Saya itu guru kamu, Ya. Saya nggak mau kamu kenapa-kenapa."
Ucapan Kezra sontak saja membuat pria muda itu tersenyum simpul hingga menunjukkan lesung pipinya sehingga membuatnya semakin terlihat manis.
"Cie, Ibu khawatir ya sama saya? Tenang aja, Bu. Saya itu pembalap yang handal. Nggak akan terjadi apa-apa sama saya. Bahkan saya akan memenangkan balapan malam ini, sama seperti sebelumnya. Jadi saya harap, Ibu jangan terlalu khawatir ya. Saya akan pulang dengan selamat tak kurang suatu apapun."
"Astaga. Siapa yang mengkhawatirkan kamu? Saya cuma nggak mau ya, kalau nanti paman kamu nyalahin saya. Lagi pula besok sudah mulai sekolah, jadi kamu harus belajar malam ini dan tidur cepat supaya tidak kesiangan besok!"
"Astaga. Ibu kira saya anak SD?" ucap Keanu seraya menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan masalah anak SD atau nggak. Saya nggak mau ya kalau nanti kamu bermasalah."
"Tidak akan. Udah ya, Bu. Saya mau pergi dulu. Takut telat."
"Saya bilang jangan pergi ya jangan pergi!"
"Kenapa sih? Ibu takut saya tinggal sendirian di rumah?"
"Nggak! Saya bisa aja minta pacar saya kesini untuk menemani saya. Saya hanya nggak mau di salahkan oleh Paman kamu."
Ada lubang kecewa yang tercipta di sudut hati Keanu. Membuatnya malah semakin ingi pergi dan menuntaskan balapan malam ini.
"Ya udah, kalau gitu telepon aja pacarnya dan suruh kesini buat nemenin Ibu. Saya mau pergi!" Keanu melanjutkan langkahnya yang tertunda. Berjalan dengan cepat menuju motor sport bewarna hitam miliknya yang sejak tadi terparkir di halaman kecil depan rumah.
"Keanu! Jangan pergi!" teriak Kezra marah. Ia menyusul pria yang sedang mengenakan helm itu. Beberapa detik kemudian Keanu melesat meninggalkan Kezra yang berdiri di halaman rumah mereka dengan hati yang kesal. Entahlah, ia merasa cemburu kala Kezra mengatakan tentang kekasihnya. Meski ia tahu gurunya itu telah memiliki kekasih sebelum mereka harus terpaksa menikah, tapi hatinya tetap saja tidak terima.
"Itu anak susah banget sih di bilangin! Mana ngebut banget bawa motornya. Kalau nanti ada apa-apa kan aku yang di salahkan! Ah bikin repot saja!" gerutunya seraya memijat pelipisnya yang terasa pening. Ia kembali ke kursi yang semula ia duduki, menghempaskan tubuhnya dengan kasar.
Kezra meraih ponselnya yang ada di atas meja kecil di hadapannya, berniat ingin menghubungi Keanu tapi ada panggilan masuk dari kekasihnya.
Kezra terpaksa menerima panggilan itu, menekan tombol hijau dan meletakkannya ke telinga kanannya.
"Halo, Assalamualaikum Mas."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh, sayang kamu lagi apa?" tanya kekasih Kezra dari seberang telepon.
"Aku lagi duduk, Mas."
"Kenapa suara kamu seperti sedang kesal?"
"Ah, nggak. Aku hanya capek aja mas."
Kezra beralasan.
"Capek kenapa? Bukankah hari ini kamu libur?"
"Iya, Mas. Tapi tadi aku baru pindah ke kontrakan yang baru. Jadi capek habis beres-beres."
"Pindah? Kenapa memangnya dengan kontrakan yang lama?"
"Anu, mas. Itu ...." Kezra memutar otak, tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya tentang pernikahan dirinya dengan muridnya. Bisa-bisa Kekasihnya akan mengamuk dan memutuskan hubungan mereka.
"Aku udah nggak nyaman di sana, Mas. Makanya aku pindah." Kata Kezra akhirnya.
"Oh, gitu. Ya udah mas kesana, Ya. Sekalian Mas bawain seblak kesukaan kamu. Share lokasinya, Mas langsung otewe kesana."
"Tapi, Mas." Kezra bingung. Ia takut jika nanti tiba-tiba Keanu pulang dan bertemu dengan pacarnya.
"Tapi kenapa? Ayok buruan share lokasinya. Lagi pula Mas udah rindu banget sama kamu. Pengen ketemu."
"Tapi mas bentar aja, Ya. Nggak enak di lihat tetangga."
"Iya, sayang. Bentar doang, kok."
"Iya, Mas. Ya udah kalau gitu, nanti aku kirim lokasinya."
"Oke, sayang. Ya udah, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh. Hati-hati mas, jangan ngebut."
"Iya sayang. Ya udah mas tutup teleponnya yah."
"Iya, Mas."
Panggilan telepon terputus. Kezra segera mengirimkan alamat rumahnya pada Lukas, kekasihnya. Ia tersenyum, tapi kemudian senyum itu mendadak menghilang kala teringat pada Keanu.
"Bagaimana jika bocah tengil itu pulang? Nanti apa yang akan aku katakan pada Mas Lukas? Astaga bagaimana ini?" Kezra berdiri seraya mondar-mandir. Sesekali ia menggigit ujung kukunya karena merasa cemas.
"Aduh, gimana nih? Ah lagi pula Keanu nggak akan pulang cepet kan? Biasanya balapan kan malam mulainya. Tapi nanti kalau dia kenapa-napa gimana? Ah aku kok malah mau ketemu sama Mas Lukas sih? Bukannya nyariin Keanu." Tak bisa di pungkiri, ada kecemasan dalam hatinya kala mengingat Keanu yang akan balapan liar.
"Oh my God, kenapa semua ini terasa memusingkan? Kenapa aku harus terjebak dalam pernikahan yang sama sekali nggak aku inginkan? Aku hampir gila memikirkan semua ini." Wanita cantik itu memijit kepalanya yang kembali terasa pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Iin Karmini
di awal bara, terus bram sekarang lukas...yg bener yg mana thor?
2024-03-20
2
Putra Alif
awal baca bara..trs Bram trs Lukas entar siapa lagi in😂😂
2024-02-19
0
Sulaiman Efendy
LO INGAT, LO WANITA BRSUAMI, DN ITU RMH SUAMI LO, LO TRIMA LAKI2 YG BKN MAHRAM LO DI SAAT SUAMI LO TDK DIRUMAH, APA PANTAS, LO TAU HUKUM AGAMA NGGAK, PADAHAL LO SEORANG GURU.
2023-11-05
0