Nana sudah tidak bekerja di Two Season pasca kejadian sebelumnya dan saat ini identitasnya sudah diketahui. Orang-orang yang pernah menghina Nana sebelumnya sudah ketar ketir akan kena imbas, khususnya para sekretaris direksi. Bahkan Bunga beberapa kali menemui Keenan untuk minta maaf dan memohon agar tidak dipecat.
Keenan sedang fokus dalam meeting room bersama Eltan ada Jeff juga di sana. Ponsel dalam sakunya bergetar, saat dilihat ternyata pesan dari Nana.
[Pak Keenan, ini seriusan saya harus ke Two Season?]
[Hm] balas Keenan.
[Saya takut pak. Masih ada wartawan wara wiri nggak? Terus sekretaris-sekretaris sok cantik itu, mereka nyebelin]
[Gunakan power kamu. Keputusan kami sesuai dengan perintah kamu] balas Keenan lagi.
Keenan menghela nafasnya menunggu balasan dari Nana tapi tidak kunjung ada. “Apa Nana jadi kesini?” tanya Eltan setelah rapat berakhir.
“Entahlah, Om. Sepertinya dia takut, sekarang saja masih tinggal bersama kerabatnya.”
“Kita harus segera memutuskan akan sanksi pada orang-orang yang sudah menghina Nana saat masih menjadi office girl bukan sebagai Janela.”
“Iya, saya paham.”
Hari itu juga surat undangan pernikahan Janela dan Keenan sudah tersebar. Rekan kerja Nana tidak percaya jika gadis ceroboh yang ada dalam tim mereka ternyata seorang putri pengusaha bahkan akan menikah dengan CEO mereka.
Mobil yang mengantarkan Nana sudah terparkir di basement dan Nana sudah mengirimkan pesan pada Keenan tetapi belum dibaca. Akhirnya dia memutuskan turun dari mobil, didampingi supir yang mengantarkannya dengan penampilan rapi bak seorang bodyguard mendampingi Nana. Nana yang mengenakan dress, high heels juga kacamata hitam agar tidak menampakan wajah gugup Nana.
Penampilannya benar-benar mencerminkan seorang putri Arsana dengan barang branded yang dikenakannya. Merasakan detak jantungnya tidak karuan ketika lift yang membawanya sudah berhenti di lantai yang dituju. Ternyata Jeff sudah menunggunya, “Silahkan Nona.”
Nana melewati meja-meja sekretaris yang terdiam dan terpaku melihat Nana didampingi Jeff dan bodyguardnya. “Waduh, nasib kita gimana ya? Dia orangnya pendendam nggak?” Bunga hanya diam mendengar pertanyaan rekannya.
Nana bergegas masuk ke ruangan Keenan setelah Jeff membuka pintu ruangan untuknya.
“Pak Keenan,” teriak Nana mengejutkan Keenan yang sedang menandatangani dokumen. “Ya ampun Pak, saya gugup banget sih. Ternyata berpura-pura itu susah ya, lebih baik aku jadi diri sendiri aja.” Nana duduk di kursi yang ada di depan meja Keenan.
Keenan menatap wajah Nana, kecantikan gadis itu membuat Keenan terpana. Perasaan makin hari makin menggemaskan.
Keenan berdehem untuk menghilangkan pikiran dan kegugupannya karena kehadiran Nana cukup membuatnya sulit konsentrasi.
"Kita akan menghadiri konferensi pers."
"Hahh, nggak salah? Aku nggak mau ah," tolak Nana.
"Untuk meluruskan berita yang masih simpang siur," ujar Keenan.
"Tapi aku nggak berani. Apalagi bicara di depan banyak wartawan gitu. Kalau mereka tanya terus aku salah jawab gimana?"
Keenan pusing sendiri memikirkan solusi dan tingkah Nana. "Ya sudah kamu diam saja. Biar aku yang bicara."
Seorang OB mengantarkan makan siang untuk Nana dan Keenan. Nana masih cemberut karena tidak ingin menghadiri konferensi pers. "Kemarilah, makan dulu." Keenan mengeluarkan box berisi makan siang dan dua cup minuman yang ada di meja sofa.
...***...
Jeff sedang mencoba berbicara menggunakan mic dan memastikan suara yang keluar dari sound cukup baik, sedangkan wartawan dan reporter sudah menempati kursinya. Tidak lama kemudian hadir Keenan Sanjaya dan Janela Arsana didampingi beberapa petugas keamanan yang langsung duduk di kursi yang sudah disediakan.
Nana mengingat jelas arahan Keenan untuk tidak menampakan rasa gugup dan takut, apalagi sampai menundukkan wajahnya. Terlihat semakin cantik dengan senyuman di wajahnya, sesekali keduanya saling tatap. Tanpa ada yang mengetahui jika tangan mereka saling menggenggam erat di bawah meja untuk mengurangi rasa nervous Nana.
Akhirnya Jeff memulai acara.
“Selamat siang, terima kasih telah hadir. Mewakili Keluarga Sanjaya, kami menyampaikan bahwa benar informasi mengenai rencana pernikahan antara Keenan Sanjaya dan Janela Arsana. Kami menyayangkan pemberitaan yang tidak jelas dan simpang siur bahkan menjatuhkan dan menghina pihak kami. Undangan pernikahan sudah mulai disebar sejak hari ini dan kami akan menindaklanjuti mengenai pemberitaan yang benar-benar menghina bahkan memberikan kerugian pada keluarga Sanjaya maupun keluarga Arsana. Mengenai Nona Janela yang bekerja sebagai office girl pada Two Season Hotel adalah benar dan tidak ada tujuan buruk atau unsur penghinaan. Cukup kedua keluarga ini yang mengetahui alasannya. Kami menerima pertanyaan dari rekan wartawan atau reporter dan kami berhak menolak menjawab pertanyaan yang kiranya membuat tidak nyaman atau menyudutkan pihak kami.”
Nana menghela nafasnya. Seumur-umur baru kali ini dia merasa seperti seorang selebritis atau politikus. Meskipun lahir di keluarga berada, tetapi Mommy, dirinya dan kedua adik kembarnya tidak pernah menunjukan identitas sebagai keluarga Arsana.
Kilatan blitz kamera terkadang membuat Nana ingin berteriak, “Hentikan, kalian membuatku semakin gugup.” Tapi kalimat itu hanya diucapkan dalam hati Nana.
Jeff menunjuk salah reporter untuk bertanya.
“Apa Nona Janela menyaman menjadi office girl karena ingin mengetahui secara langsung karakter dan kepribadian Tuan Keenan?”
Keenan mengarahkan mic dihadapan Nana agar lebih dekat. “Bukan itu alasan saya berada di Two Season. Pak Keenan berasal dari keluarga yang baik tentu saja karakter dan kepribadian beliau tidak ada cela sampai saya harus menyamar untuk membuktikan sendiri seberapa baik atau buruk seorang Keenan Sanjaya.”
Berbagai pertanyaan dijawab bergantian oleh Keenan dan Nana. Meskipun lebih banyak dijawab oleh Keenan, sampai akhirnya Jeff akan menutup acara. “Pak Keenan, bagaimana awal pertemuan anda dengan Nona Janela?”
Keduanya menelan saliva mengingat awal pertemuan mereka karena insiden dengan tubuh dalam posisi bersatu. Keenan tersenyum sebelum menjawab, berbeda dengan Nana yang serasa ingin masuk ke dalam lubang semut karena malu mengingat dua kali insiden yang cukup memalukan sampai mereka harus menikah.
“Awal pertemuan kami sungguh unik, bahkan lucu. Momen yang akan selalu terkenang mungkin sampai akhir hidup kami. Ternyata pertemuan berikutnya pun lebih mengejutkan, kami bisa saling terbuka dan meyakinkan diri satu sama lain termasuk keluarga sehingga bermuara pada keputusan pernikahan.”
“Dua kata untuk pasangan Anda!,” pinta salah satu wartawan.
“Cantik dan menggemaskan,” ujar Keenan yang disambut sorak dan tepukan tangan. Ceroboh dan cerewet, batin Keenan.
“Romantis dan berwibawa,” ucap Nana disambut dengan tepukan tangan. Nyebelin dan posesif, batin Nana.
Orangtua baik Keenan ataupun Nana menyaksikan konferensi pers tersebut.
“Pertemuan unik, lucu dan mengejutkan. Bagaimana kami tidak terkejut mendapati kalian dengan posisi … biip biip (sensor, hehe),” keluh Elang.
“Saling terbuka dan meyakinkan diri satu sama lain, hingga bermuara pada keputusan pernikahan. Anggap saja saat itu kalian ke Gap,” cetus Janu di tempat berbeda.
\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🇦ᴬᴿᴷᴬ 𝗗𝗘𝗪𝗜🌀🖌
wkwkwk🤣🤣🤣🤣 mengejutkan
2024-07-27
0
Katherina Ajawaila
bunga biar sadar diri kemana tuh bahasa OB yg siap ngangkang, popolin cabe ulek aja na, mulut masing2😡😡😡😡
2023-10-17
0
fanthaliyya
saling melengkapi
😍😍😍
2022-12-09
0