Kukira Kau Cinta
Janela Arsana bergegas sambil berlari setelah turun dari angkutan umum. Memasuki pintu Two Season khusus karyawan. Setelah bertengkar dengan Daddy-nya (Janu Arsana), karena menolak belajar dan meneruskan bisnis keluarga, Janela memilih pergi dari rumah.
Bekerja sebagai office girl, dikenal dengan nama Nana. Teringat jelas pernyataan Janu Arsana, “Kamu bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa jika bukan karena keluarga Arsana. Aku yakin kamu tidak bisa bertahan hidup tanpa nama besar Arsana.” Nena, Mommy Janela hanya bisa menangis melihat suami dan putrinya bertengkar.
“Semangat, aku pasti bisa.”
Sedangkan di tempat berbeda, tepatnya di Singapura.
Drt drt
Getaran ponsel yang berada di atas nakas cukup mengganggu Keenan yang sedang terbuai mimpi. Tangannya meraba nakas dan menggeser icon menjawab panggilan.
“Halo.”
“Keenan, Mamah tunggu kamu pulang ke Jakarta. Dalam satu minggu kamu nggak pulang juga, siap-siap kamu Mamah jodohkan dengan putrinya Om Bara.” Suara Kayla, cukup membuat Keenan membuka kedua matanya.
Keenan berdecak, “Apaan sih Mah, ini tuh bukan jamannya lagi jodoh-jodohan. Aku pasti pulang, setelah urusan disini beres.”
“Nggak usah alasan macam-macam, Pamanmu sudah menyiapkan pengganti kamu di sana. Bahkan sudah dari sebulan yang lalu. Mamah nggak suka dengan wanita yang kamu dekati saat ini, waktu kamu hanya satu minggu.” Terdengar pembicaraan Kayla dengan Elang, Keenan hanya mendengarkan.
“Mah,” ujar Keenan. “Aku akhiri ya, bye Mamah dan salam untuk Papah.”
Keenan kembali memejamkan matanya. Sudah dua tahun ini dia mengurus Two Season Singapore sebagai persiapan sebelum dia benar-benar menjadi orang nomor satu di Two Season Jakarta. Keenan Sanjaya putra dari Elang Sanja dan Kayla Farraz yang terlahir dengan sendok emas, harus siap meneruskan bisnis keluarganya. Elang sendiri sudah mundur dari urusan Hotel, sejak sepuluh tahun yang lalu. Jabatannya dia serahkan pada Eltan, tapi saat ini Eltan pun sudah tidak sanggup menjadi pewaris tunggal Two Season. Satu-satunya harapan Elang dan Eltan adalah Keenan.
Bukan hanya dituntut untuk segera menduduki kursi panas sebagai CEO, tapi Kayla terus menanyakan kapan Keenan akan menikah. Padahal saat ini umurnya baru dua puluh tujuh tahun, masih cukup muda untuk seorang pria. Kyra adik Keenan pun tak kalah repot oleh ulah Kayla yang terus menerus menanyakan kapan akan menikah. Padahal umur Kyra saat ini baru dua puluh empat tahun.
Keenan sudah melakukan ritual paginya. Berdiri di depan jendela menatap gedung Two Season yang selama dua tahun ini sudah menjadi rumah baginya. Keenan tinggal di apartemen tidak jauh dari Two Season, bahkan balkon kamarnya berhadapan dengan bangunan salah satu hotel mewah di Singapore.
“Sudah saatnya aku kembali, aku yakin kau akan tetap menjadi yang terbaik,” ujarnya seakan bangunan itu adalah manusia yang bisa diajak komunikasi.
Keenan membuka ponselnya, menghubungi seseorang. “Siapkan kepulanganku.”
...***...
Keenan melangkah percaya diri menuju pintu keluar bandara, terdengar bisikan dari sekelilingnya dari mahluk yang bernama wanita. Terkadang dia kesal dengan ketampanan yang dia miliki, karena selalu membuatnya menjadi pusat perhatian. Bahkan saat di pesawat tadi, Pramugari bergantian menawarkan makanan, minuman atau apa yang dibutuhkannya. Keenan sengaja pura-pura tidur agar tidak menjadi pusat perhatian.
Menghentikan langkahnya dan membuka kaca mata hitam yang bertengger di wajahnya. Memastikan banner yang terpampang dan di angkat oleh seseorang bertuliskan namanya. “Keenan Sanjaya,” teriak orang itu berkali-kali meneriakan namanya.
Keenan pun mendekat, “Apa anda tidak salah orang, tidak mungkin aku dijemput dengan ….”
“Kejutan!” teriak Kyra lalu terbahak.
Keenan mengumpat karena ulah adiknya. Sejak di pesawat sampai di lobby dia sangat percaya diri karena pesonanya, tapi semua sirna saat orang yang menjemputnya dengan gaya kuno bahkan cenderung norak.
Keenan berjalan meninggalkan Kyra yang masih terbahak. “Den Keenan maaf ya, saya disuruh Non Kyra.”
“Udahlah kak nggak usah ngambek, ayo kita pulang.” Kyra memeluk lengan Keenan lalu mereka berjalan menuju mobil.
Memasuki pelataran kediaman Elang Sanjaya. Rumah yang cukup luas, apalagi semenjak Elang sudah tidak aktif di Two Season, fokusnya hanya merenovasi rumah agar semakin nyaman untuk ditinggali. Bahkan saat ini Elang membangun lagi di bagian belakang yang rencananya untuk Keenan atau Kyra setelah menikah.
“Welcome home, jadi aku nggak sendirian lagi ngedengerin Mamah ceramah. Telinga aku rasanya gatal dan aku bisa hafal apa yang Mamah ucapkan. Intinya jodoh dan cucu, walaupun sudah bicara ngalor ngidul pasti balik lagi masalah jodoh dan cucu.”
Keenan dan Kyra berjalan beriringan memasuki kediaman keluarganya. “Makanya kamu cepat nikah, kasih Mamah cucu yang banyak.”
“Nggak bisa begitu dong, Kak Keenan ‘kan yang tertua. Jadi aku setelah kak Keenan aja.”
Keenan berdecak, lalu menoleh pada Kyra, “Emangnya ada cowok yang mau sama cewek nyebelin, rese dan norak kayak kamu.”
“Eh jangan salah ya, pesona aku itu luar biasa. Setiap aku melirik, para pria akan klepek-klepek,” ujar Kyra bangga.
“Siapa yang klepek-klepek.”
“Mamah,” panggil Keenan lalu menghampiri wanita paruh baya tapi masih memancarkan aura kecantikannya.
“Keenan, Mamah kangen banget,” ujar Kayla sambil memeluk putranya.
“Nggak usah lebay deh, tiap bulan juga Mamah nyusul Kak Keenan. Kayak yang ketemu Bang Toyib karena nggak pulang-pulang,” ejek Kyra. Saat ini gadis itu sudah menaiki anak tangga menuju kamarnya.
“Papah mana?”
“Biasa, lagi di ruang fitnes.”
“Masih kuat?”
Kayla yang masih dalam rangkulan Keenan, berdecak lalu memukul dada Keenan pelan. “Papah kamu memang sudah tua tapi semangatnya nggak kalah sama kamu deh.”
“Percaya,” sahut Keenan.
“Makan ya, Mamah sudah masak kesukaan kamu.”
“Hm.”
^^^***^^^
Nana sedang menundukkan wajahnya, mendapatkan teguran karena kesalahannya terlalu banyak menuangkan cairan pembersih di air pel. Membuat lantai menjadi licin bahkan beberapa orang terpeleset.
“Nana, kapan sih kamu bisa kerja bener. Perasaan saya selalu dapat kabar ada aja ulah kamu.” Maria selaku kepala bagian petugas kebersihan hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Kamu nggak akan di skor tapi hukumannya adalah pindah tugas ke lantai sepuluh.”
“Hah, jangan dong Bu. Saya rela dipindahkan jadi housekeeping, nggak masalah deh harus pelatihan dulu. Dari pada di lantai sepuluh,” tolak Nana.
“Nggak bisa, housekeeping lebih beresiko karena pelayanan untuk tamu. Mulai besok kamu di lantai sepuluh. Jadwal shift cek nanti sore dan ini terakhir kalinya kamu bermasalah, berikutnya kalau kamu kena masalah siap-siap dipecat.”
Nana berdecak, “Baik Bu. Terima kasih sudah mempertahankan saya.”
Maria meninggalkan Nana.
“Makanya kalau kerja tuh yang fokus,” sindir OB dengan name tag Udin.
“Heran gue, Nana itu kerja apa ngebanyol. Ada aja ulahnya, kemarin ini bikin teh manis rasanya asin gara-gara tertukar gula sama garam,” ujar OB lainnya dengan name tag Yusuf.
“Ah, berisik kalian. Biasa aja itu mah, namanya juga kerja diburu-buru jadi ada aja salahnya.”
“Makanya jangan telat terus, jadi kerja juga nggak terburu-buru.”
Nana tidak menyahut ucapan rekan kerjanya, memilih meraih ponsel dalam kantong celananya yang bergetar. Membaca pesan masuk yang ternyata dari Ayahnya.
[Janela, kamu mau sembunyi dimanapun Daddy pasti temukan kamu]
“Gawat.”
Sudah lima bulan ini pergi dari rumah, menjauh dari kekangan Janu Arsana. Mulai dari pilihan pendidikan termasuk saat ini diminta untuk belajar bisnis meneruskan perusahaan keluarga. Sangat ingin membuktikan jika dia bisa hidup tanpa nama besar keluarganya.
“Daddy nggak akan temukan aku. Manalah dia percaya aku bekerja seperti ini.”
\=\=\=\=\=\=
Haiiii, ketemu lagi nihhhh. Semoga sukak ya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
guntur 1609
aku mampir ya thor. di cerita ni. setelah kisah janu fan nena. mudah2an kisahnya lbh menarik lagi. semangat thor
2024-09-17
0
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
mampir dan tinggal kan jejak
2024-05-17
0
#ayu.kurniaa_
.
2024-03-27
0