Mas Oon Is My Husband

Mas Oon Is My Husband

Keterbelakangan mental

[Seorang pemuda yang memiliki keterbelakangan mental, mendatangi seorang artis cantik Shania Junianatha, kemudian mengaku telah mempersunting nya]

Tangan Oon menggigil, saat membaca headline news pagi ini, yang mengatakan bahwa dirinya seorang pria keterbelakangan mental.

Wajah lugu itu hanya termenung, saat membaca berita yang sungguh mengiris hati.

"Tet-tet-tega sekali Shania ...!"

Bergegas dia mencari Shania sang istri, hanya sekedar menanyakan berita yang dia baca pagi ini.

Namun wanita yang telah menjadi istrinya dua hari lalu, tengah asyik duduk disofa, dengan earphone berada di telinganya.

[Iya sayang ... Kamu jangan takut, Mama dan Papa hanya menikah kan aku saja, status di atas kertas, bukan diranjang. Jadi kamu tenang saja, untuk ranjang akan aku lakukan sama kamu ...]

Kalimat itu lagi-lagi di dengar oleh Oon dari balik pintu kamar, setelah dua hari pernikahan mereka.

Perlahan Oon masuk ke dalam kamar yang masih berserakan, karena sang artis Shania Junianatha baru terjaga dari tidurnya.

Oon meletakkan surat kabar yang ada dalam genggamannya diatas meja kamar Shania, sengaja memperlihatkan headline news terdepan yang menuliskan bahwa dirinya 'keterbelakangan mental'.

Shania tersenyum tipis, menyunggingkan senyuman nya, mengambil koran yang di letakkan pria itu diatas meja, lalu melemparkan surat kabar itu tepat mengenai wajah Oon.

Oon kaget mendapati perlakuan kasar Shania.

Gadis cantik itu justru tak peduli, dia hanya menjulurkan kaki jenjangnya di meja, meraih rokok yang ada di samping kanan, kembali melemparkan kotak rokok tersebut kearah Oon yang masih berdiri di hadapannya, kemudian mematik dan menghembuskan asapnya ke udara, tanpa perasaan bersalah.

"Hmm ternyata berita ini sudah berada di halaman depan saja ..."

Senyum Shania melebar, menyunggingkan bibir, menatap sinis pada Oon.

Oon semakin gugup, lagi-lagi dia bertanya, "A-a-a-apa maksud berita ini, Shania? Bi-bi-bisa jelaskan padaku? Siapa yang keterbelakangan mental?"

Oon benar-benar tidak menyangka dengan berita yang di bacanya pagi itu.

Namun Shania mendelik, memandangi Oon dari ujung rambut hingga kaki. Kemudian menyalakan televisi, dan membuka saluran gosip terhangat, yang menjadi berita headline di semua media.

'Keterbelakangan mental' hanya kalimat itu yang terdengar, setiap Shania mengganti channel televisi yang berada di kamarnya.

Oon menelan ludahnya sendiri, darahnya mendidih, keringat jagung bercucuran membasahi tubuhnya yang menggeram. Jujur dia tak menyangka mendapatkan penghinaan serta pengkhianatan dalam waktu dua hari setelah menikahi Shania Junianatha.

Tangan Oon mengepal kuat, bibirnya bergerak, ingin memarahi wanita yang sangat santai menghembus asap rokok di kamar mewah itu tanpa perasaan bersalah ataupun berdosa.

Wajah lugu, mata sendu, tubuh gendut, terlihat tak berdaya, bahkan sangat rapuh atas semua berita yang berulang-ulang menusuk gendang telinganya, sehingga menghantam tepat pada jantungnya.

"A-a-apa maksud semua ini Shania?"

Shania hanya tersenyum tipis, mendengar pertanyaan Oon yang tak perlu di jelaskan lagi.

"Hmm ..."

Hanya kata itu yang keluar dari tenggorokan gadis yang berprofesi sebagai artis terkenal tersebut, tanpa menggerakkan bibir mungilnya.

Kalimat 'hmm' yang terdengar oleh Oon, membuat pria itu lagi dan lagi hanya bisa menelan ludahnya kembali.

Seketika dia hanya bisa mendekati kaki istrinya, dan bersimpuh di lantai kamar persis di kaki jenjang yang menjuntai, tanpa tertutup penghalang apapun.

"A-a-apa maksudnya semua ini, Shania? Bukankah Ibu mu yang datang ke kediaman ku, sehingga me-me-meminta ku untuk segera menikahi mu?"

Shania menyunggingkan senyumannya, senyuman yang menyiratkan bahwa bukan dia yang menginginkan Oon untuk menjadi suaminya.

Oon Syahputra, pria berusia 25 tahun, yang memiliki tubuh subur, perut buncit, bahkan jauh dari kata tampan. Leher yang terlalu dekat dengan pipi, bahkan tak ada yang dapat di banggakan jika sudah berhadapan dengannya.

Akan tetapi, Oon sangat mengagumi seorang Shania Junianatha yang merupakan tetangganya sejak dulu. Kediaman mereka yang berjarak dua blok dari kediaman Ahmad Cirendeu, membuat kedua orang tua Shania yakin, bahwa Oon lah pria yang pantas untuk menjadi pendamping putri kesayangan mereka, sekaligus pelunas hutang, daripada mendapat ancaman pidana atas kasus pencucian uang serta mengalokasikan dana tidak sesuai perjanjian.

Shania mendecih, "Ciih ... Jangan pernah menyentuh kulit ku! Karena akan berdampak pada kesehatan kulit ku yang mulus, jika di sentuh tangan kasar itu!"

Sekali lagi Oon harus menerima hantaman dari kaki mulus istrinya sendiri. Yang letaknya tidak jauh dari wajah Oon.

PLAAAK ...!

"Ssshh ... Shan ... Oon sa-sa-sayang sama kamu! Tapi kenapa kamu tega menendang Oon, hingga mengatakan Oon keterbelakangan mental? Apa salah Oon sama kamu?"

Oon bertanya dengan mata berkaca-kaca, pipinya terlihat merah dan panas.

Shania melipat kakinya yang panjang juga mulus, kembali melirik kearah Oon, menatap jijik kearah pria yang telah menikahinya secara resmi itu.

"Kamu bisa ngaca? Lihat dirimu? Cara bicara mu? Siapa yang mau menikah dengan pria seperti mu?"

"Tapi kita sudah menikah Shania? Buktinya kita sudah menikah dan tinggal bersama. Katakan pada media, bahwa Oon Syahputra merupakan suami Shania Junianatha! Please ... Hanya itu yang ingin Oon dengar dari bibir kamu!"

Sontak permintaan Oon membuat Shania bergidik ngeri, dia tidak menyangka bahwa pria itu menuntut hal yang lebih setelah menikah dengannya.

"Mimpi! Semua itu tidak akan pernah terjadi! Karena kekasih ku itu Rizal, lebih tampan dari mu!"

Oon menggelengkan kepalanya perlahan, dia tak menyangka bahwa pernikahan yang dia bayangkan akan indah,menjadi seperti ini hanya karena wajah dan penampilannya jauh dari kata tampan.

"Oon akan mengikuti semua keinginan Shania, tapi hentikan semua berita di media masa. Kita ini sudah suami istri ... Tidak baik seperti ini pada suami!"

Shania tertawa kecil, mendengar penuturan Oon yang masih duduk di lantai kamarnya.

Shania berkata dengan suara lantang hingga menggema di sisi ruangan yang telah bercampur aduk aromanya, "Aku akan menghentikan semua berita di media, asalkan kamu menceraikan ku!"

Shania meraih asbak yang ada dihadapannya, melempar kearah Oon, malang tak dapat di tolak, mujur tak dapat diraih, seketika ...

PRAAANG ...!

Asbak melesat tepat di kening Oon, membuat tubuh gendut itu pening tujuh keliling. Darah mengalir deras dari kepala yang robek, dengan abu rokok berterbangan dilantai kamar.

Namun, Oon langsung bersimpuh dikaki Shania yang akan berdiri, dia benar-benar menangis keras, "Tidak Shania, Oon tidak akan menceraikan kamu! Sampai kapanpun, kamu tetap menjadi istri Oon! Oon sayang sama kamu ...!"

Shania Junianatha terdiam mendengar pernyataan Oon yang tidak akan pernah menceraikan nya, lagi-lagi dia melayangkan kaki jenjangnya, membuat Oon terjerembab. Lagi-lagi kepalanya terbentur di lantai kamar.

"Jangan mimpi kamu! Laki-laki bodoh!"

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

astaghfirullah aladziim istri durhaka,, aku mampir kaka thooor

2022-12-23

2

moms 3 anak

moms 3 anak

sungguh kau istrii yang kejaaamm yg tak punya perasaan ...kau anggap apa driku hnya sebuah tameng tuk muu...hooo hooo dangdutan dlu aah

2022-10-25

2

Danie a

Danie a

sadiieeessss

2022-10-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!