Paham maksud Oon, bukan?

Ahmad tersenyum sumringah, mengusap lembut punggung putri kesayangan, menoleh kearah Oon dan Mala yang telah berdiri di belakang mereka, hanya berjarak beberapa meter.

Kedua nya berbalik, saling tersenyum ramah, memperkenal kan putri cantik mereka pada keluarga yang telah menjadi sahabat sejak dulu.

"Nak Oon, kenalkan ini Shania Junianatha, putri kesayangan kami berdua, yang sudah menjadi istri sah kamu."

Sontak bola mata Shania membelalak besar, bagaimana tidak, dia di nikahkan dengan pria buncit, jelek, walau berkulit hitam, membuat Shania menatap dengan jijik.

"Haaah? Apa Pa, dia suami aku? Ini enggak salah? Emang nggak ada pria tampan di luar sana yang mau menikah dengan ku? Kenapa mesti memberi aku laki-laki seperti ini! Bahkan dia lebih pantas dijadikan pelayan!?"

Shania benar-benar tidak terima dinikahkan dengan pria seperti Oon.

Ahmad menahan amarahnya, menatap lekat mata putri kesayangan, "Kamu bisa bicara sopan? Mala itu sahabat keluarga kita, dan dia anak baik, bahkan sopan!" jemari Ahmad meremas keras lengan putrinya.

Shania melepaskan lengannya dari genggaman Ahmad, kembali menantang Ahmad dan Widya, bahkan di saksikan beberapa kerabat dekat mereka.

"Eeeh pria bodoh, jangan berharap kamu akan mendapatkan aku, bahkan aku tidak akan pernah membiar kan kamu mendekati aku. Kamu kurang uang? Kurang kaya? Kurang ngartis kayak aku hah!"

Shania menatap penuh amarah dan kebencian pada pria yang sudah menjadi suaminya itu.    

Widya menahan putrinya ... "Shania berhenti ...! Kamu tahu siapa dia? Dia Oon Syahputra pewaris Keluarga Almarhum Putra, dan ini Mala, Ibu mertua kamu. Sopanlah kepada keluarga baru kamu."

Mala menyunggingkan senyuman lirih, "Jika tidak karena kalian yang berhutang, mungkin aku tidak ingin menikahkan anak kesayangan ku dengan gadis yang tidak memiliki etika seperti kamu!" tunjuknya pada wajah Shania.

Shania menatap marah kepada semua kerabat yang hadir, emosinya semakin membuncah, bahkan ingin sekali dia mencakar pria buncit yang ada di hadapannya.

"Aagh pernikahan seperti apa ini? Apa tidak ada artis Korea atau Jepang yang bisa menjadi suamiku hmm!"

Shania berbalik, berlari menaiki anak tangga, meninggal kan para kerabat yang sibuk merekam semua kejadian untuk di jadikan pundi-pundi uang jika pemberitaan Shania menikah dengan pria yang tidak memiliki masa depan.

Oon terdiam, melihat istrinya pergi meninggalkannya dengan wajah sedih, sambil berkata ...

"Bu, Oon ngomong dulu sama Shania ..." wajah lugunya terlihat sangat tertekan.

Ahmad menarik nafas dalam, meminta salah seorang pengawal mengantarkan menantu barunya ke kamar putri kesayangan mereka.

Widya berkali-kali memohon maaf pada Mala yang kini telah menjadi besan, atas ucapan putri mereka.

"Maaf yah Jeng, Shania beberapa hari ini sangat lelah. Maklum, shooting film baru, dan akan tayang bulan depan ..." dia mengusap lembut punggung Mala.

Mala mengangguk mengerti, "Kalau bukan keluarga kalian, aku sudah membawa putraku kembali. Kamu tahu aku kan, Widya?"

Widya tersenyum tipis, dia mengajak para kerabat dekat, untuk menikmati semua hidangan, tanpa memperdulikan omongan besannya, karena baginya menikahkan Shania dengan Oon, maka hutang yang selama ini menjadi beban pikiran terbayar sudah.

Sementara Oon, sudah tiba didepan kamar Shania, dengan kaki gemetaran, tangan basah berkeringat, bersusah payah dia untuk mengetuk pintu kamar Shania yang sudah resmi menjadi istrinya.

"Bang, bagaimana kalau Shania melempar aku dengan botol? Aku takut ..."

Oon menatap kearah pengawal, bersuara pelan, dengan tangan kanan akan segera mengetuk pintu kamar.

Saat pintu terbuka lebar, Oon berbalik arah, berlindung dibalik pengawal mencari keberadaan istrinya.

"Bagaimana jika istriku memutilasi tubuh ku, Bang? Bisa mati muda aku sebelum berkenalan dengan wanita yang aku kagumi sejak kecil," rasa cemas Oon, membuat pengawal yang menjadi tempat dia berlindung hanya tersenyum tipis.

"Pintu kamar ini ada sensornya Mas, masuk saja. Saya menunggu disini," Pengawal mempersilahkan Oon memasuki kamar Shania.

Perlahan Oon melangkah kan kaki, memasuki kamar mewah milik putri kesayangan Ahmad dan Wanda, mencari keberadaan istri tercinta.

"Shania, Shania Junianatha!" suara Oon terdengar sangat pelan, mengendap-endap seperti seorang maling, memasuki kamar Shania yang bernuansa biru langit beraroma lavender.

Pintu tertutup rapat dengan sendirinya, membuat Oon terlonjak kaget mendengar suara pintu yang cukup mengejutkan jantungnya.

Oon, mencari keberadaan Shania, ternyata gadis itu tengah mengganti pakaian di sebuah ruangan yang sangat besar.

Kedua pasang mata mereka saling bertemu, kedua tangan gadis itu menutupi tubuhnya dengan baju kaos yang akan dia kenakan.

Shania melempar Oon dengan semua perkakas yang ada di hadapannya.

"Aaagh pergi kamu ... Pergi!!!"

Shania berteriak keras, namun tidak akan ada seorangpun yang akan mendengarnya, karena kamar gadis cantik itu sangat kedap suara.

Shania melemparkan gelas yang ada didekatnya, sambil berkata ...

"Kamu bukan suami ku, kamu bukan suamiku, aku tidak sudi menjadi istrimu!" teriak Shania frustasi.

Sejak saat itulah kehidupan Oon menjadi berubah lebih tragis. Ditambah kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan Shania, dengan pemberitaan yang sangat menyakitkan bagi pria muda seperti Oon, membuat dirinya semakin enggan untuk bertemu dan berbicara dengan gadis yang kini sudah berada didalam apartemennya.

Pikiran kedua-nya, diruangan yang berbeda ternyata memiliki kesamaan ...

"Kenapa hidup ini tidak pernah adil? Apa salah kedua orang tua kami? Sehingga berada dalam situasi sulit seperti ini ..."

Beny yang sejak tadi sudah meninggalkan apartemen Oon, membuat pria itu merasa sedikit lapar, karena belum mendapatkan makan malam. Ia melihat jam yang berdetak, menunjukkan pukul 23.00 waktu Jakarta.

"Aagh ... Ternyata aku ketiduran di sofa selama peninggalan Beny dan Husin ..." gumamnya dalam hati.

Benar saja, Oon beranjak keluar dari ruangan kerjanya, menoleh kearah kamar Shania yang masih tertutup rapat, melangkahkan kakinya menuju dapur yang terletak di sisi kiri ruang pribadi Oon.

Akan tetapi, betapa terkejutnya dia saat matanya beradu tatap dengan Shania yang tengah menikmati makan malam selarut ini.

Oon mendekati Shania, yang tampak kebingungan, bahkan ia sebagai tamu berani-beraninya membentak pria yang sudah menjadi suaminya tersebut.

"Ngapain kamu disini? Apa yang kamu lakukan di apartemen mereka? Jangan bilang kamu bekerja paruh waktu di kediaman keluarga ini laki-laki bodoh! Tidak tahu malu, bahkan kamu lebih pantas untuk menjadi pelayan di sini, agar kamu bisa menafkahi aku sebagai istri!" ucapnya, tanpa sadar didengar oleh dua pelayan yang bergegas mempersiapkan makan malam untuk Oon.

Oon tak menjawab, dia hanya diam menahan semua hinaan Shania, karena seharusnya dialah yang memberi pelajaran pada wanita tidak tahu di untung tersebut ...

Namun, pelayan tergopoh-gopoh mengambil piring dan menghangatkan lauk pauk yang ada, dengan tangan bergetar, sesekali melirik kearah Shania yang masih lahap mengunyah makanannya.

Saat pelayan akan menyiapkan di meja makan, Oon mengisyaratkan agar dua orang pelayan itu meninggalkannya, dan dia bisa melakukan semua sendiri.

Lagi-lagi pelayan menolak, "Ta-ta-tapi Mas ..." ucapnya pelan sambil melirik kearah Shania yang tidak peduli dengan kehadiran Oon.

"Pergi ..." ucapnya tanpa suara ...

Oon membulatkan kedua bola matanya pada pelayan, tersenyum tipis, dan mempersiapkan makanannya sendiri.

Melihat Oon tidak mengacuhkan ucapannya, Shania menghardik Oon dengan penuh amarah ...

"Hei pria budek! Kamu dengar enggak aku ngomong apa hah!?"

Oon meletakkan piring yang ada ditangannya diatas meja, menatap lekat wajah Shania yang tampak belum mandi, karena terlihat sangat kusut ...

Perlahan Oon hanya menjawab, "Selesaikan makan mu! Jangan sampai wajah cantik mu, terlihat tidak berkharisma, karena kelakuan mu. A-a-ku rasa kamu paham maksud Oon, bukan ...?"

Terpopuler

Comments

Chay-in27

Chay-in27

aiiigh enggak ada etika banget sih ni wanita ...😤😤😡😡😡

2022-10-26

2

G-Dragon

G-Dragon

skak mat ... emang enak dianggap tidak suci, karena sudah berduaan dengan suami orang lain ... ahh Shania bodoh sekali dirimu 🤕🤧😤

2022-10-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!