Bukan anak Ibu lagi!

Sementara di tempat yang berbeda, Mala mengambil kunci mobil, bergegas menuju kediaman Ahmad yang tidak terlalu jauh dari kediamannya. Perasaan geram kepada sang menantu yang tidak kunjung di ceraikan oleh putranya, membuat ia berencana untuk memberitahu bahwa Oon telah iya nikahkan dengan seorang model.

"Pasti wanita tidak beradap itu akan gila jika mendengar putra kesayanganku menikah lagi. Akan aku buat keluarga itu menyesal, telah berurusan dengan keluarga ku. Sudah enam bulan mereka menikah, tapi tidak juga anak ku mau menceraikan Shania. Dasar anak bodoh! Untung sekarang anak ku tinggal di apartemen miliknya, jika tidak mungkin sudah kurus kering jallang itu memperlakukan putra kesayanganku ...!"

Mala melajukan kecepatan mobilnya, meninggalkan kediamannya. Wajah garang, sekaligus kesal, dia tunjukkan saat turun dari mobil mewah peninggalan suaminya.

Widya yang melihat Mala yang merupakan besannya, menyambut kedatangan wanita angkuh itu dengan hati gembira dan ramah.

"Hai besan! Ada apa kamu kesini?" Widya menyambut Mala dengan baik.

Mala menaikkan kedua alisnya, "Apa Jeng tidak tahu Oon anak menantu kita sudah tidak bersama lagi? Mana Ahmad? Sejak awal, aku sudah menduga, bahwa putrimu tidak menyukai putra ku, dan akhirnya apa? Berita simpang siur, bahkan mengatakan bahwa putri mu sebagai pelakor! Siapa yang menebus semua perkara itu hmm!?"

Tentu ini merupakan penghinaan juga bagi Widya, "Apa maksud Jeng? Saya baru kembali dari toko jeng, Ahmad sedang disana, lebih baik kita bicarakan baik-baik Jeng...!"

Mala mendengus kesal, "Widya, aku tahu betul bagaimana pamor putrimu diluar sana! Dia sudah tidak memiliki apapun, nama baik, bahkan predikat pelakor sudah melekat pada namanya. Jadi lebih baik, bayar hutang kalian, dan gugat cerai anak ku, sebelum aku yang membuka aib ini di media, karena aku telah menikahkan putra ku dengan seorang model! Aku pinta, jeng jemput Shania, untuk kembali ke kediaman kalian, agar tidak merusak kebahagiaan putra ku," jelasnya panjang lebar.

Widya menggelengkan kepalanya, dia memilih masuk kedalam rumah dengan cepat, menelan ludahnya berkali-kali, mendengar celotehan Mala yang sangat menyakitkan baginya.

Pucuk dicinta ulampun tiba, saat memasuki rumah, Widya ternyata bertemu dengan suaminya.

"Pa ...?" Widya sedikit gugup melihat wajah suaminya ternyata ada dihadapannya, sambil menoleh kebelakang, melihat Mala yang menerobos masuk kedalam kediamannya.

Mala tidak bisa menahan sesak didada, jantungnya semakin berdegup kencang, saat matanya menatap nanar iris mata Shania.

"Hmm disini kamu rupanya? Mau menghindari aku hah!?" Mala membentak Ahmad dihadapan Widya.

Sontak bentakan Mala membuat Widya serba salah, "Mala, pelankan suaramu!"

Mala tertawa lepas, "Kalian yang tidak memiliki perasaan pada putraku, kan? Karena tidak ingin Shania memiliki suami seperti Oon! Ingat yah, Ahmad ... Aku akan melaporkan kalian dan mempidanakan keluarga ini karena telah melakukan hal yang tidak baik pada putra ku! Jadi lebih baik kamu mencari pengacara yang pantas untuk menjadikan membela keluarga kalian, atau kembalikan ginjal putra ku!"

"Kalian boleh menyakiti suami ku, tapi tidak dengan putra ku! Karena semua bukti sudah ada di tanganku Ahmad. Tentang tragedi kecelakaan, dan hutang yang belum kalian bayar ...!" ungkap Mala, tidak memberi kesempatan pada Widya untuk berbicara.

Mala benar-benar tidak menyangka, pernikahan anaknya yang mendadak, menjadikan Oon berubah, bahkan menjauhinya, bahkan menikahi Soraya karena takut pada Mala.

Ahmad Cirendeu hanya terdiam, wajahnya tampak ketakutan, berusaha membela diri, "Bukan begitu Mba Mala, saya akan menjemput Shania, jika dia sudah memintanya, tapi sudah lebih enam bulan kami memang tidak menjalin komunikasi dengan putri kami. Mungkin nanti malam saya akan menemui Shania dan Oon, tenanglah ..."

Mala menggeleng, "Ciiih.... lebih baik kalian ajukan surat cerai, karena sampai kapanpun aku tidak menginginkan pernikahan ini! Kau mengerti Jeng ...!" tatapan Mala beralih pada Widya.

Widya terdiam, dia tampak sangat bingung. Bagaimana mungkin putrinya baru menikah enam bulan, harus menerima kenyataan memalukan sepeti ini, "Mala, jangan begitu. Biar anak-anak menyelesaikan masalah mereka!"

"Diam kamu Widya ...! Kamu tidak tahu bagaimana sakitnya menjadi mertua artis tidak beradap seperti putrimu! Kamu lihat semua media, isinya perselingkuhan putri mu saja, tidak ada manis-manisnya bersama putra ku. Aku yakin kalian akan menyesal telah berurusan dengan ku. Camkan itu Widya ...!" Mala memilih pergi meninggalkan kediaman Ahmad Cirendeu.

"Setidaknya aku sudah lega, telah memberi kabar bahwa Oon telah menikah lagi! Dasar menantu tidak tahu etika, dan sopan santun!" Mala memasuki mobil, menginjak pedal gas menuju kantor putra kesayangannya, tentu untuk bertemu dengan Oon. 

Rasa penasaran Mala semakin memuncak di ubun-ubun, saat Mala memasuki gedung perkantoran, dan bertemu dengan Mita secretaris putra kesayangannya.

Mala bergegas menuju ruangan Oon, membuka pintu ruangan itu dengan sangat kasar, karena mengetahui ada Shania didalam ruangan itu. Namun ketika pintu terbuka lebar, saat itu juga ia melihat dengan mata kepalanya Oon tengah berciuman bibir dengan Shania.

Betapa terkejutnya Mala melihat putra kesayangannya kembali tunduk di pelukan Shania, dan langsung mencaci maki menantunya yang tidak tahu di untung tersebut ...

"Oogh disini kau rupanya jallang! Kau cium putra ku, untuk mengikatnya, agar dia tidak tergoda dengan wanita lain? Hei asal kau tahu yah, Shania Junianatha, Oon telah aku nikahkan dengan model lebih cantik dan muda daripada kau! Kau hanya seorang jallang, pelakor, yang takut akan kehilangan putra ku, setelah mengetahui siapa sebenarnya anak-ku kan!" tunjuk Mala kearah wajah Shania.

Oon mendongakkan kepalanya, sedikit kaget mendengar pernyataan Mala, dia telah mencaci-maki Shania istrinya, "A-a-apa yang Ibu lakukan? Shania ini istri Oon, Bu ... Tolong jangan menghina dia seperti ini!" Oon berdiri dari duduknya dengan perasaan kesal mendekati Mala yang menatap nyalang pada Shania.

Mala tertawa mengejek, "Kamu membela dia, kamu membela Shania, Oon!" bentaknya lantang.

Oon menatap Mala lekat, dia tidak terima jika Mala mencampuri urusan pribadinya, "C-cu-cukup yah Bu, Shania istri Oon! Oon akan menceraikan Soraya, karena Oon tidak bisa mengikuti semua keinginan Ibu!!"

Kedua bola mata Mala membulat, wajahnya memerah, putra satu-satunya berani melawan, "Kamu tahu, dia itu wanita nggak bener! Dia jallang Oon, Shania ini pelakor, kenapa kamu malah membelanya? Apa kamu lupa dia sudah mengatakan bahwa kamu memiliki keterbelakangan mental, Ibu tidak mengizinkan kamu menceraikan Soraya!!" bentaknya semakin frustasi.

"Cukup Bu! C-cu-cukup! Da-dari Ayah meninggal Ibu terlalu mengatur semua tentang Oon, hingga ibu menjodohkan Oon, sekarang ibu sudah memiliki menantu, malah ibu yang tidak menyukainya!" Oon menatap lekat wajah Mala yang tampak terkejut mendengar ucapan putranya yang telah berani melawan.

"Beraninya kamu melawan Ibu, On...!" Mala kembali membentak keras putranya.

"Ya, ka-ka-karena perlakuan Ibu mengatur semua tentang Oon, Oon jadi tidak bisa menentukan sikap, bahkan akan menyakiti Soraya, bahkan telah kehilangan masa indah Oon karena sibuk dengan dunia Ibu yang tidak jelas. Hingga ibu lupa, wanita seperti apa yang pantas untuk Oon!" Oon meluapkan rasa sesalnya pada Mala.

Tentu ini merupakan satu tamparan keras bagi Mala, bagaimana tidak, putra kesayangan sudah berani menantang bahkan melawannya, hanya karena seorang istri seperti Shania Junianatha.

"Kamu melawan Ibu, seharusnya kamu bersyukur telah menikah dengan Soraya. Biar tidak terlihat seperti pria bodoh seperti yang dikatakan Shania dengan sebutan keterbelakangan mental. Kamu tahu apa itu keterbelakangan mental hmm ... Buruk On. Terserah kamu! Jika kamu tidak mau Ibu bela, mulai saat ini, kamu bukan anak Ibu lagi Kamu sama seperti Ayah mu, keras kepala!" Mala berlalu meninggalkan ruangan putranya, membanting pintu dengan sangat keras.

Oon terdiam, pembicaraannya dengan Shania belum beres, malah harus berhadapan dengan Mala sang ibunda tercinta.

"Tu-tu-tuhan ... Ambil saja nyawa Oon ...! Ke-ke-kenapa Ibu terlalu egois memperlakukan Oon selama Bapak nggak ada? Apakah Shania terlalu buruk untuk menjadi pendamping Oon ...! Hingga tidak ada seorangpun yang bisa me-me-menghargai Oon. Bantu Oon Tuhan ... Bagaimana caranya untuk menjadi laki-laki setia untuk seorang Shania Junianatha."  

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

wes angel angel lah

2022-12-26

0

Ketut Yeni Nurhaeni

Ketut Yeni Nurhaeni

Namanya aja dah oonya oonnn

2022-11-01

1

moms 3 anak

moms 3 anak

entahlah on yg jlas 1 istri aza...gak rela punya2 istri terserah yg mna on😭

2022-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!