Mengakui atau tidak

Saat kepergian Mala dari ruangan Oon, Shania kembali menangis sejadi-jadinya, ia tidak menyangka kali ini Oon membelanya habis-habisan dihadapan Ibu-nya. Bahkan, tidak sungkan untuk mengatakan akan menceraikan Soraya dihadapan Shania.

"Mas ... Maafkan aku!" tangisnya dengan bahu bergetar.

Oon menghampiri Shania, memeluk tubuh ramping istrinya sesekali mengecup lembut kening wanita itu.

"Ka-ka-kamu dengar sendiri, kan? Oon tidak mencintai Soraya. Oon menikahi gadis itu hanya karena Ibu, Shan. Bukan karena ingin hidup dengannya. Kamu tenang saja, yah ... Selama pernikahan kami, Oon tidak pernah seintens ini sama dia. Ini kali pertama Oon berciuman dengan wanita, Shan ..." jelasnya dengan wajah menunduk malu.

Entah ada keberanian dari mana, Shania mendekap tubuh Oon yang buncit, bahkan jauh dari kata tampan. Wajah, yang tidak banyak orang ketahui bahwa dia merupakan seorang pemilik rumah produksi film yang perlahan bangkit.

"Shan ... Jawab Oon jujur, apakah kamu tidak malu mengakui bahwa Oon suami kamu? Bagaimana jika semua media kembali memberitakan tentang kamu atau sebaliknya? Apakah ka-ka-kamu siap dengan semua cemoohan di luar sana? Oon tidak tampan, Shan ... Bahkan perut Oon jauh dari kata sispack seperti artis papan atas lainnya ..." rundungnya, mengusap-usap lembut perut yang terasa sangat padat.

Shania tersenyum geli, melihat perut Oon yang buncit. Tangan halusnya mengusap lembut perut yang ternyata sangat menggemaskan bagi wanita cantik dan terkenal angkuh tersebut.

"Hmm ... Mas kan, bisa treadmill setiap hari. Lagian semenjak Mas rajin perawatan wajah, tidak seperti dulu lagi. Eee ... Bagaimana kalau kita pergi akupuntur, atau sedot lemak? Tapi itu sakit sih, Mas. Perlahan saja ... Nanti aku temanin Mas perawatan," jelasnya dengan mata menuju kearah pintu ruangan, karena terdengar ketukan dari arah luar.

Kedua-nya sama-sama menoleh kearah pintu ... Benar saja, Soraya yang baru saja bertemu dengan Mala, datang dengan terisak, menanyakan keputusan Oon yang akan menceraikannya.

Shania menelan ludahnya berkali-kali, mendengar tangisan Soraya yang sangat mengiris hati dan perasaannya. Mendengar ucapannya, yang sangat memilukan bagi seorang gadis muda ...

"Kenapa Mas mengatakan pada Ibu bahwa kita akan bercerai? Apakah aku ini hanya pelarian Mas Oon saja? Mas tega sama aku! Aku pikir Mas benar-benar mencintai aku, ternyata setelah Mas berbaikan dengan dia!" tunjuk Soraya pada Shania, "Mas langsung merubah haluan kepadanya! Mas tega sama aku! Mas tega!!!" tangisnya, selayak pemain sinetron yang telah direncanakan dengan baik.

Oon tampak kebingungan, tapi dia sama sekali tidak merasa salah. Karena kedekatan mereka hanya sebatas nyaman, dan sama-sama membutuhkan teman.

"Soraya, dari awal Oon katakan, kita menikah karena permintaan Ibu. Bukan permintaan Oon. Kamu tahu sendiri kalau Oon sudah menikah dengan Shania, Oon mohon ... Jangan bersuara keras. Nanti terdengar orang-orang, kita malu Soraya."

Soraya yang awalnya dekat dengan Oon memang karena keinginan Mala, namun dia benar-benar menaruh rasa pada pria bertubuh subur itu.

"Dari awal aku bilang, Mas! Aku rela menjadi istri kedua. Bahkan aku siap untuk berbagi suami dengan Mba Shania, Mas Oon!" ungkapnya jujur.

Shania yang mendengar penuturan Soraya, memilih berdiri mendekati Oon, merangkul lengan pria itu seraya berkata, "Saya tidak sudi menjadi madu mu, karena Mas Oon is my husband!"

Soraya terdiam, dia menatap nanar kedua bola mata Shania, "Ooogh ... Jadi kamu sudah mengakui bahwa Mas Oon suami mu? Bagaimana dengan Ibu mertua kamu? Apakah dia menyukai kamu? Bahkan dia tidak ingin melihat kamu bersama anaknya. Lebih baik, kamu tinggalkan Mas Oon, karena semenjak dia menikah dengan kamu, hidupnya tidak ada perubahan. Bahkan kehidupannya berubah semenjak bersama saya!" tukasnya tajam.

Oon menggelengkan kepalanya, menatap kearah Shania dan Soraya secara bergantian, "Kalian berdua mengakui bahwa Oon suami kalian. Tapi tidak ada satu orangpun yang memahami bagaimana, Mas dalam menghadapi semua ini. Tolong tenanglah! Soraya, Mas sudah menegaskan pada kamu, bahwa kita hanya sebatas partner, pernikahan kita tidak resmi, hanya sirih. Kamu bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari Mas! Tolong, jangan buat pikiran Mas semakin bingung. Semua kebutuhan kuliah kamu, dan segalanya telah Mas penuhi. Jangan jadikan masa depan kamu sia-sia hanya karena paksaan Ibu Oon!"

Soraya kembali menangis, kali ini iya tidak dapat berkata-kata. Pernikahan yang ia kira akan indah, ternyata hanya sebatas mimpi. Akan tetapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengikuti semua ucapan Oon.

"Ba-ba-baik Mas. Aku permisi, ta-ta-tapi jika Mas tidak bahagia dengan wanita ini, Mas bisa kembali kepelukan aku!" ucapnya melirik kearah Shania, membuat wajah wanita itu merah padam menahan amarah.

Shania benar-benar berada di pilihan yang sulit. Ia harus menaklukkan hati Oon, agar hubungan suaminya dan gadis muda itu benar-benar berakhir, tanpa ada perselingkuhan dibelakangnya kemudian hari.

"Apa yang harus aku lakukan ...? Bagaimana jika aku mengadakan jumpa pers, dan mengatakan pada publik bahwa Mas Oon adalah suami ku ...? Suami Shania Junianatha ...? Apa kata dunia ...!" gumamnya dalam hati.

Sejujurnya Shania hanya membutuhkan Oon untuk sebagai tameng dalam status pernikahannya kali ini. Sesuai nasehat Darmi yang selama ini menasehatinya sebagai seorang pengasuh. Belum ada perasaan, hanya karena takut dengan kemiskinan.

Mereka berpisah ... Semua belum ada jawaban yang berarti. Soraya kembali pada statusnya menjadi janda perawan yang tidak banyak diketahui orang lain, selain team management perusahaan tempat ia meniti karir.

.

Sementara di sisi lain, Shania kini tengah berada dalam dekapan Oon, yang masih berada dalam keraguan menerima suami sahnya.

Oon yang baru pertama kali merasakan kehangatan, dan keindahan tidur bersama dengan istri sahnya, seperti enggan memejamkan kedua bola mata karena ada perasaan yang berbeda.

"Benarkah Shania sudah tidak suci lagi ...?"

Hanya kalimat itu yang ada dalam benaknya, namun sulit bagi Oon untuk membuktikannya, karena belum ada keberanian untuk melakukan hal itu.

Ditambah, teror dari Mala yang membuat Oon sulit untuk meyakinkan dirinya, bahwa Shania benar-benar telah berubah mencintainya sepenuh hati tanpa ada perasaan seperti beberapa waktu lalu.

Kekerasan dalam rumah tangga saat pertama kali menikah, masih menorehkan rasa trauma bagi Oon. Namun, perlahan ia tepis demi menyelamatkan rumah tangganya dengan Shania Junianatha.

"Shan ..."

"Ya Mas ..."

"Benarkah kamu mencintai aku, seperti yang kamu katakan minggu lalu?"

Shania terdiam, wajahnya terasa panas, karena semua yang ia ungkapkan masih banyak kepalsuan dalam perasaannya.

"I-i-iya dong Mas, memangnya kenapa?"

"Bisakah kamu mengatakan bahwa Oon adalah suami kamu, seperti yang kamu katakan pada Soraya waktu itu, kepada media? Sebelum kita melakukan lebih jauh, untuk meyakinkan perasaan Mas, yang tidak pernah main-main dengan hubungan pernikahan kita saat ini!"

Shania terdiam, ingin sekali ia melepaskan tangan Oon dari tubuhnya, namun lagi-lagi dirinya berada dalam pilihan yang sulit ...

"Mengakui atau tidak pada media ..."

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

jadi bingung sama Shania giliran si oon nikah LG cemburu, giliran suruh mengakui oon sebagai suami gengsi nya setengah mati hadooh

2022-12-26

1

'' d i N a''

'' d i N a''

Oon sikap Dengan anak sama ya.. Gak ada bedanya..
Apa yang di harapkan dari sania Goblok.

2022-10-30

1

Chay-in27

Chay-in27

Shania maunya apa sih Thor! mau apa enggak sama Oon? 😤🙄😳

2022-10-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!