Enggak mungkin

Shania terdiam. Wajahnya menekuk malu. Kali ini ia tidak sanggup untuk berkata-kata karena perasaan malu yang teramat sangat. Akan tetapi, sesungguhnya Shania sendiri tidak mengetahui apa yang telah ia lakukan dengan Rizal kala itu.

Shania kembali teringat kejadian siang itu ...

BRAAAK ...!

Pintu kamar hotel terbuka lebar, tentu dengan bantuan pihak manajemen hotel yang bekerja sama dengan pihak Tante Lala, yang sengaja menggerebek suaminya dan Shania.

Entah itu disengaja atau tidak, namun saat itu mereka hampir saja melakukan hal yang tidak sepantasnya mereka lakukan.

"Aaaagh!" teriak Shania menutup bagian atas tubuhnya yang terbuka lebar ...

Sementara Rizal terjerembab ke lantai kamar, karena keterkejutan nya saat melihat pihak luar, menerobos masuk kedalam kamar mereka.

Security mendekati Rizal, membantu pria itu untuk berdiri ... "Bisa tunjukkan identitas Anda, Tuan?"

Rizal terdiam seketika, dengan wajah ketakutan, kepala berdenyut-denyut, karena digrebek dalam kondisi hampir menikmati keindahan surga dunia yang hampir ia dapatkan dari artis kondang tersebut.

Rizal mengambil dompetnya yang ia letakkan diatas nakas dan ternyata telah memberikan identitas asli dengan tangan bergetar.

Shania justru tengah bersusah payah mencari perlindungan, menutupi wajahnya, dari beberapa pasang mata yang mendokumentasikan kejadian tersebut.

Security melihat identitas Rizal, menatap bolak balik kartu berwarna biru tersebut, "Apakah wanita itu istri Anda, Tuan?"

Rizal menggeleng lalu mengangguk, kemudian menggeleng lagi ...

"Hmm ... Tapi kenapa status Anda disini menikah?"

Shania yang mendengar penuturan security membelalakkan kedua bola matanya ... "Menikah!?"

Sementara Lala langsung menerobos masuk kedalam kamar, dan menggapai rambut Shania yang panjang langsung menariknya dengan sangat keras.

"Dasar artis murahan! Suami orang kau tiduri jallang! Kenapa hah? Kenapa kau malah tidur dengan suami ku? Apakah suami mu yang bodoh itu tidak bisa memberikan kepuasan batin padamu hmm!?" seretnya pada tubuh Shania yang sudah terjerembab dilantai kamar hotel.

Beberapa petugas hotel, langsung melerai dua wanita tersebut, dan langsung mengamankan Shania masuk kedalam kamar mandi, dengan membawa pakaian milik wanita itu. Sementara Lala ditarik oleh Rizal, untuk segera meninggalkan kamar hotel tersebut, karena tidak ingin membuat keributan di sana.

Lala memberontak, dia berteriak keras dan lantang, "Lepaskan aku! Aku akan memberi pelajaran pada wanita jallang itu! Kau sudah tidur dengannya, nanti kau pulang, dan membawa penyakit ke rumah kita! Aku minta cerai!!!"

Namun Rizal tidak mengindahkan semua ucapan Lala, ia langsung membawa wanita itu meninggalkan kamar, dan langsung di cegat oleh pihak berwajib, karena Lala telah melaporkan kejadian itu terlebih dahulu.

Sungguh tragis hidup Shania. Karma terbayar kontan, karena sikapnya terhadap sang suami.

Namun, sampai saat ini ... Shania masih belum sadar dan bisa menerima bahwa Oon lah suami terbaiknya.

Shania menghentikan makan malamnya, karena tidak ingin berdebat ataupun mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat menyakitkan baginya ...

Saat Shania akan beranjak dari meja makan, Oon menyela sikap sang istri yang akan meninggalkannya ...

"Kenapa? Apakah ada yang salah dari ucapan ku? Bukankah kamu telah melakukan hal itu dengan pria yang jelas-jelas bukan suami mu? Apa kamu tidak berpikir panjang, bahwa aib ini akan dibawa sampai kamu mati? Kenapa kamu tidak memikirkan perasaan keluarga mu, perasaan manajemen mu, serta perasaan Oon suami mu!?"

Shania mendelik tajam, menatap nanar kearah Oon, menyunggingkan senyumannya, dengan berkata ...

"Bukan urusan mu, pria bodoh!"

Shania beranjak dari ruang makan, meninggalkan Oon yang tersenyum dan mengusap keningnya yang masih terasa sangat sakit ...

"Ooogh ... Apakah aku harus melepaskan wanita itu? Kenapa dia tidak pernah sadar ...? Oogh Tuhan, lebih baik Oon menikah dengan patung Monalisa daripada menikah dengan wanita angkuh sepertinya ..." geramnya, meremas kuat tisu yang terletak diatas meja makan.

Pelayan yang mendengar kejadian tersebut menghampiri Oon karena merasa kasihan pada majikannya.

"Mas ... Apa Mas Oon enggak apa-apa? Apa perlu saya mengatakan siapa diri Mas sebenarnya? Saya enggak tega melihat dan mendengar ucapan Mba Shania. Itu sangat menyakitkan bagi seorang suami, Mas ..." bisiknya pelan.

Oon menggelengkan kepalanya, hanya bisa menunduk malu karena telah diperlakukan kasar oleh seorang istri dihadapan pelayan.

"Tidak usah Bi. Biarkan saja Shania tenang dulu, yang penting rawat dia untuk Oon. Oon percaya, bahwa Shania baik-baik saja. Dia masih belum bisa menerima kenyataan, bahwa telah menikah dengan saya," ucapnya lembut.

Pelayan yang biasa disapa Darmi itu menautkan kedua alisnya, hanya bisa mendengus dingin sambil bertanya ...

"Memangnya kenapa dengan Mas Oon? Enggak tampan, begitu? Bukankah wanita cantik itu sangat menyukai pria hitam manis? Karena memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Contohnya saja Mba Krisda dan Raul ... Apakah mereka putih? Mba Shania itu hanya terpesona pada pria bertubuh sispack, perut kotak-kotak, dan tampan seperti Mas Beny yang sangat aneh menurut saya," celoteh wanita paruh baya itu.

Oon tersenyum tipis, "Kalau Beny enggak usah dibahas Bi, dia memang tidak menyukai wanita cantik. Beny lebih menyukai gadis desa, dan tanpa make-up. Natural, lebih menarik katanya jika foto shoot. Sangat berbeda dengan saya," tawanya terbahak-bahak.

Darmi yang mendengar penuturan Oon juga ikut tertawa, karena merasa senang bisa menghibur sang majikan yang ternyata benar-benar tidak tersinggung dengan caci maki Shania.

Sangat berbeda dengan Shania, ia justru semakin membenci Oon, yang menurutnya hanya menjadi seorang pelayan di apartemen tersebut ...

Berkali-kali Shania mendongkol dalam hati, "Semoga saja ... Pemilik apartemen ini kembali ke sini, dan memecat pria buncit, jelek dan bodoh itu! Besok pagi aku akan menanyakan pada pelayan, apa pekerjaan pria bodoh itu disini. Buat malu saja!" sesalnya.

Setelah lama dengan pemikiran masing-masing, di ruangan yang berbeda, walau didalam apartemen yang sama, mereka terlelap masuk kedalam mimpi yang indah ...

.

Pagi menjelang, matahari bersinar terang, menyinari apartemen yang sejak pagi sudah tampak aktivitas pagi seperti biasa.

Oon sudah mulai melakukan olahraga kecil, untuk mengecilkan perutnya, dengan memulai kegiatan awal treadmill sesuai arahan pelatih tempat Beny melakukan fitness jika waktu senggang.

Akan tetapi, saat semua penghuni tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, lift apartemen terbuka lebar ...

Mata Oon tertuju pada sosok Mala yang berdiri berkacak pinggang, bak model yang akan berjalan menghampiri putra kesayangannya ...

Mala melangkah dengan sangat santai, sambil berkata dengan suara lantang, tanpa menghiraukan Shania yang akan keluar kamar, namun menutup pintu kamar, agar tidak terlihat oleh wanita paruh baya tersebut, yang merupakan mertuanya ...

"Hmm disini rupanya kamu, Nak? Pantas saja Ibu tidak menemukan keberadaan kamu dikediaman Keluarga besan laknat itu! Bagaimana, apa kamu sudah menceraikannya hmm!?"

Oon menghela nafas berat, seketika ia meraih handuk kecil, dan mengalungkan dilehernya, melirik kearah kamar yang tampak terbuka sedikit, dan membawa Mala agak menjauh dari ruang keluarga apartemennya.

"Bisa kita bicara baik-baik, Bu ..."

Mala justru menolak rangkulan tangan putra kesayangannya, kembali mengeluarkan suara keras ...

"Tidak bisa! Kamu harus menceraikan istri yang tidak tahu berterima kasih itu, Oon! Apa dia tidak tahu, ginjal siapa yang selalu ia bawa! Itu ginjal kamu, dan sekarang dia sudah tidak mengharapkan mu sebagai suami! Dia berselingkuh Oon, dia tidur dengan laki-laki lain! Apa kamu mau memiliki istri seorang pelakor!? Ibu tidak sudi, Ibu harap kamu segera menceraikan wanita jallang itu!!!" teriak Mala berapi-api.

Shania yang mendengar pernyataan Mala, menyentuh bagian sayatan yang masih membekas dibagian pinggul sebelah kiri, langsung terduduk dilantai kamar dengan tubuh bergetar hebat ...

"Enggak ... Enggak mungkin! Ini enggak mungkin terjadi ... TIDAK!!!"

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

baru tau kamu Shania begitu besar perjuangan oon untuk kamu dari sejak kecil

2022-12-26

2

moms 3 anak

moms 3 anak

balikin aza ginjalnya bruu loe bebas dg rasabersalah yg kn kau bawa sampai mati

2022-10-26

1

G-Dragon

G-Dragon

bayar tuh ginjal oon, karena kalau enggak kamu bayar, kamu di tuntut oleh ibunya oon 🤭😂😡

2022-10-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!