Ekspresi Ratu bingung karena tidak ada yang mencurigainya, hal mustahil dirinya bisa aman dari penyelidikan jika tidak seseorang yang coba menutupinya.
Perhatian Ratu terarah kepada Rain yang nampak sangat tenang dan tidak begitu ikut campur dengan kesibukan orang-orang dari luar perusahaan.
"Tuan Rain, apa tidak ada yang bisa Ratu kerjakan?" tanya Ratu penasaran menunggu perintah.
"Diam saja di situ daripada kamu pingsan." Rain bisa tahu dari wajah Ratu jika tubuhnya tidak sehat.
"Kenapa dengan lelaki satu ini, dia tidak bertanya atau menyindir. Pasti dia mulai mencurigai aku, tapi kenapa ekspresinya sangat tenang," batin Ratu yang tidak bisa memahami pikiran Rain sama sekali.
Pintu ruangan Ran terbuka, jantung Ratu berdegup kencang saat Krisna melangkah masuk menemui Rain.
"Kenapa kamu di sini, seharusnya memeriksa orang yang kemungkinan penyusup?" Krisna menatap wajah dingin Rain.
"Minta pengawal kamu keluar karena aku tidak ingin apapun di dengar oleh orang lain, kecuali di ruangan kamu. Ruangan ini kuasa aku." Nada bicara Rain dingin menatap Miko yang langsung keluar setelah Krisna memberikan perintah.
"Kenapa kamu terlihat marah, aku hanya mengikuti saran Papa." Krisna duduk di samping Ratu menatap wajah Rain.
Kepala Rain mengangguk, dia tidak punya hak untuk kecewa jika Krisna melakukan sesuatu bahkan tanpa sepengetahuannya, Krisna yang memimpin seharusnya bawahan tunduk.
"Maaf jika cara aku salah, tapi ...."
"Kenapa kamu tidak menyelidiki aku, bukannya aku orang terdekat kamu, lakukan saja Krisna agar hati kamu jauh lebih tenang." Rain fokus kembali ke arah komputernya menyelesaikan pekerjaannya.
Senyuman kecil Ratu terlihat, dia kagum dengan cara berpikir Rain. Meskipun dirinya berada di bawah Krisna seharusnya segala sesuatu ada pembahas, tapi jika tidak ada maka sudah semestinya dia juga diselidiki.
Krisna masih tertunduk, dia tidak bermaksud menyinggung perasaan adiknya, tapi dirinya hanya takut.
"Kamu pasti paham mengapa aku melakukan ini," ujar Krisna meminta Rain memahami dirinya.
"Aku diam karena aku paham Kak, Rain tahu betapa khawatirnya kamu. Masalahnya, Kak Krisna tahu siapa mereka, apa yang mereka periksa di kantor kita, bagaimana jika setelah ini ada penyusup sesungguhnya? Masalahnya bukan di kantor," ucap Rain menatap Ratu yang masih saja diam tidak berani bergerak.
Kedua tangan Krisna meremas rambutnya, Ratu menatap Krisna yang nampak binggung dengan mempercayai ucapan Rain atau papanya.
"Kenapa wanita ini ada di sini?"
"Maaf Tuan, saya permisi." Ratu langsung cepat berdiri.
Tubuh Ratu secara tiba-tiba sempoyongan karena kepalanya pusing, Rain cepat menangkap tubuhnya agar duduk di sofa karena sangat pucat.
"Ada hubungna apa kaliaan berdua, sejak kapan kamu begitu care kepada wanita?"
"Dia Ratu yang ditusuk saat menyelamatkan aku, dia memaksakan diri untuk bekerja padahal tubuhnya belum pulih." Rain membuka jas kerjanya menutupi tubuh Ratu.
"Bawa ke rumah sakit, atau aku minta Miko mengantarnya pulang." Krisna juga panik karena tidak tega melihat kondisi Ratu.
Mata Ratu terbuka, melihat wajah Krisna yang meminta Rain menghubungi dokter padahal mereka tidak saling mengenal.
"Pria ini tidak terlihat jahat, dia nampak begitu peduli tanpa membeda-bedakan kaya dan miskin. Aku bukan orang penting di perusahaan, tapi tidak dibedakan," batin Ratu semakin binggung karena Krisna dan Rain memiliki hati yang tulus, mustahil menyakiti adiknya.
Ketukan pintu terdengar, Miko langsung masuk. Rain berdiri dengan mimik wajah secara tiba-tiba berubah.
"Miko, wanita ini juga tertusuk karena melindungi Rain, bukan hanya aku yang diincar oleh orang jahat." Krisna meminta penjagaan ketat juga untu Rain.
"Aku tidak melihat wanita ini saat pemeriksaan, siapa dia?" Miko menarik tangan Ratu secara paksa agar berdiri.
"Kamu juga sepertinya belum memeriksa aku, bukannya berhati-hati jauh lebih baik. Jika aku diperiksa, apa perlu kita memeriksa seluruh atasan?" Rain memberikan usul membuat Miko mengerenyitkan keningnya.
"Lepaskan dia, kamu harus dirawat." Krisna melangkah keluar tidak mengizinkan adanya pengecekan ulang karena data sudah sesuai semua.
Miko keluar mantap tajam Rain, Krisna meminta Rain berhati-hati jika sedang bertugas.
"Aku tahu kamu sedang binggung, sama aku juga berada di posisi itu. Saat ini tidak ada yang dipercaya, tapi Krisna bukan orang jahat hanya saja dia tidak bisa memimpin masih terlalu ragu kepada dirinya sendiri." Rain menatap Ratu yang duduk kembali.
"Apa hubungna kaliaan berdua, maaf bukannya maksud Ratu ...."
"Orang asing, aku dan Krisna tidak ada hubungan darah. Kita hanya dua orang yang dibesarkan secara bersamaan." Rain meminta Ratu berdiri agar mereka ke rumah sakit.
"Terima kasih Tuan Rain, aku harap kamu memang orang baik." Ratu tersenyum tulus melihat Rain, jika memang Rain tidak terlibat maka Ratu pasti akan membalas budi.
Baru pertama kali dia bertemu pemuda yang tahu jika dirinya berbohong, tapi tetap diam, tidak bertanya apalagi menghakimi.
Rain orang paling tenang yang Ratu temukan, meskipun Ratu tahu jika Rain mencurigai dirinya.
"Bagaimana sikap Tuan Krisna, dia terlihat sangat kejam," ujar Ratu meminta pendapat Rain.
"Dia sangat baik, jika orang baik dia pasti baik, tapi ketakutan yang selalu berlebihan membuatnya ingin terlihat jahat. Kita orang biasa tidak akan tahu betapa sulitnya hidup yang dirasakan anak konglomerat." Rain sebenarnya kasihan kepada Krisna, tapi tidak ada yang bisa dirinya lakukan kecuali melindungi Kris.
Senyuman Ratu terlihat, ucapan Rain benar jika orang kaya tidak selamanya memiliki hidup bahagia, mereka memiliki tuntutan untuk terlihat berbeda dan dipaksa untuk menjadi yang terbaik tanpa memikirkan batas kemapuan.
Ratu rahu rasanya menjadi Putri dari keluarga kaya, memiliki segalanya , tapi tidak memiliki hati. Tanpa pandang bulu, bahkan anak istri juga bisa menjadi asing jika tidak memberikan keuntungan.
"Kenapa kamu diam?" Rain melihat perut ratu yang tidak mengeluarkan darah lagi, wajahnya saja yang masih pucat.
"Kamu percaya tidak jika harta dan kekuasaan bisa membawa kamu menjadi seseorang yang takut kematian?"
Rain hanya diam, mendengarkan Ratu yang bicara nampak beda, bukan gadis cupu namun wanita bergelar dan pemimpin yang bijaksana.
"Apa kamu takut mati?"
Kepala Ratu menggeleng, dirinya sudah berada di puncak hanya satu kesalahan dirinya tidak bisa turun lagi. Langkah yang diambil selalu jauh sehingga bertahan menjadi pilihan.
"Jika kamu ada di puncak, di sana kamu dihormati dan berkuasa, apa ada kemungkinan kamu pilih turun atau bertahan di atas?" Ratu menatap tajam Rain yang nampak berpikir.
"Tergantung ... Berada di puncak juga belum tentu aman karena ada angin kencang yang bisa mengguncang, jika turun menjadi akhir maka melepaskan juga bukan hal yang salah. Bukan soal bertahan hidup, tapi itu pilihan. Jika kamu takut ketinggian kenapa naik, apa kamu pikirkan akan jatuh?" rain tertawa kecil melihat ekspresi wajah Ratu yang nampak berubah.
***
follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sharon
Cocok… rain harus nya raja aja nama nya
2023-04-21
0
weny
pasangan yg cocok
2022-11-26
0
Nur Sholihah
hmmm penasaran Ama penjahatnya pasti orang terdekat putri
2022-11-26
0