Suara tawa Lilis terdengar menggema saat mendengar cerita Ratu karyawan perusahaan yang tidak bisa dijadikan teman.
"Apa ini menyenangkan bagi kamu?"
"Bukan seperti itu Nona hanya saja ini bukan dunia kamu yang bisa diperintah dan caci maki." Lilis menutup mulutnya agar berhenti tertawa.
Laptop Ratu dihidupkan dia berhasil menyadap pembicaraan antara papanya Krisna dan mereka memang membahas soal kejadian di hotel.
"Kenapa aneh sekali Nona? Rasanya Krisna tidak tahu apapun soal malam itu, tapi keluarga Petro nampak panik." Kening Lilis geleng-geleng ada banyak hal aneh.
"Kamu benar, Krisna seperti tidak memiliki dosa, aku akan membuat otaknya ingat apa yang telah dia lakukan." Ratu menatap sinis melihat profit saham.
Senyuman Ratu terlihat menyebarkan virus agar karyawan kewalahan untuk menyelamatkan file yang ada tersimpan di dam laptop dan komputer.
Ratu berjalan ke atas tempat tidurnya memejamkan mata, dia bisa tidur nyenyak karena keesokan harinya akan ada kehebohan karena banyak file yang hilang.
"Selamat malam Nona, selamat beristirahat." Lilis melangkah pergi meninggalkan Ratu.
Mata Ratu terbuka kembali, berjalan ke arah luar mengemudi mobilnya untuk pergi menjenguk adiknya.
Penjagaan di ruangan Elisha tidak terjaga sama sekali karena sudah larut malam. Ratu membuka pintu perlahan berjalan ke arah ranjang.
"Elisha, di mana kamu?" Ratu menatap ruangan yang lampunya redup, sedangkan Elisha tida ada di atas ranjang.
Suara menangis terdengar, Ratu menghidupkan lampu melihat Elisha yang duduk bersembunyi di dalam lemari kecil.
"Apa yang kamu lakukan? Pegang tangan kak Ratu." Tangan Ratu terulur meminta adiknya untuk tenang.
Kepala Elisha menggeleng, dia memohon kepada Ratu untuk tidak menyentuhnya. Elisha bahkan sampai bersujud agar melepaskannya.
Dada Ratu terasa sesak, melihat adiknya sampai sujud di kakinya agar dilepaskan. Ratu hanya bisa tertawa merasa betapa hancurnya hidup adiknya, tapi para pelaku bersenang-senang.
"Elisha, tatap mata Kak Ratu.Katakan siapa saja pelakunya. Aku akan membuatnya menggila. Katakan dengan jelas siapa?" Ratu memegang wajah Elisha yang tatapannya kosong.
Tidak ada harapan bagi Ratu untuk mendapatkan informasi dari Elisha, dia bahkan tidak mengenali siapapun lagi.
Kamu istirahat sekarang, jangan banyak pikiran.Tidur," ucap Ratu dengan perasaan sedih.
Elisha berjalan pincang merasakan tubuhnya masih sakit semua dan memperlihatkan luka padahal Ratu tidak melihat luka apapun.
"Kak Ratu pergi dulu ya? Kamu tenang saja mereka juga akan hancur." Ratu meredupkan kembali lampu bersiap untuk keluar.
"Ada tato kupu-kupu di pundaknya, merek beramai-ramai membuka baju aku." Kedua tangan Elisha meremas rambutnya dengan perasaan hancur.
"Tato kupu-kupu?"
Elisha menggambar kupu-kupu, Ratu langsung memotretnya untuk memastikan apa yaang Elisha katakan mungkin petunjuk.
"Tenanglah adikku, kakak pastikan mereka membayar mahal." Kecupan Ratu lembut di kening Elisha yang sudah memejamkan matanya sambil mengigau.
Ratu keluar dari ruangan Elisha secara diam-diam, ada beberapa penjaga yang berpatroli, tapi tidak melihat keberadaan Ratu.
Senyuman sinis ratu terlihat, langsung menyelidiki tempat pembuatan tato kupu-kupu.
Tanpa membutuhkan bantuan siapapun, Ratu langsung menemukan alamat yang paling memungkinkan. Lokasi tempat tato terkenal elit dan pastinya menjadi tepat orang kaya berdatangan.
Penampilan Ratu membuat beberapa orang tersenyum menggoda, Ratu menunjukkan gambar yang ada di ponselnya, tapi sudah dia modifikasi.
"Siapa yang pernah membuat tato kurang lebih seperti ini?"
"Saya tidak bisa membocorkan informasi pelanggan." Pemilik tempat meminta Ratu segera pergi.
Tawa Ratu terdengar, tiga orang langsung tergeletak tanpa dia melakukan apapun, Lilis berjalan santai berdiri di samping Ratu.
"Jika kamu tidak memberikan informasi tempat ini menjadi kuburan kalian!"
Akhirnya apa yang Ratu inginkan diberikan, beberapa orang yang kemungkinan menggunakan tato kupu-kupu. Ratu memperhatikan siapa saja yang kemungkinan besar terlibat.
"Siapa pria ini?"
"Dia Putra tunggal pemilik rumah sakit, dan ...."
"Stop! selidiki dia Lis, di mana keberadaan dia saat kejadian." Suara Ratu memberikan ancaman terdengar, jika sampai kedatangannya bocor nyawa keluarga juga taruhannya.
Semua orang yang melihat Ratu keluar hanya bisa menundukkan kepalanya, memilih tidak melihat wajah Ratu.
Mobil Ratu meninggalkan lokasi, dia tersenyum puas akhirnya bisa menemukan satu petunjuk untuk mencari orang-orang yang terlibat.
"Kamu cepat sekali datangnya Lis?"
"Harus bagaimana lagi, jika aku telat kepala aku bisa dipenggal." Jantung Lilis juga belum stabil karena sedang tidur harus lari-larian.
Senyuman Ratu terlihat, meminta Lilis segera menemukan keberadaan pemuda bertato kupu-kupu saat kejadian Elisha.
Sesampainya di hotel, Ratu berjalan penuh keangkuhan. Langsung masuk kamar untuk berendam dan beristirahat.
"Nona Ratu, dia berada di hotel yang sama. Apa yang Nona inginkan?"
"Di mana tempatnya tinggal?" Ratu bermain air yang ada di dalam bathtub tempatnya berendam.
Lilis menyebutkan alamat, Ratu melihat jam di ponselnya. Dia memiliki waktu untuk berendam sejenak sebelum merobek mulut.
Mata Ratu terpejam, Lilis binggung cara membangunkannya karena terlihat sekali wajah Ratu yang kelelahan.
"Nona Ratu sebaiknya tidur di atas ranjang, saya akan pergi membereskan pria bertato kupu-kupu." Lilis tersenyum langsung berjalan keluar dari kamar Ratu, membawa senjata.
Suara alarm berbunyi mengejutkan Ratu yang sedang asik tidur, dia menatap layar ponselnya yang sudah menunjukkan waktunya bekerja.
"Sialan, aku kesiangan." Ratu bergegas membuka bajunya, mencari pakaian ganti mengacak-acak rambutnya.
Sepanjang jalan Ratu mengumpat kasar menyalahkan Lilis yang tidak membangunkannya, tamat sudah riwayat Ratu di kantor.
Sesampainya di kantor terlihat sepi, Ratu langsung menuju lantai tempat bekerja. Saat tiba, senyuman Ratu terlihat karena seluruh staf berlarian karena ada virus di komputer masing-masing.
Tidak ada yang menghiraukan Ratu karena sibuk dengan aktivitas masing-masing, Ratu duduk santai menyaksikan kerusuhan.
"Ratu, cepat berikan berkas ini kepada tuan Rain,"
Senyuman Ratu terlihat, berjalan ke ruangan Rain. Ada Krisna juga di sana dengan wajah cemasnya. Rain masih terlihat santai mengotak-atik komputernya.
"Bagaimana Rain?"
"Permisi Tuan, ini berkas yang diinginkan." Kepala Ratu tertunduk, sambil tersenyum di dalam hatinya.
Kedua tangan Krisna bertepuk tangan, menggoyangkan tubuh Rain memberikan dua jempolnya karena Rain berhasil menyingkirkan virus sehingga data perusahaan bisa dikembalikan seperti semula.
Tangan Ratu langsung tergempal kuat, menatap wajah Rain yang ternyata jantung perusahaan. Tidak ada gunanya Krisna tanpa keberadaan Rain.
"Siapa yang berani menyerang perusahaan kita? kurang ajar sekali." Pukulan kuat menghantam meja terdengar.
Rain menerima panggilan, wajahnya menunjukkan keterkejutan, tapi mimik wajahnya masih terlihat stabil.
"Aku tidak boleh menganggap remeh pria satu ini, dia cukup cerdik," batin Ratu dengan perasaan emosi.
"Tuan Kris, anak pimpinan rumah sakit Yosep mengalami kecelakaan dan dalam keadaan koma di rumah sakit." Rain menatap Ratu yang berani melihat matanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Oi Min
mngkin bner klo Krisna g ada hubungannya dg para pelaku perundungan Elisha
2023-09-01
0
Sri Astuti
wah lsg dibikin koma? kan mlh ga ngerasain sakit tuh
2023-08-05
0
Narsi Laras
udh aku vote Mak othor lanjoootttt
2022-11-22
0