Saat bangun Rain dikejutkan oleh pemberitaan Krisna, tidak menunggu waktu lama. Rain mengambil alih komputernya langsung melihat nama Krisna berada di nomor satu pusat pencarian.
Tanpa menunggu instruksi dari siapapun, Rain yang baru bangun tidur langsung sadar sepenuhnya, apapun yang menyangkut Krisna, pasti dirinya yang disalahkan.
Sejak kecil ahli komputer, bukan hal yang sulit Rain menyingkir akun-akun sampah yang membuat suasana semakin panas.
"Bangun tidur seharusnya disambut dengan minuman hangat, tapi ini dipenuhi ocehan pedas. Apa untungnya mengomentari hidup orang lain yang bahkan tidak dikenali?" Rain tersenyum tipis karena satu-persatu akun terhapus dan pastinya tidak akan mungkin bisa diakses lagi.
Di tempat yang berbeda, Ratu terpesona dengan kehebatan tangan kanan Krisna yang bisa dengan cepat menyingkirkan berita panas soal Krisna bersama banyak wanita malam.
"Ra, aku rasa yang melakukan ini pasti Rain?"
Senyuman Ratu terlihat, dia semakin menyukai banyaknya teka-teki yang jauh lebih menantang daripada pekerjaan lamanya.
Lawan sebenarnya bukan para penjahat, tapi para penguasa yang bisa melakukan segalanya dengan uang.
"Cari tahu siapa Rain, mungkin dia juga terlibat dengan Elisha. Jika Krisna saja aman di dalam lindungan dia, apalagi kasus Elisha yang jika tersebar maka merusak nama baik keluarga." Ratu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena dia harus segera pergi bekerja.
Di depan cermin, Ratu geleng-geleng kepala menatap penampilannya yang tidak seperti dirinya.
"Aku cantik juga berpenampilan seperti gembel." Ratu mengibaskan rambutnya berjalan ke parkiran untuk segera bekerja.
"Ratu, kamu tidak perlu menggunakan mobil karena jarak kantor bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Lagian kamu bukan Ratu Felisha yang memiliki segalanya, tapi hanya Ratu biasa." Lilis menahan tawa mengingat bos-nya untuk tahu diri jika dirinya sedang menyamar dan meyembunyikan identitasnya.
Tatapan mata Ratu sinis, menatap kendaraan tua yang diberikan oleh Lilis. Dia sepertinya sangat bahagia melihat Ratu berada di kelas bawah.
"Hati-hati Nona Ratu," pinta Lilis yang menunjukkan ke arah mobil biasa.
"Diamlah, aku bisa saja memenggal kepala kamu." Ratu langsung masuk mobil, menutup kuat pintu yang langsung lepas.
Lilis yang melihatnya hanya bisa tercengang karena tidak bisa dirinya bayangkan betapa kuatnya tenaga Ratu menutup pintu, sehingga sampai terlepas.
"Kenapa pintunya lepas?" Ratu keluar lagi mengangkat pintu untuk ditutup kembali.
Wajah Ratu polos melihat ke arah Lilis yang masih tercengang, dia membeli mobil tua demi penyamaran, tapi siapa menyangka jika dirinya ditipu dengan mendapatkan mobil tidak layak pakai.
"Apa ini Lilis?"
"Maafkan saya Nona, secepatnya saya akan memenggal kepala orang yang menjual mobil ini," jawab Lilis penuh penyesalan karena sudah melakukan kesalahan.
"Aku akan memenggal kepala kamu terlihat dahulu. Sialan!" Ratu membuang pintu, menendang kuat membuat mobil bergetar.
Beberapa orang yang lewat hanya tertawa kecil, di parkiran berisikan mobil mewah berbeda dengan milik Ratu.
"Gaya selangit ekonomi sulit." Seorang wanita menyindir Ratu yang mengusap dada.
"Aku bisa terlambat." Ratu berlari kencang ke meninggalkan parkiran, tidak mendengar apa yang Lilis katakan.
Sekencang mungkin Ratu berlari sampai rambutnya berantakan dan penampilan semakin kampungan.
Ratu berteriak sambil menutup telinganya saat mobil mewah mengerem, hampir saja dirinya mati tertabrak karena menyebrang jalan menuju tanpa lihat kanan kiri.
"Maafkan saya tuan." Ratu membungkukkan badannya saat tahu mobil yang lewat ternyata Rain.
Cepat Ratu berjalan masuk ke kantor, beberapa orang meliriknya sinis. Secara tiba-tiba seorang wanita menyenggol pundak Ratu sampai tasnya jatuh.
"Kenapa penampilan dia begitu berantakan?" pintu langsung di tutup.
"Tunggu." Ratu menekan lift yang sudah tertutup membuatnya semakin stres.
Ratu melihat bayangan Rain berjalan di belakangnya, berdiri di depan lift khusus atasan. Ratu hanya diam saja merapikan rambutnya yang sudah kusut karena lari-larian.
"Lewat jalur sini." Suara Rain terdengar meminta Ratu masuk bersamanya agar tidak semakin terlambat.
"Terima kasih Tuan Rain." Ratu berdiri di depan Rain yang masih fokus di depan tabletnya.
"Jika sudah tahu telat maka jangan buru-buru, jika kamu kecelakaan bukan hanya kamu yang rugi, tapi orang lain juga. Kesialan kamu bisa melibatkan orang lain. Aku tidak tahu kenapa karyawan ceroboh dan tidak bisa tepat waktu bisa bekerja di perusahaan ini." Rain berjalan keluar setelah pintu terbuka.
"Itu penghinaan atau nasihat, rasanya sakit sekali." Ratu menatap sinis punggung Rain.
Kacamata Ratu dibenarkan, dia juga tidak suka bekerja di perusahaan yang membuat kepalanya pusing apalagi harus pergi tepat waktu. Ratu yang sangat dihormati, tapi di perusahaan dirinya harus menundukkan kepala.
Di ruangan kerjanya, Ratu menerima pesan dari Lilis jika Rain hanya anak yatim piatu. Tidak ada hal yang spesial dari Rain.
"Ratu, kamu dipanggil ke ruangan direktur. Kenapa namanya Ratu padahal penampilan mirip pembantu." Kesal atasan Ratu yang lelah memanggil.
"Ad apa Bu, tugas yang kemarin sudah saya kerjakan semua," ucap Ratu karena dia tidak ingin bertemu Rain.
"Memangnya kamu siapa yang bisa menolak pekerjaan, aku atasan kamu?" kepala Ratu didorong, kerah bajunya ditarik.
Ratu ditugaskan untuk membantu Rain dalam pekerjaan, dalam hati Ratu ingin mematahkan leher atasannya yang kurang ajar kepadanya.
"Cepat ke ruangan Pak Rain!"
"Baik Bu. Tunggu saja aku balas kamu," gumam Ratu pelan langsung keluar ruangan menemui Rain.
Berada di ruangan Rain, bukan hanya ruangan, pemilik ruang yang dingin, hati Ratu juga beku karena pekerjaannya pasti semakin bertambah banyak.
"Rapikan berkas itu, diantara yang lain kamu cukup cerdas. Bantu aku untuk mengecek detail proyek yang sedang di bangun. Kita pergi ke lapangan." Rain tidak menatap Ratu sama sekali hanya memberikan berkas yang tidak Ratu pahami.
"Pujian yang berakhir petaka, jika orang cerdas memiliki banyak pekerjaan maka Ratu memilih menjadi orang bodoh sehingga tidak harus dimanfaatkan untuk kerja lembur bagai kuda, tapi atasan yang kaya," batin Ratu mengoceh di dalam pikiran yang sangat kesal harus terlibat dengan Rain.
Namun dirinya tidak memiliki pilihan, bekerja di samping Rain jauh lebih baik sehingga ada peluang dirinya tahu siapa Rain.
"Apa kamu akan terus melamun?" Rain berjalan lebih dulu meninggal Ratu yang langsung membawa berkas untuk mengikuti Rain.
Di perjalanan Ratu merasa ada yang aneh, mobil yang dikendarai Rain diikuti oleh beberapa mobil yang tidak dikenali.
"Tuan, apa mobil di belakang mengikuti kita?" Ratu menatap ke belakang.
Rain melihat ke kaca spion, menghentikan mobil. Dua mobil melaju cepat melewati Rain yang sudah menepi.
Senyuman sinis Ratu terlihat, dia sangat yakin ada orang yang sedang mengintai keberadaan Ratu atau mungkin Rain.
.***
follow Ig Vhiaazaira
jangan lupa follow dan ikuti give away berhadiah di Ig yang akan dishare beberapa hari lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Melisa Author
Dia yang ngancurin, dia yang belagak oplos. sakit perrutku tertawa thor! 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-08-04
0
Melisa Author
seberapa kuat kekuatan ratu hingga bisa meruntuhkan sebuah pintu mobil?🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hebat Ratu!!!🤣🤣🤣
2023-08-04
0
Suky Anjalina
sumpah penasaran bagaimana sama rain
2022-11-15
0